• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Revitalisasi Sarana dan Prasarana Perkotaan. Program

10) Program Pembinaan dan Konservasi Arsitektur Bangunan

Tradisional dan Bersejarah. Program ini masih terkait dengan kelanjutan pembangunan Masjid Agung Parepare yang secara fisik telah selesai, namun masih tersisa anggaran pemeliharaan 5 %.

11) Program Sarana dan Prasarana Keciptakaryaan. Kegiatannya

adalah pembangunan pagar Kebun Raya Jompie (lanjutan tahun 2012) yang masih tersisa biaya pemeliharaan sebesar 5 %.

12) Program Revitalisasi Sarana dan Prasarana Perkotaan. Program

diperuntukkan peningkatan sarana dan prasarana perkotaan, disamping berfungsi sebagai accesories kota, juga sebagai sarana untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan kehidupan sosial, ekonomi, kenyamanan dan lain sebagainya. Program ini meliputi beberapa kegiatan yaitu :

(a) Revitalisasi Lapangan Andi Makkasau dalam bentuk pembangunan pagar, panggung upacara dengan luasan pekerjaan 430,27 M2 (b) Pembangunan Patung Cinta Ainun Habibie, dimana untuk tahap I

ini masih berupa landasan patung.

(c) Pembangunan Parepare Beach City dengan pekerjaan pembuatan 6 unit food court.

(d) Pembangunan Taman Patung Selamat Datang 1 buah.

3.1.4. Hasil Evaluasi Kinerja

Hasil rekapitulasi nilai capaian kinerja masing-masing kegiatan diukur dari rencana dan realisasi fisik dapat digambarkan sebagai berikut :

No Capaian Kegiatan Kinerja Predikat/Kategori Kinerja Jumlah Kegiatan 1. > 85 Sangat berhasil 76 2. 70 - < 85 Berhasil 3 3. 55 - < 70 Cukup Berhasil 2 4. < 55 Kurang Berhasil 5 Jumlah Kegiatan 86

Hasil Rekapitulasi Nilai capaian kinerja masing – masing program sebagai berikut :

No Capaian Kinerja Program Predikat/Kategori Kinerja Jumlah Program 1. > 85 Sangat Berhasil 14 2. 70 - < 85 Berhasil 1 3. 55 - < 70 Cukup Berhasil 2 4. < 55 Kurang Berhasil 0 Jumlah Program 17

3.2.ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA

3.2.1. Analisis Keberhasilan

Dari 86 kegiatan yang dianggarkan pada tahun 2014 termasuk didalamnya kegiatan lanjutan tahun sebelumnya sebanyak 22 kegiatan sesuai APBD Perubahan TA 2014, dimana 80 kegiatan realisasi fisiknya dilapangan telah mencapai 100%. Dan hanya 3 (tiga) kegiatan yang belum mencapai realisasi fisik 100 % yaitu :

a. Pembangunan Jalan Beton Mattirotasi; b. Revitalisasi Lapangan A. Makkasau, dan c. Sanitasi Lingkungan

Kemudian 3 (tiga) kegiatan yang tidak dilaksanakan pada tahun 2014 ini yaitu :

a. Penyediaan Jasa Jaminan Pemeliharaan Kesehatan PNS; b. Latihan Rutin Pemadam Kebakaran; dan

c. Pemeliharaan Rutin Jaringan Irigasi.

Selanjutanya dapat pula dijelaskan bahwa ada 3 (tiga) kegiatan lanjutan yang tidak diminta lagi oleh pihak rekanan yang tentu akan berdampak pada penyerapan anggaran yaitu :

a. Pembangunan Pagar Dinas PU (utang tahun 2011); b. Pembangunan/Rehab Duiker (utang tahun 2011); dan c. Pembangunan Drainase (utang tahun 2011).

Dari uraian tersebut dapat kami jelaskan bahwa hanya satu kegiatan yang realisasinya dibawa kategori capaian 85 %. yaitu Sanitasi Lingkungan. Sedangkan dari 17 Program yang dilaksanakan Dinas Pekerjaan Umum semuanya berada diatas 85 %.

Namun jika dilihat tingkat capaian kinerja berdasarkan table pengukuran kinerja, maka dapat disimpulkan bahwa secara persentase realisasi kinerja pelaksanaan kegiatan Dinas Pekerjaan Umum, yang dihitung

berdasarkan perbandingan antara target dengan realisasi, baik secara kuantitas/kualitas maupun keuangan telah mencapai angka 91,89 %. Dengan demikian kinerja termasuk dalam kategori “Sangat berhasil” sesuai dengan

nilai capaian kinerja fisik dan keuangan tersebut.

Faktor keberhasilan ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut : a. Pengawasan pelaksanaan kegiatan fisik telah diintensifkan, baik oleh

pengawas teknis, maupun pengawas fungsional dari Dinas Pekerjaan Umum, termasuk Kepala Dinas yang setiap saat turun lapangan.

b. PPK dan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan telah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik.

c. Koordinasi antara Penyedia barang/jasa, Pengawas Lapangan dan PPK telah berjalan dengan baik.

d. Pengelolaan administrasi kegiatan mengalami peningkatan sejalan dengan semakin meningkatnya Sumber Daya Manusia (SDM), baik secara kuantitas maupun secara kualitas yang telah menunjang seluruh kegiatan dinas.

e. Pihak eksternal pemerintah seperti LSM dan media massa juga telah berperan dalam pengawasan atas pelaksanaan kegiatan di lapangan.

3.2.2. Analisis Kelemahan

Namun demikian keberhasilan sebagaimana digambarkan diatas tentu tidak berjalan secara otomatis, tetapi masih banyak sisi kelemahan yang kami hadapi dan alami, baik yang bersifat teknis maupun non teknis antara lain :

a. Masih terdapat banyak kegiatan luncuran tahun 2013 dan tahun sebelumnya yang menyebabkan nilai nominal anggaran Dinas Pekerjaan Umum kelihatan cukup besar. Kondisi ini memberikan penilaian bahwa penerapan fungsi-fungsi APBD yaitu fungsi alokasi, distribusi dan stabilisasi belum berjalan sebagaimana diharapkan.

b. Masih terdapat beberapa kegiatan yang tidak dilaksankan sesuai jadwal waktu pelaksanaan, menyebabkan realisasi fisik tidak bisa mencapai 100% sampai akhir tahun anggaran.

c. Laporan realisasi dari pengelola kegiatan (PPK) tidak disajikan berdasarkan capaian target kinerja sesuai dengan tuntutan peraturan dalam pengelolaan keuangan daerah.

d. Ada beberapa kegiatan yang bernilai besar dialokasikan dalam APBD Perubahan, dimana kegiatan tersebut pengadaannya melalui proses pelelangan pada ULP yang tentu membutuhkan waktu yang agak lama, sehingga kegiatan tersebut dilaksanakan secara terburu-buru untuk mengejar waktu yang sangat kasip. Kondisi ini secara teknis tentu akan mempengaruhi kualitas pekerjaan.

3.2.3. Strategi Pemecahan Masalah

Dalam upaya peningkatan kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare pada masa yang akan datang diperlukan langkah – langkah dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan dalam pengelolaan kegiatan, khususnya dalam mengatasi permasalahan sebagaimana dijelaskan diatas. Langkah-langkah tersebut antara lain :

a. Seyogyanya APBD itu berperan sebagai stimulan dalam pembangunan daerah, khususnya dalam meningkatkan perekonomian daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini akan terjadi jika APBD dikelola dengan baik sesuai dengan peran dan fungsi yaitu fungsi alokasi, distribusi dan stabilisasi, termasuk didalamnya adalah percepatan penyerapan anggaran.

b. Sebagian kegiatan fisik terlambat dilakukan pelelangan, baik yang melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP) maupun Pengadaan Langsung, sehingga masih terdapat kegiatan yang tidak selesai sesuai jadwal waktu pelaksanaan.

c. Masalah administrasi juga masih harus menjadi perhatian dimasa yang akan datang, termasuk dalam penyajian laporan oleh PPK yang tidak mencantumkan indikator atau target sesuai sesuai ketentuan yang berlaku dalam sistem pelaporan kegiatan.

d. Penganggaran kegiatan fisik yang bernilai besar pada APBD Perubahan sebagainya dihindari, selanjutnya pelaksanaan pelelangan agar dilakukan lebih awal sehingga tidak terjadi adanya kegiatan yang dilanjutkan ke tahun anggaran berikutnya.

B

BBAAABBB IIIVVV

P

PPEEENNNUUUTTTUUUPPP

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan wujud pertanggungjawaban Dinas Pekerjaan Umum dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan pada tahun anggaran 2014. Laporan ini tetap menguraikan hal-hal yang sifatnya umum yang sudah merupakan protap, dan juga menguraikan hal-hal yang bersifat khusus yang terjadi pada tahun 2014.

Dalam penyusunan Laporan kinerja ini disadari betul belum dapat menyajikan data-data secara lengkap sebagaimana yang diamanatkan dalam peraturan terkait penyusunan laporan kinerja. Masih banyak kendala dan hambatan yang dialami, antara lain adanya penetapan indikator kinerja yang tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya karena keterbatasan sumber daya manusia dan ketersediaan data yang belum memadai serta beberapa hal teknis lainnya, termasuk tidak konsistennya dalam pelaksanaan renstra dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran.

Oleh karena itu dalam penyusunan Laporan Kinerja ditahun – tahun berikutnya diperlukan adanya perhatian dari pejabat yang terkait dengan perencanaan, baik pada tingkat SKPD maupun pada tingkat Pemerintah Kota Parepare. Sistem penganggaran berbasis kinerja sebagai bagian dari upaya Pemerintah dalam memberdayakan pelaksanaan otonomi daerah belum dapat berjalan dengan baik, jika perencanaan dan penganggaran tidak dilaksanakan berdasarkan tata kelola yang baik.

KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA PAREPARE,

Ir. SAMSUDDIN TAHA

Pangkat : Pembina Utama Muda Nip. 19630217 199202 1 002

Dokumen terkait