• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program KKN Tematik didasarkan pada beberapa masalah yang dihadapi masyarakat hasil dari kajian LPPM universitas Siliwangi, disamping pertimbangan program bidang kegiatan kewilayahan dan pertimbangan lain. Adapun tema yang diusung dalam kegiatan KKN tematik periode II tahun 2012 adalah meliputi 4 program tema utama yaitu : 1) Bidang Pendidikan meliputi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Ketrampilan Fungsional (KF)), 2) Kesehatan dengan fokus Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), 3) Daya Beli meliputi: Kelembagaan ekonomi, PeniNgkatan Agribisnis, dan 4) Pos Perberdayaan Keluarga (Posdaya).

4.1 Program KKN Tematik Bidang Pendidikan

Pendahuluan. Undang-undang Nomor : 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dalam BAB IV pasal 6 ayat 1, menyebutkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, maka program pendidikan dasar bagi warga Negara Indonesia di tingkatkan dari universal basic educational menjadi compulsary education. Ini artinya ada konsekuensi, yaitu perlu adanya sanksi bagi yang tidak mau melaksanakan tanggung jawabnya.

Untuk wilayah Jawa Barat, khususnya di kabupaten Tasikmalaya dalam rangka penuntasan program wajib belajar dikdas sembilan tahun dan program-program lainnya melalui kegiatan KKN tematik Universitas Siliwangi 2012, kita melakukan beberapa strategis, baik melalui jalur pendidikan formal maupun non formal.

Program. Program KKN tematik untuk bidang pendidikan meliputi : PAUD dan Pemberantasan Buta Aksara (PBA) melalui ketrampilan Fungsional (KF).

Tujuan. Tujuan dari KKN tematik bidang pendidikan adalah :

1) Mendukung program pemerintah pada bidang pendidikan di kabupaten Tasikmalaya,

2) Membantu pemerintah kabupaten, baik pada tarap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi maupun dalam mempertajam umpan balik program yang akan dilaksanakan,

3) Meningkatkan peran dan fungsi stakeholder terkait dengan program bidang pendidikan dan bidang lainnya,

4) Mendorong masyarakat untuk dapat mewujudkan pendidikan yang baik.

5) Membantu masyarakat untuk lebih dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.

6) Membantu masyarakat untuk dapat lebih beraktifitas dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat memberi makna.

Strategi Pelaksanaan. Dalam mengembangkan program di bidang pendidikan, mahasiswa yang KKN diharapkan :

a. Melibatkan seluruh unsur masyarakat yang terkait dan dibangun komitmen bersama,

b. Melakukan diskusi(focus group discussion) dengan beberapa stakeholder yang terkait dengan bidang pendidikan,

c. Membuat perencanaan yang matang, d. Menyusun rencana kerja yang riil.

Rencana Program Aksi

No Program Uraian Kegiatan Indikator Capaian Hari Ke

A. TEMA UTAMA (55%)

1. PAUD 1. Pendataan dan melakukan analisis data penduduk usia PAUD 2. Mendorong kegiatan

belajar untuk anak usia PAUD

1. Terpetakannya anak usia PAUD

2. Tersusunnya program PAUD 3. Meningkatnya kesadaran

masyarakat tentang PAUD 4. Bertambahnya anak usia

PAUD yang ikut program PAUD

1. Pendataan dan melakukan analisis data penduduk buta aksara

2. Mendapatkan tempat belajar

3. Terjadinya proses belajar mengajar

4. Mendapatkan SUKMA dari Disdik

1. Terpetakannya penduduk usia produktif yang tergolong buta aksara

2. Adanya tempat untuk melaksanakan PBA

3. Menbentuk kelompok belajar 4. Melakukan kordinasi dengan

Disdik setempat

4-10

B. TEMA PENDUKUNG (25%) 1. Pendidikan

non Formal

1. Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan tata boga

2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tata busana 3. Melaksanakan kegiatan

yang berkaitan dengan kerajinan tangan 4. Melaksanakan kegiatan

yang berkaitan dengan keterampilan lainnya.

1. Dapat membuat kue dan makanan lainnya 2. Dapat membuat product

tataboga yang sederhana, 3. Dapat membuat kerajinan

tangan yang bermanfaat bagi masyarakat,

4. Masyarakat dapat melakukan kegiatan yang bermanfaat

Masyarakat mandiri 20 -38

Indikator Keberhasilan. Indikator keberhasilan program KKN Tematik bidang pendidikan adalah:

1) Peta Potensi bidang pendidikan di Desa

2) Jumlah penduduk anak usia wajar 9 tahun yang semakin kecil 3) Tereviunya APK SLTP/sederajat

4) Terpetakannya data yang akurat tentang penduduk usia produktif yang tergolong buta aksara

Pedoman KKN Universitas Siliwangi Periode II Tahun Akademik 2011/2012 Page 32

5) Terjadinya proses pembelajaran PBA secara rutin

6) Terdapatnya sejumlah warga belajar yang dinyatakan lulus dan memperoleh SUKMA dari Dinas Pendidikan kabupaten

7) Terpetakannya anak usia PAUD

8) Menguatnya kelembagaan/pengelola PAUD

9) Bertambahnya anak usia PAUD yang mengikuti program pembinaan PAUD

10) Terlaksananya program MBS melalui KKN Mahasiswa Universitas Siliwangi

11) Tersusunya rencana kerja sekolah

12) Meningkatnya kinerja kepemimpinan kepala sekolah

13) Masyarakat dapat berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya 14) Masyarakat dapat meningkatkan kinerjanya secara baik.

Uraian Program Kerja KKN Tematik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Tema paud yang dijadikan sasaran utama (tematik) pada penyelenggaraan KKN UNSIL periode II 2012 yang memiliki bobot 55 % ada dua sasaran yakni: Rintisan dan Penguatan.

A. Rintisan :

Manakala di desa belum tersedia lembaga penyelenggaraan PAUD maka diusahakan dengan bantuan peserta KKN bisa terwujud lembaga tersebut:

Indikator pencapaian:

1) Sosialisasi program KKN PAUD melalui rapat minggon desa, anjang sono, temu kader, pengajian rutin atau kegiatan lainnya. Sasaran sosialisasi meliputi camat, kepala desa, fihak sekolah, penilik, pengawas kecamatan, ketua RT/RW kampung kader PKK, Posyandu, dan tokoh masyarakat lainnya. (hari ke 1 s/d 3 di lapangan)

2) Teridentifikasi sasaran PAUD anak Usia 3 s/d 6 tahun di Desa sasaran (hari ke 4)

3) Teridentifikasi calon tutor PAUD minimal lulusan SLTA yang punya Komitmen pada penyelenggaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) (hari ke 5)

4) Bersama steakholder menyiapkan sarana prasarana penyelenggaraan PAUD

a. Membentuk kelompok-kelompok PAUD 3-4 Th kober 4 – 6 TK (Hari ke- 5 s/d 40)

b. Tempat penyelenggaraan (rumah, mesjid, madrasah, sekolah, balai desa atau tempat yang lainnya yang dipandang layak untuk pembelajaran PAUD

c. Alat Bantu pendidikan APE (baik luar dan dalam)

d. Buku-buku Sumber tertang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) e. Struktur organisasi penyelenggaraan

f. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini

g. Administrasi kelengkapan penyelenggaraan lainnya

5) Bersama aparatur dinas pendidikan merintis perizinan resmi dari dinas pendidikan maupun mendaptar ke organisasi HIMPAUDI kabupaten

Penguatan. Apabila di lokasi desa KKN sudah ada lembaga penyelenggaraan PAUD, diusahakan dengan bantuan peserta KKN lembaga tersebut ditingkatkan kualitasnya, maupun kuantitas :

a. Berkoordinasi dengan lembaga PAUD yang sedang melakukan Program (hari ke 1 s/d 3)

b. Membantu menguatkan kelembagaan penyelenggaraan PAUD (hari ke 3 s/d 40)

c. Membantu meningkatkab kualitas dan kuantitas program PAU*D (hari ke 3 s/d 40)

d. Membantu meningkatkan sosialisasi dan gerakan program PAUD (hari ke 3s/d 40)

Indikator Keberhasilan program KKN tematik PAUD. Indikator keberhasilan KKN Tematik Pendidikan Usia Dini adalah sebagai berikut:

a. Terpetakannya data yang akurat tentang penduduk usia PAUD b. Tersusunnya program PAUD

c. Terjadinya proses pembinaan PAUD Secara routine d. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pembinaan PAUD e. Menguatnya kelembagaan/Pengelola PAUD

f. Meningkatnya kesadaran keluarga yang memiliki anak usia dini untuk mendukung program PAUD dilingkungannya

g. Bertambahnya anak usia dini yang mengikuti program pembinaan PAUD Tema Pendukung dan Non Tema

Tema Pendukung. Selain tema utama yang menjadi sasaran KKN tematik, ada juga sub tema (tema pendukung) dan non tema yang dapat dilakukan oleh peserta KKN yang bobotnya meliputi 25 % dan 20%, yang bergerak menunjang tema utama ( PAUD) seperti:

a. Membuka kursus-kursus keterampilan bagi masyarakat setempat (tata boga, tata busana dan sebagainya.)

b. Management Berbasis Sekolah (MBS) di Sekolah-sekolah yang dianggap memerlukan sentuhan managmen.

Non Tema: Kepada peserta KKN diberian keleluasaan untuk berkarya di luar tema utama maupun sub tema dengan bobot 20 % , pada kegiatan ini mahasiswa dapat melakukan kegiatan kegiatan yang menunjang pada seluruh program yang ada di desa

Diutamakan mahasiswa melaksanakan program berdasarkan tema utama, sub tema maupun non tema secara proporsional agar kegiatan KKN yang telah dirancang dapat berjalan dan terlaksana dengan optimal.

4.2 Program KKN Tematik Bidang Kesehatan

Pendahuluan. Bidang kesehatan adalah salah satu bidang garapan dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) selain bidang pendidikan dan daya beli. Beragamnya masalah kesehatan yang terdapat di masyarakat bisa disebabkan dari masalah non kesehatan. Pemicu masalah kesehatan bisa dikarenakan masalah pendidikan masyarakat serta

Pedoman KKN Universitas Siliwangi Periode II Tahun Akademik 2011/2012 Page 34

rendahnya taraf ekonomi masyarakat. Sehingga penyelesaian masalah kesehatan harus dibarengi penyelesaian masalah pendidikan dan peningkatan taraf ekonomi masyarakat. Program kerja KKN tematik bidang kesehatan menitikberatkan pada “Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)”. Program KKN ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat akan PHBS, menyikapi PHBS secara positif serta mampu mengadopsi PHBS sebagai perilaku kesehatan keseharian pada akhirnya.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Jadi PHBS merupakan wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS.

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap serta perilaku hidup bersih dan sehat, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian diharapkan masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri melalui penerapan cara-cara hidup sehat dengan menjaga serta meningkatkan status kesehatannya.

Promosi kesehatan (Health Promotion) adalah proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the process of enabling people to control over and improve their health), lebih luas dari pendidikan atau penyuluhan kesehatan. Pendidikan atau penyuluhan kesehatan merupakan bagian penting dari Promosi Kesehatan.

a. Promosi kesehatan pada tatanan rumah tangga

Beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di rumah tangga yaitu:

1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2) Memberi bayi ASI eksklusif

3) Menimbang bayi dan balita setiap bulan

4) Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai sabun 5) Menggunakan air bersih

6) Menggunakan jamban sehat

7) Memberantas jentik nyamuk di rumah 8) Makan sayur dan buah setiap hari 9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari 10) Tidak merokok di dalam rumah b. Promosi kesehatan di sekolah

Indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu:

1) Mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun 2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat 4) Olah raga yang teratur dan terukur

5) Memberantas jentik nyamuk 6) Tidak merokok di sekolah

7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan

8) Membuang sampah pada tempatnya

c. Promosi kesehatan di institusi kesehatan

Indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di institusi kesehatan yaitu:

1) Menggunakan air bersih 2) Menggunakan jamban

3) Membuang sampah pada tempatnya 4) Tidak merokok di institusi kesehatan 5) Tidak meludah sembarangan 6) Memberantas jentik nyamuk

d. Promosi kesehatan di tempat-tempat umum

Indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di tempat-tempat umum, yaitu:

1) Menggunakan air bersih 2) Mengunakan jamban

3) Membuang sampah pada tempatnya 4) Tidak merokok di tempat umum 5) Tidak meludah sembarangan.

6) Memberantas jentik nyamuk e. Promosi kesehatan di tempat kerja

Indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di tempat kerja yaitu:

1) Tidak merokok di tempat kerja

2) Membeli dan mengkonsumsi makanan di tempat kerja 3) Melakukan olah raga/aktivitas fisik secara teratur

4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar atau buang air kecil

5) Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja 6) Menggunakan air bersih

7) Menggunakan jamban saat buang air kecil dan buang air besar 8) Membuang sampah pada tempatnya

9) Menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai jenis pekerjaannya

Program KKN Bidang Kesehatan. Program KKN Tematik dibagi ke dalam 3 klasifikasi program, yaitu:

1. Program Utama/Tema yaitu program bidang kesehatan yang diprioritaskan pada KKN Tematik tahun ini (Program PHBS), dengan tetap diperkaya dengan program kesehatan pendukung lain yang dibutuhkan sesuai kondisi lokasi dan masyarakat setempat. Bobot program utama 55%

2. Program Pendukung yaitu program bidang kesehatan lainnya diluar Program PHBS tetapi keberadaan program pendukung ini dibutuhkan oleh masyarakat berdasarkan analisis situasi ataupun masukan dari masyarakat/tokoh masyarakat baik formal/informal. Bobot program pendukung 25%

3. Program Tambahan yaitu program bidang non kesehatan tetapi keberadaan program dianggap dibutuhkan oleh masyarakat berdasarkan analisis situasi ataupun masukan dari masyarakat/tokoh masyarakat baik formal/informal. Bobot program tambahan 20%.

Pedoman KKN Universitas Siliwangi Periode II Tahun Akademik 2011/2012 Page 36

Tujuan Program Utama/Tema adalah:

a. Menanamkan pemahaman yang benar kepada masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat agar masyarakat berperilaku sesuai standar kesehatan yang dapat mendukung derajat kesehatannya b. Memberikan masukan perilaku hidup bersih dan sehat yang sesuai

persyaratan kesehatan kepada masyarakat agar menjadi bagian menentukan sikap terutama sikap positif sebagai landasan untuk berperilaku yang sesuai persyaratan kesehatan

c. Merubah perilaku masyarakat yang tidak sesuai persyaratan kesehatan agar mau dan mampu mengadopsi PHBS .

Tujuan Program Pendukung adalah:

a. Mendukung program utama dalam penyelesaian masalah kesehatan di masyarakat

b. Merespon kebutuhan masyarakat untuk solusi masalah kesehatan di masyarakat berdasar analisis situasi atau masukan masyarakat/tokoh masyarakat

c. Melengkapi program utama agar masalah kesehatan dapat diselesaikan dengan berbagai pendekatan program.

Strategi Pelaksanaan. Program utama agar tercapai tujuan dan target pencapaiannya maka beberapa hal berikut dapat dilaksanakan : 1. Melakukan pendekatan kepada tokoh formal (Kepala desa, RW, RT,

Kepala Puskesmas, Kepala Puskesmas Pembantu/Pustu, Bidan desa, Kepala sekolah, pemilik usaha) dan tokoh informal (ulama, ketua/tokoh karangtaruna, kader kesehatan dan lainnya).

2. Melibatkan tokoh masyarakat formal dan informal dalam penyusunan rencana program kerja utama, pendukung dan tambahan ataupun dalam pelaksanaan program kerja utama, pendukung dan tambahan 3. Menyusun program kerja utama, pendukung dan tambahan yang

didasarkan hasil survei di masyarakat serta hasil wawancara dengan tokoh formal/informal

4. Mengkomunikasikan program kerja utama, pendukung dan tambahan kepada pembimbing KKN.

Rencana Program Aksi

No Program Uraian Kegiatan Indikator Capaian Hari Ke

A. TEMA UTAMA (55%)

1. PHBS a. Melakukan survei ke masyarakat dengan instrumen (kuesioner) tentang perilaku kesehatan yang menjadi masalah di masyarakat, kelompok sasaran masalah tersebut, dan penyebab masalah perilaku tersebut tersebut

a. Terlaksananya survei yang

dimaksud dengan

memperhatikan kaidah metodologi seperti sampel, jumlah sampel, teknik pengambilan sampel, serta analisis datanya serta hasil serta kesimpulan pelaksanaan survei.

1-7

b. Pelaksanaan program PHBS sesuai rencana (yang berdasar hasil temuan) dan pada kelompok sasaran spesifik sesuai masalah perilaku

kesehatan yang

ditemukan. Bentuk program PHBS seperti penyuluhan PHBS, demo PHBS (misal gerakan cuci tangan bersama, gerakan gosok gigi bersama dll), bermain peran PHBS (misal sandiwara/ pentas teater tentang tema tertentu dari PHBS), pembagian leaflet PHBS, pemasangan spanduk PHBS, pengajian dengan pendekatan tema PHBS, pelatihan kader PHBS, lomba lingkungan sekolah atau RT bersih dan sehat dll.

b. Terlaksananya program utama sesuai temuan masalah perilaku kesehatan dan kelompok sasaran serta pendekatan dengan faktor pendukung. Dibuktikan dengan absen peserta program PHBS, berita acara kegiatan, dokumentasi kegiatan

10-38

C. TEMA PENDUKUNG (25%)

1. Pendukung PHBS Mengidentifikasi faktor

pendukung untuk

membantu menyelesaikan masalah perilaku kesehatan yang ada di masyarakat

5. Teridentifikasinya faktor pendukung untuk menyelesaikan masalah perilaku kesehatan, misal potensi air bersih, dukungan tokoh masyarakat

formal/informal, kebijakan kesehatan dibawah koordinasi Puskesmas/Pustu/Bidan desa, potensi SDM yang akan menindaklanjuti program misal kader kesehatan, kelompok PKK, petugas Posyandu dll

10-38

2 Revitalisasi Pelayanan Kesehatan Anak

1). Penelusuran sasaran balita yang tidak datang ke Posyandu

2). Kerjasama pembinaan kesehatan pada anak usia 0-6 tahun di PAUD setempat

3). Pembinaan pos UKS/UKGS di sekolah dasar, taman kanak-kanak

4). Pelacakan kasus masalah gizi anak di masyarakat 5). Advokasi kasus masalah

gizi anak ke Puskesmas 6). Pelacakan kasus kesakitan

anak di masyarakat mampu ditelusuri, berita acara kegiatan yang diketahui Bidan desa/Kepala Desa/Kepala Puskesmas

2). Terjalinnya kerjasama Posyandu dan PAUD dalam pembinaan kesehatan anak usia 0-6 tahun peserta PAUD dengan bukti berita acara kegiatan yang diketahui Koordinator Posyandu dan Kepala PAUD serta ada bukti komitmen kerjasama antara Puskesmas dan PAUD 3). Terlaksananya pembinaan pos

UKS/UKGS di SD/TK minimal 1 kali selama KKN dengan bukti

10-38

Pedoman KKN Universitas Siliwangi Periode II Tahun Akademik 2011/2012 Page 38

berita acara kegiatan yang diketahui Kepala SD/TK, materi pembinaan, dan dokumentasi 4). Terlaksananya pelacakan

kasus masalah gizi anak di masyarakat dengan bukti berita acara kegiatan yang diketahui Kepala Desa/Pustu dan data hasil pelacakan .

5). Terlaksananya koordinasi dengan Puskesmas dan tindak lanjut dari kasus gizi anak hasil temuan, dibuktikan dengan berita acara kegiatan yang diketahui Kepala Puskesmas.

6). Terlaksananya pelacakan kasus kesakitan anak di masyarakat dengan bukti berita acara kegiatan yang diketahui Kepala Desa/Pustu dan data hasil pelacakan.

7). Terlaksananya koordinasi dengan Puskesmas dan tindak lanjut dari kasus kesakitan anak hasil temuan, dibuktikan dengan berita acara yang diketahui Kepala Puskesmas yang belum pernah atau belum lengkap kunjungan K1,K2,K3 dan K4

2) Koordinasi dengan pihak Puskesmas/Bidan desa/Pustu dari hasil penelusuran pada point 1 diatas.

3) Sosialisasi Jampersal (Jaminan Persalinan) kepada ibu hamil untuk meningkatkan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 4) Penelusuran kelengkapan

imunisasi balita

5) Sosialisasi ASI Eksklusive 6) Pemberian MP-ASI

(Makanan Pendamping ASI)

7) Penyuluhan kesehatan preventif pada anak TK/SD

1) Terlaksananya penelusuran ibu hamil yang belum pernah atau belum lengkap kunjungan K1,K2,K3 dan K4 dengan bukti adanya data hasil penelusuran dan berita acara kegiatan yang diketahui Kepala Desa/Pustu.

2) Terlaksananya koordinasi dengan pihak Puskesmas/Bidan desa/Pustu dari kegiatan no 1, yaitu adanya bukti data dan berita acara yang diketahui pihak Puskesmas/Bidan desa/Pustu

3) Terlaksananya minimal 1 kali sosialisasi Jampersal, yaitu ada bukti absen peserta sosialisasi, dokumentasi, berita acara yang diketahui

Puskesmas/Pustu/Bidan/Kepala Desa desa serta materi sosialisasi

4) Terlaksananya penelusuran kelengkapan status imunisasi balita dengan adanya bukti

sosialisasi ASI Eksklusive, yaitu dengan bukti absen kehadiran

10-38

peserta sosialisasi, dokumentasi, materi sosialisasi dan berita acara yang diketahui

Puskesmas/Pustu/Bidan desa/Kepala Desa

6) Minimal terlaksana 1 kali program pemberian MP-ASI dengan bukti absen kehadiran peserta MP-ASI, dokumentasi dan berita acara yang dengan bukti berita acara yang diketahui Kepala Sekolah SD/TK, dokumentasi dan materi penyuluhan

1) Pendataan ulang (up date data) sasaran pelayanan Puskesmas (Jumlah bayi, baduta, batita, balita, lansia, ibu hamil, ibu pendataan ulang untuk keperluan tindak lanjut program Puskesmas

1) Terlaksananya pendataan ulang serta didapatkan data terbaru dari sasaran pelayanan Puskesmas dengan bukti data hasil up date di masyarakat, berita acara yang diketahui Kepala Desa

2) Dilaksanakannya pengolahan data hasil pendataan ulang serta adanya koordinasi dengan Puskesmas setempat, dengan bukti berita acara serah terima data terbaru hasil pendataan ulang yang diketahui Kepala Puskesmas. Posyandu, Pengajian dan lain-lain)

2) Kegiatan pemasangan alat kontrasepsi masal bekerjasama dengan dukun sebagai motivator KB

4) Advokasi pelayanan pemasangan alat kontrasepsi bagi masyarakat miskin

1) Terlaksananya penyuluhan KB di masyarakat minimal 1 kali, dengan bukti berita acara penyuluhan yang diketahui tokoh masyarakat/Kepala Dusun/Kepala Desa, materi penyuluhan, absen peserta dan dokumentasi

2) Terjalin kerjasama dengan instansi terkait dalam pelaksanaan pemasangan alat kontrasepsi, minimal 1 kali, dengan bukti berita acara kerjasama yang diketahui Kepala Puskesmas

3) Terlaksananya pembinaan dukun beranak sebagai motivator KB dan membantu sosialisasi KB di masyarakat, dengan bukti berita acara yang

diketahui Bidan

desa/Pustu/Kepala Puskesmas 4) Minimal 1 calon peserta KB

10-38

Pedoman KKN Universitas Siliwangi Periode II Tahun Akademik 2011/2012 Page 40

dari masyarakat miskin mampu dilayani penggunaan alat kontrasepsi secara gratis dengan bukti berita acara yang

diketahui Kepala 2) Penggalangan dukungan

tokoh formal dan kegiatan Posyandu yang bekerjasama dengan kegiatan dan bukti komitmen kesediaan menjadi kader kesehatan desa.

2) Adanya dukungan dan komitmen tokoh formal dan informal masyarakat untuk

pembentukan atau

penyegaran kembali kegiatan Posyandu, dibuktikan dengan adanya berita acara dukungan dan komitmen tokoh masyarakat.

3) Terlaksananya pembinaan kader kesehatan secara periodik dan simultan baik yang dilakukan oleh mahasiswa dan petugas Puskesmas/Pustu sampai pada kesiapan kader kesehatan mengelola Posyandu secara mandiri.

Dibuktikan dari test pemahaman dan ketrampilan kader kesehatan yang sesuai standard dan berita acara komitmen pembentukan atau penyegaran kembali kegiatan

Posyandu yang

ditandatangani para kader kesehatan, berita acara kegiatan yang diketahui Kepala

Desa/Puskesmas/Pustu.

4) Terbentuknya minimal 1 Posyandu baru atau minimal 1 Posyandu yang disegarkan (dihidupkan lagi) dengan bukti berita acara yang diketahui oleh Kepala Desa/Kepala Puskesmas

10-38

7 Rasionalisasi Apotik Hidup

1) Sosialisasi manfaat apotik hidup ke masyarakat sosialisasi apotik hidup untuk tiap desa dengan bukti berita acara kegiatan yang diketahui Kepala Desa, materi sosialisasi dan dokumentasi. (masing-masing jenis 10 pohon/benih)

3) Terlaksananya penanaman bersama tanaman (benih) apotik hidup di lokasi terpilih (minimal 1 lokasi percontohan) dengan bukti berita acara kegiatan yang diketahui kepala desa, dokumentasi.

10-38

8 HIV/AIDS 1) Sosialisasi HIV/AIDS ke masyarakat/anak sekolah SMP,SMA

2) Sosialisasi bahaya narkoba terhadap risiko tertular HIV/AIDS ke anak sekolah SMP/SMA

1) Minimal 1 kali terlaksana sosialisasi HIV/AIDS di masyarakat/anak sekolah SMP/SMA dengan bukti berita acara kegiatan yang diketahui Kepala Sekolah, materi sosialisasi dan dokumentasi 2) Minimal 1 kali terlaksana

sosialisasi bahaya narkoba terhadap risiko tertular HIV/AIDS ke anak sekolah SMP/SMA yang dibuktikan dengan berita acara kegiatan yang ditandatangani Kepala Sekolah, materi sosialisasi dan dokumentasi tentang penyakit menular seperti Filariasis, DBD, Leptospirosis, TBC, menular ke Puskesmas 4) Pengendalian vector

penyakit menular (DBD,Filariasis,

penyakit menular (DBD,Filariasis,

Dokumen terkait