• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proporsi Panjang Jaringan jalan dalam Kondisi Baik

POLA PERSEBARAN KAWASAN PERTANIAN KOTA BATU

B. Kawasan Perlindungan Setempat 1 Ruang Terbuka Hijau Kota

3 SMA/SMK/MA

2.3.1.4. Sarana dan Prasarana Umum

2.3.1.4.1. Proporsi Panjang Jaringan jalan dalam Kondisi Baik

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik adalah panjang jalan dalam kondisi baik dibagi dengan panjang jalan secara keseluruhan (nasional, provinsi, dan kabupaten/kota). Hal ini mengindikasikan kualitas jalan dari keseluruhan panjang jalan.

Seiring dengan semakin berkembangnya Kota Batu sebagai salah satu tujuan wisatawan, maka keberadaan infrastruktur mempunyai peran vital dan

perlu terus dikembangkan agar perputaran roda perekonomian masyarakat dapat berjalan lancar. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi jaringan jalan di Kota Batu lihat tabel berikut:

Tabel 2.67.a

Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Kota Batu Tahun 2008 s.d. 2012

No. Uraian Panjang Jalan (km)

2008 2009 2010 2011

1 Kondisi Baik 95,83 95,83 110,83 101,83

2 Kondisi Sedang Rusak 221,18 221,18 216,18 227,18

3 Kondisi Rusak 84,83 109,83 104,83 100,83

4 Kondisi Rusak Berat 38,99 63,99 58,99 60,99 5 Jalan secara keseluruhan (nasional,

provinsi, dan kabupaten/kota)

440,83 490,83 490,83 490,83 6 Proporsi jalan kondisi baik (1) / (5) 0,22 0,19 0,22 0,20 Sumber: Pengairan dan Binamarga Kota Batu

Adapun jaringan jalan yang menjadi kewenangan Provinsi Jawa Timur dengan panjang sekitar 19 Km, yaitu jalan Malang-Batu-Pujon dan Jalan Batu-Cangar-Pacet/Mojokerto. Adapun kondisi jalan, khususnya Malang-Batu- Pujon berkondisi bagus, sedangkan jalan Batu-Cangar-Pacet/Mojokerto kondisi sedang. Sedangkan jaringan jalan yang menjadi kewenangan Kota Batu yaitu jalan perkotaan, jaringan jalan yang menghubungkan antar kecamtan, antar desa dan jalan lainnya dengan panjang jalan sekitar 471,83 Km.

Guna mendukung peningkatan perekonomian daerah, serta mendukung pengembangan potensi Kota Batu, yaitu sebagai sentra pariwisata Jawa timur dan juga sebagai pengembangan pertanian, maka salah satu kendala yang dihadapi oleh Kota Batu yaitu masalah kemacetan, khususnya disaat musim kunjungan wisatawan. Guna mengantisipasi hal tersebut, maka pemerintah Kota Batu berusaha untuk membangun dan meningkatkan infrastruktur jalan, baik jalan perkotaan maupun jalan-jalan tembus untuk mengatasi kemacetan. Adapun program yang telah berjalan terkait dengan pembangunan jalan alternative untuk mengatasi kemacetan antara lain:

1. Jalan lingkar selatan dengan rute Junrejo-Tlekung-Oro-Oro Ombo-Batu telah selesai dilaksanakan dan sudah dapat dimanfaatkan sejak tahun 2007.

2. Jalan Lingkat Timur dengan rute Batu-Giripurno-tembus Karangploso juga telah selesai dilaksanakan sejak tahun 2007.

3. Pembangunan Jembatan Kali Lanang pada tahun 2007 untuk mendukung jalan lingkar utara Kota Batu.

a. Jalan alternative Pendem-Torongrejo tembus Temas, melalui pelebaran dan perbaikan jalan.

b. Jalan gunungsari tembus punten-selecta melalui peningkatan kualitas jalan.

Setelah jalan tersebut diatas dibangun dan ditingkatkan, tetapi kenyataan dilapangan masih belum mampu memecahkan masalah kemacetan, sehingga pemerintah Kota Batu berusaha untuk pembangunan- pembangunan jalan baru dan rekasaya lalu lintas, seperti:

1. Pembangunan jalan lingkar barat mulai dari Tlekung-Panderman Hill- tembus ke Jalan Agrowisata-Jalan Imam Bonjol hingga tembus ke Jalan Untung Suripati. Target akhir tahun 2013 telah bisa dimanfaatkan.

2. Rencana pembangunan rest area yang ditargetkan mulai dibangun sekitar tahun 2014 yang lokasinya diarahkan di Desa Pendem.

3. Rekayasa lalu lintas, dengan cara mengatur arus/sirkulasi kendaraan pada ruas-ruas jalan utama, pengaturan parker kendaraan dan lainnya.

Terkait dengan program pembangunan sector pariwisata, salah satunya dengan mempromosikan pariwisata Kota Batu serta mengupayakan aksesbilitas menuju Kota Batu dapat lancar, sehingga kenyamanan dan keamanan wisatawan menjadi terjamin yang pada akhirnya mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Batu serta mampu meningkatkan investasi di Kota Batu. Adapun program yang telah dilakukan mapun program yang masih dalam tahap proses pelaksanaan yaitu:

a. Adanya pembukaan Lapangan Terbang Abdul Rahman Saleh menjadi Bandar udara komersil dengan melibatkan ketiga wilayah Malang Raya serta Provinsi Jawa Timur. Manfaat dengan dibukanya Bandar Udara tersebut, khususnya untuk Kota Batu, antara lain memudahkan wisatawan nasional ataupun mancanegara untuk datang berkunjung ke Kota Batu, hingga tahun ini kunjungan wisatawan yang dating ke Kota Batu meningkat pesat hingga tembus di atas 3 juta pengunjung dalam satu tahun. Diharapkan dengan adanya Bandar Udara ke depan wisatawan yang datang berkunjung ke Kota Batu dalam kurun lima tahun kedepan ditargetkan diatas 5 juta kunjungan.

b. Adanya rencana pembangunan jalan tembus Lawang-Batu. Pembangunan jalan tembus Lawang-Batu kedepan tidak hanya menguntungkan wilayah Kota Batu saja, melainkan akan menguntungkan wilayah Malang Raya, mengingat pusat perputaran perekonomian Jawa Timur berada di Surabaya, maka sudah seharusnya permasalahan-

permasalahan aksesbilitas yang menghubungkan Surabaya perlu ditingkatkan. Mengingat saat ini arah menuju Malang Raya, khususnya di sekitar Lawang dan Singosari rawan terjadi kemacetan, sehingga sangat menganggu aktifitas pemakai jalan, baik yang akan beriwisata maupun menjalankan usaha nya ke Kota Batu, Kota Malang maupun Kabupaten Malang. Didalam rencana pembangunan jalan tembus Lawang-Batu saat ini masih menghadapi kendala-kendala dan masih dalam tahap negosiasi dan koordinasi, antara lain:

 Proses negosiasi dengan pihak perhutani, mengingat sebagian lahan yang akan digunakan untuk jalan berada dalam kawasan perhutani.

 Koordinasi intens dengan wilayah Kabupaten Malang, mengingat sebagian besar jalan tembus melalui wilayah Kabupaten Malang.

 Koordinasi intens dengan pemerintah Provinsi Jawa Timur, hal ini pemerintah Provinsi Jawa Timur merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembangunan antar wilayah Kabupaten/Kota, baik terkait koordinasi maupun pendanaan.

Selanjutnya dengan terialisasinya jalan tembus Lawang-Batu akan bermanfaat besar bagi pembangunan Kota Batu, baik terhadap investasi, target peningkatan kunjungan wisatawan yang datang ke Kota Batu, maupun untuk mendukung sektor perdagangan terhadap produk-produk pertanian Kota Batu.

c. Peningkatan status Terminal Kota Batu. Kedepan keberadaan terminal Kota Batu dapat lebih dikembangkan lagi, baik melalui peningkatan sarana dan prasarana terminal maupun penambahan rute angkutan antar Kota, seperti rute bis Batu-Surabaya, Batu-Bali dan rute lainnya yang strategis. Mengingat Kota Batu sebagai salah satu tujuan wisatawan, maka keberadaan rute angkutan bis umum dirasa sangat diperlukan, agar ke depan Kota Batu lebih berkembang lagi, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mampu meningkatan pendapatan asli daerah Kota Batu.

Dokumen terkait