• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Analisis Data Penelitian

Dalam dokumen D ADPEND 1302810 Chapter3 (Halaman 28-35)

Prosedur Analisis data secara umum pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: reduksi data, display data, validasi, kesimpulan dan verifikasi data. Reduksi data telah dilakukan pada saat pengumpulan data dengan cara menetapkan data-data yang sesuai dengan kerangka dan tujuan. Data yang kurang sesuai maupun tidak sesuai dibuang guna menghindari penumpukan data. Proses reduksi yaitu: a. pengumpulan data, dalam catatan lapangan peneliti hanya menulis hasil wawancara yang sesuai dengan fokus pertanyaan penelitian, untuk observasi dan dokumentasi proses reduksi lebih cepat karena data-data sebelumnya telah difokuskan hanya pada pertanyaan penelitian, b. Peneliti hanya memilih data sesuai dengan kerangka dan tujuan baik data observasi maupun data

Erna Kusumawati, 2016

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PELATIHAN DOSEN PERGURUAN TINGGI SWASTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wawancara dan observasi, c. reduksi data dilakukan secara interaktif artinya terus berlangsung sampai dengan kesimpulan hasil penelitian disusun.

Peneliti menggunakan prosedur seleksi yang ketat dengan dibantu alat bantu catatan reduksi dan menyimpannya dalam file reduksi, untuk meningkatkan kecermatan, dan menghindari terjadinya salah penilaian terhadap substansi data. Data-data hasil penelitian disederhanakan, ditransformasikan melalui seleksi yang ketat, diringkas, diuraikan secara singkat. Reduksi data telah dilakukan sebelum data dikumpulkan agar data tidak menumpuk. Reduksi data dilakukan dengan cara menggolongkan data sesuai kategori, mengarahkan, membuang yang tidak berhubungan dengan pertanyaan penelitian, mengorganisasikan data wawancara, observasi, dokumentasi sehingga dapat disimpulkan dan diverifikasi.

Display data dilakukan untuk mengetahui bagaimana kesesuaian data-data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan informasi yang akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh. Pada tahap displaydata, peneliti menyajikan data hasil reduksi yang relevan dengan kerangka pemikiran dan tujuan. Reduksi terus diperbaharui sesuai dengan hasil–hasil penelitian. Hal ini untuk mempermudah serta mengambil tindakan penarikan kesimpulan berdasarkan pemahaman terhadap data-data yang disajikan. Penyajian data dilakukan dalam bentuk teks naratif hasil reduksi data. Hal ini agar penyajian data yang lebih sistematik dan memudahkan penarikan kesimpulan. Penyajian data dilakukan secara terus menerus. Pada saat penyajian data dilakukan proses reduksi data sebagai sebuah proses interaktif. Hal ini dilakukan agar display data sesuai dengan fokus penelitian. Penyajian data tidak terpisah dari kegiatan analisis. Pada saat melakukan display data, peneliti turut melakukan analisis.

Peneliti menyajikan data yang telah direduksi dalam bentuk matrik yang dikelompokkan berdasarkan kategori, masing-masing sekolah dan teknik pengumpulan data. Langkah kedua yaitu memeriksa kembali format matrik agar mudah dipahami tujuan penyajian data dalam bentuk matrik tersebut. Bentuk matrik

Erna Kusumawati, 2016

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PELATIHAN DOSEN PERGURUAN TINGGI SWASTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengalami perubahan sesuai dengan masukan dari para pembimbing, rekan sejawat, hasil refleksi peneliti dengan tetap memberikan batasan agar rincian tidak terlalu berlebihan. Langkah selanjutnya memasukan data-data hasil reduksi ke dalam matrik tersebut. Analisis data matrik dilakukan untuk melihat kesesuaian data-data dengan hasil reduksi serta langkah selanjutnya yaitu validasi data.

Validasi data dengan menggunakan kerja di lapangan yang lebih lama, campur tangan pendeskripsi, data yang direkam, partisipan, pengecekan kembali melalui teknik triangulasi, review partisipan. Validasi data terus dilakukan bersama dengan proses reduksi dan penyajian data. Validasi data dilakukan secara terus menerus sampai data dianggap valid. Salah satu cara yaitu peneliti kembali ke lapangan guna memverifikasi data kemudian melakukan validasi data sesuai dengan teknik pengumpulan data yang dipilih berdasarkan pertimbangan peneliti terutama dari aspek kesediaan sumber data. Teknik triangulasi baik terhadap sumber ditujukan agar data yang diperoleh dari setiap teknik pengumpulan data memiliki kesesuaian (saling memvalidasi) sesuai dengan fakta.

Kesimpulan dan verifikasi yaitu upaya dengan mencari hal-hal yang penting atau makna di balik fenomena penelitian. Kesimpulan disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dipahami. Kesimpulan yang diambil tetap diverifikasi sampai dianggap kesimpulan sesuai dengan fakta dan data. Peneliti melakukan pengujian terbatas dengan menggunakan logika dan fakta penelitian terdahulu tentang kemitraan untuk memperoleh kebenaran empiric serta memiliki keajegan data. Proses penarikan kesimpulan menggunakan model interaktif sampai kesimpulan sesuai dengan fokus penelitian serta fakta empirik.

Langkah-langkah dalam menarik menguji kesimpulan serta verifikasi adalah sebagai berikut: memperhatikan pola atau tema dari data-data yang tekah disajikan secara terorganisir, penyebab suatu peristiwa misalnya penyebab banyak program pelatihan yang telah dilaksanakan akan tetapi tidak berdampak pada peningkatan sumber daya dosen. Penemuan pola atau tema didasarkan pada bukti empiris dan

Erna Kusumawati, 2016

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PELATIHAN DOSEN PERGURUAN TINGGI SWASTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsep mengenai kebijakan, program, masalah maupun sistem manajemen pelatihan. Pola tersebut ditemukan dalam data yang belum teratur (ada data masuk yang baru setelah data divalidasi) maupun dalam data yang telah validasi. Temuan data sebagai kesimpulan tidak hanya dilihat dari masuk akal atau tidaknya data. Peneliti turut mengembangkan temuan data berdasarkan instuisi sebagai stimulus yang kemudian temuan tersebut diverifikasi berdasarkan fakta empiris serta temuan penelitian terdahulu atau konsep.

Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah peneliti memastikan bahwa data mentah, data kasar seperti catatan lapangan yang belum tersusun, rekaman wawancara, hasil foto dikelompokan sesuai dengan pertanyaan penelitian. Catatan lapangan yang belum rapi dan masih berupa tulisan-tulisan singkatan dialihtuliskan kedalam bentuk yang tersusun lebih rapi dengan proses penyuntingan agar lebih tepat dan akurat sebelum dianalisis. Rekaman-rekaman atau foto maupun dokumentasidikelompokkan sesuai dengan fokus pertanyaan penelitian. Setelah data-data siapa digunakan langkah selanjutnya adalah menganalisis data.

Peneliti dalam melakukan analisis data berpegang pada prinsip analisis data kualitatif yaitu data-data yang muncul bukan rangkaian angka tapi rangkaian kata-kata yang dilakukan berulang-ulang, berlanjut dan terus menerus sampai analisis dianggap cukup. Analisis data dilakukan dalam kegiatan yang interaktif. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.

Peneliti melakukan analisis terhadap hasil studi pendahuluan atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Peneliti melakukan analisis selama di lapangan dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan selesai setelah pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban sesuai dengan tujuan penelitian. Pertanyaan kembali oleh peneliti diajukan sampai data dianggap

Erna Kusumawati, 2016

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PELATIHAN DOSEN PERGURUAN TINGGI SWASTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kredibel. Langkah-langkah analisis data yaitu reduksi data mengurangi data-data yang tidak diperlukan, data display dan verifikasi data. Analisis data pada masing-masing teknik pengumpulan data hasil wawancara, observasi, dokumentasi adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Peneliti terlebih dahulu menetapkan teknik analisis data wawancara sebelum menganalisis. Pertimbangannya adalah agar peneliti memperoleh konstruksi fenomena atau situasi sosial dari setting alamiah tentang kebijakan, program, kendala dan sistem penjaminan mutu. Peneliti menginterpretasikan pengalaman partisipan dengan menggunakan literatur terkait sehingga diperoleh pandangan baik dari sisi partisipan maupun dari sisi literatur yang digunakan. Wawancara tidak hanya berisi tanya jawab. Peneliti berkomunikasi dengan sumber data untuk memperoleh data-data yang belum terpenuhi melalui kisi-sisi wawancara yang disusun. Guna menghindari terjadinya kesulitan partisipan menggambarkan pengalamannya, peneliti hanya membatasi pertanyaan sesuai dengan fokus penelitian.

Peneliti menganalisis data wawancara dengan cara: 1) fokus pada fenomena yang menjadi fokus penelitian, 2) melakukan refleksi terhadap pemahaman sumber data mengenai fenomena tersebut, 3) mengumpulkan data dan melakukan presentasi guna menyesuaikan data dan hasil analisis dengan tujuan, 4) melakukan proses interaktif guna memperoleh temuan kontekstual dengan literatur yang relevan, 5) melakukan analisis secara intuitif dan kreatif dalam mengartikan data dengan melibatkan studi literatur yang relevan, melakukan refleksi terhadap data membuat assertation dan mereview kembali serta melakukan revisi terhadap pemahaman utama penelitian. Untuk menunjang data-data hasil wawancara peneliti menggunakan alat rekaman audio visual sesuai dengan kebutuhan.

Data hasil wawancara yang disusun ke dalam bentuk catatan lapangan dan direduksi yaitu hanya data-data yang dianggap dapat digunakan. Reduksi kumpulan

Erna Kusumawati, 2016

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PELATIHAN DOSEN PERGURUAN TINGGI SWASTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

catatan lapangan atau hasil wawancara yang dituliskan dalam bentuk catatan yang dapat dianalisis yaitu berikan kode agar jelas kategori-kategorinya. Pemberian kode telah ditetapkan sebelum penelitian lapangan dilakukan dan ada beberapa perubahan kode sesuai dengan perkembangan di lapangan agar lebih jelas. Kode diurutkan secara konseptual dan secara struktural. Setiap kode memiliki hubungan satu sama lain dan terpadu seperti contoh kode dengan singkatan nama informan. Kode ditulis agar diketahui data dari informan yang mana.

b. Data hasil Observasi

Data observasi dilakukan berdasarkan pengamatan langsung peneliti ke lapangan. Langkah observasinya adalah: data observasi dipilah, dikelompokkan sesuai kategori dan dikoding seperti pada catatan lapangan. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis. Peneliti mengkonstruksi bagaimana pemahaman serta konstruksi berpikir anggota organisasi baik ketua, kepala bagian SDM, ketua program studi, ketua LPPM dan dosen dalam mengimpelementasikan pelatihan.

Konstruksi didasarkan pada data observasi perilaku partisipan terkait dengan manajemen pelatihan. Peneliti melakukan telaah terhadap foto-foto yang diperoleh di lapangan, pada saat penyelenggaraan pelatihan untuk membantu proses observasi agar lebih konstruktif. Dokumen-dokumen yang telah direduksi, disajikan kemudian divalidasi keabsahannya dan diperiksa kembali termasuk dalam pemberian koding. Proses reduksi, display, validasi dan kesimpulan berlangsung secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai setiap tahapan telah optimal dilakukan.

Analisis terhadap data-data dokumen yang terkait dengan fokus penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis konstruksi untuk menjawab pertanyaan bagaimana kenyataan pandangan para partisipan terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, penilaian serta dampak pelatihan melalui dokumentasi tersebut. Peneliti mengacu pada kebenaran teoritis dan empiris serta kebermaknaannya pada praktik-praktik manajemen pelatihan. Kesimpulan dibangun berdasarkan pendekatan analisis konstruktif,

Erna Kusumawati, 2016

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PELATIHAN DOSEN PERGURUAN TINGGI SWASTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti menganalisis kembali hasil temuan sesuai dengan kategori dan sub kategori langkah analisis data dilakukan secara intensif melalui proses spiral dengan pendekatan analisis konstruktif untuk memastikan bahwa temuan sesuai dengan fakta. Peneliti berupaya untuk tidak mengabaikan banyak sisi yang membentuk manajemen pelatihan di ketiga kampus dengan karakteristik lingkungan yang berbeda. Peneliti menghindari bias elit ketika informan melebih-lebihkan data dari informan yang pandai bicara, berpengalaman dan berstatus sosial tinggi. Peneliti tidak mengabaikan data-data dari partisipan yang kurang pandai bicara, tidak dikenal dan berstatus rendah.

Erna Kusumawati, 2016

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PELATIHAN DOSEN PERGURUAN TINGGI SWASTA

Dalam dokumen D ADPEND 1302810 Chapter3 (Halaman 28-35)

Dokumen terkait