• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI

3.3 Prosedur Kerja 23

3.3.1 Cara kerja penyediaan sampel

- Disobek (dikoyak) sekitar 5-7 gram dari lembar sampel pulp dari washer 4 (konsistensinya 0,5%)

- Semua sampel disintegrasi dalam disintegrator dengan menggunakan 200 rpm (putaran per menit)

Deswenty Sinaga : Penentuan Viskositas Pada Proses Pemutihan Pulp (Bleaching) Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2008.

USU Repository © 2009

- Dibuat lembaran tipis kecil/hand sheet dengan menggunakan buchner funnel dengan kertas saring setelah pemotongan per diameter buchner funnel

- Dikeringkan dengan menggunakan lampu Infra Red

3.3.2 Penentuan Viskositas

- Ditentukan kadar air dari lembar sampel yang disediakan dengan mengeringkan dari ½ lembaran pulp

- Ditimbang sampel pulp sama dengan 0,125 gram berat kering pulp

- Diletakkan sampel dalam tabung dissolving/pelarut dan ditambahkan 12,5 ml air destilat dengan menggunakan buret dan beberapa potongan copper wire, dikocok dengan perlahan sekitar 30 detik

- Ditambahkan sekitar 12,5 ml larutan Cupri Ethylen Diamine (CED) - Dilanjutkan mengocok untuk 15 menit berikutnya

- Diisi viskometer dengan mencelupkan ujung viskometer yang berdiameter ke dalam larutan dan ditarik liquid ke dalam instrument dengan menggunakan sedotan ke ujung yang lainnya

- Ditarik level liquid ke tanda goresan yang kedua kemudian dibersihkan dan dikembalikan viskometer ke posisi vertikalnya masing-masing

- Ditempatkan viskometer pada temperatur bath yang tetap 25,0oC ± 0,1oC dan dibiarkan selama 5 menit untuk menstabilkan temperatur viskometer - Ditarik larutan ke dalam measuring leg dari viskometer dengan sebuah

Deswenty Sinaga : Penentuan Viskositas Pada Proses Pemutihan Pulp (Bleaching) Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2008.

USU Repository © 2009

- Ditentukan waktu alir dengan menarik liquid ke tanda bagian atas dan diukur waktu yang dibutuhkan untuk melewati miniskus antara kedua tanda tersebut

- Diukur waktu alir dari tanda garis atas ke tanda garis bawah

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Praktek

Tabel. 4.1 Data analisa tanggal 11-17 Februari 2008

No Tanggal Waktu analisa Viskositas Viskositas rata-rata D1 D2 D1 D2 1. 11-02-08 09.00 11.00 13,7 14,2 13,2 13,0 14,2 13,1

Deswenty Sinaga : Penentuan Viskositas Pada Proses Pemutihan Pulp (Bleaching) Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2008. USU Repository © 2009 13.00 14,7 13,2 2. 12-02-08 09.00 11.00 13.00 17,5 15,8 13,7 12,0 14,5 13,5 15,7 13,3 3. 13-02-08 09.00 11.00 13.00 13,7 13,8 14,0 13,0 11,0 14,2 13,8 12,9 4. 14-02-08 09.00 11.00 13.00 17,5 16,0 15,8 12,5 14,7 12,0 16,4 13,1 5. 15-02-08 09.00 11.00 13.00 14,2 13,9 12,7 14,0 13,0 11,7 13,6 12,9 6 16-02-08 09.00 11.00 13.00 15,3 16,4 17,2 13,7 12,2 13,5 16,3 13,1 7. 17-02-08 09.00 11.00 13.00 15,5 15,3 15,0 13,0 14,5 14,7 15,3 14,1 Catatan:

D1 : Pemutihan pulp tahap pertama D2 : Pemutihan pulp tahap kedua

4.2 Pembahasan

Berdasarkan data analisis maka diperoleh nilai viskositas dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:

D T C Viskositas= × × Keterangan:

V = Viskositas dari CED pada 25oC C = Konstanta Viskometer

T = Waktu alir (sekon)

Deswenty Sinaga : Penentuan Viskositas Pada Proses Pemutihan Pulp (Bleaching) Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2008. USU Repository © 2009 4.3 Perhitungan Misalkan diketahui; Konstanta viskometer (C) = 0,0125 Waktu alir (T) = 567 sekon

Maka viskositasnya dapat dihitung sebagai berikut: D

T C

V = × ×

V = 1.052 x 567 x 0.0125

= 14.2 (lihat tabel konversi viskositas)

Untuk perhitungan yang lain dapat dihitung dengan cara yang sama dan hasilnya diperoleh seperti pada tabel 4.1.

Dari hasil analisis yang dilakukan dapat dinyatakan bahwa viskositas dari

pulp sulfat (kraft) setelah diputihkan pada proses pengelantangan (bleaching)

telah memenuhi standar yang telah ditetapkan yaitu 11-14 untuk kertas A2 dan 16-18 untuk kertas A4. Dimana pada data analisis diperoleh viskositas pada D1 yaitu 13-16 sedangkan viskositas pada D2 yaitu 12-14. Dalam penentuan viskositas bertujuan untuk mengetahui kekuatan serat yang dimiliki oleh pulp setelah diputihkan. Viskositas daripada pulp dapat dipengaruhi berbagai faktor salah satu diantaranya adalah konsentrasi dari bahan pemutih yang digunakan.

Pemakaian bahan pemutih yang terlalu sedikit akan menyebabkan pulp berwarna gelap (kurang cerah). Sebaliknya bila konsentrasi bahan pemutih yang berlebihan akan berpengaruh terhadap kekuatan serat pulp yang dihasilkan. Penggunaan bahan kimia pemutih (ClO2) yang berlebih menyebabkan degradasi selulosa sehingga mengurangi kekuatan serat. Bahkan pada kondisi yang baik kemungkinan masih terjadi penurunan kekuatan serat. Dengan kata lain,

Deswenty Sinaga : Penentuan Viskositas Pada Proses Pemutihan Pulp (Bleaching) Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2008.

USU Repository © 2009

banyaknya bahan pemutih yang digunakan berbanding terbalik dengan kekuatan serat pulp (viskositas pulp). Oleh karena itu bahan pemutih yang digunakan, diusahakan sekecil mungkin untuk mendapatkan viskositas yang tinggi serta derajat keputihan (brightness) yang dimiliki pulp tinggi.

Reaksi lignin selama pembuatan pulp merupakan reaksi yang sangat kompleks dan belum diketahui secara pasti. Para ahli menduga degradasi karbohidrat juga merupakan faktor penghambat utama dalam delignifikasi yang dapat dicapai dalam penghilangan lignin. Hal ini terjadi terutama oleh perpecahan acak molekul selulosayang menyebabkan berkurangnya rantai panjang selulosa. Jika dibiarkan berlangsung pada titik tertentu, maka akan menyebabkan menurunnya kekuatan pulp.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil analisis viskositas dari pulp sulfat (kraft) pada D1 dan D2 pada proses pemutihan pulp (bleaching) telah memenuhi standar yang ditetapkan. Standar viskositas untuk kertas A4 adalah 16-18 dan kertas A2 adalah

11-Deswenty Sinaga : Penentuan Viskositas Pada Proses Pemutihan Pulp (Bleaching) Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2008.

USU Repository © 2009

14, dari data hasil analisis yang diperoleh untuk kertas A4 adalah 15,7-16,4 dan untuk kertas A2 adalah 12,9-14,1.

2. Dari hasil analisis yang diperoleh berdasarkan data dapat disimpulkan bahwa viskositas pada D1 lebih besar daripada viskositas pada D2 , hal ini disebabkan jumlah pemakaian bahan pemutih (ClO2) yang semakin besar.

5.2 Saran

Perlu dilakukan metode lain dalam penentuan viskositas pulp selain dengan metode Ostwald sehingga dapat dibandingkan metode mana yang lebih praktis dan lebih tepat.

DAFTAR PUSTAKA

-Anonim. 2000. Bleaching Plant. Porsea: PT.Toba Pulp Lestari, Tbk. Training and Development Centre.

-Dumanauw, J.F. 1990. Mengenal Kayu. Yogyakarta: Kanisius.

-Fengel, D. dan Wegener, G. 1995. Kimia Kayu Ultrastruktur Reaksi – Reaksi. Terjemahan Hardjono Sastrohamidjojo. Yogyakarta: Gadjah Mada

Deswenty Sinaga : Penentuan Viskositas Pada Proses Pemutihan Pulp (Bleaching) Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, 2008.

USU Repository © 2009

-Sirait Suhunan. 2003. Bleaching. Toba Samosir: PT.Toba Pulp Lestari, Training and Development Centre.

-Sjostrom, E. 1981. Kimia Kayu Dasar – Dasar dan Penggunaan. Terjemahan -Hardjono Sastrohamidjojo. Yogyakarta: Gadjah Mada University.

-Yazid Estien. 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

-http://www.kertasgrafis.com/?menu=IndustriKertas&nid=idj4k&id=66. Diakses Jun 23, '07 10:15 AM

Dokumen terkait