BAB V. HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
G. Diagram alir
4. Prosedur Lelang Barang Gadai
D. Catatan Akuntansi
Informasi tentang cara mengelolah dan hasil yang dicapai perlu dilaporkan kepada pihak-pihak yang harus menerima pertanggung jawaban. Pada gilirannya, pihak-pihak yang menerima pertanggung jawaban akan dapat
menggunakan informasi tersebut dalam proses pengambilan keputusan yang harus mereka buat. Catatan akuntansi digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan sebagaimana definisi akuntansi.
Catatan akuntansi yag digunakan oleh PT. Pegadaian Cabang Pelita sudah dapat meyediakan informasi yang cukup tentang hasil penjualan lelang beserta perinciannya, kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh nasabah untuk dikurangkan pada uang pinjaman dan informasi tentang pemberian uang kelebihan yang menjadi hak nasabah.
E. Analisis Laporan
Laporan yang dihasilkan pada PT. Pegadaian Cabang Pelita adalah laporan mingguan, laporan bulanan, dan laporan tahunan. Laporan dapat berupa tampilan dalam komputer dan dapat dicetak dalam bentuk dokumen. Dengan ini maka perkembangan operasional dalam suatu Kanca dapat terawasih. Sejak tahun 1993 audit terhadap laporan keungan PT. Pegadaian (Persero) telah dilkukan oleh akuntan publik. Laporan-laporan yang dibuat oleh masing-masing Kanca kemudian dikonsolidasikan oleh Kanwil sebelum dikirim ke Kantor Pusat.
F. Sistem Pengendalian Intern
Sistem Pengendalian intern yang diterapkan pada PT. Pegadain (Persero) Cabang Pelita sudah cukup memadai dan berjalan sesuai dengan fungsinya, sehinga penulis mencoba menganalisis pegendalian intern yang ada di Pegadain Cabang Pelita dengan mengunakan rekomendasi dari COSO (Committee Of
Sponsoring Organization ). Berdasarkan rekomendasi COSO, maka pengendalian internal memiliki lima elemen penting yaitu:
a. Lingkungan Pegendali
Lingkungan pegendalian organisasi adalah komponen pertama dari lima komponen pengendalian internal dan merupakan pondasi dari komponen-komponen pengendali sistem yang lain. Lingkungan pengendalian merupakan dampak yang kumulatif atas faktor-faktor untuk membangun, mendukung, dan meningkatkan efektivitas kebijakan dan prosedur tertentu. Pada kegiatan lelang barang gadai faktor-faktor pegendalian lingkungan terlihat pada :
1. Struktur organisasi yang sudah ada yaitu Struktur organisasi yang ada pada PT. Pegadain Cabang Pelita didefinisikan sebagai pola otoritas dan tanggung jawab yang ada dalam organisasi yang digambarkan dalam bentuk diagram organisasi.
2. Cara memberikan wewenang dan tanggung jawab dimana Metode pemberian wewenang dan tanggung jawab pada perum PT. Pegadain Cabang Pelita menggunakan dengan dua metode yaitu informal atau lisan, kemudian formal dengan menggunakan dokumentasi tertulis.
3. Pemisahan Fungsi, Pencatatan Dan Berdasarkan Bagian-Baguan Yang Ada Pada PT. Pegadain Cabang Pelita , fungsi kas dipegang oleh dua unit organisasi yaitu bagian lelang dan bagian kasir, dimana pelaksana lelang disamping menangani penerimaan kas. Dalam serah terima pendapatan lelang yang dilakukan bagian lelang ke bagian
kasir belum ada pencatatan khusus atau dokumen tertentu sebagai tanda bukti. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan masih belum terkendali.
4. Etika Budaya Kerja PT. Pegadain Cabang Pelita mempunyai peraturan dan tata tertib sendiri terkait etika dan budaya kerja. Etika budaya perusahaan diaktualisasikan dalam bentuk simbol/ maskot si
“INTAN” yang bermakna : Inovatif, Nilai Moral tinggi,Terampil, Adi layanan, dan Nuansa Citra. Nilai-nilai dari budaya kerja tersebut terdapat dalam website PT. Pegadaian (Persero). Sebagai contoh jika terjadi penyimpangan, maka akan mendapat sanksi sesuai dengan kesalahannya.
b. Penaksiran Resiko
Penaksiran resiko merupakan proses indentifikasi , menganalisis, dan mengolah resiko yang mempengaruhi tujuan perusahaan. Tahapan yang paling kritis dalam menaksirkan resiko adalah mengindentifikasi tindakan yang diperlukan. Pada prosedur lelang barang gadai di PT. Pegadaian cabang Pelita, analisis taksiran merupakan landasan utama kegiatan lelang barang gadai yang berguna untuk menilai suatu barang yang akan dilelang , mengukur kedaan barang, jenis dan golongan serta menaksir harga apakah harga barang tersebut dapat menutupi pengembalian uang pinjaman dan sewa modal. Oleh karena itu dalam kegiatan lelang barang gadai di PT. Pegadaian Cabang Pelita terdapat empat bagian dalam prosedur lelang yaitu:
1. Pemegang gudang , adalah bagian yang menyiapkan barang yang akan dilelang.
2. Bagian lelang bagian yang menetapkan harga taksiran lelang 3. Bagian kasir adalah bagian yang menerima hasil pendapatan lelang 4. Bagian administrasi adalah bagian yang dalam meyelesaikan
administrasi para pemegang lelang.
c. Aktivitas Pengendali
Aktivitas pengendali merupakan kebijakan dan prosedur yang dibangun untuk membantu memastikan bahwa arah manajemen dilaksanakan dengan baik.
Pada aktivitas pengendalian kegiatan lelang yang ada pada PT. Pegadain Cabang Pelita ini dapat terlihat dari:
1. Dokumen dan catatan pada PT. Pegadaian Cabang Pelita diperlukan sebagai bukti fisik dari suatu transaksi yang berhubungan dengan kegiatan lelang untuk kemudian diolah dan disimpan dalam database perusahaan untuk menghasilkan informasi berupa Laporan Keuangan ataupun laporan lainnya yang dapat dijadikan bahan evaluasi dan pertimbangan pihak Manajemen maupun pihak yang berkepentingan.
2. Pengecekan akuntabilitas dan tinjaun kinerja oleh pihak independen yang biasanya di PT. Pegadaian Cabang Pelita dilakakan oleh Satuan Pengawas Intern.
3. Penetapan harga minimal lelang, merupakan pedoman dalam menetapkan harga suatu barang yang akan dilelang menurut taksiran yang ada.
d. Informsi Dan Komunikasi
Informasih dan komunikasi mengacuh pada sistem Akuntansi organisasi, yang terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk megindentifikasi, merangkai, menganalisis, mengelompokkan, mencatat, dan melaporkan transaksi organisasi dan untuk memelihara akuntanbilitasnya. Pencatatan transaksi akuntansi pada PT. Pegadaian Cabang Pelita dilakukan secara terkomputerisasi sehingga proses pengolahan datanya cepat dan tingkat akurasinya tinggi. Dalam pelaksanaan pemberitahuan pengumuman lelang dapat dilihat melalui situs website www.pegadain.co.id. Namun pada transaksi lelang itu sendiri belum bisa bertransaksi secara online. Adanya hubungan rekanan dengan Pegadain memudahkan lakunya barang lelang. Komunikasi yang dimaksud pada kegiatan lelang barang gadai pada PT. Pegadaian Cabang Pelita, yaitu dengan memberikan pemahaman yang jelas mengenai prosedur lelang, salah satunya adalah dengan menggambarkan prosedur dan alur dokumen untuk memudahkan pengerjaan bagi tiap bagian yang terkait.
e. Pengawasan
Pengawasan atau monitoring, merupakan komponen pengendalian internal yang kelima, melibatkan proses yang berkelanjutan untuk menaksir
kualitas pengendalian internal dari waktu ke waktu serta untuk mengambil tindakan koreksi yang diperlukan. PT.Pegadaian Cabang Pelita telah memilki institusi internal independen yang khusus dalam pengawasan yaitu satuan pengawas intern (SPI). Tolak ulur yang digunakan dalam pemeriksaan adalah membandingkan antara kondisi sebenarnya (Fakta) dengan kondisi yang ditetapkan oleh peraturan/ ketentuan perusahaan. Dengan demikian SPI sangat menunjang efektifitas pemantaun kinerja serta menutup kemingkinan timbulnya berbagai penyimpangan. Akan tetapi pengawasan lelang barang gadai pada Kantor Cabang Pelita belum ada bagian terkait yang khusus melakukan monitoring pada saat lelang berjalan.
Dari hasil analisa dengan menggunakan rekomendasi COSO (Committeeof Sponsoring Organisation Of Tradeway ) yang terdiri dari lima elemen yaitu: lingkungan pengendali, aktivitas pengendali, penilaan resiko, informasi dan komunikasi, serta pengawasan, dapat diketahui bahwa sistem informasi akuntansi yang diterapkan Pegadaian Kantor Cabang Pelita dalam kegiatan lelang barang gadai sudah cukup memadai sebagaimana COSO mendefenisikan pengendalian internal sebagai proses yang diimplementasikan oleh dewan komisaris, pihak manajemen, dan mereka yang berada di bawah arahan keduanya, untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa tujuan pengendalian dicapai dengan pertimbangan hal berikut ini yang terdiri dari : efektivitas dan efisiensi operasional organisasi, keandalan pelaporan keungan, dan kesesuain dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Dikatakan demikian karena
pada sistem yang sedang berjalan, yang telah penulis paparkan diatas , sistem informasi yang diterapkan ternyata:
1. Mempermudah manajemen dan karyawan dalam melaksanakan aktivitas-aktivitasnya, karena adanya pemisahan tugas dan wewenang yang sesuia dengan bagiannya seperti halnya, hanya data yang sudah divalidasi dan diverifikasi oleh bagian tertentu.
2. Bahwa dengan adanya prosedur–prosedur yang diberlakukan pada kegiatan lelang ternyata mempermudah manajemen dalam mengambil keputusan.
3. Proses pengolahan data barang yang akan dilelang dan pengolahan akuntansi pada PT. Pegadain Kantor Cabang Pelita dilakukan secara terkomputerisasi sehinnga proses pengolahannya cepat, tingkat akurasi informasi yang dihasilkan cukup tinggi.
4. Ketersediaan dokumen dan catatan diperlukan sebagai bukti fisik dari suatu transaksi untuk dijadikan bahan evaluasi dan pertimbangan baik berupa laporan keuangan dan data-data yang terkait lainnya 5. Adanya pengawasan internal pada PT. Pegadaian Kantor Cabang
Pelita sehingga memudahkan SPI untuk menilai apakah prosedurnya sudah sesuai dengan ketentuan/peraturan perusahaan.
6. Sedangkan dalam sistem pengawasan internalnya dikatakan cukup baik, karena terdapat SPI yang bertanggung jawab atas jalannya operasional PT. Pegadaian Kantor Cabang Pelita.
G. Diagram Alir
Bagan alir (flowchart) adalah teknik analisis yang dipergunakan untuk mendeskripsikan beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis. Bagan alir menggunakan serangkain simbol standar untuk mendeskripsikan melalui gambar prosedur pemrosesan transaksi yang digunakan perusahaan, dan arus data yang melalaui sistem. Dari bagan alir sistem penjualan lelang barang jamin di bawah ini, maka berikut ini diuraikan kegiatan dari sistem penjualan lelang barang jaminan yang terdiri dari:
a. Bagian Penyimpanan / Bagian Gudang
1. Menyiapkan barang jaminan yang akan dilelang dan membuat berita Berita Acara Penyerahan Barang Jaminan (BAPBJAL).
2. Membuat buku gudang untuk mencatat pengeluaran barang jaminan dari gudang
3. Menyerahkan Berita Acara Penyerahan Barang Jaminan (BAPBJAL) ke pelaksana lelang bersama dengan barang jaminan yang akan dilelang. Penyerahan ini dilakukan tiga hari sebelum acara lelang dimulai.
Pemegang Gudang
Gambar 5 . Sistem Penjualan Lelang barang Jaminan b. Pelaksana lelang
1. Menyiapkan barang jaminan yang akan dilelang dan membuat Berita Acara Penyerahan Barang Jaminan yang akan dilelang dengan dilampiri Daftar Barang Jaminan Yang akan dilelang , formulir penjualan lelang beserta barang jaminannya.
2. Mencocokkan dengan fisik barang jaminan yang akan dilelang
mulai
3. Menetapkan harga penjualan lelang dengan pedoman sebagai berikut:
Apabila taksiran baru lebih rendah dari UP + SM penuh ,
maka harga minimal lelang harus sebesar UP + SM di bulatkan ke atas menjadi ratusan rupiah penuh
Apabila taksiran baru lebih tinggi dari UP + SM , maka harga
minimal lakunya lelang yaitu sebesar UP maksimal berdasarkan taksiran baru + SM penuh berdasarkan UP baru.
4. Setiap barang jaminan yang telah laku lelang, kepada pembelinya dibebankan biaya lelang sebesar 9% dan 0,7% dana sosial.
5. Penjualan harga lelang didasarkan kepada penawaran tertinggi dan disetujui oleh pelaksana dan langsung dicatat pada Daftar Rincian Penjualan Lelang.
6. Setelah selesai lelang dibuat Berita Acara Lelang dan menyerahkan kepada kasir berama uang pendapatan lelang. Untuk barang yang tidak laku dilelang dicatat pada Register Barang Sisa Lelang (RBSL).
Pelaksanaan Lelang
Ke Kantor Pajak
Keterangan : Ke Kanda DBJYAD : Daftar Barang Jaminan Yang Akan Di lelang
FPL : Formulir Penjualan Lelan
Gambar 6 . Sistem Lelang Barang Jaminan BAPBJAL
Pelaksanaan Lelang (Lanjutan)
Ke Kanda
Keterangan:
DRPL : Daftar Rincian Penjualan Lelang BAL: Berita Acara Lelang
RBSL: Register Berita Acara Sisa Lelang
Gambar 7 . Sistem Penjualan Barang Lelang Barang
c. Kasir
d. Bagian Administrasi
1. Menerima BAL, dan RSBL dari kasir
2. Mencatat nomor-nomor Barang Jaminan Yang akan Dilelang dari buku kredit dan membuat buku penjualan lelang.
3. Berdasarkan bukti-bukti tersebut dibuat kas debet dan dicatat dalam buku kas
Bagian Administrasi
Ke Kanda
Ke Kanda Keterangan:
BUK : Buku Uang Kelebihan BPL : Buku Penjualan Lelang
Gambar 9. Sistem Penjualan Lelang Barang Jaminan (Lanjutan)
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi yang telah diterapkan pada PT. Pegadaian Cabang Pelita pada prakteknya mempunyai beberapa komponen guna mendukung kehandalan sistem informasinya yaitu, bagian yang terkait (SDM), dokumen yang digunakan, catatan akuntansi yang digunakan, prosedur lelang, laporan yang dihasilkan, dan pengawasan internal cukup memadai dan berjalan sesuai dengan fungsinya.
2. Hasil analisa dengan menggunkan rekomendasi COSO (Committee Of Sponsoring Organization Of Tradeway) yang terdiri dari 5
elemen dapat diketahui bahwa sistem pengendalian internal yang diterapkan PT. Pegadaian Cabang Pelita terhadap lelang barang gadai sudah cukup memadai. Akan tetapi pada pengendalian lingkungan masih belum terkendali karena adanya kesamaan fungsi dalam dua bagian yang berbeda dan pada pengawasan belum ada satuan tugas khusus terkait untuk memonitoring berjalannya lelang pada PT.Pegadaian Cabang Pelita
65
B. Saran
1. Fungsi kas sebaiknya dipegang oleh satu unit organisasi saja yaitu kasir lelang, sehingga prosedur penerimaan kas dari pembeli dilakukan oleh kasir lelang . sedangkan pelaksanaan lelang hanya bertugas menangani prosedur penjualan lelang saja.
2. Perlu dilakukan pemisahan arsip dokumen untuk menghindari terdinya hal-hal yang tidak di inginkan.
3. Sebaiknya ada formulir yang diserahkan kepada pembeli barang jaminan yang dilelang sehingga dapat bukti yang kuat mengenai terjadinya penyerahan sejumlah uang dari pihak pembeli ke pihak perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta:
andi
Anthony dan Govindarajan. 2002. Sistem Pengendalian Manajemen. Salemba Empat: Jakarta.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediaten Accounting. Edisi Kedelapan. Yogyakarta:
BPEF.
Diana dan Setiawatati. 2011. Sistem informasi Akuntansi. Yogyakarta: andi
Ekowati, Debby. 2002. Tinjauan Yuridis Terhadap Pelelangan Barang Jaminan Dalam Praktek Utang Piutang Pada Perum Pegadain Cabang Depok.
Tesis. Semarang: Program Pasca Sarjana Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro.
Mulatsih, Heni. 2010. Penerapan Sistem Lelang Pada Perum Pegadain Cabang Purwotomo. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. UGM. Salemba Empat: Jokjakarta
Rama dan jones. 2008. Sistem Informasi Akuntansi(Accounting Information System). Buku 1. Salemba Empat : Jakarta
Romney dan Steinbart. 2006. Accounting Information System (Sistem Informasi Akuntansi). Buku Satu, Edisi Kesembilan. Salemba Empat:Jakarta
Salim. 2004. Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Siwu. 2013. Evaluasi Penerapan Sistem pengendalian Intern Atas Prosedur Peneriamaan Dan Pengembalian Barang Jaminan Pada PT. Pegadain (Persero). Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi.
Volume;1no 4 (1706-1716). Manado: fakultas Ekonomi Dan Bisnis.
www.Pegadain.co.id
L A M
P I R A N
Daftar Pertanyaan Wawancara
1. Bagaiama prosedur kegiatan lelang di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pelita 2. Bagaimana struktur organisasi perusahaan, nilai buadaya kerja, visi dan misi 3. Bagian apa saja yang terkait dalam kegiatan lelang barang gadai
4. Dokumen apa saja yang digunakan
5. Bagaimana sistem pencatatan akuntansinya 6. Bagaimana sistem pengawasan internal yang ada
Sebagai anak ke 5 lima dari lima bersaudara, putri pasangan Samsu kaso dan Hatija. Penulis memasuki jenjang pendidi kan formal di SD Negeri 272 Lura dan tamat pada tahun 1998 pada tahun yang sma penulis menempuh pendidikan di SMP Neg. I Bupon Kabupaten Luwu dan tamat pada tahun 2001 Kemudian melanjutkan melanjutkan pendidikan di SMA Negeri I Bupon Kabupaten Luwu dan tamat pada tahun 2004. Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi Akuntansi jurusan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Univesitas Muhammadiyah Makassar.