METODE PENELITIAN
B. Prosedur Penelitian
Pengembangan modul IPA dilakukan secara bertahap dengan langkah model 4D. Langkah penelitian pengembangan modul IPA dapat dilihat pada Gambar 5.
79
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap pengembangan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Define (Pendefinisian) Analisis Awal Analisis Siswa Analisis Tugas Analisis Konsep Spesifikasi Tujuan
Menyusun Tes Acuan Patokan
Pemilihan Media
Pemilihan Format
Membuat Rancangan Modul IPA (Draft I)
Peninjauan Dosen Pembimbing
Validasi Dosen Ahli dan Guru IPA
Revisi III
Revisi I (Draft II)
Uji Coba Pengembangan
Define
Develop
Disebarluaskan terbatas kepada Guru IPA Revisi II (Draft III)
Disseminate Modul IPA
Gambar 5. Prosedur Pengembangan Modul IPA (Modifikasi dari Thiagarajan, 1974: 6-9)
80
Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pengembangan. Tahap define bertujuan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan. Thiagarajan, et al (1974:6) menganalisis lima kegiatan yang dilakukan pada tahap define, yaitu: a. Analisis Awal (Front-end-analysis)
Tahap ini bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran IPA. Berbagai
informasi terkait permasalahan yang dihadapi dalam
pembelajaran IPA di SMP N 1 Wonosari dilakukan melalui studi lapangan dan studi literatur.
b. Analisis Siswa (Learner analysis)
Tahap ini merupakan kegiatan mengkaji karakteristik peserta didik sesuai dengan bahan ajar atau produk yang akan dikembangkan. Pada tahap ini dipelajari karakteristik peserta didik SMP N 1 Wonosari. Adapun karakteristik yang diamati yaitu meliputi kemampuan kognitif (pengetahuan), serta keterampilan peserta didik khususnya keterampilan berpikir kritis.
c. Analisis Tugas (Task analysis)
Analisis tugas bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh tentang tugas dalam materi pembelajaran yang akan
81
disampaikan melalui produk yang akan dikembangkan yaitu modul IPA, selain itu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang dikembangkan. Penyususnan modul IPA berpedoman pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang berlaku di SMP N 1 Wonosari sesuai dengan KI dan KD Kurikulum 2013.
d. Analisis Konsep (Concept analysis)
Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi konsep yang akan diajarkan dalam produk yang akan dikembangkan yaitu modul IPA serta untuk mengidentifikasi konsep lainnya yang relevan dengan konsep utama sehingga akan membentuk peta konsep pembelajaran.
e. Merumuskan Tujuan Pembelajaran (Specifying instructional
objectives)
Tujuan pembelajaran dirumuskan sesuai dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasar yang nantinya akan menjadi dasar untuk merancang tes dan perangkat pembelajaran yang kemudian diintegrasikan ke dalam materi pada modul IPA yang akan dikembangkan oleh peneliti.
2. Design (Perencanaan)
Tahap design (perencanaan) bertujuan untuk merencanakan atau merancang kerangka isi dan garis besar dari suatu produk yang
82
akan dikembangkan yaitu Modul IPA dengan berbasis Model Project Based Learning (PjBL) pada pokok bahasan Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita. Pada tahap ini peneliti merancang modul IPA yang memiliki karakteristik self instructional, self contained, stand alone, adaptive, dan user friendly, selain itu penyusunan modul juga harus mencakup aspek kelayakan isi, penyajian, kebahasaan dan kegrafisan yang tepat. Thiagarajan, et al (1974:7) mengklasifikasikan tahap design dalam empat kegiatan, yaitu sebagai berikut:
a. Penyusunan Tes Acuan Patokan (Constructing criterion
referenced test)
Tes merupakan salah satu cara untuk mengetahui kelayakan dari modul IPA yang dikembangkan, serta sebagai alat evaluasi setelah mengimplementasikan pembelajaran IPA dengan menggunakan modul. Instrumen penilaian disusun berdasarkan pada kisi-kisi instrumen yang dikembangkan sesuai dengan peta kompetensi yang akan dicapai. Selain itu tes disusun untuk mengukur keterampilan berpikir kritis, sedangkan penskoran hasil tes didasarkan pada panduan evaluasi yang memuat kunci dan pedoman penskoran setiap butir soal.
83
Pemilihan media didasarkan pada analisis yang dilakukan pada tahap define, yang meliputi analisis awal, analis siswa, analisis konsep dan analisis tugas. Pemilihan media juga disesuaikan dengan kebutuhan serta karakteristik peserta didik di SMP N 1 Wonosari.
c. Pemilihan Format (Format selection)
Pemilihan format dalam pengembangan modul IPA bertujuan untuk mendesain atau merancang konten modul mulai dari materi pembelajaran, pemilihan model dan sumber belajar peserta didik. Pemilihan bentuk penyajian pembelajaran disesuaikan dengan media pembelajaran yang digunakan, dalam hal ini format yang dipilih ialah yang memenuhi kriteria menarik, memudahkan dan membantu dalam pembelajaran IPA.
d. Membuat Rancangan Awal (Initial design)
Pada tahap ini bertujuan untuk merancang draft awal modul IPA yang akan dikembangkan sebelum nantinya akan diuji coba di lapangan.Pada tahap ini dihasilkan draft pertama modul IPA.
3. Develop (Pengembangan)
Thiagarajan, et al (1974:8) mengelompokkan tahap develop (pengembangan) dalam dua kegiatan yaitu expert appraisal dan development testing. Expert appraisal merupakan kegiatan untuk memvalidasi atau menilai kelayakan rancangan produk yang dikembangkan oleh peneliti. Pada kegiatan ini dilakukakan evaluasi
84
oleh ahli terkait bahan ajar modul IPA yang dikembangkan, baik oleh ahli media maupun ahli materi. Saran dan masukan yang diberikan oleh validator dipergunakan untuk memperbaiki materi dan rancangan pembelajaran yang telah disusun pada modul IPA. Rancangan awal modul IPA yang telah direvisi oleh dosen pembimbing (draft II) kemudian divalidasi oleh dosen ahli dan guru IPA yang telah ditentukan, hasil perbaikan dari para validator merupakan draft III.
Developmental testing merupakan kegiatan uji coba rancangan produk pada sasaran subjek yang sesungguhnya. Pada saat uji coba ini dicari data respon, reaksi atau komentar dari sasaran pengguna produk. Hasil uji coba digunakan untuk memperbaiki produk. Setelah produk diperbaiki kemudian diujikankembali sampai memperoleh hasil yang efektif.
Hasil pengujian kemudian digunakan untuk revisi sehingga modul IPA yang akan dikembangkan benar-benar memenuhi kebutuhan pengguna. Agar peneliti mengetahui efektivitas modul IPA dalam menumbuhkan keterampilan berpikir kritis, kegiatan pembelajaran dilakukan dengan memberi soal-soal latihan yang materinya diambil dari modul IPA yang dikembangkan.
Kegiatan pada tahap develop dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
85
a. Peninjauan Dosen Pembimbing
Pada tahap ini rancangan awal (draft I) modul IPA yang telah disusun oleh peneliti kemudian diserahkan kepada dosen pembimbing untuk diketahui kekurangan dan kelebihan dari produk yang akan dikembangkan, sehingga dapat dilakukan revisi yang pertama. Setelah dilakukan revisi pertama sesuai dengan saran dan masukan dosen pembimbing dihasilkan modul IPA draft II, selanjutnya dosen pembimbing akan mengarahkan
peneliti untuk melakukan validasi modul IPA hasil
pengembangan oleh ahli yang telah ditentukan dari dosen pembimbing.
b. Validasi Produk oleh Ahli
Modul IPA yang akan dikembangkan oleh peneliti selanjutnya divalidasi oleh para ahli dari beberapa aspek meliputi kelayakan isi, penyajian, kebahasaan dan kegrafisan. Validasi bertujuan untuk mengetahui kelayakan modul IPA. Pada tahap ini peneliti akan mendapatkan kritik, saran dan masukan yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki produk dengan melakukan revisi kedua hingga diperoleh draft ketiga modul IPA sebelum diujicobakan di lapangan.
c. Uji Coba Pengembangan
86
Pada tahap ini produk yang telah direvisi kemudian diujicobakan kepada peserta didik. Uji coba produk hasil pengembangan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh masukan langsung dari peserta didik terhadap modul IPA yang telah disusun serta untuk mengetahui efektivitas penggunaan modul IPA dalam proses pembelajaran. Kegiatan ini meliputi uji coba secara terbatas dengan menerapkan pembelajaran sesuai dengan produk Modul IPA yang dikembangkan.
Uji coba terbatas ini dilakukan di SMP N 1 Wonosari pada 24 peserta didik. Pada proses uji coba ini dilakukan penilaian terhadap keterampilan berpikir kritis peserta didik melalui lembar observasi, soal berpikir kritis pada modul dan soal pretest-posttest. Selain itu pada tahap ini dilakukan penyebaran angket respon peserta didik untuk dinilai kelayakan modul IPA dalam tampilan dan isi. Data yang diperoleh dalam uji coba tersebut dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan revisi selanjutnya.
2) Desain Uji Coba
Uji coba pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan modul IPA (draft III). Pada tahap ini peneliti mengetahui persentase keterampilan berpikir kritis peserta didik melalui soal pretest-posttest serta observasi sebelum dan setelah dilakukan pembelajran menggunakan modul IPA
87
selain itu terdapat juga soal berpikir kritis pada modul IPA. Penelitian ini dilakukan dengan mengembangkan Modul IPA berbasis model Project Based Learning (PjBL) pada pokok bahasan Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kritis peserta didik SMP kelas VII. Modul yang telah dikembangkan kemudian
diuji coba dengan menggunakan rancangan desain
eksperimen (before-after).
Bentuk desain uji cobanya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 6. Desain Eksperimen (before-after) (Sumber: Sugiyono, 2012: 303)
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa desain penelitian yang dilakukan yaitu dengan menggunakan
quasi eksperimen yang dilakukan dengan cara
membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah menggunakan suatu sistem baru (before-after). O1 merupakan keterampilan berpikir kritis peserta didik sebelum menggunakan modul dengan memberikan soal pretest dan melakukan observasi, X merupakan perlakuan yang diberikan kepada peserta didik berupa pembelajaran dengan menggunakan modul IPA berbasis Project Based Learning (PjBL), sedangkan O2 merupakan keterampilan berpikir kritis peserta didik setelah mendapatkan perlakuan yang diketahui
88
dengan memberikan soal posttest dan melakukan observasi. Modul IPA berbasis Project Based Learning (PjBL) akan efektif apabila nilai O2 lebih besar dari O1.
3) Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP N 1 Wonosari pada semester gasal tahun pelajaran 2015/2016 pada bulan November 2015. 4) Subjek dan Objek Penelitian
a) Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu kelas VII H SMP Negeri 1 Wonosari yang berjumlah 24 peserta didik. b) Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah modul IPA berbasis model Project Based Learning (PjBL) pada pokok bahasan
Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita untuk
menumbuhkan keterampilan berpikir kritis. 5) Jenis Data
a) Data tingkat kelayakan kualitas modul IPA berbasis Project Based Learning (PjBL) pada pokok bahasan Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita. berdasarkan tinjauan dan masukan dari dosen ahli dan guru IPA
b) Data observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model Project Based Learning (PjBL) dalam bentuk persentase
89
c) Data respon peserta didik terhadap modul IPA berbasis Project Based Learning (PjBL) pada pokok bahasan Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita.
d) Data persentase dan pertumbuhan keterampilan berpikir kritis peserta didik selama pembelajaran menggunakan modul IPA berbasis Project Based Learning (PjBL) pada pokok bahasan Perubahan Benda-benda di Sekitar Kita, melalui lembar observasi, soal berpikir kritis yang ada di modul IPA, serta soal pretest dan posttest.
d. Revisi Produk Berdasarkan Hasil Uji Coba
Kegiatan pada tahap ini adalah merevisi modul IPA yang telah diuji cobakan sebagai penyempurna produk. Melalui proses ini produk akan lebih siap untuk diterapkan pada subjek yang lebih banyak lagi dalam pembelajaran.
4. Disseminate (Diseminasi)
Tahap disseminate bertujuan untuk menyebarluaskan penggunaan produk yang dikembangkan pada skala yang lebih luas, akan tetapi pada penelitian ini tahap disseminate hanya dilakukan terbatas kepada guru IPA SMP N 1 Wonosari