• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan model yang didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah putaran siklus, komponen tersebut yaitu ( Suharsimi Arikunto, 2010:138- 140) :

1. Perencanaan atau Planning, yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

2. Tindakan atau acting, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yakni mengenakan tindakan di kelas.

3. Pengamatan atau observasing, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat.

4. Refleksi atau reflekting, kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.

Hubungan dari empat komponen tersebut menunjukkan satu putaran siklus atau kegiatan berkelanjutan. Adapun penjelasan lebih rinci persiklus dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Siklus I a. Perencanaan

1) Penentuan waktu tindakan kelas (2 x Pertemuan Tindakan,1 x tes) 2) Penentuan tindakan yang akan dilakukan ( game dan materi). 3) Membuat RPP( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

30

4) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran ( ruangan kelas, matras, bola voli, kon, bilah pembatas,peluit)

5) Mempersiapkan lembar pengamatan dan petunjuk kegiatan ( instrum- en pengamatan terhadap guru,instrumen penilaian keterampilan,fom unjuk kerja, angket siswa pembelajaran dengan metode bermain) b. Pelaksanaan

1) Pendahuluan

a) Siswa dibariskan, dihitung, dipimpin berdoa

b) Apersepsi: Guru mengecek kehadiran siswa dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.

c) Pemanasan: Bermain menjala ikan. 2) Kegiatan Inti

a) Gerakan Streching (penguluran) dengan Permainan Berlomba mencium lutut berpasangan.

(1) Siswa duduk selunjur berpasangan saling berhadapan berpegangan kedua tangan dengan bergantian arah berat badan

kemuka dan kebelakang sambil menyanyi “sluku-sluku bathok”.

Sluku-sluku bathok, bathok e ela elo, siromo menyang Solo oleh – olehe payung mutho, mak jentit lolo lobah wong mati ora obah, yen obah medheni bocah yen urep golek o dhuwet. Pada syair akhir “golek o dhwit” siswa yang kebetulan kearah depan harus mencium lutut yang paling lama yang juara, pasangannya mengamati.

31

(2) Kemudian dilanjutkan kaki dibuka lebar saling bersentuhan dengan lagu yang sama.

(3) Berdiri berpasangan, badan bongkok, kedua tangan saling memegang bahu kaki kangkang gerakan berputar.

(4) Berdiri berpasangan, tarik badan kekiri dan kekanan. b) Gerakan kalestenik

(1) Jalan beruang, kaki dan tangan dari sisi yang sama bergerak bersamaan

(2) Jalan gajah, sikap kedua tangan bertumpu, salah satu kaki bertumpu dan yang satu ditarik keatas.

(3) Jalan kepiting, sikap kedua tangan bertumpu ke belakang, dengan perut terangkat, berjalan ke depan, ke samping, ke belakang.

(4) Lompat kelinci, lompat ke depan dari posisi jongkok dan mendarat terlebih dahulu dengan kedua tangan baru kaki.

c) Pembentukan

(1) Kelentukan, bermain lomba bola beranting: siswa dibariskan menjadi tiga baris berbanjar, siswa paling depan memegang bola, badan dibungkukkan, setelah ada peluit bola segera digelidingkan ke belakangnya dan setelah sampai paling belakang duluan itu yang juara.

(2) Kekuatan, Bermain gerobak dorong: Siswa berpasangan, satu siswa meletakkan dua telapak tangan di tanah dipergunakan

32

untuk berjalan, kedua kaki dipegang teman pasangannya. Setelah menempuh 5 meter bergantian.

(3) Sikap Membulat, Siswa duduk di matras sambil memegang kedua kaki yang ditekuk dengan dagu rapat didada. Setelah ada aba-aba, gulingkan punggung ke belakang dan ke depan.

(4) Sikap mengguling samping: (1) Guling-guling menirukan lidi berputar. Siswa tidur terlunjur di matras kedua kaki dan tangan merapat melakukan guling samping. (2) Guling-guling menirukan drom berputar. Siswa tidur di matras kedua kaki lurus dan tangan ditekuk didepan melakukan guling samping. (3) Guling-guling menirukan bola/ roda berputar. Siswa tidur di matras kedua kaki dan tangan menekuk di depan melakukan guling samping.

(5) Sikap mengguling depan ;

 Sikap awal: berdiri tegak diatas matras dengan kedua kaki rapat tangan diangkat selebar bahu lalu jongkok kedua telapak tangan diletakkan di matras selebar bahu, dagu dirapatkan ke dada.

 Gerakan: pinggul dan pantat diangkat, badan dibungkukkan tekuk kepala / masukkan kepala mendekati perut, badan digulingkan perlahan-lahan di matras posisi kaki lurus kedepan, pada saat selesai mengguling kedua

33

tangan memegang lutut yang dirapatkan ke dada, sikap kepala tunduk.

 Sikap akhir: Badan jongkok kaki rapat dengan kedua tangan memegang tungkai bawah lalu diluruskan selebar bahu dilanjutkan berdiri.

3) Penutup

a) Siswa membentuk lingkaran bernyanyi kepala pundak lutut. b) Evaluasi pembelajaran

c) Siswa dibariskan, berhitung, berdoa, dibubarkan kembali ke kelas. c. Pengamatan dan observasi

Pengamatan berfungsi sebagai proses pendokumentasian dampak dari tindakan dan dijadikan informasi untuk tahap refleksi. Pengamatan dilakukan oleh kolaborator saat pembelajaran siklus pertama berlangsung dengan menggunakan lembar pengamatan yang sudah dibuat. Pengamatan dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Triharjo pada seluruh pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran. Pada tahap ini kolaborator mencatat hal-hal yang muncul akibat adanya tindakan. Proses observasi dilakukan terhadap lama waktu efektif pembelajaran, perencanaan guru, sikap dan perilaku siswa, partisipasi siswa, peran guru dalam pembelajaran termasuk di dalamnya peran aktif guru dalam memotifasi dan situasi sekeliling proses pembelajaran.

Hasil observasi yang kemudian didiskusikan bersama untuk menemukan rencana tindakan yang dilakukan pada proses pembelajaran.

34

Tindakan yang direncanakan diutamakan untuk mengatasi temuan utama, terutama mengenai partisipasi siswa. Hasil temuan di lapangan yang memungkinkan pemecahannya dan didiskusikan dengan pengamat penelitian, dalam hal ini dosen pembimbing dan orang yang berkompeten dalam pembelajaran senam lantai guling depan. Prosedur pemecahan masalah berupa langkah-langkah yang dapat dilakukan sehingga penghambat dapat diminimalkan dan pendukung dapat dioptimalkan.

d. Refleksi

Setelah pelaksanaan PTK selesai peneliti mengamati hasil yang telah disusun dan menganalisa data yang telah diperoleh dari lembar observasi, masukan dari kolaborator, guru penjas yang bersangkutan, dan kemudian dilakukan refleksi. Refleksi dilakukan untuk menilai tindakan yang akan diberikan. Selanjutnya mengadakan evaluasi tentang PTK, dengan cara diskusi tentang masalah yang muncul dalam pembelajaran.Dari hasil diskusi: Jika sudah memenuhi target, siklus dihentikan tapi jika belum memenuhi target, dilakukan siklus berikutnya.

Dokumen terkait