• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

3.9 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut:

3.9.1 Pembuatan Master Plat

Master plat dibuat dari logam stainless steel ditempah dengan ukuran 65 mm x10 mm x 2,5 mm9,16 sebanyak 3 buah.

3.9.2 Pembuatan Mould 16,20

1. Membuat adonan gips keras dengan perbandingan terhadap air 200 gr : 100 ml.

2. Adonan diaduk dengan spatula dan dipastikan semua tercampur homogen. 3. Adonan gips yang telah homogen dimasukan kedalam kuvet bawah yang telah disiapkan sambil digetarkan (Gambar 20.a).

4. Master plat yang telah diolesi dengan vaselin diletakan pada adonan dalam kuvet sampai permukaan master plat dan gips menjadi rata (Gambar 20.b).

Gambar 20.Adonan gips yang telah homogen dalam kuvet bawah (a), master

plat diletakan sama rata dengan permukaan gips (b).

5.Gips dibiarkan mengeras ± 15-20 menit sampai panas gips hilang.

6. Setelah gips mengeras, permukaan atas gips dan master plat diolesi dengan vaselin. Kuvet bagian atas disatukan dengan kuvet bawah dan diisi dengan adonan

gips (perbandingan gips dan air 200 gram : 100 ml), kemudian kuvet ditutup dan dipastikan kuvet atas dan bawah berkontak dengan rapat.

7. Setelah gips pada kuvet atas mengeras, kuvet dibuka dan master plat dikeluarkan dengan perlahan, sehingga didapat hasil cetakan mould yang sesuai dengan master plat (Gambar 21.a).

8. Mould diolesi dengan could mould seal sebagai separating medium (Gambar 21.b).

Gambar 21.Mould (a), pengolesan Could mould seal pada mould (b).

3.9.3 Pembuatan Sampel Resin Akrilik Polimerisasi Panas

1.Polimer dan monomer diaduk perlahan dalam pot akrilik dengan perbandingan polimer 9 gr : monomer 3,6 ml hingga homogen dan mencapai fase dough. Pada tahap ini adonan tidak akan lengket lagi bila disentuh dengan tangan ataupun spatula.

2.Setelah mencapai fase dough, adonan dimasukan kedalam mould, kemudian tutup dengan plastik selopan dan kuvet atas dipasangkan (Gambar 22.a).

3.Kuvet di-press hingga kencang (proof press), kemudian kuvet yang telah

di-press dibuka kembali. Kelebihan akrilik dibersihkan dan dibuang kemudian kuvet ditutup kembali.

4.Kuvet ditekan kembali menggunakan press manual sampai bagian kuvet atas dan bawah berkontak rapat (final press) (Gambar 22.b).

5.Baut kuvet dipasang dan dikunci untuk mempertahankan kuvet atas dan kuvet bawah agar beradaptasi dengan baik.

6.Proses curing.

Gambar 22.Plastik selopan yang diletakan diatas mould yang telah diisi resin akrilik polimerisasi panas(a), pengepressan kuvet (b).

3.9.4Curing (pemanasan)

Proses curing dilakukan dengan memasukan kuvet kedalam waterbath yang berisi air. Pemanasan dimulai pada suhu kamar dan dinaikan terus hingga suhu air di dalam kuvet yang berisi resin akrilik polimerisasi panas mencapai temperatur 74oC dan dipertahankan selama 1,5 jam, kemudian proses polimerisasi dilanjutkan dengan menaikan suhu menjadi 100 oC dan dibiarkan selama 1 jam, setelah itu perlahan suhu air di dalam waterbath diturunkan hingga mencapai suhu ruangan agar kuvet yang berisi sampel dapat dikeluarkan dari waterbath. Kemudian kuvet dikeluarkan dari waterbath dan biarkan dingin dalam suhu ruangan hingga sampel dapat dikeluarkan dari mould dan dapat dipoles. Proses curing yang tidak baik akan berpengaruh pada sampel yang dihasilkan hingga mempengaruhi uji yang akan dilakukan pada sampel tersebut. 1

3.9.5 Penyelesaian Akhir (poles)

Sample dirapikan menggunakan bur fraser dengan kecepatan 500 rpm dan dipoles dengan menggunakan kertas pasir water proof nomor 600, 800 dan 1000 dan dilanjutkan dengan kertas emery. Kemudian sampel dicuci dengan air dan diberi nomor menggunakan spidol pada bagian ujung plat akrilik untuk memberi tanda pada masing-masing sampel sesuai dengan frekuensi perendaman. Pemolesan ini bertujuan untuk mendapatkan sampel resin akrilik polimerisasi panas dengan kontur yang rata, licin, mengkilat dan tidak poreus.

Gambar 24.Lempeng resin akrilik polimerisasi panas yang telah selesai dipoles.

3.9.6 Perendaman Sampel dalam Larutan Polident

1. kelompok kontrol.

Sebelum dilakukan perendaman pada kelompok perlakuan, sampel yang dijadikan kelompok kontrol (tidak direndam) terlebih dahulu diuji kekuatan impaknya.

2. Perendaman sampel dengan frekuensi 5 kali pengulangan.

Masukan 6 sampel lempeng resin akrilik polimerisasi panas kedalam wadah perendaman. Kemudian isi wadah perendaman dengan 200 ml air dan dimasukan kedalam inkubator dengan suhu 37 ͦ C. Larutkan 1 buah tablet pembersih gigitiruan (polident) kedalam wadah perendaman, biarkan selama 5 menit dan kemudian sampel dikeluarkan dari larutan, dicuci dengan air, dikeringkan diatas kertas tissue dan

biarkan selama 5 menit. Lakukan kembali perlakuan yang sama sebanyak 5 kali untuk frekuensi 5 kali perendaman. Kemudian dilakukan uji kekuatan impak.

3. Perendaman sampel dengan frekuensi 10 kali pengulangan.

Masukan 6 sampel lempeng resin akrilik polimerisasi panas kedalam wadah perendaman. Kemudian isi wadah perendaman dengan 200 ml air dan dimasukan kedalam inkubator dengan suhu 37 ͦ C. Larutkan 1 buah tablet pembersih gigitiruan (polident) kedalam wadah perendaman, biarkan selama 5 menit dan kemudian sampel dikeluarkan dari larutan, dicuci dengan air, dikeringkan diatas kertas tissue dan biarkan selama 5 menit. Lakukan kembali perlakuan yang sama sebanyak 10 kali untuk frekuensi 10 kali perendaman. Kemudian dilakukan uji kekuatan impak.

4. Perendaman sampel dengan frekuensi 15 kali pengulangan.

Masukan 6 sampel lempeng resin akrilik polimerisasi panas kedalam wadah perendaman. Kemudian isi wadah perendaman dengan 200 ml air dan dimasukan kedalam inkubator dengan suhu 37 ͦ C. Larutkan 1 buah tablet pembersih gigitiruan (polident) kedalam wadah perendaman, biarkan selama 5 menit dan kemudian sampel dikeluarkan dari larutan, dicuci dengan air, dikeringkan diatas kertas tissue dan biarkan selama 5 menit. Lakukan kembali perlakuan yang sama sebanyak 15 kali untuk frekuensi 15 kali perendaman. Kemudian dilakukan uji kekuatan impak.

Gambar 25. Sampel yang diletakan dalam wadah perendaman (a), tablet polident

yang dimasukan kedalam wadah perendaman (b).

3.9.7 Uji Kekuatan Impak.

Sampel tiap kelompok diuji kekuatan impaknya dengan alat penguji (Charpy

impact test). Adapun prosedur pengujian kekuatan impak lempeng resin akrilik

polimerisasi panas adalah sebagai berikut :

1. Alat penguji kekuatan impak dan komputer yang terhubung dengan alat penguji dihubungkan dengan arus listrik (Gambar 26.a).

2. Kemudian tombol driving pendulum yang tertera pada komputer diklik sehingga lengan pendulum terangkat keatas.

3. Sampel lempeng akrilik polimerisasi panas diletakkan dengan posisi horizontal yang bertumpu pada kedua ujung alat penguji (Gambar 26.b).

4. Tombol returning pin yang tertera pada komputer diklik sehingga lengan pendulum terkunci rapat.

5. Kemudian tombol impact yang tertera pada komputer diklik, sehingga pendulum terlepas dan membentur bagian tengah dari lempeng akrilik polimerisasi panas tersebut.

6. Untuk menghentikan pendulum ditekan tombol pendulum releasing yang tertera pada komputer sehingga lengan pendulum berhenti sempurna.

7. Data akan tertera dikomputer setelah tombol clrining pendulum ditekan. 8. Data yang tertera dicatat kedalam buku catatan data.

Gambar 26. Alat uji kekuatan impak (Charpy impact test) (a), sampel diletakan dengan posisi horizontal bersandar pada kedua ujung alat penguji (b)

Gambar 27.Sampel lempeng resin akrilik polimerisasi panas yang telah diuji kekuatan impaknya.

3.10 Analisis Data 11

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji one way anova untuk melihat perubahan kekuatan impak lempeng resin akrilik polimerisasi panas antar kelompok perlakuan. Dengan tingkat kemaknaan (p ≤ 0,05).

BAB 4

Dokumen terkait