• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Sistematika Proposal PTK

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

10. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Secara garis besar prosedur penelitian tindakan mencakup empat daur: perencaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi

(reflecting). Menurut Raka Joni, dkk. (1998), ada lima tahapan pelaksanaan PTK

yang merupakan titik-titik estafet yang terdapat dalam suatu siklus. Tahap-tahap tersebut meliputi: (1) penetapan fokus masalah penelitian, (2) perencanaan tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) pengamatan dan interpretasi, (5) analisis dan refleksi.

Secara lebih rinci prosedur berdaur pelaksanaan PTK dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar Daur Pelaksanaan PTK

Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus yang pertama, apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru (bersama peneliti) menentukan rancangan untuk siklus yang kedua. Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya, tetapi pada umumnya mempunyai berbagai hambatan perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus yang pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus terdahulu. Tidak ada ketentuan tentang berapa siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun ada saran, sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.

a. Penetapan Fokus Masalah

Untuk memulai penelitian tindakan kelas, Anda perlu menentukan suatu topic. Topik tersebut dapat berasal dari keadaan setiap unsure yang mempengaruhi proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas. Misalnya,

1) para siswa di kelas bahasa arab mengalami kesulitan mempraktekkan dialog di depan kelas,

Permasalahan (Alternatif Pemecahan) Rencana Tindakan I Pelaksanaan Tindakan I Analisis Data I Refleksi I Belum Terselesaikan ? Pelaksanaan Tindakan II Analisis Data II Refleksi II Rencana Tindakan II (Alternatif Pemecahan) Pengamatan/ Pengumpulan Data I Pengamatan/Pengumpulan Data II S I K L U S S I K L U S

Masalah terselesaikan? Berhenti pada Siklus ini!

2) dalam pelajaran mengarang (ta’bir), tidak banyak siswa yang mau menuliskan kembali karangannya, meskipun saya sudah menggunakan strategi/caranya,

3) dari jawaban soal balaghoh (sastra) tes yang saya buat, para siswa lebih banyak menggunakan kalimat ketika saya mengajar, tidak ada tanda-tanda membaca buku yang saya sarankan.

Agar masalah yang umum bisa menjadi fokus, Anda perlu menyusun kembali agar lebih kongkrit, lebih mudah diperbaiki. Secara khusus masalah tersebut dapat dibuat sebagai berikut:

1) Perubahan apakah yang dapat dilakukan terhadap pokok bahasan berbicara agar para siswa memiliki ketrampilan awal yang diperlukan untuk melakukan dialog (hiwar) di depan kelas?

2) Apakah ada teknik mengajar lain yang lebih dapat mendorong para siswa mau menuliskan kembali karangannya

3) Bagaimana mengubah soal-soal ujian balaghah (sastra) sehingga siswa mau membaca buku lain.

Berdasarkan rumusan masalah yang masih umum tersebut, kemudian Anda tentukan dan rumuskan, sehingga memunculkan masalah yang lebih fokus.

b. Perencanaan (Planning) Tindakan:

Pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Secara rinci pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:

1) Identifikasi Masalah, merupakan tahap pertama dalam serangkaian

penelitian. Dimulai dari diagnosis situasi, apa yang sedang terjadi sekarang, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Masalah tersebut harus benar-benar faktual terjadi di kelas, penting dan bermanfaat untuk peningkatan mutu hasil belajar, dan masalah tersebut masih dalam jangkauan kemampuan peneliti. Oleh sebab itu identifikasi masalah merupakan tahap penting dalam pelaksanaan riset. Identifikasi penyebab masalah, kemungkinan- kemungkinan penyebab munculnya masalah dapat dijabarkan melalui

brainstorming, analisis penyebab munculnya masalah dapat dijelaskan

dengan mudah. Dengan memahami berbagai kemungkinan penyebab masalah tersebut, misalnya: (a) mengembangkan instrumen angket (b) mewawancarai siswa dan (c) melakukan observasi langsung di kelas. Berikut contoh ringkasan permasalahan PTK yang mempunyai rumusan masalah: Apakah metode value clarification mampu meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran X?

PTK ini dilakukan antara seorang peneliti yang berkolaborasi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan melakukan diskusi berdasarkan pada keadaan yang senyatanya di kelas, peneliti dan guru dapat merancang PTK dengan kegiatan utama sebagai berikut:

x Merancang bagian isi mata pelajaran dan bahan belajarnya yang disesuaikan dengan konsep konstruktivistik, dalam hal ini isi mata pelajaran disusun dengan berbasis konstekstual yang mengacu pada: (a) belajar berbasis masalah, (b) pangajaran autentik, (c) belajar berbasis inkuiri, (d) belajar berbasis kerja, (e) belajar berbasis proyek atau penugasan, dan (f) belajar kooperatif.

x Merancang strategi dan skenario penerapan pembelajaran yang menggunakan prinsip pembelajaran konstruktivistik, seperti mengaktifkan proses bertanya, penemuan, pemodelan, dan lain-lain yang dibuat dengan rinci.

x Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrumen pengumpul data.

2) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, yang

berupa rumusan hipotesis tindakan.

Hipotesis tindakan merupakan tindakan yang diduga akan dapat memecahkan masalah yang ingin diatasi dengan penyelenggaraan penelitian tindakan kelas. Untuk menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, guru dapat melakukan: (1) kajian teoritik di bidang pembelajaran; (2) kajian hasil penelitian yang relevan; (3)diskusi dengan rekan sejawat, pakar pendidikan, peneliti lain, dan sebagainya; (4) kajian pendapat dan saran pakar khususnya yang dituangkan dalam bentuk program; dan (5) merefleksikan pengalaman sendiri sebagai guru.

Dari hasil kajian tersebut, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis tindakan adalah: (1) rumuskan alternatif tindakan perbaikan berdasarkan hasil kajian; (2) setiap alternatif tindakan perbaikan perlu dikaji ulang dan dievaluasi dari segi relevansinya dengan tujuan, kelaikan teknis secara keterlaksanaannya; (3) pilih alternatif tindakan serta prosedur implementasi yang paling memberi peluang untuk mewujudkan hasil yang optimal.

c. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pelaksanaan Tindakan dilaksanakan untuk memperbaiki masalah. Langkah- langkah praktis tindakan diuraikan. Apa yang pertama kali dilakukan? Bagaimana organisasi kelas? Siapa yang perlu menjadi kolaborator saya? Siapa yang mengambil data? Pada saat pelakanaan ini, guru benar-benar harus terlebih dahulu memahami masing-masing siswa jangan sampai ada

yang menjadi obyek tindakan. Membagi kelas menjadi kelompok kontrol dan

treatment harus dihindarkan.

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas diawali dengan kesadaran adanya masalah yang dirasakan menganggu proses pembelajaran. Bertolak dari kesadaran adanya permasalahan, guru baik sendiri maupun dalam kolaborasi dengan teman sejawat yang menjadi mitranya kemudian menetapkan fokus permasalahan secara lebih tajam dengan data lapangan ataupun kajian pustaka yang relevan.

Langkah-langkah persiapan dilakukan dengan memperhatikan hal berikut : (1) membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dan bentuk-bentuk kegiatan siswa; (2) mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan; (3) mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan; dan (4) melakukan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan tindakan.

Berikut contoh ringkasan rencana (skenario) tindakan yang akan dilakukan pada PTK.

1) Dirancang penerapan metode tugas dan diskusi dalam pembelajaran X untuk pokok bahasan: A, B, C, dan D.

2) Format tugas: pembagian kelompok kecil sesuai jumlah pokok bahasan, dipilih ketua, sekretaris, dan lain-lain oleh dan dari anggota kelompok, bagi topik bahasan untuk kelompok dengan cara random dan dilakukan dengan cara menyenangkan.

3) Kegiatan kelompok: mengumpulkan bacaan, melalui diskusi anggota kelompok belajar memahami materi, dan menuliskan hasil diskusi dalam OHT untuk persiapan presentasi.

4) Presentasi dan diskusi pleno: masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya dalam pleno kelas, guru bertindak sebagai moderator, kemudian lakukan diskusi dan ambil kesimpulan sebagai hasil pembelajaran.

5) Jenis data yang dikumpumkan: makalah kelompok, lembar OHT hasil kerja kelompok, siswa yang aktif dalam diskusi, dan lain-lain.

Skenario tindakan yang akan dilakukan, hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu menjelaskan: (a) langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan, (b) kegiatan yang seharusnya dilakukan guru, (c) kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa, (d) rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara menggunakannya, (e) jenis instrumen yang akan digunakan untuk

pengumpulan data/ pengamatan disertai dengan penjelasan rinci bagaimana menggunaknnya. Rincian rancangan mengenai rencana tindakan dan bagaimana pelaksanaannya harus dituliskan pada laporan PTK.

d. Pengamatan/observasi (Observing)

Observing adalah kegiatan pengamatan untuk memotret sejauh mana efektivitas kepemimpinan atas tindakan telah mencapai sasaran. Efektivitas kepemimpinan atasan dari suatu intervensi terus dimonitor secara reflektif. Selain itu peneliti menguraikan jenis-jenis data yang dikumpulkan, cara pengumpulan data dan alat koleksi data (angket/wawancara/observasi dan lain-lain).

Observasi kelas akan memberi manfaat apabila pelaksanaannya diikuti balikan (review discussion). Diskusi bahkan akan bermanfaat jika:

1) Diberikan tidak lebih dari 24 jam setelah observasi

2) Dilakukan dalam suasana yang mutually supportive dan non-threatening 3) Bertolak dari rekaman data

4) Diinterpretasikan secara bersama-sama

5) Pembahasannya mengacu pada penetapan sasaran serta pengembangan strategi perbaikan untuk menentukan rencana berikutnya.

e. Analisis dan Refleksi (Reflecting)

Reflecting adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang

terjadi yaitu siswa, suasana kelas dan guru. Refleksi dimaksudkan sebagai pantulan dari hasil analisis terhadap peneliti berdasarkan kepada kriteria yang telah ditetapkan. Apabila hasil analisis menunjukkan belum tercapainya kriteria yang ditetapkan maka disusun rencana tindakan siklus berikutnya. Guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa (why), bagaimana (how) dan sejauhmana (to what extenct) intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan. Kolaborasi dengan rekan-rekan akan memainkan peran sentral peneliti untuk mengetahui sejauhmana action

membawa perubahan, kekurangan dan kelebihan langkah-langkah. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Sistem berdaur ini dilakukan secara berulang-ulang (siklus) sampai masalah teratasi.