• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Kerangka Teori

4. Mekanisme Pengelolaan Dana Pensiun

Menurut (Al Arif, 2012: 311) Pendanaaan program pensiun, baik dalam rangka memenuhi ketentuan maupun untuk tujuan pengelolaan dana akan menyebabkan terjadinya akumulasi kekayaan yang nantinya digunakan untuk membayar manfaat pensiun dan biaya administrasi. Dana pensiun biasanya mengembangkan kebijakan investasi secara tertulis dalam pengelolaan kekayaannya. Akan tetapi, tidak semua program pensiun memiliki kebijakan investasi formal. Kalaupun ada, biasanya relatif sederhana dan banyak didelegasikan kepada

perusahaan investasi/asuransi. Pada prinsipnya, dana pensiun dapat melakukan investasi dalam berbagai bentuk. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.010/2008 tentang Investasi Dana Pensiun dapat melakukan investasi dananya pada :

a) Surat berharga Negara b) Tabungan pada bank

c) Deposito berjangka pada bank d) Deposito on call pada bank e) Sertifikat deposito pada bank f) Sertifikat Bank Indonesia g) Saham yang tercatat di BEI h) Obligasi yang tercatat di BEI i) Sukuk yang tercatat di BEI

j) Unit penyertaan reksa dana dari reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, reksa dana saham, reksa dana terproteksi, reksa dana dengan penjaminan, reksa dana indeks, reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif penyertaan terbatas, dan reksa dana yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek. k) Efek beragun aset dari kontrak investasi kolektif efek beragun asset. l) Unit penyertaan dana investasi real estat berbentuk kontrak investasi

kolektif

34

n) Penempatan langsung pada saham o) Tanah di Indonesia, dan

p) Bangunan di Indonesia.

Bagi dana pensiun yang beroperasi secara syariah, kebijakan investasi harus memenuhi prinsip-prinsip syariah. Investasi hanya boleh dilakukan pada instrument yang dibenarkan menurut fatwa DSN-MUI. Hampir seluruh investasi yang ditentukan PerMenKeu di atas sudah tersedia dalam bentuk instrument syariah. Kebijakan investasi dana pension syariah disamping terpenuhinya prinsip syariah, minimal mencakup beberapa komponen, antara lain :

1) Tingkat keuntungan (rate of return), yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan memaksimalkan keuntungan dengan memperhatikan keamanan dana dan kebutuhan likuiditas. Beberapa strategi yang dapat dilakukan dengan menyebutkan besarnya jumlah pengembangan yang diinginkan atau menyatakan tingkat bunga nominal keuntungan.

2) Resiko yang dapat diterima, yaitu penentuan jumlah resiko yang mungkin dihadapi dalam kegiatan investasi.

3) Kebutuhan likuiditas, dana pension membutuhkan likuiditas lebih kecil. Apabila ada kebutuhan likuiditas khusus perlu ditetapkan dalam pedoman kebijakan investasi.

4) Diversifikasi. Merupakan metode untuk mencapai tingkat keuntungan yang diinginkan,menjaga berkurangnya, dana dari resiko investasi, dan memenuhi resiko likuiditas.

Sejauh ini program pensiun syariah di Indonesia masih dilaksanakan secara terbatas oleh DPLK di berbagai bank dan asuransi syariah. Umumnya, produk DPLK syariah merupakan salah satu produk penghimpunan dana yang ditawarkan oleh bank dan asuransi syariah untuk memberikan jaminan kesejahteraan hari tua/akhir masa jabatan karyawan/nasabahnya.

Umumnya, produk dana pensiun yang ditawarkan oleh DPLK syariah adalah produk pensiun dengan konsep tabungan dan produk pensiun plus asuransi jiwa. Karakteristik produk dana pensiun dengan konsep tabungan, antara lain :

a) Berbentuk setoran tabungan dengan jadwal penarikan diatur dalam ketentuan.

b) Selama masa kepesertaan tidak dilindungi oleh asuransi jiwa. c) Manfaat pension sebesar total iuran dan hasil investasinya.

Karakteristik produk dana pensiun plus asuransi jiwa antara lain :

1. Berbentuk setoran tabungan dengan jadwal penarikan diatur dalam ketentuan.

36

3. Manfaat pensiun yang diterima ada 2 kemungkinan. Kemungkinan yang pertama manfaat asuransi apabila peserta meninggal dunia sebelum memasuki usia pensiun dan kemungkinan yang kedua total iuran ditambah hasil investasinya apabila telah memasuki usia pensiun.

Program pensiun adalah program yang mengupayakan manfaat pensiun bagi peserta. Menurut UU No. 11 Tahun 1992 program pensiun terdiri dari tiga golongan (Sigit,2006: 274) yaitu :

1) Program pensiun iuran pasti

Adalah suatu program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya dibukukan pada rekening masing-masing peserta sebagai manfaat pensiun.

2) Program pensiun manfaat pasti/imbalan pasti

Adalah program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun, atau program pensiun lain yang bukan merupakan program pensiun iuran pasti.

3) Program pensiun berdasarkan keuntungan

Adalah program pensiun iuran pasti, dengan iuran hanya dari pemberi kerja yang didasarkan pad arus yang dikaitkan dengan keuntungan pemberi kerja.

Dalam melakukan pembiayaan program pensiun umumnya dikenal dua cara yaitu :

a. Metode Pav As You Go (Current Cost Method)

Pemberi kerja hanya membiayai manfaat pensiun seorang karyawan atau peserta begitu diperlukan diluar gaji terakhir. Ciri-ciri metode ini adalah :

a) Tidak terdapat ketentuan mengenai besarnya manfaat pensiun. b) Manfaat tidak ditetapkan dan belum dijanjikan.

c) Pensiun merupakan bagian kecil dalam kaitannya dengan kegiatan usaha.

b. Metode Sistem Pendanaan (Funding System)

Penghimpunan dana dilakukan agar dapat dipakai untuk pembayaran manfaat pada masa yang akan datang. Dan sistem ini dibedakan dalam dua bentuk yaitu :

a) Single premium funding (unit benefit method). Adalah biaya setiap peserta program untuk satu tahun tertentu ditentukan dengan faktor anuitas (deffered annuity factors) untuk menetapkan nilai sekarang dari pensiun tahunan peserta setelah memperhitungkan masa kerja.

b) Level premium funding. Adalah metode pendanaan yang dirancang

38

usia peserta semakin bertambah dan pada saat kenaikan gaji. Untuk itu perlu menetapkan premi tahunan (yang dinyatakan dalam rupiah per bulan/sebagai presentase tertentu dari penggajian) yang apabila dibayarkan setiap tahun mendatang akan memberikan seluruh manfaat yang akan datang. Oleh karena itu biaya untuk seorang peserta cenderung menjadi lebih tinggi apabila umur peserta lebih muda dan lebih rendah apabila umur peserta lebih tua.

39

Dokumen terkait