• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN LABA

ANGGARAN LABA

11.2. PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN LABA

Untuk menghitung anggaran laba di dalam perusahaan manufaktur, perusahaan harus mengetahui besarnnya anggaran penjualan, anggaran biaya produksi dan anggaran biaya operasional. Untuk mengetahui anggaran biaya produksi, harus dihitung terlebih dahulu besarnnya anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead. Setelah itu baru ditambahkan dengan persediaan awal barang dalam proses dan menguranginya dengan persediaan akhir barang dalam proses. Setelah itu, baru ditambahkan dengan persediaan awal barang jadi dan menguranginya dengan persediaan akhir barang jadi. Hasilnya adalah harga pokok penjualan yang dianggarkan. Selisih antara penjualan yang dianggarkan dengan harga pokok penjualan yang dianggarkan, menghasilkan laba kotor yang dianggarkan. Laba

kotor tersebut dikurangi dengan biaya komersial yang dianggarkan akan menghasilkan laba usaha yang dianggarkan.

Berikut prosedur penyusunan anggaran laba:

Paraga ini menunjukkan bahwa, prosedur penyusunan anggaran laba dimulai dengan menyusun anggaran penjualan, lalu dilanjutkan dengan anggaran produksi, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung dan anggaran biaya operasional. Artinya perusahaan tidak menetapkan anggaran laba dari awal penyusunan anggaran, tetapi anggaran laba disusun setelah seluruh anggaran operasional ditetapkan. Dan laba yang dianggarkan merupakan hasil akhir dari seluruh anggaran operasional tersebut.

Anggaran penjualan

Anggaran

produksi Anggaran laba

Anggaran biaya bahan Anggaran biaya operasinal Anggaran biaya overhead Anggaran biaya tenaga kerja

Dalam proses penyusunan anggaran laba, perlu dilihat lagi tentang susunan dan struktur biaya serta jenis persediaan didalam perusahaan manufaktur memiliki struktur biaya dan jenis persediaan seperti berikut ini:

A. Biaya produksi:

1. Biaya bahan baku langsung 2. Biaya tenaga kerja langsung 3. Biaya overhead

Gabungan dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik membentuk biaya produksi. Berarti biaya produksi adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk yang siap dijual.

B. Biaya operasional/komersial 1. Biaya pemasaran

2. Biaya administrasi dan umum C. Persediaan

1. Persediaan bahan baku

2. Persediaan barang dalam proses 3. Persediaan barang jadi

Setelah mengetahui dan memahami klasifikasi biaya didalam perusahaan manufaktur, langkah berikutnya adalah melihat hubungan antara setiap jenis biaya, persediaan dan penjualan. Hubungan antara ketigannya membentuk format dasar anggaran laba. Gabungan antara biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead akan membentuk biaya produksi. Penjumlahan dari biaya produksi dengan nilai persediaan awal barang jadi akan menjadi persediaan total barang jadi. Persediaan total barang jadi tersebut dikurangi dengan nilai persediaan akhir barang jadi, akan menghasilkan harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan tersebut dikurangkan dari nilai penjualan total akan menghasilkan laba kotor usaha. Laba kotor usaha dikurangi dengan biaya operasional total, yang merupakan gabungan dari biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum,

akan menghasilkan laba usaha yang dianggarkan. Lebih jelasnya, format dasar anggaran laba terlihat seperti berikut:

▪ Penjualan xxxxxxxx

▪ Harga Pokok Penjualan

Biaya bahan baku xxxx

Biaya tenaga kerja langsung xxxx

Biaya overhead xxxx

Biaya produksi xxxxxx

Persediaan awal barang jadi xxxx Persediaan total barang jadi xxxxxx Persediaan akhir barang jadi (xxxx)

Harga pokok penjualan (xxxxx)

▪ Laba kotor xxxxx

Biaya komersial/operasional (xxx) ▪ Laba usaha sebelum pajak xx

Format anggaran laba tersebut adalah format dasar dan paling sederhana dari anggaran laba. Format dasar tersebut dapat dijabarkan dan dikembangkan kedalam format yang lebih lengkap, dimana setiap elemen yang terlibat disertai dengan data pendukung yang lebih lengkap, sehingga pembaca anggaran laba memperoleh informasi yang lebih lengkap dan terinci. Format dasar dari anggaran laba tersebut tetap menjadi dasar untuk memahami hubungan antara anggaran dan penjualan biaya produksi dan biaya operasional serta laba usaha.

Karena memiliki jenis dan struktur biaya serta jenis persediaan yang berbeda, maka dalam menyusun anggaran maupun laporan rugi laba, perusahaan manufaktur memiliki perbedaan dengan perusahaan jasa dan perusahaan dagang.

Contoh Kasus

Para eksekutif perusahaan sedang menyusun rencana laba tahunan berdasarkan pusat pertanggungjawaban. Data-data relevan untuk rencana laba tahunan telah disusun sebagai berikut:

1. Harga jual per unit Keu manis Rp30.000 dan Keu gurih Rp35.000

2. Harga bahan baku rata rata per unit bahan baku A Rp1.000 dan bahan baku B Rp2000

3. Tarif tenaga kerja langsung rata rata per jam departemen produksi Rp4.000 dan departemen topping Rp3000

4. Pembebanan biaya overhead pabrik per produk berdasar jumlah jam kerja langsung, rata rata per jam departemen produksi Rp2.000 dan departemen topping Rp1000

5. Spesifikasi produk: Jenis

Produk

Tingkat penggunaan bahan baku

Per unit produk

Tingkat penggunaan jam kerja langsung per unit produk

Dep. Produksi Bahan baku A Dep. Topping Bahan baku B Departemen produksi Departemen topping Keu manis 6 1 1,5 1 Keu gurih 7 1,5 1,5 1

6. Rencana penjualan (unit):

Daerah penjualan Keu manis Keu gurih

Jogja 20.000 4.200

Bantul 19.500 5.000

7. Tingkat sediaan (unit):

Persediann

Awal Akhir

unit Rp/unit unit Rp/unit

Keu manis 3.000 18.000 3.500 _

Keu gurih 1.200 20.000 1.000 _

Bahan baku A 2.100 1.000 1.100 1.000

Catatan : asumsikan bahwa tidak ada perubahan tingkat sediaan barang dalam proses. Perusahaan menggunakan kebijakan pembebahan harga Masuk Pertama Keluar Pertama.

8. Estimasi biaya (tidak termasuk biaya prima yaitu bahan baku dan tenaga kerja langsung – dalam Rp000):

Biaya-biaya

Pabrik

Administrasi produksi topping

Gaji penyelia * 33.500 62.450 16.500

Tenaga kerja tak langsung * - 7.350 4.900 Listrik - 4.425 2.950 Asuransi * 300 900 600 Penyusutan * 600 15.000 3.000 Pajak * 2.400 1.200 900 Pemeliharaan * - 30.000 3.000 Pemeliharaan - 3.675 2.450 Jumlah 36.800 125.000 34.300

* Biaya tetap; yang lain sebagai biaya variabel

9. Biaya-biaya administrasi umum dan biaya pemasaran diperkirakan Rp265.900.000.

10. Tarif pajak 20%

Dari data tersebut, saudara diminta menyusun beberapa sub anggaran laba tahunan. Rancanglah anggaran-anggaran tersebut sehingga dapat diperoleh data/informasi penting yang diperlukan untuk komunikasi dengan berbagai manajer. Anggaran yang perlu saudara buat adalah:

1. Anggaran penjualan (menurut jenis produk dan daerah penjualan) 2. Anggaran produksi (menurut jenis produk)

3. Anggaran kebutuhan/ pemakaian bahan baku (menurut bahan baku dan produk)

4. Anggaran pembelian bahan baku (menurut jenis bahan baku) 5. Sediaan bahan baku

6. Anggaran biaya bahan baku untuk produksi (menurut jenis produk dan bahan baku)

7. Anggaran biaya tenaga kerja langsung (menurut departemen dan produk) 8. Anggaran biaya overhead pabrik (menurut jenis produk dan departemen). Tapi

overhead pabrik berdasarkan jam kerja langsung, yaitu Rp2.000/jam di departemen produksi dan Rp1000/jam di departemen topping

9. Anggaran harga pokok produksi dan penjualan 10. Anggaran laba rugi

Penyelesaian :

1. Anggaran penjualan (menurut jenis produk dan daerah penjualan) Daerah

Penjualan

Keu manis Keu gurih

Jumlah (Rp) Kuantitas Harga

(Rp)

Jumlah (Rp) Kuantitas Harga

(Rp) Jumlah (Rp) Jogja 20.000 30.000 600.000.000 4.200 35.000 147.000.000 747.000.000 Bantul 19.500 30.000 585.000.000 5.000 35.000 175.000.000 760.000.000 Jumlah 39.500 1.185.000.000 9.200 322.000.000 1.507.000.000

2. Anggaran produksi (menurut jenis produksi)

Keterangan Keu manis (unit) Keu gurih (unit)

Anggaran penjualan 39.500 9.200

Persd. Akhir (+) 3.500 1.000

Kebutuhan 43.000 10.200

Persd. Awal (-) 3.000 1.200