• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : PT. SYUHBHRASTA

E. Prosedur Penyusunan Anggaran

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggungjawab menyusun anggaran adalah pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini disebabkan pimpinan tertinggi perusahaan adalah orang yang paling berwenang dan bertanggungjawab atas kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Walaupun demikian tugas menyiapkan dan menyusun anggaran tidak harus ditangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan. Bagian yang mempersiapkan dan menyusun anggaran tersebut sangat tergantung pada struktur organisasi dari masing-masing perusahaan.

1. Bagian administrasi bagi perusahaan yang kecil.

Hal ini disebabkan bagi perusahaaan yang kecil, kegiatan perusahaan tidak terlalu kompleks, sederhana, dengan ruang lingkup yang terbatas, sehingga tugas penyusunan anggaran dapat diserahkan kepada salah satu bagian saja dari perusahaan yang bersangkutan, dan tidak perlu banyak melibatkan secara aktif seluruh bagian-bagian yang ada di dalam perusahaan.

2. Panitia anggaran bagi perusahaan yang lebih besar.

Hal ini disebabkan bagi perusahaan besar, kegiatan-kegiatan perusahaan cukup kompleks, beraneka ragam dengan ruang lingkup yang cukup luas, sehingga bagian administrasi tidak mungkin dantidak mampu menyusun anggaran sendiritanpa partisipasi secara aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan. Adapun panitia anggaran terdiri dari:

a. Salah Seorang Anggota Direksi

Seorang direktur keuangan bertugas memberikan pedoman umum yang akan dipakaidalam penyusunan anggaran, bak anggaran jangka panjang maupun anggaran tahunan. Direktur juga menentukan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, baik tujuan umum maupun tujuan khusus, dan startegi yang seharusnya ditempuh untuk mencapai tujuan-tujuan itu. b. Manajer Pemasaran

Seoarng manajer pemasarn bertugas menyusun anggarn penjualan dan anggaran biaya distribusi, termasuk biaya iklan dan promosi.

c. Manajer Produksi

Seorang manajer produksi bertugas menyusun anggaran-anggaran yang berhubungan dengan seluruh kegiatan produksi seperti:

• Jumlah produksi yang akan dihasilkan

• Tenaga kerja

• Bahan mentah

• Pembelian

d. Manajer Keuangan

Seoarang manajer keuangan bertugas menyusun anggaran yang berhubungan dengan posisi keuangan perusahaan seperti anggaran kas, anggaran laba rugi, dan neraca.

e. Manajer Bagian Umum, Administrasi dan Personalia.

Manager ini bertugas menyusun anggaran-anggaran yang berhubungan dengan biaya umum, administrasi, dan personalia.

Disamping itu dapat juga meminta bantuan para petugas dari bagian statistik dan analisa ekonomi, bagian akuntansi, dan kepala bagian untuk membantu tercapainya sasaran akhir perusahaan, yaitu keuntungan yang diharapkan.

Panitia anggaran umumnya bukan merupakan organ yang tetap, melainkan hanya dibutuhkan pada waktu-waktu tertentu saja, yakni setiap akhir tahun dalam rangka menyusun anggaran untuk tahun berikutnya. Dan sesungguhnya pekerjaan yang sebenarnya di dalam menyusun anggaran biasanya dilakukan di masing-masing bagian. Rapat-rapat panitia anggaran lebih banyak bersifat rapat koordinatif yang berfungsi membentuk keserasian pendapat.

F. FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN BIAYA PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR (TBS)

1. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan Biaya Produksi Tandan Buah Segar (TBS)

Adapun fungsi anggaran sebagai alat perencanaan adalah:

1. Mendasarkan kegiatan pada penyelidikan studi dan penelitian. Mungkin penganggaran bermanfaat untuk membantu manajemen meneliti dan mempelajari masalah yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Dengan kata lain sebelum merencanakan kegiatan manajer mengadakan kegiatan dan pengamatan terlebih dahulu. Kebiasaan membuat rencana akan menguntungkan semua kegiatan. Terutama kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan financial, tingkat persediaan, fasilitas produksi, pembelian, pengiklanan, penjualan, promosi penjualan, pengembangan produk, ekspansi dan lain-lain.

2. Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam menentukan arah atau kegiatan yang paling menguntungkan. Anggaran yang disusun untuk waktu panjang dan jadwal yang teratur, akan sangat membantu dalam mengerahkan secara tepat tenaga-tenaga kepala bagian, salesman, kepala cabang, dan semua tenaga operasional.

3. Untuk membantu atau menunjang kebijakan perusahaan.

4. Menentukan tujuan-tujaun perusahaan. Manajemen yang dapat menentukan tujuannya secara jelas dan logis (dapat dilaksanakan) adalah manajemen yang akan berhasil. Penentuan tujuan ini dibatasi oleh beberapa faktor. Anggaran dapat membantu manajemen dalam memilih: mana tujuan yang dapat dilaksanakan dan mana yang tidak.

5. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia. Seorang pemimpin yang baik tidak akan pernah mengabaikan atau tidak memperdulikan kesejahteraan pegawainya. Perencanaan kebutuhan tenaga kerja yang baik akan menghindari terjadinya kelebihan dan kekurangan tenaga kerja. Tanpa rencana tentang kebutuhan tenaga kerja, mengakibatkan terpaksa diberhentikannya sebagian tenaga kerja yang berlebihan. Bila terus-menerus berlangsung hal ini akan mengakibatkan tidak stabilnya tingkat tenaga kerja dan meningkatnya biaya pengelolaan tenaga kerja.

6. Membantu pemakaian alat-alat fisik secara efektif. Dengan disusunnya perencanaan yang terperinci, dapat dihindari timbulnya biaya-biaya karena kapasitas yang berlebihan. Pemakaian alat-alat fisik yang efektif dan ekonomis akan membantu tujuan akhir perusahaan yaitu keuntungan yang maksimum.

Berdasarkan uraian fungsi anggaran tersebut, maka PT. Syuhbhrasta merasa perlu untuk membuat suatu Anggaran Biaya Produksi Tandan Buah Segar (TBS). Berikut akan disajikan:

• Tabel 1 tentang anggaran biaya produksi TBS tahun 2006/2007

• Tabel 2 tentang rencana produksi dan penjualan TBS tahun 2006/2007

Tabel 1

PT. Syuhbhrasta

Anggaran Biaya Produksi Tandan Buah Segar (TBS) Periode 01 Januari-31 Desember 2006/2007

BIAYA 2006 2007

I. BIAYA PRODUKSI LANGSUNG A. Pemeliharaan Tanaman 1. Angkut Pupuk 2. Contour Teras 3. Melalang Manual 4. Menyiang Manual 5. Menunas 6. Dongkel Pedu/Putihan 7. Memupuk 8. Pasar Pikul 9. wiping

B. Pupuk dan Pestisida

1. Pupuk 2. Pestisida C. Rp. 37.580.000 Rp. 10.426.000 Rp. 1.596.500 Rp. 71.976.500 Rp. 34.501.125 Rp. 12.515.500 Rp. 19.057.750 Rp. 13.497.000 Rp. 2.626.000 Rp. 435.679.000 Rp. 2.125.000 Rp. 263.268.400 Panen 1. Upah Panen 2. Premi Jumlah

II. BIAYA PRODUKSI TIDAK LANGSUNG

1. BBM & Oli

2. Sparepart Kendaraan & Mesin 3. Pemeliharaan Emplasmen 4. Konsilidasi Jalan Produksi 5. Biaya Perawatan Bangunan 6. Biaya Perawatan Mesin-Mesin

7. Biaya Perawatan Jalan, Parit, & Jembatan 8. Biaya Perwatan Kendaraan Kebun 9. Biaya Perawatan Instalasi Listrik & Air 10.Biaya Aktiva Lain

11.Biaya Angkut Penjualan

Jumlah

III. AMORTISASI TANAMAN MENGHASILKAN & PENYUSUTAN

1. Amortisasi Kebun Aek Torop TT 1985/1988 2. Biaya Penyusutan Bangunan, Jalan, Jembatan,

Mesin, & Kendaraan Jumlah

IV. HARGA POKOK PENJUALAN TBS

1. Biaya Produksi Langsung 2. Biaya Produksi Tidak Langsung 3. Biaya Penyusutan & Amortisasi

Jumlah Rp. 15.547.750 Rp. 920.396.900 Rp. 207.736.500 Rp. 113.640.500 Rp. 8.653.500 Rp. 8.361.900 Rp. 2.462.500 Rp. 13.128.500 Rp. 3.983.500 Rp. 141.000 Rp. 71.595.860 Rp. 4.870.000 Rp. 29.059.500 Rp. 463.633.260 Rp. 55.803.780 Rp. 79.872.540 Rp. 135.676.320 Rp. 920.396.900 Rp. 463.633.260 Rp. 38.500.000 Rp. 12.100.000 Rp. 2.050.000 Rp. 74.800.000 Rp. 39.200.000 Rp. 14.100.000 Rp. 20.050.750 Rp. 14.300.000 Rp. 3.200.000 Rp. 500.100.000 Rp. 3.100.000 Rp 320.500.300 Rp. 135.676.320 Rp.1.519.706.480 Rp. 3.060.000 Rp 1.045.060.000 Rp. 188.900.000 Rp. 121.100.000 Rp. 9.400.000 Rp. 30.100.000 Rp. 9.070.000 Rp. 3.200.000 Rp. 14.040.000 Rp. 4.600.000 Rp. 201.000 Rp. 76.290.000 Rp. 5.350.000 Rp. 462.251.000 Rp. 55.803.780 Rp. 79.87272.540 Rp. 135.676.320 Rp.1.045.060.000 Rp. 462.251.000 Rp. 135.676.320 Rp.1.642.987.320

Tabel 3 PT. Syuhbhrasta Perkiraan Laba Rugi

KETERANGAN

Periode 01 Januari-31 Desember 2006/2007

2006 2007

Penjualan TBS

Harga pokok penjualan

Laba bruto

Biaya administrasi umum

Penerimaan lain-lain Laba sebelum pajak

Pajak, pelunasan, dll

Laba bersih tahun 2007

Rp. 4.846.306.500 Rp. (1.519.706.480) Rp.3.326.600.020 Rp.(1.194.954.980) Rp.2.131.645.040 Rp. 120.500.000 Rp. 2.252.145.040 Rp. (301.420.500) Rp.4.815.540.160 Rp.1.950.724.540 Rp.(1.642.987.320) Rp. 3.172.552.840 Rp. (1.810.120.000) Rp. 1.362.432.840 Rp. 226.050.000 Rp. 1.588.482.840 Rp. (406.040.050) Rp. 1.182.442.790

2. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Tandan Buah Segar (TBS)

Di dalam fungsi anggaran sebagai pengawasan, perusahaan memakainya sebagai alat pengevaluasian kerja. Dengan anggaran tersebut perusahaan dapat membandingkan prestasi dengan yang dianggarkan, apakah ditemukan efisiensi dan apakah para manajer pelaksana telah bekerja dengan baik dalam menjalankan anggaran.

Pengawasan adalah fungsi kedua dari seorang pemimpin setelah fungsi perencanaan. Pengawasan hanya memiliki perencanaan yang ditentukan. Perencanaan yang baik sekalipun tanpa pengawasan atau pengendalian yang baik akan sia-sia, karena anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian yang baik dalam perusahaan.

Pada PT. Syuhbhrasta, pengawasan perusahaan dapat dilihat dengan membandingkan anggaran dengan realisasi atau keadaan sesungguhnya disamping membandingkan dengan data historis yang selalu dihubungkan dengan perkembangan perusahaan dengan permintaan penjualan.

Dengan adanya hal-hal tersebut maka dapat dilihat seberapa jauh perencanaan telah dicapai dan seberapa banyak penyimpangan yang terjadi, sehingga dengan diketahuinya penyimpangan tersebut akan dianalisis tindakan apa yang harus diambil untuk perbaikan di masa yang akan datang dan dapat mengukur seberapa jauh hasil kinerja dari manajer yang telah ditetapkan. Proses pengawasan atau pengendalian pada PT. Syuhbhrasta didefinisikan sebagai proses

mengukur dan mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi perusahaan, kemudian melaksanakan tindakan apabila diperlukan.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap melakukan operasi, perusahaan harus selalu mengadakan pengawasan agar pihak manajer berada pada batasan yang dibutuhkan. Dengan adanya pengawasan maka standar untuk melakukan kegiatan opersional telah ada, kemudian sistem akuntansi/ informasi lainnya akan menjadi realisasi yang dapat dibandingkan dengan anggaran. Perbedaan anggaran dengan realisasi disebut dengan varians atau selisih/penyimpangan. Penyimpangan yang akan terjadi dapat dibedakan menjadi dua kemungkinan:

1. Penyimpangan yang menguntungkan (favourable varians) yaitu biaya standar lebih besar dari biaya realisasi.

2. Penyimpangan yang merugikan (unfavourable varians) yaitu biaya standar lebih kecil dari biaya realisasi.

Adapun pengawasan yang dilakukan oleh PT. Syuhbhrasta dalam melakukan kegiatan operasinya adalah dengan cara:

1. Mengontrol hasil penjualan dan biaya produksi secara bulanan dan kuartal. 2. Disesuaikan dengan keadaan, baik dengan memperhatikan situasi

keamanan, politik, dan ekonomi agar tidak lebih dari yang dianggarkan. Apabila terjadi kelebihan dari anggaran yang ditetapkan maka pada anggaran berikutnya akan disesuaikan.

Sedangkan penyimpangan yang terjadi, baik yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan akan diadakan evalausi oleh kepala

cabang. Hasil evaluasi ini akan menjadi bahan pertimbangan untuk menyusun anggaran periode berikutnya. Berikut ini disajikan:

• Tabel 4 tentang realisasi biaya produksi TBS tahun 2006/2007

• Tabel 5 tentang daftar realisasi produksi dan penjualan TBS tahun 2006/2007

Tabel 4 PT. Syuhbhrasta

Realisasi Biaya Produksi Tandan Buah Segar (TBS) Tandan Buah Segar (TBS) Tahun 2006/2007

BIAYA 2006 2007 I. BIAYA PRODUKSI LANGSUNG

A. Pemeliharaan Tanaman 1. Angkut Pupuk 2. Contour Teras 3. Melalang Manual 4. Menyiang Manual 5. Menunas 6. Dongkel Pedu/Putihan 7. Memupuk 8. Pasar Pikul 9. wiping

B. Pupuk dan Pestisida 1. Pupuk 2. Pestisida C. Rp. 17.414.100 Rp. 10.667.500 Rp. 59.500 Rp. 66.137.500 Rp. 28.838.875 Rp. 16.475.000 Rp. 16.162.000 Rp. 8.047.500 Rp. 740.000 Rp. 548.634.750 Rp. 63.750 Rp. 246.243.650 Panen 1. Upah Panen 2. Premi Jumlah

II. BIAYA PRODUKSI TIDAK LANGSUNG 1. BBM & Oli

2. Sparepart Kendaraan & Mesin 3. Pemeliharaan Emplasmen 4. Konsilidasi Jalan Produksi 5. Biaya Perawatan Bangunan 6. Biaya Perawatan Mesin-Mesin

7. Biaya Perawatan Jalan, Parit, & Jembatan 8. Biaya Perawatan Kendaraan Kebun 9. Biaya Perawatan Instalasi Listrik & Air 10. Biaya Aktiva Lain

11. Biaya Angkut Penjualan Jumlah

III. AMORTISASI TANAMAN MENGHASILKAN & PENYUSUTAN

1. Amortisasi Kebun Aek Torop TT 1985/1988 2. Biaya Penyusutan Bangunan, Jalan, Jembatan,

Mesin, & Kendaraan Jumlah

IV. HARGA POKOK PENJUALAN TBS 1. Biaya Produksi Langsung

2. Biaya Produksi Tidak Langsung 3. Biaya Penyusutan & Amortisasi Jumlah Rp. 7.900.000 Rp. 967.384.125 Rp. 134.494.500 Rp. 86.498.000 Rp. 7.492.500 Rp. 26.613.850 Rp. 6.343.000 Rp. 10.908.500 Rp. 2.904.000 Rp. 20.503.000 Rp. 3.248.000 Rp. 74.882.000 Rp. 32.067.500 Rp. 405.954.850 Rp. 55.803.780 Rp. 62.372.540 Rp. 118.176.320 Rp. 967.384.125 Rp. 405.954.850 Rp. 37.580.375 Rp. 10.426.000 Rp. 1.596.500 Rp. 71.976.000 Rp. 34.501.125 Rp. 12.515.500 Rp. 19.057.750 Rp. 13.497.000 Rp 2.626.000 Rp. 435.679.000 Rp. 2.125.000 Rp. 263.679.000 Rp. 118.176.320 Rp.1.491.515.295 Rp. 2.125000 Rp. 920.396.900 Rp. 207.736.500 Rp. 113.640.500 Rp. 8.653.500 Rp. 29.059.500 Rp. 8.361.900 Rp. 2.462.500 Rp. 13.128.500 Rp. 3.983.500 Rp. 141.000 Rp. 71.595.860 Rp. 4.870.000 Rp. 463.633.260 Rp. 55.803.780 Rp. 79.872.540 Rp. 135.676.320 Rp. 920.396.900 Rp. 463.633.260 Rp. 135.676.320 Rp.1519.706.480

Tabel 6 PT. Syuhbhrasta Laporan Laba Rugi

KERTERANGAN

Periode 01 Januari-31 Desember 2006/2007

2006 2007

Penjualan TBS

Harga pokok penjualan Laba bruto

Biaya administrasi umum

Penerimaan lain-lain

Laba sebelum pajak Pajak, pelunasan, dll Laba bersih tahun 2007

Rp. 5.027.406.610 Rp. (1.491.515.295) Rp. 3.535.891.315 Rp. (1.410.530.500) Rp. 2.125.360.815 Rp. 139.438.353 Rp. 2.264.799.168 Rp. (302.126.200) Rp. 4.886.368.650 Rp. 1.962.672.968 Rp.(1.519.706.480) Rp. 3.366.662.170 Rp.(1.717.489.045) Rp. 1.649.173.125 Rp. 228.164.816 Rp. 1.877.337.941 Rp. (369.824.006) Rp. 1.507.513.935

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

Dalam bab ini penulis akan menguraikan beberapa analisa dan evaluasi antara hasil penelitian yang diperoleh dari perusahaan dengan landasan-landasan teoritis. Pembahasan dalam bab ini meliputi analisa dan evaluasi:

A. Anggaran sebagai alat perencanaan biaya produksi Tandan Buah Segar (TBS) B. Anggaran sebagai alat pengawasan biaya produksi Tandan Buah Segar (TBS)

A. Anggaran Sebagai Alat Perencanaan Biaya Produksi Tandan Buah Segar (TBS)

Dalam penyusunan anggaran biaya produksi Tandan Buah Segar (TBS) PT. Syuhbhrasta menggunakan panitia anggaran untuk menangani anggaran biaya produksi Tandan Buah Segar (TBS) pada periode ke depan. Penyusunan anggaran biaya produksi Tandan Buah Segar (TBS) setelah adanya instruksi dari pimpinan untuk menyusun anggaran tersebut. Dasar-dasar penyusunan anggaran biaya produksi Tandan Buah Segar (TBS) yang dilakukan oleh PT. Syuhbhrasta adalah: a. Historical atau pengalaman anggaran tahun lalu

Salah satu yang menjadi dasar penyusunan anggaran adalah anggaran pada tahun lalu. Dalam hal ini dasar penelitian adalah angka 5 tahun terakhir.

b. Realisasi tahun berjalan

oleh PT. Syuhbhrasta sampai dengan bulan Desember. Realisasi tahun berjalan umumnya memberikan informasi yang lebih nyata dan akurat karena merupakan hasil yang sebenarnya.

c. Penyusunan anggaran

Penyusunan anggaran didasarkan pada apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Terutama mengenai kebijakan pemerintah, teknologi para pesaing, dan lain-lain. Dalam hal ini sangat penting untuk perkiraan mengantisipasi hal yang akan terjadi.

Instruksi penyusunan anggaran ini disampaikan pimpinan PT.Syuhbhrasta kepada sub bagian anggaran dan akuntansi dengan disertai pengarahan dalam penyusunan anggaran tersebut, kemudian bagian anggaran akuntansi menginterpretasikan kepada departemen administrasi keuangan.

Berdasarkan pengarahan pimpinan tersebut tentang saran, target, dan laba yang ingin dicapai masing-masing departemen membuat sebuah perencanaan atau anggaran dapat berdasarkan tahun-tahun berikutnya. Berdasarkan prosedur penyusunan anggaran biaya produksi Tandan Buah Segar (TBS) pada PT.Syuhbhrasta, maka dapat disimpulkan bahwa penyusunan anggaran pada perusahaan ini telah sesuai dan sangat mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

Perencanaan yang telah dilakukan oleh PT. Syuhbhrasta menurut penulis sudah sesuai dengan teori yang ada. Dengan dibuatnya sebuah kepanitiaan dalam menyusun anggaran dapat memperkecil kemungkinan melakukan kesalahan dalam pembuatan anggaran. Setiap departemen ikut andil dalam

melakukan pembuatan anggaran tersebut dan setiap anggaran yang diajukan departemen terlebih dahulu sudah dibuat petunjuk teknisnya seperti laporan harga Tandan Buah Segar (TBS)/unit yang sedang berlaku di pasar.

B. Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Produksi Tandan Buah Segar (TBS)

Untuk mengetahui apakah pengawasan yang dilakukan oleh PT.Syuhbhrasta telah berlangsung efektif atau belum, maka dapat dilihat dari realisasi anggaran sebagai berikut:

1. Biaya Produksi Tandan Buah Segar (TBS)

a. Biaya Produksi Langsung

Pada tahun 2006, laporan realisasi anggaran biaya produksi langsung mengalami penyimpangan yang merugikan (unfavourable varians) sebesar Rp.46.987.225,- karena biaya produksi langsung yang telah dianggarkan adalah sebesar Rp.920.396.900,- namun pada realisasinya besarnya biaya produksi langsung adalah sebesar Rp.967.384.125,- Hal ini terjadi karena perusahaan mengalami kerugian pada pengeluaran countour teras, dongkel pedu, dan pupuk.

Sedangkan pada tahun 2007, laporan realisasi anggaran biaya produksi langsung dapat dilihat bahwa biaya produksi langsung melampaui target yang telah ditentukan oleh perusahaan. Biaya produksi langsung yang dianggarkan mengalami penyimpangan yang menguntungkan favourable varians) dari target awal sebesar Rp.124.663.100,- karena biaya produksi langsung yang

Rp.930.396.900,- Hal ini disebabkan karena perusahaan dapat meminimalisasi semua pengeluaran pada biaya produksi langsung.

Jadi, dari data diatas pada tahun 2006 perusahaan mengalami kerugian biaya produksi langsung sebesar Rp. 46.987.225,- dan pada tahun 2007 mengalami keuntungan biaya produksi langsung sebesar Rp. 124.663.100. b. Biaya Produksi Tidak Langsung

Pada tahun 2006, anggaran biaya produksi tidak langsung adalah sebesar Rp.463.633.260,- Dari data tersebut terlihat penyimpangan yang menguntungkan (favourable varians) sebesar Rp.57.678.410,- karena pada realisasinya biaya produksi tidak langsung yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp.405.954.850,- Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalisasi pengeluaran biaya produksi tidak langsung, yaitu pengeluaran untuk biaya BBM dan Oli, sparepart kendaraan dan mesin, konsolidasi jalan produksi, biaya perawatan bangunan, biaya perawatan mesin-mesin, biaya perawatan jalan, parit, dan jembatan, dan biaya perawatan instalasi listrik dan air. Walaupun perusahaan mengalami kerugian pengeluaran pada biaya pemeliharaan emplasmen, dan biaya aktiva lain, namun biaya tersebut dapat tertutupi.

Sedangkan pada tahun 2007, biaya produksi tidak langsung yang dianggarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp.462.251.000,- dari data tersebut terlihat penyimpamgan yang merugikan (unfavourable varians) sebesar Rp.1.382.260,- karena pada realisasinya biaya produksi tidak langsung adalah

sebesar Rp.463.633.260,-. Hal ini disebabkan karena tingginya penyimpangan yang merugikan (unfavourable varians) pada biaya pengeluaran BBM, dan oli.

Jadi, dari data diatas perusahaan mengalami keuntungan biaya produksi tidak langsung sebesar Rp. 57.678.410,- di tahun 2006 dan kerugian biaya produksi langsung sebesar Rp. 1.382.260,- di tahun 2007.

c. Amortisasi Tanaman Menghasilkan dan Penyusutan

Pada tahun 2006, anggaran yang direncanakan untuk amortisasi tanaman menghasilkan dan penyusutan adalah sebesar Rp.135.676.320,- namun pada realisasinya biaya yang dikeluarkan untuk amortisasi tanaman menghasilkan dan penyusutan adalah sebesar Rp.118.176.320,- Berarti terjadi penyimpangan yang menguntungkan (favourable varians) sebesar Rp.17.500.000,- Hal ini terjadi karena antara anggaran dan realisasi pengeluaran untuk amortisasi tanaman sama besarnya, dan perusahaan dapat meminimalisasi biaya penyusutan bangunan.

Sedangkan pada tahun 2007, keadaannya seimbang karena amortisasi tanaman menghasilkan dan penyusutan yang telah dianggarkan oleh perusahaan sama besarnya dengan realisasi.

Jadi, dari data diatas pada tahun 2006 perusahaan mengalami keuntungan pada pengeluaran amortisasi tanaman menghasilkan dan penyusutan sebesar Rp.17.500.000,- dan seimbang pada tahun 2007.

d. Harga Pokok Penjualan

biaya yang dikeluarkan untuk harga pokok penjualan adalah sebesar Rp.1.491.515.295,- Berarti terjadi penyimpangan yang menguntungkan (favourable varians) sebesar Rp.28.191.185,- Hal ini terjadi karena perusahaan dapat meminimalisasi pengeluaran untuk biaya produksi tidak langsung, dan biaya amortisasi dan penyusutan. Walaupun perusahaan mengalami kerugian pada pengeluaran biaya produksi langsung, namun hal itu dapat tertutupi.

Sedangkan pada tahun 2007,harga pokok penjualan TBS yang telah dianggarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp.1.642.987.320,- dari data tersebut terlihat penyimpangan yang menguntungkan (favourable varians) sebesar Rp.123.280.840,- karena pada realisasinya harga pokok penjualan TBS adalah sebesar Rp.1.519.706.480,-. Hal ini disebabkan karena perusahaan dapat meminimalisasi biaya produksi langsung, biaya produksi tidak langsung, dan biaya amortisasi tanaman menghasilakan dan penyusutan.

Jadi, dari data diatas besarnya keuntungan dari harga pokok penjualan pada tahun 2006 adalah sebesar Rp. 57.678.410,- sedangkan pada tahun 2007 besarnya keuntungan dari harga pokok penjualan adalah sebesar Rp.123.280.840.

2. Produksi dan Penjualan Tandan Buah Segar (TBS)

Pada tahun 2006, anggaran produksi dan penjualan TBS adalah sebesar Rp.4.846.306.500,- namun pada realisasinya besar produksi dan penjualan TBS adalah Rp.5.027.402.410. dari data tersebut berarti terjadi penyimpangan yang menguntungkan (favourable varians) sebesar Rp. 181.095.910.

Sedangkan pada tahun 2007, anggaran produksi dan penjualan TBS adalah sebesar Rp. 4.815.540.160,- namun pada realisasinya besar produksi dan penjualan TBS adalah sebesar Rp. 4.868.368.650. Dari data tersebut berarti terjadi penyimpangan yang menguntungkan (favourable varians) sebesar Rp. 52.828.490.

Jadi dari analisis data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa produksi dan penjualan TBS pada tahun 2006 lebih besar dari pada produksi dan penjualan TBS pada tahun 2007.

3. Laporan Laba Rugi

Perkiraan laba bersih yang diperoleh perusahaan pada tahun 2006 adalah sebesar Rp. 1.950.724.540,- namun pada realisasinya besar laba bersih pada tahun 2006 adalah sebesar Rp. 1.962.672.968. Dari data tersebut berarti perusahaan mengalami penyimpangan yang menguntungkan (favourable varians) sebesar Rp. 11.948.428.

Sedangkan perkiraan laba bersih yang diperoleh perusahaan pada tahun 2007 adalah sebesar Rp. 1.182.442.790,- namun pada realisasinya besar laba bersih adalah Rp. 1.507.513.935. Dari data tersebut berarti perusahaan mengalami penyimpangan yang menguntungkan (favourable varians) sebesar Rp.325.071.145.

Jadi dari analisis data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa laba bersih pada tahun 2007 lebih besar dari pada laba bersih pada tahun 2006.

Dari segi pengawasan anggaran yang telah disusun oleh PT. Syuhbhrasta dapat memberikan manfaat antara lain; menunjukkan tentang kemampuan perusahaan untuk menjaga agar perusahaan tetap pada tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses pengawasan yang dilakukan oleh PT. Syuhbhrasta dilakukan audit berkala oleh tim audit internal perusahaan.

Jadi dalam proses perjalanan anggaran selalu dilakukan pengawasan yang baik agar apabila terjadi penyimpangan pada yang telah dianggarkan dapat segera diketahui dan dapat dilakukan tindakan perbaikan atau sebuah kebijakan yang diputuskan terhadap penyimpangan tersebut.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis akan memberikan gambaran beberapa kesimpulan yang pada bab-bab sebelumnya telah dilakukan pembahasan mengenai fungsi anggaran perusahaan sebagai alat perencanaan dan pengawasan pada PT.Syuhbhrasta. Dan penulis akan mencoba memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk kemajuan perusahaan yang akan datang.

A. Kesimpulan

1. PT. Syuhbhrasta adalah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. Tujuan didirikannya perusahaan ini adalah untuk mencari laba yang jumlahnya telah direncanakan dan dengan pengorbanan sumber daya yang ada pada perusahaan.

2. Dalam struktur organiosasi perusahaan PT. Syuhbhrasta telah menggambarkan pembagian tugas yang baik dalam prakteknya di lapangan.

3. Anggaran merupakan hal yang sangat penting bagi PT. Syuhbhrasta karena anggaran ini berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengawasan untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4. Dalam penyusunan anggaran data dan informasi yang dibutuhkan bersumber dari anggaran dan realisasi periode yang lalu.

anggaran dilakukan setelah adanya instruksi dari pimpinan untuk menyusun anggaran. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku umum menurut teori yang ada.

6. Fungsi pengawasan pada anggaran bukan untuk mencari kesalahan tetapi

Dokumen terkait