• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Perizinan

Dalam dokumen OLEH : FRANCISKUS SEPTIANDI, S.H NPM.A (Halaman 25-33)

Kabupaten Mempawah sebagai kota berkembang yang mempunyai berbagai aktivitas seperti perdagangan, industri dan jasa dengan klasifikasi besar, sedang dan kecil yang masing-masing mempunyai karakteristik dan menghasilkan limbah dari kegiatan dan /atau usaha yang dilaksanakan. Memperhatikan hal tersebut maka kegitan dan /atau usaha dapat mengeluarkan dalam jumlah dan jenis yang berbeda dan berdampak pada lingkungan hidup disekitarnya, untuk itu bagi kegiatan dan /atau usaha yang limbahnya berdampak terhadap lingkungan hidup wajib mengelola agar limbah yang dihasilkan tidak mencemari dan merusak lingkungan hidup, demikian juga dalam perencanaan kegiatan dan atau/ usaha sebelum beroperasi harus menyusun dokumen lingkungan dan mengajukan izin lingkungan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kewajiban penyusunan dokumen lingkungan didasarkan pada luas, besaran dan jenis kegiatan.

Dalam hal lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan tidak sesuai dengan rencana tata ruang, UKL-UPL tidak dapat diperiksa dan wajib dikembalikan kepada Pemrakarsa. (Pasal 14 PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan).

Izin Lingkungan adalah: Izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat memperoleh izin Usaha dan/atau Kegiatan (Pasal 1 angka 35 UU No. 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

Pasal 22 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki AMDAL. Ketentuan pelaksanaan dari Pasal 22 ayat (1) Undang- undang nomor 32 tahun 2009 tersebut lebih lanjut diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegitan yang wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup, sedangkan rerncana dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 wajib memiliki UKL-UPL. Peraturan pelaksanaan dari dari ketentuan Pasal 34 dan Pasal 22 tersebut mengenai kewajiban penyusunan dokumen lingkungan hidup diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 tahun 2012 tentang pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup dan untuk Kabupaten Mempawah hal tersebut diatur dalam keputusan Bupati Kabupaten Mempawah tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi UKL-UPL dan SPPL.

Memperhatikan Ketentuan diatas, mengenai kewajiban penyusunan dokumen lingkungan dibagi menjadi dua yaitu :

1. Dokumen Amdal untuk rencana kegiatan dan/atau usaha yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup

2. Dokumen UKL-UPL untuk rencana kegiatan dan/atau usaha yang tidak termasuk kriteria waji Amdal dan secara teknologi limbah yang dihasilkan mampu untuk dikelola Kedua dokumen lingkungan tersebut disusun untuk pengambilan keputusan oleh pejabat atau instansi yang bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup untuk memberikan keputusan kelayakan lingkungan yang dipergunakan sebagai dasar pemberian izin lingkungan dan izin PPLH yang diperlukan. Impementasi dari penyusunan dokumen lingkungan sampai dengan dikeluarkannya izin lingkungan dan izin PPLH Kota Surakarta oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mempawah berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup (Wawancara tanggal 21 Maret 2017) menyatakan bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL atau UKL-UPL wajib memiliki izin lingkungan.

Penyusunan dokumen lingkungan hidup yang berupa AMDAL atau UKL-UPL tersebut disusun dengan cara sebagai berikut:

1. Proses penyusunan dokumen UKL-UPL Untuk kegiatan dan/atau usaha yang wajib UKL-UPL disusun pada tahap perencanaan oleh pemrakarsa sebagai syarat memperoleh izin lingkungan yang dimana izin lingkungan tersebut sebagai dasar dari penerbitan izin usaha dengan cara mengisi formulir UKL-UPL yang memuat :

a) identitas pemrakarsa;

c) dampak lingkungan yang akan terjadi, dan program pengelolaan serta pemantauan lingkungan;

d) jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dibutuhkan;

e) dan pernyataan komitmen pemrakarsa untuk melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam formulir UKL-UPL.

f) Daftar Pustaka;

g) Lampiran Isian dalam bentuk dokumen UKL-UPL tersebut kemudian diajukan permohonan pemeriksaan UKL-UPL pada Badan Lingkungan Hidup Kota Surakarta yang selanjutnya akan diperiksa oleh tim teknis.

Setelah dilakukan pemeriksaan atas dokumen UKL-UPL yang diajukan, tim teknis memberikan masukan atau perbaikan yang diusulkan kepada pemrakarsa untuk menyempurnakan isi dokumen khususnya dalam upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagai bahan revisi untuk perbaikan dokumen. Apabila perbaikan dari masukan tim teknis sudah dilakukan, maka tim teknis memberikan rekomendasi UKL-UPL atas dasar dokumen UKL-UPL yang telah diperiksa dengan memuat :

1) Dasar pertimbangan diterbitkannya rekomendasi persetujuan UKL-UPL 2) Peraturan perundangan dan kronologi yang menjadi dasar pertimbangan

diterbitkannya rekomendasi Persetujuan UKL- UPL 3) Pernyataan penetapan persetujuan UKL-UPL

4) Pernyataan bahwa lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan adalah sesuai dengan yang dituangkan dalam deskripsi kegiatan pada formulir UKL-UPL

5) Kewajiban pemrakarsa 6) Kewajiban pihak lain

7) Jumlah dan jenis izin PPLHnya

8) Jumlah dan jenis perizinan lainnya(bila ada)

9) Masa berlakunya rekomendasi UKL-UPL yang menyatakan bahwa rekomendasi dimaksud berlaku sepanjang tidak ada perubahan atas rencana usaha dan/atau kegiatan yang dideskripsikan dalam formulir UKL-UPL dan

10) Tanggal penetapan mulai berlakunya surat keputusan kelayakan lingkungan hidup Selanjutnya rekomendasi UKL-UPL tersebut diteruskan kepada pejabat yang berwenang sebagai dasar untuk penerbitan izin lingkungan maupun izin PPLH.

2. Proses penyusunan dokumen AMDAL Untuk usaha dan/atau kegiatanyang wajib AMDAL disusun oleh Pemrakarsa pada tahap perencanaan suatu Usaha dan/atau Kegiatan sesuai dengan rencana tata ruang. Penyusunan dokumen lingkungan yang berupa AMDAL tersebut pemrakarsa harus mengikutsertkan masyarakat yang terkena dampak melalui pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatan atau konsultasi publik dengan jangka waktu 10 hari sejak pengumuman masyarakat dapat melakukan pendapat dan tanggapan secara tertulis kepada pemrakarsa atau walikota. Dalam hal penyusunan dokumen Amdal pemrakarsa boleh meminta bantuan dari pihak lain baik perorangan maupun lembaga yang berbadan hukum yang memiliki lisensi yang tergabung dalam peyedia jasa penyusunan Amdal. Tim penyusun dokumen AMDAL terdiri dari satu ketua dan dua anggota yang memiliki sertifikat kompetensi penyusun AMDAL. Adapun peyusunan Dokumen AMDAL tersebut disusun melalui tahapan sebagai berikut :

a. Kerangka Acuan Dokumen Kerangka acuan diajukan terlebih dahulu setelah konsultasi publik yang akan disidangkan oleh KPA (Komisi Penilai Amdal ) yang terdiri atas ketua, sekretaris dan anggota dari badan lingkungan hidup kota surakarta yang dibentuk atas SK Walikota, selanjutnya dalam jangka waktu 30 hari setelah surat persetujuan kerangka acuan dari KPA yang menyetujui Kerangka Acuan tersebut, pemrakarsa mengajukan Andal dan RKL-RPL

b. Andal Analisis Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Andal adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang memuat:

1. Pendahuluan yang meliputi ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan, ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji serta batas wilayah studidan batas waktu kajian

2. Deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal 3. Prakiraan dampak penting;

4. Evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan; 5. Daftar pustaka;dan

6. Lampiran

c. RKL-RPL Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat RKL adalah upaya penanganan dampak terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan, Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup yang selanjutny disingkat RPL adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan. Selanjutnya, setelah tiga tahapan tersebut dinilai oleh KPA (Komisi Penilai Amdal) dan dari hasil penilaian dari rencana usaha dan/atau kegiatan itu dinyatakan layak lingkungan maka akan dikelurakan SKKLH (Surat keputusan kelayakan lingkungan Hidup) yang memuat 10 kriteria kelayakan lingkungan, disamping itu didalam SKKLH tersebut wajib mencantumkan :

1. Dasar pertimbangan kelayakan lingkungan

2. Peraturan perundangan dan kronologi penilaian yang menjadi dasar pertimbangan keputusan

3. Pernyataan penetapan kelayakan lingkungan 4. Lingkup rencana kegiatan

5. Kewajiban pemrakarsa 6. Kewajiban pihak lain

7. Jumlah dan jenis izin PPLHnya

8. Jumlah dan jenis perizinan lainnya(bila ada)

9. Masa berlakunya surat keputusan kelayakan lingkungan hidup yang menyatakan bahwa keputusan kelayakan lingkungan dimaksud berlaku sepanjang tidak ada perubahan atas rencana usaha dan/atau kegiatan yang dideskripsikan dalam dokumen amdal dan

10. Tanggal penetapan mulai berlakunya surat keputusan kelayakan lingkungan masyarakat

Melihat penyusunan dokumen lingkungan hidup tersebut baik AMDAL maupun UKL-UPL, permohonan izin lingkungan yang dismpaikan bersamaan dengan pengajuan penilaian Andal dan RKL-RPL untuk AMDAL dan permohohan pemeriksaan UKL- UPL untuk kegiatan dan/atau usaha yang wajib UPL dengan persyaratan melampirkan dokumen AMDAL atau UKL-UPL, Dokumen pendirian usaha dan/atau kegiatan serta profil usaha dan/atau kegiatan. Permohonan izin lingkungan diajukan secara tertulis kepada Bupati Mempawah dan diumumkan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mempawah di lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan pada papan pengumuman selama 5 hari sejak dokumen Andal dan RKL- RPL dinyatakan lengkp secara administrasi untuk usaha dan/atau kegiatan wajib AMDAL, dan 2 hari untuk usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib AMDAL dengan maksud untuk diketahui masyarakat yang selanjutnya masyarakat diberi kesempatan untuk menyampaikan respon atau tanggapan selam 10 hari untuk AMDAL dan 3 hari untuk UKL-UPL.Apibila jangka waktu pemasangan pengumuman sudah berakhir dan tidak ada keberatan dari masyarakat dapat diterbitkan izin lingkungan yang dikeluarkan oleh kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) atas nama Bupati Kabupaten Mempawah. Izin Lingkungan yang diterbitkan mencantumkan beberapa keawajiban pemegang izin yang dituangkan dalam beberapa diktum sebagai berikut contoh muatan dalam izin lingkungan salah satu usaha dan/atau kegiatan kesehatan atau laboratorium di Kabupaten Mempawah ialah :

1. Identitas Pemrakarsa/ Pemegang Izin 2. Persyaratan sperti :

a) Memenuhi persyaratan Standar dan Baku Mutu Lingkungan

b) Memperhatikan apabila terjadi pemindahan lokasi kegiatan, desain dan/atau kapasitas dan/atau jenis usaha dan/atau kegiatan, terjadi bencana alam dan/atau lainnya yang menyebabkan perubahan lingkungan yang sangat mendasar baik sebelum maupun saat pelaksanaan kegiatan, maka penanggung jawab kegiatan wajib menyusun UKL- UPL baru sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku

c) Melakukan seluruh ketentuan yang termasuk dalam UKL- UPL dan bertanggung jawab sepenuhnya atas pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan dari kegiatan pembangunan, mendukung pelaksanaan program Solo Kota Eko Budaya dan melaksanakan arahan dari instansi terkait dan tim teknis

d) Memperhatikan kesesuaian tata ruang wilayah rencana usaha dan/atau kegiatan sesuai ketentuan peraturan lingkungan perundang-undangan e) Mendukung pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam serta

tidak merusak ataupun menimbulkan gangguan lingkungan sesuai yang diatur dalam peraturan perundang- undangan

f) Menjaga lingkungan sekitar terhadap gangguan keamanan, gangguan ketertiban masyarakat sehingga tercipta suasana yang kondusif serta menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar, ikut berpartisipasi serta memberikan bantuan tanggung jawab sosialnya (CSR) untuk kepentingan masyarakat dan lingkungan sekitar.

g) Tidak menggangu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut

h) Bertanggung jawab daan mampu menanggulangi dampak negatif yang akan ditimbulkan dari usaha dan/atau kegiatan

i) Memahami bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entinitas ekologis yang merupakan :

1. entitas dan/atau spesies kunci

2. memiliki nilai penting secara ekologis 3. memiliki nilai penting secara ekonomi 4. memiliki nilai penting secara ilmiah

5. Menaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam izin lingkungan

6. Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan terhadap persyaratan dan kewajiban dalam izin lingkungan secara berkala setiap 6 (enam) bulan kepada Bupati

7. Menyediakan dana penjaminan untuk pemulihan lingkungan hidup 8. Masa berlakunya izin lingkungan Selanjutnya dalam izin lingkungan

dicantumkan pula apakah pemrakarsa wajib memiliki izin PPLH atau tidak pada tahap operasional.

Berikut salah satu contoh izin PPLH mengenai izin pembuangan air limbah di suatu usaha kesehatan di Kota Surakarta menurut hasil wawancara yang dimuat dalam diktum sebgai berikut: KESATU : Identitas perusahaan atau pemrakarsa KEDUA : Pemegang izin pada diktum kesatu untuk melaksanakan ketentuan yang terlampir sebagai berikut:

Dalam dokumen OLEH : FRANCISKUS SEPTIANDI, S.H NPM.A (Halaman 25-33)

Dokumen terkait