• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses belajar Mengajar Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam di MAN Bondowoso

HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Proses belajar Mengajar Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam di MAN Bondowoso

Pendidikan sebagai usaha membentuk pribadi manusia harus

melalui proses yang panjang dengan hasil yang tidak dapat diketahui dengan segera. Dalam proses pembentukan tersebut diperlukan suatu perhitungan yang matang dan hati-hati berdasarkan pandangan dan pikiran-pikiran atau teori yang tepat, sehingga kegagalan atau kesalahan-kesalahan pembentukan

anak didik dapat dihindari.79

Menjadi seorang guru tidaklah ringan, karena itu adalah sebuah amana yang sangat besar terutama untuk keberhasilan peserta didik kedepan, terutama bagi guru agama Islam. Yang mana seorang guru harus menghadapai berbagai keragaman pribadi, sosial, ekonomi dan juga pengalaman keagamaan yang dimiliki orang peserta didik masing-masaing.

79 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam tinjauan teoritis dan praktis berdasarkan pendekatan interliner, (Jakarta : Bumi Aksara, 1994), hlm. 12-13

Begitulah berat tugas seorang guru, yang mana tidak lain mereka harus bisa membawa peserta didik kepada keadaan yang jauh lebih baik, dalam kehidupan agama dan juga sosial terutama bertanggung jawab atas moral untuk digugu dan ditiru perbuatannya. Oleh kareananya seorang guru agama Islam haruslah bersikap arif dan bijaksana dalam berfikir dan bertindak. Karena guru agama adalah tauladan bagi peseta didik.

Dengan demikian, guru harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional. Sesuai dengan tuntutan masyarakat yang berkembang, setiap guru bertanggung jawab untuk membawa para siswa pada suatu kedewasaan atau tarap kematangan tertentu. 80

Madrasah Aliyah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang tidak lain tujuannya adalah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan pendidikan Islam

Adapun tujuan pendidikan nasional di jabaran dalam UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.”81

Adapun hasil interview pada tanggal 5 april 2015 dengan Moh. Anwar Zainuri, S.Pd.I, bahwasanya pelaksanaan pembelajaran pendidikan di madrasah tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan pembelajaran di

80

Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum) (Jakarta : Bumi Aksara, 1991), hlm.105

81 Dedi Djubaedi “Madrasah Untuk Indonesia Masa Depan” (Jakarta : Kementrian Agama RI, 2005), hal. 64

sekolah-sekolah setingkat Madrasah yang selama ini telah berjalan. Akan tetapi yang membedakan pelaksanaan pembelajaran tersebut tergantung kepada kreatifitas guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dikelas.

Seorang guru memahami bahwasanya pembelajaran merupakan suatu yang kompleks, dimana tidak hanya transfer knowledge akan tetapi merupakan aktivitas profesional untuk menciptakan pembelajaran yang kondusif, inspiratif, menantang dan menyenangkan. Tentu saja mencapai kondisi yang seperti ini bukanlah hal yang mudah, karena menuntut keterampilan guru dalam menata dan melaksanakan pembelajaran didalam kelas maupun didalam kelas.

Dan disebutkan bahwasannya pembelajaran PAI di MAN Bondowoso sudah cukup baik dan bisa dikatakan efektif hal ini dapat dilihat dari segala aktifitas siswa dikelas yang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Serta juga dapat dilihat dari kedisiplinan siswa dalam mengikuti pelajaran PAI dengan kata lain siswa tepat waktu datang kekelas ketika pelajaran PAI berlangsung. Dalam pembelajaran tidak hanya guru yang aktif dalam meyampaikan ilmu dan pengetahuan kepada siswa akan tetapi siswa juga aktif dalam memberikan respon balik pada guru, sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan.

B. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mewujudkan Pembelajaran Efektif di MAN Bondowoso

Peran seorang guru dalam proses belajar mengajar sangatlah besar pengaruhnya bagi siswa agar proses belajar mengajar bisa berjalan dengan efektif. Untuk dapat menjadikan proses belajar mengajar sesuai dengan yang diharapkan maka perlu seorang guru yang profesional yaitu guru yang mampu menggunakan seluruh komponen pendidikan sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik.

Adapun upaya yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam dalam mewujudkan pembelajaran Efektif di MAN Bondowoso, yakni sebagai berikut :

1. Guru harus menyusun perencanaan pembelajaran

Dalam upaya untuk meningkatkan efektifitas proses pembelajaran guru diharapkan mampu menyusun perencanaan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan siswa sehingga semua siswa bisa mengikuti proses kegiatan belajar sesuai harapan, memahami bahan-bahan ajar yang ditawarkan.

Perencanaan merupakan suatu cara pandangan yang logis mengenai apa yang ingin dilakukan, bagaimana cara melakukannya, dan bagaaimana cara mengetahui apa yang dilakukan. Untuk itu, menurut Endang Soenarya (2000) dalam proses perencanaaan memuat 4 kegiatan utama, yaitu : 1). Memformulasikan tujuan, 2). Merumuskan strategi, kebijakan dan perincian rencana untuk mencapai tujuan, 3). Membentuk organisasi untuk

melaksanakan keputusan 4). Membahas hasil dari umpan balik untuk

dijadikan bahan penyusun rencana selanjutnya.82

2. Penguasaan bahan pengajaran

penguasaan bahan pengajaran ini sangat diperlukan bagi seorag guru yang akan mengajar, dimana seorang guru haruslah menguasai sebaik mungkin bahan pengajaran sehingga dapat membantu perencanaan pelajaran dengan baik. Hal ini terkait dengan metode, cara memecahkan masalah, membimbing siswa kearah tujuan yang diharapkan.

Penguasaan bahan pengajaran dirasa sangat penting dilakukan oleh guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di MAN Bondowoso bahwa “ seorang guru perlu penguasaan terhadap bahan ajar, sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik”.

3. Variasi metode

Metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar bagi pelajar, dan upaya guru dalam memilih metode yang baik merupakan upaya memilih mutu pengajaran atau

pendidikan yang menjadi tanggung jawab guru.83

Tiap metode memiliki kelemahan dan kekuatan. Kadang-kadang suatu bahan pengajaran lebih baik disampikan dengan kombinasi beberapa metode ketimbang hanya satu metode. Atas dasar itu tugas guru adalah

82

Drs. H. M. Amin Thaib, dkk, Kepengawasan Pendidikan. Jakarta : Departemen Agama RI, 2005, hlm. 52

83 Tim Direktorat Jenderal kelembagaan Agama Islam, Metodologi Pendidikan Agama Islam. (Jakarta, Dikjen kelembagaan Islam, 2002), hlm. 88

memilih metode yang tepat untuk digunakan dalam menciptakan proses belajar mengajar.

Dalam hal ini guru menggunakan baragam atau variasi metode yang mana tentunya hal ini harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan pada siswa. Jika guru hanya menggunakan satu metode maka sungguh akan sangat membosankan, siswa tidak akan tertarik untuk memperhatikan pelajaran yang disampaikan. Dengan variasai metode maka akan meningkatkan kegiatan belajar siswa.

Berdasrkan dari hasil penelitian di MAN Bondwoso bahwasannya guru PAI disekolah tersebut sering melakukan variasi metode mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan, hal ini dilakukan untuk menarik minat siswa dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.

4. Guru mampu mengusai kelas

Pembelajaran hanya akan berlangsung efektif bila mana guru menguasai keterampilan penguasaan kelas. Penguasaan kelas yang baik memungkinkan guru menyampaikan materi atau membawa siswa mengikuti kegiatan pembelajaran atau kegiatan sekolah lainnya dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Penerapan metode, strategi pembelajaran baru dapat diterapkan dalam situasi kelas yang terkendali, dikuasai oleh guru. Penerapan strategi dan metode terkadang juga sering kali mengalami hambatan karena kegagalan guru dalam menguasai kelas.

Seorang guru tidak cukup hanya dibekali dengan keilmuan akademik saja, tetapi juga harus dibekali metode dan teknik menguasai situasi kelas

dalam proses belajar mengajar. Karena itu bila seorang guru tidak mampu menguasai situasi kelas maka otomatis guru tersebut tidak mampu mentransferkan ilmu pengetahuannya secara maksimal kepada muridnya.

Kekuatan guru bukan pada posisi sebagai penguasa kelas, tetapi kecakapan, kemampuan keilmuan pada kemampuan mereka mengelola kelas sehingga siap untuk belajar secara efektif. Guru harus cerdas, menguasai bahan ajar dengan baik, selalu tampil enerjik, ceria dan optimis sehingga menarik siswa untuk belajar dengannya

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di MAN Bondowoso dimana seorang guru tidak hanya mempersiapkan materi yang akan diajarkan dikelas, akan tetapi guru juga harus cerdas menguasai kelas.

5. Guru memberikan riward/ hadiah

pemberian riward atau hadiah dalam proses belajar mempunyai peran penting yang tidak kalah pentingnya dengan faktor-faktor yang lain. Menurut Amir Daien Indrakusuma dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pendidikan” menyatakan bahwa ganjaran adalah merupakan alat pendidikan represif, tetapi disamping fungsinya sebagai alat pendidikan refresif positif ini, ganjaran adalah juga merupakan alat motivasi yang bisa menimbulkan

motivasi ekstrinsik. 84 Hal ini dapat diketahui bahwasanya pemberian hadiah

dapat menimbulkan motivasi, dan siswa bertambah giat dalam kegiatan belajarnya.

84 Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan sebuah tinjauan teoritis filosofis, (Surabaya: Usaha Nasional, 1973), hlm. 164

Berdasarkan hasil penelitian di MAN Bondowoso bahwasanya guru PAI di sekolah tersebut sering memberikan ganjaran kepada siswanya. Adapun hadiah yang diberikan dapat berupa hadiah dan pujian.

Dengan demikian dapat diketahui bahwasanya di MAN Bondowoso juga memberikan riward atau hadiah pada siswa dalam rangka mewujudkan pembelajaran efektif. Pemberian hadiah ini dirasa penting untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Adapun pemberian hadiah dan pujian dapat merangsang siswa dalam kegiatan belajarnya sehingga pemberian hadiah dan pujian dapat dijadikan alat motivasi bagi seorang guru dalam mewujudkan pembelajaran efektif.

6. Guru melakuan eveluasi secara benar

Dalam sebuah kegiatan pembelajaran terdapat banyak sekali hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru. Yang mana dalam kegiatan pembelajaran tersebut para tenaga pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap keberhasilan pembelajaran. Bukan hanya menyoalkan tentang strategi pembelajaran yang diterapkan atau target yang telah dicapai saja tetapi seorang tenaga pendidik juga harus dapat mengevaluasi secara keseluruhan terhadap apa yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Sesuai dengan hasil interview yang penulis lakukan bahwasanya guru PAI MAN Bondowoso selalu melakukan evaluasi setiap kali pelajaran atau materi usai, yang hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hal ini dapat dikatakan bahwa evaluasi untuk mengetahui

kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. Hasil evaluasi itu selanjutnya dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa

C. Faktor yang Mendukung dan Menghambat Pembelajaran Efektif di