• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Berita Ke MCR (Master Control Room)

Dalam dokumen Renato Yudhantara D1409039 (Halaman 73-81)

PELAKSANAAN MAGANG

D. Proses Berita Ke MCR (Master Control Room)

Master Control Room saling berhubungan dan berkaitan satu sama lain meliputi master console, mixer vtr dan lain sebagainya. MCR merupakan pusat siaran, karena tahap akhir siaran berada pada MCR dan peran VTR man sangat penting saat berlangsungya proses siaran baik langsung maupun tidak langsung.

RENCANA ON AIR LIPUTAN REPORTER Membuat Naskah KAMERAMAN REDAKTUR Edit Naskah EDITOR GAMBAR DUBBING SINKRONISASI

commit to user

Proses berita masuk untuk di tayangkan kepada pemirsa, seetelah berita selesai di edit Tahap berikutnya, file berita yang sudah jadi ditransfer ke komputer server untuk dimasukan ke VTR (Video Tape Recording) Material Room. Bagian ini merupakan tempat penyedian materi-materi program siaran yang berbentuk tape atau kaset siap tayang seperti sinetron, program non-drama. VTR berfungsi merekam dan melihat rekaman pada proses produksi, dapat juga digunakan untuk meng-capture (mengubah rekaman dari kaset pita ke digital). Format yang digunakan, antara lain VHS, S-VHS, dan MiniDV. Kaset-kaset tersebut di barcode atau dikomputerisasikan sehingga terdapat pembagian segmen untuk sebuah program acara. Kemudian setelah dibagi, di input ke Flexicart atau mesin pemutar materi program Misalnya suatu program sinetron akan tayang pada tanggal 7 November pukul 7 malam, dengan durasi 64 menit dan akan dibagi menjadi lima segmen untuk Running File program tersebut. Selain membagi segmen program, bagian VTR juga menyuplai keperluan materi iklan. Apabila ada materi iklan yang tidak sesuai dengan format yang ada pada ruangan VTR, maka meteri kaset tersebut akan diubah menjadi materi yang siap tayang. Kebayakan stasiun televisi saat ini, sudah meminta perusahaan iklan yang ingin memasuki iklan, agar memasukkan format iklan yang sesuai.

Setelah itu VTR man menyusun file berupa berita, iklan dan klip musik serta tayangan lain sesuai rundown dan arahan dari Produser. Dalam Program acara Lensa 44 di bagi dalam 3 segmen dan mempunyai dua kali penayangan iklan dalam program tersebut, yaitu segmen 1 dan segmen 2.

a. On Air Lensa 44

Proses On air Lensa 44, penyiar berada dalam studio untuk membawakan materi berita-berita dengan arahan Program Director yang berada dalam MCR. Program director sendiri mempunyai crew yang bertugas didalam studio untuk memberi aba-aba kepada pembawa acara kapan mulai masuk siaran dan iklan, crew tersebut biasa disebut floor director.

Program Director sendiri berperan penting dan sangat bertanggung jawab penuh saat berlangsungnya Live Lensa 44 karena semua crew mengikuti semua arahan darinya.

b. Proses On Air Lensa 44

Sebelum masuk pada Stasiun Id, VTR man memberikan aba-aba hitungan mundur dari angka 10 ke 1, aba- aba tersebut diikuti oleh Program director untuk disampaikan atau didengar oleh floor director didalam Studio untuk memberi aba-aba kepada pembawa acara.

Setelah Stasiun Id masuk ke Obb dan teaser, Vtr man memberi aba- aba hitungan mundur sebelum masuk ke studio dari hitungan 10 ke 1, pada hitungan ke 1 Vtr man menekan tombol 2 pada switcher untuk masuk dan menayangkan penyiar di dalam studio di sertai dengan menurunkan panel 1 pada mixer audio dan menaikan panel 2. Panel 1 adalah audio pada file atau berupa video yang tersimpan di VTR, sedangkan panel 2 adalah audio

commit to user

penyiar di dalam studio dan mixer dioperasikan seperti itu pada saat masuk keStudio dan masuk keberita maupun iklan, setelah opening selesai masuk ke bumper dengan menekan kembali switcher dan menekan tombol play pada mesin VTR disertai dengan mengubah lagi panel mixer audio dengan menurunkan panel 2 dan menaikan panel1, sebelum bumper selesai Vtr man memberikan hitungan mundur lagi kepada Program Director dan di dengar oleh Floor director disampaikan oleh Penyiar.

Segmen 1masuk studio pembawa acara membacakan berita, setelah selsai membacakan berita VTR man langsung menekan tombol play pada mesin VTR yang sudah berisi file berita sesuai rundown dan menekan tombol switcher agar siaran masuk ke tayangan berita.

Proses On Air Lensa 44 secara garis besar seperti itu, dan di lakukan menurut rundown yang di buat oleh Program Director

commit to user

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) di ADI TV Yogyakarta dalam waktu 2 (dua) bulan. Dalam kurun waktu yang tergolong singkat ini, penulis merasa bahwa selama mengikuti KuliahKerja Media (KKM) sangat banyak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang baru khususnya dalam dunia penyiaran khususnya dalam bagian VTR.

Selama mengikuti Kuliah Kerja Media (KKM) di ADI TV Yogyakarta, Penulis ditempatkan dibagian Penyiaran, menjadi VTRman khususnya dalam program news Lensa 44. Lensa 44 format acara berita 30 menit setiap penayanganya. Selama mengikuti Kuliah Kerja Media (KKM), penulis lebih mengetahui tygas serta peran VTRman dalam proses produksi yang belum di dapat selama di bangku perkuliahan

B. Saran

1. Bagi D3 KomunikasiTerapan FISIP UNS

Program Kuliah Kerja Media (KKM) yang telah ditetepkan oleh D3 Komunikasi Terapan FISIP UNS sangatlah memberikan pengalaman kepada

commit to user

mahasiswa dan dapat menjembatani antara dunia akademis dengan dunia kerja.

Di samping itu, dalam perkuliahan selain pemberian teori, yang lebih pentingya itu pemberian pengetahuan yang praktis di lapangan, agar setelah lulus nanti, mahasiswa dapat menghadapi langsung tantangan dalam dunia pekerjaan.

Selainitu di dalam suatu mata kuliah praktek yang diberikan, kadang terbentur dengan terbatasnya atau kurang lengkapnya peralatan dan penjadwalan laboraturium yang kurang teratur dari Dosen pengajar mata kuliah praktek dan pengelola laboraturium.

2. Bagi ADI TV

Mengingat persaingan di dunia broadcast yang semakin ketat saat ini, antara televise swasta dengan televise lokal, maka hendaknya ADI TV melakukan perbaikan-perbaikan seperti peralatan-peralatan yang sudah tidak layak pakai harus diperbaharui dengan segara mungkin, Karena kalau tidak dapat menghambat pekerjaan. Kecuali itu dengan perbaharuan alat-alat tersebut dapat menjadikan hasil kerja menjadi optimal dan maksimal.

ADI TV juga melakukan perbaikan-perbaikan mutu acara yang disiarkan sehingga masyarakat menjadi terkesan dengan acara yang di hasilkan ADI TV dan tertarik untuk menyaksikan acara-acara tersebut.

ADI TV seharusnya juga menambah jumlah mobil untuk melakukan liputan berita, agar liputan dapat berjalan dengan lancer sesuai jadwal

commit to user

BAB V PENUTUP

C. Kesimpulan

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) di ADI TV Yogyakarta dalam waktu 2 (dua) bulan. Dalam kurun waktu yang tergolong singkat ini, penulis merasa bahwa selama mengikuti KuliahKerja Media (KKM) sangat banyak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang baru khususnya dalam dunia penyiaran khususnya dalam bagian VTR.

Selama mengikuti Kuliah Kerja Media (KKM) di ADI TV Yogyakarta, Penulis ditempatkan dibagian Penyiaran, menjadi VTRman khususnya dalam program news Lensa 44. Lensa 44 format acara berita 30 menit setiap penayanganya. Selama mengikuti Kuliah Kerja Media (KKM), penulis lebih mengetahui tygas serta peran VTRman dalam proses produksi yang belum di dapat selama di bangku perkuliahan

D. Saran

3. Bagi D3 KomunikasiTerapan FISIP UNS

Program Kuliah Kerja Media (KKM) yang telah ditetepkan oleh D3 Komunikasi Terapan FISIP UNS sangatlah memberikan pengalaman kepada mahasiswa dan dapat menjembatani antara dunia akademis dengan dunia kerja.

Di samping itu, dalam perkuliahan selain pemberian teori, yang lebih pentingya itu pemberian pengetahuan yang praktis di lapangan, agar setelah lulus nanti, mahasiswa dapat menghadapi langsung tantangan dalam dunia pekerjaan.

Selainitu di dalam suatu mata kuliah praktek yang diberikan, kadang terbentur dengan terbatasnya atau kurang lengkapnya peralatan dan penjadwalan laboraturium yang kurang teratur dari Dosen pengajar mata kuliah praktek dan pengelola laboraturium.

4. BagiADI TV

Mengingat persaingan di dunia broadcast yang semakin ketat saat ini, antara televise swasta dengan televise lokal, maka hendaknya ADI TV melakukan perbaikan-perbaikan seperti peralatan-peralatan yang sudah tidak layak pakai harus diperbaharui dengan segara mungkin, Karena kalau tidak dapat menghambat pekerjaan. Kecuali itu dengan perbaharuan alat-alat tersebut dapat menjadikan hasil kerja menjadi optimal dan maksimal.

ADI TV juga melakukan perbaikan-perbaikan mutu acara yang disiarkan sehingga masyarakat menjadi terkesan dengan acara yang di hasilkan ADI TV dan tertarik untuk menyaksikan acara-acara tersebut.

ADI TV seharusnya juga menambah jumlah mobil untuk melakukan liputan berita, agar liputan dapat berjalan dengan lancer sesuai jadwal

Dalam dokumen Renato Yudhantara D1409039 (Halaman 73-81)

Dokumen terkait