D.1 Hubungan Proses Bisnis Rantai
Kajian pada hubungan proses bisnis yang terjadi di dalam rantai pasokan bunga krisan meliputi siklus dan proses rantai serta kekuatan tawar (bargaining power) dari setiap anggota rantai pasokan. Menurut Chopra dan Meindl (2004), proses dalam rantai pasok dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yakni tinjauan siklus dan tinjauan pull/push. Tinjauan siklus membagi proses di dalam rantai pasok menjadi beberapa rangkaian siklus, sedangkan tinjauan pull/push melihat proses di dalam rantai pasokan apakah merupakan upaya merespon atau upaya mengantisipasi permintaan konsumen. D.1.1 Tinjauan siklus rantai
Siklus-siklus yang terjadi dalam rantai pasok terdiri atas siklus procurement, siklus
replenishment, siklus manufacturing, dan siklus customer order (Chopra dan Meindl 2004). Siklus
procurement adalah kegiatan pemesanan bahan baku atau produk dari anggota yang berada pada rantai siklus sebelumnya. Siklus replenishment adalah kegiatan penambahan barang dari penjual/pemasok kepada konsumen. Kegiatan ini terjadi disebabkan oleh adanya kerusakan pada bahan baku atau produk yang telah diterima. Hal tersebut juga dapat terjadi karena barang yang diterima tidak sesuai jenis atau jumlahnya dengan pesanan. Siklus manufacturing adalah kegiatan produksi yang dilakukan oleh anggota rantai pasokan yang merupakan perusahaan manufaktur. Siklus
customer order adalah kegiatan penerimaan dan pemenuhan pesanan yang dilakukan oleh semua anggota rantai pasokan yang berupa kelengkapan administrasi dan pengolahan pesanan.
Siklus-siklus yang terjadi dalam rantai pasokan bunga krisan yang melibatkan PT. Saung Mirwan sebagai grower sesuai dengan siklus-siklus rantai pasok yang disebutkan sebelumnya, yakni terdiri atas siklus procurement, replenishment, manufacturing, dan customer order. Siklus
procurement dilakukan oleh setiap anggota rantai pasokan bunga, misalnya konsumen memesan bunga jenis dan jumlah tertentu di toko bunga, lalu toko bunga memesan bunga tersebut pada agen bunga, kemudian agen bunga memesan bunga pada perusahaan. Selanjutnya perusahaan mengolah pesanan para pembeli menentukan produk mana yang tersedia dan yang tidak tersedia. Jika produk yang diminta tidak ada maka pihak perusahaan melalui sales memberitahukannya kepada pembeli dan menawarkan produk yang lain. Kegiatan pengolahan pesanan bunga oleh para sales perusahaan merupakan contoh siklus customer order. Kegiatan penanaman, pemeliharaan, pemanenan, seleksi, pengemasan bunga sampai produk siap dipasarkan yang dilakukan oleh perusahaan termasuk ke dalam siklus manufacturing. Jika produk telah diterima oleh pembeli namun terdapat ketidaksesuain jenis, kualitas, atau kuantitas antara pesanan dengan barang yang diterima pembeli maka perusahaan harus mengirimkan kembali sisa barang yang bermasalah kepada pembeli. Hal ini dinamakan juga sebagai siklus replenishment. Demikian rantai pasokan bunga krisan memiliki semua siklus rantai pasok. Sebagai sebuah siklus masing-masing kegiatan saling mempengaruhi dan berkaitan. Skema siklus-siklus yang terdapat di dalam rantai pasok bunga ditunjukkan dalam Gambar 8.
28 D.1.2 Tinjauan proses rantai
Selain tinjauan siklus, seperti yang telah dijelaskan di atas proses dalam rantai pasok juga meninjau proses pull/push. Kegiatan yang dilakukan untuk merespon permintaan konsumen disebut proses pull/tarik. Tinggi rendahnya tingkat permintaan konsumen mempengaruhi jumlah produk yang dihasilkan oleh suatu anggota rantai. Jika tingkat permintaan konsumen sedang tinggi maka perusahaan akan berusaha meningkatkan hasil produksinya, demikian sebaliknya jika tingkat permintaan konsumen rendah maka perusahaan akan menurunkan jumlah produksinya. Pada proses
pull ini perputaran informasi sangat cepat dibandingkan dengan proses push. Proses push adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi permintaan konsumen. Tinggi rendahnya tingkat permintaan konsumen tidak mempengaruhi jumlah produk yang dihasilkan oleh anggota rantai.
PT. Saung Mirwan sebagai salah satu anggota rantai pasokan bunga krisan melakukan proses
pull dan proses push. Agen bunga melakukan pemesanan bunga kepada perusahaan, lalu perusahaan memenuhi pesanan agen sesuai dengan jenis dan kuantitas yang ditetapkan oleh agen bunga, kegiatan ini termasuk proses pull. Agen juga memenuhi pesanan ritel (toko bunga, florist) sesuai dengan jenis dan kuantitas yang telah ditetapkan oleh pihak ritel, juga dinamakan proses pull. Sedangkan proses
push yang dilakukan oleh perusahaan adalah menyediakan persediaan bunga untuk para pembeli bunga dalam jumlah kecil yang biasa datang langsung ke perusahaan. Kegiatan ini termasuk proses
push, karena perusahaan melakukan antisipasi akan timbulnya permintaan konsumen yang tiba-tiba. Dalam rantai pasokan bunga krisan ini, PT. Saung Mirwan dan pemasok sarana produksi (suppliers) adalah anggota rantai yang melakukan proses pull dan push sekaligus. Pemasok sarana produksi tidak disajikan dalam penelitian Syafi (2009), untuk melengkapinya maka di dalam penelitian ini disajikan karena merupakan salah satu anggota rantai pasok bunga juga. Sementara anggota rantai pasokan yang lain seperti agen bunga hanya melakukan proses pull, petani dan ritel melakukan proses push.
Untuk lebih jelasnya skema proses pull/push yang terdapat dalam rantai pasok bunga disajikan pada Gambar 8.
Proses pull dan push memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing dalam proses bisnis dalam ratai pasokan ini. Kelebihan/kekuatan proses pull adalah rendahnya biaya inventori karena rendahnya tingkat persediaan (inventori) sehingga dapat menekan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Namun, karena tidak adanya inventori perusahaan maka ketika ada penambahan pesanan konsumen maka akan membutuhkan waktu tunggu yang lebih lama. Hal ini memungkinkan pembeli atau konsumen dapat berpindah ke perusahaan lain. Sedangkan kelebihan proses push adalah memiliki kelemahan yaitu waktu tunggu untuk tambahan pesanan yang cepat karena proses ini mendukung peningkatan permintaan konsumen yang tidak dijanjikan sebelumnya. Namun, proses push juga memiliki kelemahan yaitu biaya inventori yang mahal. Perusahaan melakukan proses pull dan push
untuk mengantisipasi peningkatan permintaan konsumen sehingga tidak membutuhkan waktu tunggu yang lama.
D.1.3 Kekuatan tawar setiap anggota rantai (bargaining power)
Bargaining power (kekuatan tawar) dalam rantai pasok bunga ini merupakan besarnya kekuatan setiap anggota rantai dibandingkan dengan anggota rantai yang lain dalam satu rantai pasok bunga dalam menetapkan harga produk atau komoditas yang diperjualbelikan. Bargaining power
suatu anggota rantai pasok dapat lebih besar, lebih kecil atau sama besar (saling ketergantungan) dengan anggota rantai pasok yang lain. Besar kecilnya bargaining power satu anggota rantai pasok terhadap anggota rantai yang lain menentukan tingkat keuntungan yang diperoleh. Bargaining power
yang lebih besar akan memungkinkan menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi atau dalam lingkup yang relatif tidak akan dirugikan.
: anggota rantai pasokan bunga krisan
: siklus rantai dalam suatu anggota rantai pasokan bunga krisan : siklus rantai antar anggota rantai pasokan bunga krisan : proses rantai antar anggota rantai pasokan bunga krisan
Gambar 8. Siklus dan proses rantai dalam model rantai pasokan bunga krisan PT. Saung Mirwan Berdasarkan model rantai pasok bunga yang ada terdapat sembilan hubungan anggota rantai pasok yang akan digambarkan kekuatan tawarnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan dan konsumen diperoleh gambaran bargaining power masing-masing anggota rantai pasok terhadap yang lain yang disajikan pada Tabel 6.
Pull Push Siklus procurement Pesan/Order Petani bunga Saung Mirwan Agen Bunga Ritel Konsumen bunga Siklus procurement Siklus manufacturing
Siklus customer order
Siklus procurement
Siklus replenishment Siklus manufacturing
Siklus customer order
Siklus procurement
Siklus replenishment Siklus customer order
Siklus customer order
Push
Push Pull
Pull
Push Suppliers
30 Tabel 6. Kekuatan tawar (bargaining power/bp) anggota rantai pasokan bunga
No. Hubungan Anggota
Rantai Pasokan bp Keterangan
1. PT. Saung Mirwan - “mitra tani”
= dan >
Jika kualitas bunga sesuai kesepakatan kontrak kerjasama maka bp saling ketergantungan, tetapi jika tidak maka bp
perusahaan terhadap “mitra tani” lebih besar 2. PT. Saung Mirwan - mitra
beli (petani bunga)
> Perusahaan yang ingin membeli bunga dapat memilih di antara para petani yang menjual bunga berkualitas baik dengan harga minimal
3. PT. Saung Mirwan - pemasok sarana produksi
= Hubungan perusahaan dan pemasok sarana produksi yang saling menguntungkan dipertahankan karena di luar terdapat banyak perusahaan dan pemasok sarana produksi yang lain
4. PT. Saung Mirwan - agen bunga/pembeli
> Perusahaan telah menetapkan harga bunga sedangkan agen bunga hanya mengikuti harga yang telah ditetapkan tersebut. Perbedaan harga yang diberikan perusahaan pada hari-hari besar adalah tidak besar
5. PT. Saung Mirwan - konsumen
> Perusahaan telah menetapkan harga bunga sedangkan konsumen hanya mengikuti harga yang telah ditetapkan tersebut
6. PT. Saung Mirwan - pasar bunga Rawa Belong
= Hubungan perusahaan dengan pembeli bunga yang terjadi di pasar tradisional adalah saling menguntungkan karena di pasar tradisional terdapat banyak pilihan produk yang ditawarkan
7. Agen bunga/pembeli - ritel (toko bunga, florist, trader)
= Hubungan saling menguntungkan ini karena agen membutuhkan ritel sebagai pembeli yang lebih penting daripada konsumen, sedangkan ritel dapat membeli produk dalam jumlah yang lebih sesuai dengan kemampuannya daripada langsung membeli produk ke perusahaan
8. Agen bunga/pembeli – konsumen
> Agen bunga telah menetapkan harga produk sedangkan konsumen hanya mengikuti harga yang telah ditetapkan tersebut
9. Ritel (toko bunga, florist, trader) – konsumen
= Hubungan ritel dan konsumen yang saling
menguntungkan dipertahankan karena di luar terdapat banyak ritel dan konsumen yang lain
D.2 Dukungan Anggota Rantai
Masing-masing anggota rantai pasokan bunga krisan dapat saling mendukung demi mencapai kepuasan yang diharapkan serta diharapkan mendapat dukungan dari pihak luar yang terkait dalam rantai pasokan. Dukungan anggota rantai pasokan ini meliputi pelayanan, pelatihan, distribusi informasi pasar, dan dukungan kredit. Dukungan anggota rantai pasokan bunga yang ada disajikan Tabel 7.
Tabel 7. Jenis-jenis dukungan anggota rantai pasokan bunga No. Jenis dukungan
anggota rantai
Keterangan
1. Pelayanan Tidak semua anggota rantai pasokan mendapatkan pelayanan dari anggota rantai yang lain. Misalnya para petani bunga yang tidak tergabung dalam “mitra tani” dengan perusahaan tidak mendapat pengarahan dari perusahaan mengenai teknologi penanaman bunga yang baik. Mereka hanya mendapatkan pengetahuan dari kelompok petani yang lain atau dari penyuluhan pemerintah yang jarang dilakukan. Sementara petani yang tergabung dalam “mitra tani” tentu mendapat pengarahan dari perusahaan mengenai budidaya bunga yang baik. 2. Pelatihan Pelatihan yang diperoleh perusahaan berasal dari rekan perusahaan
sejenis, atau dari pihak luar yang benar-benar berkontribusi dalam industri hortikultura melalui kelompok perusahaan. Sedangkan pelatihan yang diperoleh para petani bunga berasal dari kelompok petani dalam paguyuban. Sementara petani yang tergabung dalam “mitra tani” mendapat pelatihan dari perusahaan sendiri.
3. Distribusi informasi pasar
Informasi pasar lebih banyak diperoleh perusahaan daripada petani bunga. Informasi ini berupa penyelenggaraan pameran bunga, acara perayaan, pembukaan stand bunga pada acara tertentu. Informasi dapat diperoleh melalui jaringan yang dikenal, internet, ASBINDO (Asosiasi Bunga Indonesia), dan Dirjen Hortikultura. Cara memperoleh informasi pada ASBINDO adalah dengan menjadi anggota, sedangkan untuk mengetahui informasi dari Dirjen Hortikultura adalah dengan inisiatif mencari tahu sendiri.
4. Dukungan kredit Perusahaan memperoleh dukungan kredit dari lembaga keuangan lebih mudah daripada para petani bunga. Hal ini disebabkan oleh kemampuan kedua pihak yang berbeda dalam pembayaran di akhir. Hal yang dapat dilakukan oleh petani agar memperoleh dana adalah dengan menjadi “mitra tani” dengan perusahaan. Perusahaan akan memberikan sarana produksi untuk penanaman bunga kepada petani dan sebagai timbal baliknya adalah petani harus menjual hasil panen kepada perusahaan. Pembayaran sarana produksi akan dipotong dari hasil penjualan bunga.
32 Dukungan perusahaan bagi agen bunga adalah berupa pemberitahuan tentang produk-produk yang baru yang dihasilkan perusahaan. Dukungan agen bunga terhadap ritel dan ritel terhadap konsumen juga sama yaitu memberikan informasi mengenai produk-produk yang baru yang dihasilkan perusahaan. Sementara distribusi informasi berlangsung timbal balik antara setiap anggota rantai pasokan bunga.
Secara keseluruhan anggota rantai yang kurang mendapat dukungan dalam pengembangan rantai pasokan adalah para petani bunga, baik berupa pelayanan, pelatihan, informasi maupun kredit. Sehingga tidak heran bila mereka sulit berkembang. Kebanyakan latar belakang petani yang merupakan kurang berpendidikan juga menjadi faktor penghambat perkembangan.