• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES FABRIKASI DI WORKSHOP

Dalam dokumen METODE KERJA IRIGASI (Halaman 41-45)

PEKERJAAN YANG DILAKUKAN DI WORKSHOP

1.5. PROSES FABRIKASI DI WORKSHOP

Pabrikasi dapat dilaksanakan setelah gambar desain maupun gambar kerja dan material telah mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.

1.5.1 Pekerjaan Marking / membuat garis potong / teken

Sebelum material dipotong maka material harus di marking (diteken / dilukis) terlebih dahulu pada permukaan materialnya agar tukang potong material dapat mengetahui berapa panjang atau besar/ luasan material yang diperlukan tentunya sesuai gambar kerja.

a. Pemotongan Plat Baja atau Profil baja yang bagian tepinya yang akan dihubungkan dengan las atau tanpa sambungan las, harus merupakan satu garis lurus atau tipis berbentuk benang. Pemotongan disyaratkan menggunakan mesin potong.

b. Semua bekas pemotongan harus dibersihkan baik dengan milling planning, planning dan grinding.

c. Semua bagian tepi yang tajam bekas pemotongan harus dihilangkan dengan mesin gerinda.

d. Semua material berupa Plat dan Strip harus diluruskan/diratakan sebelum digunakan demikian pula untuk material berupa profil harus diluruskan dan diratakan dengan mesin press / grinding.

Tidak diperkenankan meluruskan dan meratakan dengan pukulan pakai hammer, namun jika terdapat kerusakan material atau deformasi akibat pengelasan atau perlakuan panas lainnya maka produk akan diperbaiki atau bila tidak dapat diperbaiki maka produk akan direject/ditolak.

e. Semua pembengkokan harus dilaksanakan dengan pemanasan. Selesai pembengkokan sedapat mungkin struktur material dikembalikam seperti semula dengan proses tempering.

f. Lubang lubang baud atau angker harus betul betul bulat (disyaratkan menggunakan bor) dan tidak boleh lebih besar dari diameter nominalnya, kecuali ditentukan dalam standar lainnya.

g. Ulir baud harus terbenam semua pada mur, panjang sisi ulir minimal 3 milimeter dan maksimal 10 milimeter. Dibawah mur pada angker maupun baut harus dipasang ring per baja. Untuk permukaan miring, bibir profil sebelum ring per harus dipasang bevel ring dari baja. Material mur dan baut harus sama, untuk menghindari pemuaian atau penyusutan yang tidak sama yang akan menyebabkan longgarnya ikatan mur dan baut tersebut.

h. Untuk komponen yang berputar diharuskan menggunakan bearing yang dilengkapi dengan tempat dan alat untuk injeksi pelumas.

5.2 . Fit-up / penyetelan awal

Pada penyetelan awal ini terlebih dahulu menyiapkan meja kerja yang cukup kokoh dengan menggunakan material profil. Ini akan berguna dalam

penyetelan karena tanpa menggunakan meja kerja akan sulit mengambil acuan, kerataan dan kelurusan.

1.5.3. Pengelasan Pintu

Pengelasan pintu air dapat dimulai apabila Quality Qontrol sudah memeriksa baik dimensi secara keseluruhan juga dimensi pokok atau utama. Lokasi pengelasan sebaiknya dilakukan di dalam ruangan sehingga terhindar dari hujan, panas dan angin, karena semua itu akan mempengaruhi hasil pengelasan. Untuk pengelasan pintu harus menggunakan tukang las yang sudah mempunyai pengalaman didalam mengelas pintu air atau yang sudah bersertifikat juru las G3.

Pekerjaan las dapat dilakukan dengan proses shielded metallic secara manual atau otomatis atau metode submerged arc. Kontraktor diwajibkan menyerahkan prosedur pengelasan untk disetujui oleh pihak Direksi Pekerjaan sesuai dengan yang ada didalam gambar. Ukuran dan type las yang dibutuhkan harus diperlihatkan dalam gambar. Kualifikasi prosedur pengelasan harus mengacu pada standard American Welding Society ( AWS). D.1.1 atau standar yang setara lainnya yang sudah disetujui.

Kawat Las yang digunakan harus mengacu pada JIS Z 3211 atau 3212, Low Hydrogen Type Covering atau yang setara. kawat las tahan karat

(Stainless) yang digunakan pada bagian yang terendam air untuk pelindung atau penyambungan atau menggunakan chromium nikel. Type komposisi kimia JIS atau acuan standar untuk kawat las yang akan digunakan harus mendapat persetujuan dari pihak Direksi Pekerjaan.

1.5.4. Machining / proses permesinan

Proses permesinan dilakukan untuk benda atau barang yang bulat dengan toleransi yang akurat

1.5.5. Assembling

Pada tahapan assembling ini adalah penggabungan barang yang telah selesai di fabrikasi dan selesai di machining. Sebaiknya penggabungan ini dilakukan di workshop karena jika ada kekurangan lebih cepat ditangani. Adapun yang

perlu di assembling di workshop pada pekerjaan pintu adalah Alat angkat (hoisting unit).

1.5.6. Pengecatan

Pengecatan pada hasil produk termasuk pembersihan pada permukaan besi ( metal), pelaksanaan pengecatatan, perlindungan, dan proses pengeringan cat, serta pengadaan atau penggunaan alat, tenaga kerja dan bahan lainnya yang mendukung pekerjaan pengecatan.

Pemilihan Cat dan warna yang akan digunakan harus disetujui oleh Dieksi Pekerjaan dan kontraktor harus mengusulkan merk cat dan warna, dengan menyerakan contoh warna termasuk spesifikasi cat untuk setiap lapisan sampai dengan lapisan cat terakhir. Cat yang digunakan harus diproduksi oleh pabrik cat yang mempunyai reputasi baik dan mudah pengadaannya. a, Pembersihan permukaan besi ( metal)

Permukaan yang akan dilakukan pengecatan harus bersih atau bebas dari kotoran seperti : pasir, tanah, karat, oli, gemuk dan kotoran kotoran lain dengan cara di shot atau Grit Blasting dengan pasir kuarsa dan pasir besi ( SA 2,5” Standar Swedia SIS 055900 atau SS PC-SP 10 dari Steel Permukaan structures painting Council manual volume 2 ). Yang sangat perlu diperhatikan pembersihan pada ujung ujung konstruksi yang bersudut. Untuk pekerjaan di Workshop penggunaan pasir hanya diijinkan untuk tiga kali sandblasting, yaitu butir kasar untuk sandblasting tahap pertama boleh digunakan untuk tahap kedua. Pada tahap ketiga - finishing, dapat digunakan pasir bekas tahap kedua. Pasir sisa atau bekas material yang pertama tidak boleh dipergunakan untuk material yang lainnya. Untuk pekerjaan di lapangan atau di site penggunaan pasir hanya diijinkan satu kali sandblasting. Selain itu kontraktor diwajibkan membuat fasilitas untuk pengamanan dengan menggunakan terpal atau bahan lainnya pada saat pekerjaan tersebut .

b. Prosedur Pengecatan

 Segera setelah di sandblasting permukaan tersebut di cat dengan ZINC primer pada dasar dengan ketebalan setelah kering 25 - 75 Micron

 Selanjutnya lapisan primer kering dicatkan dua sampai tiga lapisan akhir dengan ketebalan masing masing 75 - 150 micron sehingga total ketebalan minimum menjadi 250 – 300 micron.

 Untuk mengetahui ketebalan pengecatan dilakukan pemeriksaan dengan kilometer.

 Untuk bagian diatas air, cat yang harus dipakai tahan tehadap cuaca tropis dan bila terletak didaerah pantai maka cat tersebut harus tahan terhadap udara yang mengandung garam.

 Selesai pemasangan, bila terdapat cacat atau goresan pada cat tersebut/kontraktor harus mengulangi pengecatatan tersebut tanpa biaya tambahan

Untuk lebih jelasnya proses pabrikasi , maka dapat dilihat pada Flow Process Chart untuk pintu penerus & penguras ( lampiran 01.02 )

Dalam dokumen METODE KERJA IRIGASI (Halaman 41-45)

Dokumen terkait