• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses interaksi sosial anak-anak mucikari dengan teman-teman sebaya Di dalam proses interaksi sosial ada dua hal yang harus dipenuhi yaitu adanya

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Subjek Dua ( Ibu SM)

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

4.4.2 Proses interaksi sosial anak-anak mucikari dengan teman-teman sebaya Di dalam proses interaksi sosial ada dua hal yang harus dipenuhi yaitu adanya

kontak sosial dan komunikasi sosial.

4.4.2.1 Kontak sosial

Setiap hari manusia selalu melakukan hubungan dan kerja sama dengan orang lain. Manusia tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sosialnya, di mana mereka harus bergaul dengan sesama. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, bersapa, berjabat tangan, saling berbicara, dan mungkin berkelahi. Aktifitas-aktifitas semacam ini merupakan interaksi-interaksi

80

sosial (Soekanto, 2006:55). Interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial, oleh karena itu tanpa adanya interaksi sosial, tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.

Hubungan interaksi sosial antara anak-anak mucikari dengan teman-teman sebaya di lokalisasi sunan kuning sudah berjalan baik dan jarang terjadi perselisihan. Mereka saling mengadakan kontak sosial dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Kontak sosial dilakukan secara langsung maupun tidak langsung diwujudkan dalam kegiatan sehari-hari mereka. Melalui sekolah dan kegiatan sehari-hari mereka dapat mudah untuk berkomunikasi dengan teman-teman sebaya.

Hal ini sesuai dengan teori sosisologis yang dikemukakan leh Sutherland (2000:55), interaksi sosial adalah hubungan yang mempunyai pengaruh secara dinamis antara individu dengan individu dan individu dengan kelompok dalam situasi sosial. Menekankan aspek hubungan yang mempunyai ketergantungan (a) dua/ lebih individu, yang satu sama lain saling menjalin hubungan secara aktif, (b) individu- individu tersebut berada dalam kehidupan berkelompok.

Menurut syani (2002:77), kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih melalui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat, konflik sosial pihak dengan pihak yang lain. Kontak tidak langsung adalah kontak sosial yang menggunakan alat sebagai perantara, misalnya melalui telepon, radio, surat dan lain-lain. Sedangkan kontak sosial secara langsung adalah suatu kontak melalui suatu pertemuan dengan bertatap muka dan berdialog antara kedua belah pihak tersebut.

81

Hubungan yang terjadi antara anak-anak mucikari dengan teman sebaya berjalan dengan baik, semua teman-temannya baik dan anak-anak mucikari yang ada di lingkungan lokalisasi mucikari tidak berkelompok atau menyediri. Mereka membaur bersama tanpa saling melihat latar belakang mereka, kontak sosial yang terjadi antara anak-anak mucikari dengan teman sebaya yang ada di lingkungan lokalisasi merupakan kontak sosial langsung karena mereka langsung bertatap muka, berinteraksi dan bermain bersama. Bentuk kontak sosial yang terjadi juga bersikap positif karena lebih banyak melakukan kerjasama dibandingkan bertentangan atau bersaing antar satu sama lainnya.

Menurut soekanto (2002:66), kontak sosial dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif kontak sosial yang bersifat positif dapat berupa kerjasama, sedangkan yang negatif lebih mengarah kepada pertentangan atau persaingan dan bahkan dapat menimbulkan terjadinya konflik.

Dari hasil penelitian yang ada di atas interaksi sosial yang terjadi antara anak- anak mucikari dengan teman-teman sebayanya, kontak sosial yang terjadi bersifat positif karena lebih banyak melakukan kerjasama dibandingkan dengan bersaing. Interaksi sosial yang terjadi pada anak-anak mucikari dengan teman-teman sebaya adalah adanya hubungan kerja sama antara anak-anak mucikari dengan teman-teman sebaya dalam kesehariannya. Dengan menjalin kerja sama yang baik inilah sehingga tidak ada persaingan maupun pertentangan yang berarti dalam proses interaksinya.

82 4.4.2.2 Komunikasi sosial

Komunikasi adalah proses berbagai makna melalui perilaku verbal dan non verbal. Komunikasi terjadi jika setidaknya suatu sumber membangkitkan respon pada penerima melalui penyampain suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol baik berbentuk verbal (kata-kata) atau bentuk non verbal (non kata-kata), tanpa harus memastikan terlebih dahulu bahwa kedua belah pihak yang berkomunikasi punya suatu sistem simbol yang sama (Mulyana,2004:54).

Adanya komunikasi yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut (Soekanto, 2012:62).

Komunikasi sosial yang terjadi antara anak-anak mucikari dengan teman sebaya sudah berjalan dengan baik karena mereka tidak pernah mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan teman-temanya, anak-anak mucikari yang ada di lingkungan lokalisasi sunan kuning rata-rata termasuk anak yang pandai dalam hal berkomunikasi dengan teman sebayanya. Hal ini dapat dilihat dari bentuk verbal (kata-kata) maupun non verbal (non kata-kata). Begitu juga dengan reaksi atau respon dari teman-temannya. Teman-teman mereka mau menanggapi dan mendegarkan tanpa membeda-bedakan antar teman yang satu dengan teman yang lainnya, hal itu bisa terjadi karena cara penyampaian pesan yang baik yang disampaikan dari anak- anak mucikari kepada teman sebayanya.

83

Cara berkomunikasi ibu-ibu yang bekerja sebagai mucikari dengan masyarakat dan anak-anak yang ada di lingkungan lokalisasi juga berbeda dengan cara berkomunikasi dengan pelanggan mereka. Hal ini dilakukan agar anak-anak kecil yang berada di lokalisasi yang mereka tidak tau apa-apa tidak meniru cara bicara para mucikari yang kotor dan jorok. Dari hal itu maka anak-anak mucikari yang ada di lingkungan lokalisasi dapat melakukan komunikasi yang baik dengan teman sebaya mereka.

4.4.3 Karakteristik sosial psikologis anak-anak mucikari dengan kelompok teman-teman sebaya.

Dari hasil data di atas kelompok teman sebaya yang telah dibentuk oleh anak- anak mucikari rata-rata dibentuk oleh mereka sendiri, secara mandiri tanpa adanya arahan dari orang tua mereka maupun orang yang lebih dewasa yang ada di sekitar mereka dan anggotanya rata-rata seumuran dengan mereka. Mereka berkumpul/berkelompok sesuai dengan usia mereka tanpa saling membeda-bedakan antar satu sama lainnya, jumlah anggota kelompok dari mereka juga banyak karena rata-rata memiliki anggota kelompok lebih dari 5 atau bahkan lebih dari 10 orang. Dari hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa jenis kelompok yang ada di sana termasuk jenis kelompok informal.

Hal ini sesuai dengan teori dari Sudjarwo (2011:8) yang mengemukakan bahwa kelompok informal ialah kelompok yang terbentuk karena tertarik berdasarkan akan keutuhan bersama atau juga karena adanya kesamaan tertentu dari anggotanya.

84

Kelompok sebaya informal dibentuk, diatur dan dipimpin oleh anak itu sendiri misalnya, kelompok permainan, gang, dan lain-lain. Di dalam kelompok ini tidak ada bimbingan atau partisipasi dari orang dewasa.

Menurut Robbins (2000:120), ada empat jenis kelompok sebaya yang mempunyai peranan penting dalam proses sosialisasi yaitu kelompok permaianan, gang, klub, dan klik (clique).

Kelompok permainan (play group) terbentuk secara spontan dan merupakan kegiatan khas anak-anak, namun di dalamnya tercermin pula struktur dan proses masyarakat luas, sedang gang, bertujuan untuk melakukan kegiatan kejahatan, kekerasan, dan perbuatan anti sosial. Klub adalah kelompok sebaya yang bersifat formal dalam artian mempunyai organisasi sosial yang teratur serta dalam bimbingan orang dewasa. Sementara itu klik (clique), para anggotanya selalu merencanakan untuk mengerjakan sesuatu secara bersama yang bersifat positif dan tidak menimbulkan konflik sosial.

Selain jenis atau tipe kelompok dari hasiln penelitian yang diperoleh juga membahas tentang model-model kelompok yang ada di dalam kelompok teman sebaya anak-anak mucikari yang ada di lokalisasi sunan kuning. Anggota dari kelompok yang ada rata-rata memiliki anggota yang banyak dan lebih dari 5 orang atau 10 orang. Model kelompok yang anggotanya lebih dari tiga orang disebut dengan model kelompok multi.

Menurut Sudjarwo (2011:10) model kelompok multi ialah model kelompok yang anggotanya lebih dari tiga orang. Keadaan kelompok yang demikian ini

85

interaksinya antar anggota cenderung rendah. Oleh karena itu untuk mencapai tingkat keintiman pada para anggotanya sangat sulit. Oleh karena itu semakin besar kelompok maka kehadiran pemimpin sangat diperlukan.

Dari data hasil penelitian karakteristik sosial psikologis anak-anak mucikari yang ada di lokalisasi SK mereka termasuk anak-anak yang pandai, dan orang tua mereka mementingkan pendidikan anak-anaknya dengan cara menyekolahkan mereka sama seperti anak –anak warga yang ada di loaklisasi SK. Mereka memandang pendidikan itu penting bagi kehidupan anak-anak mereka. Walaupun ibunya hidup dan bekerja di lingkungan yang seperti itu, tetapi mereka ingin melihat anaknya bisa menjadi orang yang sukses dan memiliki pekerjaan yang baik kelak. Setiap bulannya mereka menyisihkan penghasilannya untuk tabungan pendidikan anak-anaknya kelak, bahkan ada juga ibu mucikari yang ingin menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi.

Hal ini sesuai dengan teori partisipasi ekonomi yang dikemukakan oleh kartono (2009:260) pihak-pihak lain yang ikut mendapat keuntungan ekonomis dari para pelacur antara lain ialah pengemudi-pengemudi taksi dan tukang becak, dokter dan mantra kesehatan, para penegak hukum, penjual minuman keras, pemilik hotel, dan pengusaha pusat hiburan.

Anak-anak mucikari yang ada di lokalisasi SK rata-rata juga memiliki perkembangan emosional yang baik karena mereka dapat membaur dan berinteraksi dengan baik dengan teman sebaya dan tidak pernah membuat masalah di sekitar lingkungan lokalisasi.

86 BAB 5