• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Kegiatan Belajar Mengajar

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 25-31)

Dalam proses pembelajaran tercipta suatu hubungan yang unik antara dua variabel manusiawi yaitu guru dan murid, dimana terjadi proses belajar yang dilakukan oleh murid dan proses mengajar yang dilakukan oleh guru. Namun dalam dunia pendidikan guru tidak hanya melakukan proses mengajar saja tapi juga mengalami proses belajar juga. Belajar dalam memahami berbagai karakter para murid yang cukup banyak, sampai dengan belajar menjadi seorang guru yang harus melakukan peranannya dengan sempurna.

Dalam proses pembelajaran, keberhasilan dalam pencapaian tujuan akhir dari pendidikan itu sendiri adalah memang ditentukan dari peran aktif sang siswa, namun hal tersebut juga tidak lepas dari peranan guru dalam menciptakan motivasi dan minat dalam diri sang anak sehingga dapat tercipta peran aktif dari siswa itu sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hasil belajar penjasorkes siswa kelas X9di SMA Negeri 2 Gorontalo, maka dapat di lihat bahwa proses pembelajaran dapat menunjang siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik. Pada proses pembelajaran, guru selalu berupaya agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar dan menyenangkan, dan yang paling penting adalah adanya kesamaan makna antara guru dengan siswa.

Dalam proses pembelajaran guru penjasorkes sebagai informator yang memberikan segala informasi yang berhubungan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang kelak akan berguna sebagai bekal dalam kehidupan masing-masing siswa dalam melanjutkan tingkat kehidupan ke jenjang yang lebih tinggi.

Selain sebagai penyuplai informasi guru juga guru berperan sebagai organisasi, direktor, inisiator dan fasilitator. Dimana dalam tugasnya sebagai pembimbing, guru juga berperan untuk mengorganisasikan berbagai faktor yang mendukung jalannya proses belajar mengajar dan juga berbagai faktor yang mendukung jalaya prose sbelajar mengajar itu sendiri. Disamping itu guru juga berperan sebagai pencetus berbagai ide, baik itu dalam menyampaikan materi pelajaran maupun dalam kegiatan belajar mengajar yang lainnya, sehingga guru dapat secara mudah mengarahkan para anak didiknya ke arah terciptanya tujuan pembelajaran secara optimal. Satu lagi peran seorang guru yang tidak dapat dihindarkan selama proses belajar mengajar, baik itu selama berada dalam kelas maupun berada di luar kelas, yaitu motivator. Dimana peran guru dalam hal ini adalah bagaimana caranya ide-ide yang dimilki oleh sang guru yang telah diwujudkan dengan berbagai kegiatan dan fasilitas belajar yang telah diberikan dapat memotivasi para anak didik untuk berubah. Berubah bukan hanya sekedar pengetahuan dan perasaaanya saja, namun juga terjadi perubahan baik dalam sikap dan perilaku para siswa. Sehingga perubahan-perubahan tersebut dapat dilihat dan dianalisis oleh para guru dalam berbagai hasil belajar baik itu secara akademis maupun non akademis. Sehingga dalam hal ini guru berperan sebagai evaluator dimana dalam hasil evaluasi tersebut gutu dapat mengetahui sampai dimana para murid menerima dan memahami baik itu hal yang menyangkut dengan materi pelajran maupun berbagai usaha dalam rangka memotivasi yang telah dilakukan oleh sang guru.

Dilihat dari aspek proses pembelajaran penjas, maka hasil penelitian ini juga dapat dikatakan sebagai suatu hasil dari proses pembelajaran. Selama ini, pembelajaran Pendidikan jasmani di sekolah cenderung tradisional dan berpusat pada guru. Proses pembelajaran hampir tidak pernah dilakukan atas inisiatif anak sendiri, akan tetapi anak sering dianggap sebagai “orang dewasa kecil” yang mampu melakukan kegiatan layaknya orang dewasa. Para guru mengajarkan olahraga baku kepada anak yang notabene belum mampu melakukan aktifitas sebagaimana dilakukan oleh orang dewasa. Padahal keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani berawal dari tertanamnya kesenangan siswa terhadap berbagai aktivitas fisik. Oleh karena itu, berbagai pembekalan seperti skill, kebugaran jasmani, sikap, pengetahuan, dan perilaku sehari-hari harus selalu berorientasi pada kesenangan dan keyakinan individu dalam rangka pembentukan gaya hidup aktif yang sehat di masa yang akan datang. Untuk itu sebagai orang yang bertanggung jawab dalam peningkatan hasil belajar siswa, guru penjasorkes di SMA Negeri 2 Gorontalo sudah meninggalkan cara mengajar yang sebelumnya di gunakan. Guru penjasorkes sudah memberi kebebasan kepada siswanya untuk mengeksplorasikan kemampuan mereka dalam pembelajaran penjasorkes. Hal ini tentunya dapat membantu siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik.

Pernyataan diatas sudah sejalan dengan hasil penelitan yang dilakukan oleh peneliti tentang proses pembejaran di SMA Negeri 2 Gorontalo khususnya kelas yang menjadi sampel dalam penelitian yaitu kelas X9 bahwa hasil belajar siswa sudah baik dengan capaian hasil yang melebihi KKM yang di tentukan. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran penjasorkes berjalan dengan baik dan

menyenangkan, dimana proses pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru saja akan tetapi dari siswa itu sendiri.

Hasil belajar penjasorkes juga diberikan kontribusi oleh motivasi berprestasi. Motivasi siswa baik motivasi dari dalam siswa sendiri, motivasi dari luar siswa dan adanya harapan/efektasi. Siswa yang memiliki motivasi tinggi akan mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan mempresepsikan bahwa keberhasilan adalah merupakan akibat dari kemauan dan usaha. Dengan demikian motivasi belajar yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar penjasorkes yang tinggi pula.

Kegiatan belajar mengajar adalah bagian terpenting dalam suatu proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang baik. Kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik, dimana ada keaktifan guru penjasorkes sebagai pengajar, pendidik dan pelatih dan juga ada keaktifan siswa sebagai murid.

Kegiatan belajar mengajar di kelas X9 SMA Negeri 2 Gorontalo pada umumnya sudah baik, namun beberapa diantaranya butuh perhatian lebih dari guru. Kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari tiga langkah kegiatan, yaitu:pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, sudah dilakukan sesuai denganalokasi waktu yang direncanakan.

Kegiatan pendahuluan yang bertujuan untukmenciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa memfokuskandirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik sudah dilakukanoleh guru, meskipun alokasi waktu yang digunakan bisa melebihi dari yangditentukan. Adakalanya siswa mengalami situasi yang tidak kondusif, sepertiberseteru dengan sesama siswa, sehingga perlu didamaikan oleh guru denganmemberikan nasehat dan

contoh-contoh yang baik secara Islami, dan hal inimemakan waktu yang dapat mengurangi alokasi untuk kegiatan inti pembelajaran.Oleh karena sifat dari kegiatan pendahuluan adalah pemanasan, maka pada tahapini guru Penjas melakukan penggalian terhadap pengalaman belajar siswa tentangmateri yang akan disampaikan. Selanjutnya guru juga menjelaskan cakupanmateri yang akan disampaikan.

Pada saat kegiatan inti pembelajaran, guru penjasorkes tidak terlalu banyak menggunakanwaktu untuk menjelaskan materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa.Alokasi waktu yang digunakan hanya berkisar 60 menit dan guru hanyamenyampaikan materi secara garis besar. Selanjutnya dilakukan praktek langsungdengan guru sebagai pusat percontohan dari materi yang diajarkan dan tidak juga terlepas dari keaktifan siswa yang beberapa menjadi contoh keteman-temanyauntuk melakukan gerakan pada praktek yang diajarkan. Alokasi waktu yang banyak digunakan di kegiatan inti adalah Kegiatan praktek yang dilakukan oleh siswa. Saat kegiatan praktek, siswa juga melakukan tanya jawab dan berdiskusi, baik dengan guru maupun sesama siswa. Dalam hal ini, terlihat bahwa peranan guru adalah sebagai fasilitator dan mengupayakan agar pembelajaran Penjasorkes tersebut dapat berlangsung secara student centered. Guru tidak mendominasi kegiatan inti pembelajaran dengan menyampaikan materi pelajaran sebanyak-banyaknya melalui metode ceramah yang dapat menyebabkan siswa menjadi bosan dan bersikap pasif, tetapi lebih memfasilitasi siswa agar lebih banyak berperan dalam pembelajaran. Guru lebih banyak melibatkan siswa dalam mencari informasi dan bahan ajar dari aneka sumber, misalnya dari buku-buku

perpustakaan, narasumber di sekitar sekolah, ataupun alam sekitarnya. Guru juga memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa serta interaksi siswa dan guru, misalnya dengan meminta kepada salah seorang siswa untuk menjelaskan materi kepada siswa lainnya yang belum memahami. Terkait dengan hal tersebut, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang lebih menonjolkan interaksi dan keterlibatan siswa. Peranan guru penjas dalam kegiatan belajar mengajar pada kegiatan inti pembelajaran terlihat dengan memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas. serta memfasilitasi siswa untuk membuatlaporan atau resume yang dilakukan secara individu ataupun kelompok.

Pada kegiatan penutup, guru penjas biasanya mengakhiri kegiatan dengan pendinganan agar otot-otot siswa yang sudah keras dapat dilemaskan kembali.

Setelah itu guru menyampaikan ringkasan atau rangkuman materi yang telah disampaikan. Adakalanya guru juga menyampaikan tugas terstruktur kepada siswa ataupun tugas yang belum selesai untuk dapat dikerjakan di rumah.

Beberapa hal yang selalu disampaikan oleh guru pada kegiatan penutup adalah:

melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan, memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa kegiatan balajar mengajar di kelas X9 berjalan dengan baik dan terstruktur. Kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari keaktifan guru dan siswa itu sendiri. Kondisi ini dapat menguntungkan pada hasil belajar siswa tentang pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 25-31)

Dokumen terkait