• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

3. Proses Konseling Individual

Menurut Brammer (dalam Sofyan S. Willis, 2010: 50) proses konseling adalah peristiwa yang tengah berlangsung dan memberi makna bagi para peserta konseling tersebut (konselor dan konseli). Dalam terlaksananya proses konseling ini dibutuhkanya keterampilan- keterampilan khusus dan pendekatan teori yang tepat agar tercapai tujuan dari keberlangsungan konseling ini.

Secara umum menurut Sofyan S. Willis (2010: 50-54) proses konseling dibagi menjadi tiga tahapan yaitu:

a. Tahap Awal Konseling

Tahap ini terjadi sejak konseli menemui konselor hingga berjalan proses konseling sampai konselor dan konseli menemukan definisi masalah. Adapaun proses konseling tahap awal yang dilakukan koselor adalah:

1) Membangun Hubungan Konseling yang Melibatkan Konseli. Kunci dari keberhasilan tahap ini yaitu pertama, keterbukaan konselor, kedua, keterbukaan konseli atas isi hati, perasaan, harapan dan sebagainya, dan ketiga, konselor mampu melibatkan konseli terus menerus dalam proses konseling. Ketika sesi awal konseling, seringkali konseli masih menutup diri

22

terhadap permasalahan yang terjadi pada dirinya, pada konteks ini, seorang konselor hendakny/a mampu memancing konseli dengan membuka diri bisa dengan cara menceritakan kisah atau permasalahan yang terjadi pada orang lain dengan tetap menjaga asas kerahasiaan. Biasanya setelah hal itu dilakukan, konseli menjadi lebih terbuka dan mau mengungkapkan permasalahannya. Selanjutnya, konselor menjaga hubungan yang dinamis dengan konseli agar proses konseling terus berjalan efektif.

2) Memperjelas dan Mendefinisikan Masalah.

Tugas konselor membantu mengembangkan potensi, memperjelas masalah, dan membantu mendefinisikan masalah bersama-sama.Seringkali para konseli belum memahami penyebab dari permasalahan yang ia dialami dan hanya berkutat dengan akibat yang timbul dari permasalahan yang dialami. Dimungkinkan pula para konseli bingung menentukan prioritas masalah yang hendak di selesaikan. Oleh karena itu, pada tahapan ini, konselor membimbing konseli untuk menemukan akar permasalahan dan permasalahan mana yang hendak diprioritaskan untuk dipecahkan.

3) Membuat Penaksiran dan Penjajakan.

Konselor berusaha menjajaki atau menaksirkan kemungkinan pengembangan isu atau masalah, dan merancang

23

bantuan yang mungkin dilakukan yaitu dengan membangkitkan semua potensi konseli dan dia menentukan berbagai alternatif yang sesuai bagi antisipasi masalah.

4) Menegosiasi Kontrak

Kontrak menggariskan kegiatan konseling, termasuk kegiatan konseli dan konselor. Layanan ini berarti urusan yang saling ditunjang, bukan pekerjaan konselor saja. Disamping itu juga mengandung makna tanggung jawab konseli, dan ajakan untuk kerjasama dalam proses konseling. Beberapa hal yang perlu dinegosiasikan yaitu waktu atau lamanya tiap sesi konseling dan jadwal hari jika dimungkinkan perlu diadakan proses konseling lanjutan, tempat pelaksanaan konseling dan lain-lain.

b. Tahap Pertengahan (Tahap Kerja)

1) Penjelajahan Masalah Konseli

Konselor agar konseliya mempunyai perspektif dan alternatif baru terhadap masalahnya. Konselor mengadakan reassesment (penilaian kembali) dengan melibatkan konseli. Setelah akar permasalahan ditemukan maka konselor perlu menggali informasi yang diperlukan kepada konseli sehingga berujung pada kemungkinan penemuan alternatif pemecahan masalah.

24

2) Bantuan Apa yang Akan Diberikan Berdasarkan Penilaian tentang Masalah Konseli.

Berdasarkan penilaian kembali permasalahan konseli yang melibatkan konselor dan konseli maka konseli akan melihat prespektif atau pandangan yang lain yang lebih objektif dan mungkin pula sebagai alternatif jalan keluar.

c. Tahap Akhir ( Tahap Tindakan)

Pada tahap ini konseling ditandai beberapa hal yaitu:

1) Menurunnya kecemasan konseli. Hal ini diketahui setelah konselor menanyakan keadaan kecemasan konseli atau dari bahasa tubuhnya.

2) Adanya perilaku konseli kearah yang positif, sehat, dan dinamik. Setelah pelaksanaan konseling, konseli mampu mengambil keputusan untuk kesejahteraan hidupnya.

3) Adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas.

4) Terjadinya perubahan sikap positif yaitu mulai dapat mengoreksi diri dan meniadakan sikap yang suka menyalahkan dunia luar, seperti orang tua, teman, keadaan tidak menguntungkan dan sebagainya. Jadi konseli sudah berfikir realistik dan percaya diri.

25

Senada dengan hal diatas, Akhmad Sudrajat (2011: 34) juga mengungkapkan bahwa secara umum terdapat tiga tahapan dalam proses konseling individual, yaitu :

a. Tahap Awal

Tahap ini dimulai sejak konseling menemui konselor hingga berjalan sampai konselor dan konseli menemukan masalah konseli. Pada tahap ini beberapa hal yang perlu dilakukan oleh konselor, diantaranya : a) Membangun hubungan konseling yang melibatkan konseli

(rapport).

Konselor membangun hubungan yang hangat, penuh kepercayaan kepada konseli agar konseli merasa percaya diri bahwa masalahnya bisa terselesaikan. Raport yang dimaksud akan membuat konseli lebih nyaman menceritakan permasalahan yang sedang dialami secara mendalam & detail.

b) Memperjelas dan mendefinisikan masalah.

Bersama dengan hubungan yang dengan baik tercipta sebelumnya, konselor harus bisa memperjelas akar permasalahan yang sedang dialami konseli.

c) Membuat penaksiran dan perjajagan.

Setelah konselor merumuskan apa yang menjadi permasalahan utama konseli, konselor memperkirakan alternatif solusi yang memberikan peran lebih kepada konseli dalam mennyelesaikan masalahnya.

26 d) Menegosiasi kontrak.

Membangun perjanjian antara konselor dengan konseli mengenai waktu (lama pertemuan & jumlah sesi), tugas dan tanggung jawab antara konselor dan konseli dalam proses konseling.

b. Inti (Tahap Kerja)

Proses konseling selanjutnya memasuki tahap inti atau tahap kerja. Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan konselor, diantaranya :

a) Menjelajah dan mengeksplorasi masalah konseli lebih dalam. Penjelajahan masalah dimaksudkan untuk menemukan perspektif baru dalam menangani dan menemukan solusi yang bisa diambil dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang dialami konseli. b) Konselor melakukan penilaian kembali, bersama-sama konseli

meninjau kembali permasalahan yang dialami konseli.

c) Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara, hal ini dimungkinkan terlaksana dengan baik apabila konseli merasa senang terlibat dalam wawancara konseling, serta menampakkan kebutuhan untuk mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

d) Konselor berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik konseling yang bervariasi dan dapat menunjukkan pribadi yang jujur, ikhlas dan benar-benar peduli kepada konseli.

27

e) Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak. Kesepakatan yang telah dibangun pada saat kontrak tetap dijaga, baik oleh pihak konselor maupun konseli.

c. Akhir

Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu:

a) Konselor bersama konseli membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling.

b) Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling sebelumnya.

c) Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera)

d) Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya. e) Pada tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu :

1) menurunnya kecemasan konseli;

2) perubahan perilaku konseli kearah yang lebih positif, sehat dan dinamis;

3) pemahaman baru dari konseli tentang masalah yang dihadapinya; dan

4) adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas.

28

Berdasarkan pemaparan kedua ahli diatas, peneliti cenderung lebih setuju terhadap pandangan Akhmad Sudrajat (2011: 34) yang secara rinci menyebutkan bahwa terdapat tiga tahapan dalam proses konseling, yaitu : 1) Tahap awal yang meliputi kegiatan membangun hubungan konseling yang melibatkan konseli (rapport), memperjelas dan mendefinisikan masalah konseli, memperjelas dan mendefinisikan masalah konseli, dan melakukan negosiasi kontrak. 2) Tahap kerja/ Inti meliputi kegiatan menjelajah dan mengeksplorasi masalah konseli lebih dalam, konselor menjalin hubungan yang dinamis dengan konseli. 3) Tahap akhir meliputi kegiatan membuat kesimpulan terhadap hasil pelaksanaan proses konseling, menyusun rencana lanjutan, evaluasi proses konseling dan membuat perjanjian pertemuan selanjutnya.

Dokumen terkait