Secara umum pembakaran didefinisikan sebagai reaksi kimia atau reaksi persenaaan bahan bakar oksigen (@2) sebagai oksidan dengan temperaturna lebih besar dari titik nala. Mekanisme pembakaranna sangat dipengaruhi oleh keadaan dari keseluruhan proses pembakaran dimana atom&atom dari komponen ang dapat bereaksi dengan oksigen ang dapat membentuk produk ang berupa gas.
7ntuk memperoleh daa maksimum dari suatu operasi hendakna komposisi gas pembakaran dari silinder (komposisi gas hasil pembakaran) dibuat seideal mungkin! sehingga tekanan gas hasil pembakaran bisa
maksimal menekan torak dan mengurangi terjadina detonasi. 1omposisi bahan bakar dan udara dalam silinder akan menentukan kualitas pembakaran dan akan berpengaruh terhadap performance mesin dan emisi gas buang. Sebagaimana telah diketahui baha bahan bakar bensin mengandung unsur&unsur karbon dan hidrogen.
+erdapat (tiga) teori mengenai pembakaran hidrogen tersebut aitu :
b. %idrokarbon terbakar bersama&sama dengan oksigen sebelum karbon bergabung dengan oksigen.
c. 1arbon terbakar lebih dahulu daripada hidrogen.
+. Senaa hidrokarbon terlebih dahulu bergabung dengan oksigen dan membentuk senaa (hidrolisasi) ang kemudian dipecah secara terbakar. (Oasaki! 1! ,//#).
'alam sebuah mesin terjadi beberapa tingkatan pembakaran ang digambarkan dalam sebuah grafik dengan hubungan antara tekanan dan perjalanan engkol. Berikut adalah gambar dari grafik tingkatan pembakaran
Proses atau tingkatan pembakaran dalam sebuah mesin terbagi menjadi empat tingkat atau periode ang terpisah. Periode&periode tersebut adalah :
1. 1eterlambatan pembakaran (Delay Periode)
Periode pertama dimulai dari titik , aitu mulai disemprotkanna bahan bakar sampai masuk kedalam silinder! dan berakhir pada titik 2. perjalanan ini sesuai dengan perjalanan engkal sudut a. Selama periode ini berlangsung tidak terdapat kenaikan tekanan ang melebihi kompresi udara ang dihasilkan oleh torak! dan selanjutna bahan bakar masuk terus menerus melalui nosel.
2. Pembakaran cepat
Pada titik 2 terdapat sejumlah bahan bakar dalam ruang bakar! ang dipecah halus dan sebagian menguap kemudian siap untuk dilakukan pembakaran. 1etika bahan bakar dinalakan aitu pada titik 2! akan menala dengan cepat ang mengakibatkan kenaikan tekanan mendadak sampai pada titik tercapai. Periode ini sesuai dengan perjalanan sudut engkol b. ang membentuk tingkat kedua.
. Pembakaran +erkendali
Setelah titik ! bahan bakar ang belum terbakar dan bahan bakar ang masih tetap disemprotkan (diinjeksikan) terbakar pada kecepatan ang tergantung pada kecepatan penginjeksian serta jumlah distribusi oksigen ang masih ada dalam udara pengisian. Periode inilah ang disebut dengan periode terkendali atau disebut juga pembakaran sedikit demi sedikit ang akan berakhir pada titik # dengan berhentina injeksi. Selama tingkat ini tekanan dapat naik! konstan ataupun turun. Periode ini sesuai dengan pejalanan engkol sudut c! dimana sudut c tergantung pada beban ang dibaa beban mesin! semakain besar bebanna semakin besar c.
4. Pembakaran pasca (after burning)
Bahan bakar sisa dalam silinder ketika penginjeksian berhenti dan akhirna terbakar. Pada pembakaran pasca tidak terlihat pada diagram! dikarenakan pemunduran torak mengakibatkan turunna tekanan meskipun panas panas ditimbulkan oleh pembakaran bagian akhir bahan bakar.
'alam pembakaran hidrokarbon ang biasa tidak akan terjadi gejala apabila memungkinkan untuk proses hidrolisasi. %al ini hana akan terjadi bila pencampuran pendahuluan antara bahan bakar dengan udara mempunai aktu ang cukup sehingga memungkinkan masukna oksigen ke dalam molekul hidrokarbon. (Oasaki. 1! ,//#)
Bila oksigen dan hidrokarbon tidak bercampur dengan baik maka terjadi proses cracking dimana akan menimbulkan asap. Pembakaran semacam ini disebut pembakaran tidak sempurna.
+da -dua. kemungkinan yang ter%adi pada pembakaran mesin berbensin, yaitu/ Pembakaran ang terjadi pada motor bensin terdapat 2 (dua) kemungkinan ang terjadi aitu :
a. Pe&akaran noral
Pembakaran normal terjadi bila bahan bakar dapat terbakar seluruhna pada saat dan keadaan ang dikehendaki. Mekanisme pembakaran normal dalam motor bensin dimulai pada saat terjadina loncatan bunga api pada busi! kemudian api membakar gas bakar ang berada disekitarna sehingga semua partikelna terbakar habis. 'idalam pembakaran normal! pembagian nala api terjadi merata diseluruh bagian. Pada keadaan ang sebenarna pembakaran bersifat komplek! ang mana berlangsung pada beberapa phase. 'engan timbulna energi panas! maka tekanan dan temperatur naik secara mendadak! sehingga piston terdorong menuju +MB.
Pembakaran normal pada motor bensin dapat ditunjukkan pada gambar grafik dibaah sebagai berikut :
+a&ar 2.0. Pe&akaran 'ap*ran *)ara&ensin )an
per*&a$an tekanan )i)ala silin)er (<e +raning Manual! P+. +oota Astra Motor! ,//)
3ambar grafik diatas dengan jelas memperlihatkan hubungan antara tekanan dan sudut engkol! mulai dari penalaan sampai akhir pembakaran. 'ari grafik diatas dapat dilihat baha beberapa derajat sebelum piston mencapai +MA! busi memberikan percikan bunga api sehingga mulai terjadi pembakaran! sedangkan lonjakan tekanan dan temperatur mulai point 2! sesaat sebelum piston mencapai +MA! dan pembakaran point sesaat sesudah piston mencapai +MA.
&. Pe&akaran ti)ak noral
Pembakaran tidak normal terjadi bila bahan bakar tidak ikut terbakar atau tidak terbakar bersamaan pada saat dan keadaan ang dikehendaki. Pembakaran tidak normal dapat menimbulkan detonasi (knocking) ang memungkinkan timbulna gangguan dan kesulitan&
kesulitan pada motor bakar bensin. >enomena&fenomena ang menertai pembakaran tidak sempurna! diantarana :
1. Detonasi
Seperti telah diterangkan sebelumna! pada peristia pembakaran normal api menebar keseluruh bagian ruang bakar dengan kecepatan konstan dan busi berfungsi sebagai pusat penebaran. 'alam hal ini gas baru ang belum terbakar terdesak oleh gas ang sudah terbakar! sehingga tekanan dan suhuna naik sampai mencapai keadaan hampir terbakar. 8ika pada saat ini gas tadi terbakar dengan sendirina! maka akan timbul ledakan (detonasi) ang menghasilkan gelombang kejutan berupa suara ketukan (knocking noise)
2. %al$al -an# en-e&a&kan terja)in-a Detonasi
Pada lapisan ang telah terbakar akan berekspansi. Pada kondisi lapisan ang tidak homogen! lapisan gas tadi akan mendesak lapisan gas lain ang belum terbakar! sehingga tekanan dan suhuna naik. Bersamaan dengan adana radiasi dari ujung lidah api! lapisan gas ang terdesak akan terbakar tiba&tiba. Peristia ini akan menimbulkan letupan mengakibatkan terjadina gelombang tekanan ang kemudian menumbuk piston dan dinding silinder sehingga terdengarlah suara ketukan (knocking) aitu ang disebut dengan detonasi.
%al&hal ang menebabkan terjadina detonasi antara lain sebagai berikut :
a) Perbandingan kompresi ang tinggi! tekanan kompresi! suhu pemanasan campuran dan suhu silinder ang tinggi.
b) Masa pengapian ang cepat.
c) Putaran mesin rendah dan penebaran api lambat.
d) Penempatan busi dan konstruksi ruang bakar tidak tepat! serta jarak penebaran api terlampau jauh.
Proses terjadina detonasi dapat ditunjukkan pada (gambar 2.?) dibaah :
+a&ar 2.. Proses terja)in-a )etonasi
3ambar diatas menjelaskan baha detonasi (knocking) terjadi karena bahan bakar terbakar sebelum aktuna. %al ini terjadi pada saat piston belum mencapai posisi pembakaran! tetapi bahan bakar telah terbakar lebih dahulu.