• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Proses Pelaksanaan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan Metode Eksperimen

Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) memiliki tiga tahapan, meliputi tahap berpikir (Think), berpasangan (Pair), dan berbagi (Share).

Pertemuan ke-1 siswa mengerjakan pre-test yang diberikan oleh guru. Pertemuan ke-2 siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai tiga sinar istimewa pada cermin cekung, proses pembentukan bayangan pada cermin cekung dan sifat-sifat bayangan pada cemin cekung.

Pertemuan ke-3 model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen diterapkan. Siswa membentuk kelompok dengan pengarahan guru, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Perwakilan setiap kelompok maju mengambil lembar kerja siswa pemantulan cahaya pada cermin cekung (LKS I), alat dan bahan percobaan. Siswa dalam setiap kelompok melakukan percobaan sesuai dengan langkah kerja yang ada di LKS I. Percobaan yang dilakukan siswa diperiksa oleh guru, sebagian besar kelompok dapat melaksanakan percobaan dengan benar, namun ada beberapa yang masih mengalami kesulitan, kemudian guru memberikan bimbingan. Setelah siswa memperoleh data pengamatan, tahap berpikir (Think) dilaksanakan. Guru

memberikan kesempatan kepada masing-masing siswa untuk memikirkan jawaban pertanyaan dan kesimpulan mengenai sifat-sifat bayangan pada cermin cekung, serta hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus yang ada di LKS I secara individu, jawaban pertanyaan dan kesimpulan dikerjakan pada buku tugas masing-masing siswa, guru memberikan batas waktu mengerjakan 3 menit. Masing-masing siswa tampak mengerjakan dengan sungguh-sungguh tanpa bertanya kepada siswa yang lain.

Tahap kedua yaitu berpasangan (Pair). Pada tahap ini siswa berpasangan (2 orang) dengan teman sebelahnya (masih dalam satu kelompok) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing mengenai jawaban dari pertanyaan dan kesimpulan yang ada di LKS I, sehingga diperoleh jawaban yang mereka anggap paling benar, guru memberikan batas waktu 2 menit. Kemudian dua pasangan yang ada di masing-masing kelompok bergabung untuk berdiskusi dengan satu kelompoknya (waktu 2 menit).

Tahap ketiga yaitu berbagi (Share). Setelah masing-masing kelompok saling berdiskusi, setiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi mereka. Ketika salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok yang lain terlihat mendengarkan dengan tenang dan beberapa kelompok memberikan pendapat/masukan tentang jawaban dari kelompok yang maju.

Pertemuan ke-4 siswa melakukan tanya jawab dengan guru mengenai tiga sinar istimewa pada cermin cekung, proses pembentukan bayangan pada cermin cekung dan sifat-sifat bayangan pada cemin cembung.

51

Pertemuan ke-5 model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen diterapkan. Siswa melaksanakan percobaan pemantulan cahaya pada cermin cembung. Lembar kerja siswa yang digunakan adalah lembar kerja siswa pemantulan cahaya pada cermin cembung (LKS II). Siswa dalam setiap kelompok melakukan percobaan sesuai dengan langkah kerja yang ada di LKS II. Percobaan yang dilakukan siswa diperiksa oleh guru, sebagian besar kelompok masih mengalami kesulitan, kebanyakan kelompok bingung dalam menentukan jarak benda dan jarak bayangan, ada pula yang menggunakan cermin cembung terlebih dahulu, kemudian guru memberikan bimbingan kepada kelompok-kelompok tersebut. Setelah siswa memperoleh data pengamatan, tahap berpikir (Think) dilaksanakan. Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing siswa untuk memikirkan jawaban pertanyaan dan kesimpulan mengenai sifat-sifat bayangan pada cermin cembung dan jarak fokus cermin cembung yang ada di LKS II secara individu, jawaban pertanyaan dan kesimpulan dikerjakan di buku tugas masing-masing siswa, waktu mengerjakan 3 menit.

Tahap kedua yaitu berpasangan (Pair). Pada tahap ini siswa berpasangan (2 orang) dengan teman sebelahnya (masih dalam satu kelompok) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing mengenai jawaban dari pertanyaan dan kesimpulan yang ada di LKS II, sehingga diperoleh jawaban yang mereka anggap paling benar, guru memberikan batas waktu 2 menit. Kemudian dua pasangan yang ada di masing-masing kelompok bergabung untuk berdiskusi dengan satu kelompoknya (waktu 2 menit).

Tahap ketiga yaitu berbagi (Share). Setelah masing-masing kelompok saling berdiskusi, setiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi mereka. Ketika salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, beberapa kelompok terlihat mendengarkan dengan tenang, namun tampak ada beberapa kelompok lain yang masih gaduh membahas hasil diskusi kelompoknya. Beberapa siswa antusias bertanya mengapa harus menggunakan lensa cembung pada percobaan cermin cembung, kemudian guru menjelaskannya.

Pertemuan ke-6 siswa mengerjakan post-test yang diberikan oleh guru. Observasi aktivitas melakukan percobaan dilaksanakan pada pertemuan ke-3. Aktivitas menyimpulkan percobaan diobservasi pada pertemuan ke-3 dan ke-5. Aktivitas mengajukan pertanyaan diobservasi pada pertemuan ke-2 sampai ke-5. Aktivitas mendengarkan presentasi dan mengemukakan pendapat diobservasi pada pertemuan ke-3 dan ke-5. Aktivitas mengerjakan tes diobservasi pada pertemuan ke-1 dan ke-6. Aktivitas mencatat materi diobservasi pada pertemuan ke-5.

4.1.2 Analisis Data Akhir

4.1.2.1 Uji Normalitas

Hasil perhitungan uji normalitas hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Hasil Pre-test dan Post-test

Kelas Tes Dk 

hitung tabel Kriteria

Eksperimen Pre-test 5 8,32 11,1 Normal

Post-test 5 1,62 11,1 Normal

Kontrol Pre-test 5 9,07 11,1 Normal

53

Keterangan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 27, Lampiran 28, Lampiran 33, dan Lampiran 34.

Berdasarkan Tabel 4.1 hasil pre-test pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol diperoleh 

hitung <

tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data nilai pre-test dari kedua kelas tersebut berdistribusi normal.

Berdasarkan Tabel 4.1 hasil post-test pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol diperoleh 

hitung <

tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data nilai post-test dari kedua kelas tersebut berdistribusi normal.

4.1.2.2Uji Kesamaan Dua Varians

Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Pre-test dan Post-test

Data Kriteria

Hasil Pre-test kelas

eksperimen dan kelas kontrol 1,11 1,66 Homogen Hasil Post-test kelas

eksperimen dan kelas kontrol 1,12 1,66 Homogen Keterangan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 29 dan Lampiran 35.

Berdasarkan Tabel 4.2 hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima. Artinya baik pada pre-test maupun pada post-pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varians yang sama (homogen).

4.1.2.3Uji Gain

Hasil perhitungan uji gain hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Gain Nilai Pre-test dan Post-test

Kelas Rata-rata Pre-test Rata-rata Post-test Kriteria Eksperimen 41,14 82,50 0,703 Tinggi Kontrol 38,75 75,23 0,596 Sedang

Keterangan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 36.

Berdasarkan Tabel 4.3 nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen diperoleh = 0,703, peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen dikategorikan “tinggi”. Sedangkan kelas kontrol diperoleh = 0,596, peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol dikategorikan “sedang”. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4.1.2.4Analisis Aktivitas Belajar

Kelompok aktivitas yang diteliti adalah pada:

(1) Kegiatan-kegiatan lisan (oral): mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat.

(2) Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan presentasi hasil diskusi kelompok.

(3) Kegiatan-kegiatan menulis: menyimpulkan hasil percobaan, mencatat materi yang disampaikan oleh guru, mengerjakan tes.

55

Hasil analisis aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada beberapa aspek yang dinilai dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Analisis aktivitas belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol Aspek penilaian Persentase analisis aktivitas belajar siswa (%)

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Melakukan percobaan 82 39

Menyimpulkan hasil percobaan 84 73

Mengajukan pertanyaan 35 29

Mendengarkan presentasi dan

mengemukakan pendapat 82 72

Mengerjakan tes 100 99

Mencatat materi 76 78

Persentase analisis keseluruhan 76,52 64,3

Grafik analisis aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada beberapa aspek yang dinilai dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Grafik analisis aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

Berdasarkan Tabel 4.4 persentase analisis aktivitas belajar secara keseluruhan siswa kelas eksperimen diperoleh 76,52%, aktivitas belajar siswa

0% 20% 40% 60% 80% 100% 82% 84% 35% 82% 100% 76% 39% 73% 29% 72% 99% 78%

kelas eksperimen tergolong “baik”. Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh 64,3%, aktivitas belajar siswa kelas kontrol tergolong “cukup baik”. Artinya penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Analisis aktivitas belajar selengkapnya disajikan dalam Lampiran 38 dan Lampiran 39.

4.2 Pembahasan

Dokumen terkait