• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Proses Pembelajaran

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

1. Ceramah Pembukaan :

 Menjelaskan Tujuan Pembelajaran.  Merangsang motivasi peserta

dengan pertanyaan atau pengalaman melakukan koordinasi pengumpulan dan penggunaan data teknis.

Waktu : 5 menit.

 Mengikuti penjelasan  Mengajukan pertanyaan

apabila kurang jelas. OHT – 1

2. Penjelasan Bab 1 : Pendahuluan.  Modul ini merepresentasikan unit

kompetensi.  Umum  Ringkasan Modul  Koordinasi  Batasan/Rentang Variabel  Panduan Penilaian  Panduan Pembelajaran Waktu : 20 menit.  Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mencatat hal-hal penting.  Mengajukan pertanyaan

bila perlu.

OHT – 2

3. Penjelasan Bab 2 : Laporan penggunaan data pendukung perencanaan

 Umum

 Laporan penggunaan data lalu lintas  Laporan penggunaan data hidrologi, karekteristik sungai dan perlintasan lainnya

 Laporan penggunaan data topografi  Laporan penggunaan data kondisi

lingkungan sekitar

 Laporan penggunaan data geologi teknik dan penyelidikan tanah Waktu : 60 menit.

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mencatat hal-hal penting.  Mengajukan pertanyaan

bila perlu.

4. Penjelasan Bab 3 : Laporan Nota Perencanaan

 Umum

 Nota perencanaan bangunan atas jembatan

 Nota Perencanaan bangunan bawah dan pondasi jembatan

 Nota perencanaan oprit, bangunan pelengkap dan pengaman jembatan Waktu : 70 menit.

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mencatat hal-hal penting.  Mengajukan pertanyaan

bila perlu.

OHT – 4

5. Penjelasan Bab 4 : Penyiapan gambar rencana

 Umum

 Pembuatan dan pengawasan

penyiapan gambar rencana jembatan  Verifikasi gambar rencana.

 Pendokumentasian gambar rencana Waktu : 45 menit.

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mencatat hal-hal penting.  Mengajukan pertanyaan

bila perlu.

OHT – 5

6. Penyiapan Spesifikasi  Umum

 Penyiapan spesifikasi umum.  Penyiapan spesifikasi khusus

 Penyiapan daftar kuantitas dan harga satuan.

Waktu : 60 menit.

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mencatat hal-hal penting.  Mengajukan pertanyaan

bila perlu.

OHT – 8

7. Rangkuman dan Penutup.  Rangkuman

 Tanya jawab.  Penutup. Waktu : 10 menit.

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mencatat hal-hal penting.  Mengajukan pertanyaan

bila perlu.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Umum

Modul BDE-07 : Laporan Perencanaan Teknis Jembatan merepresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan Ahli Perencanaan Teknis Jembatan (Bridge Design Engineer).

Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsur-unsur lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi tumpang tindih (overlaping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang direpresentasikan sebagai modul-modul yang relevan.

Adapun unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan dalam Perencanaan Teknis Jembatan adalah :

No. Kode Unit Judul Unit Kompetensi

I. Kompetensi Umum

1. INA.5212.113.01.01.07 Menerapkan ketentuan Undang-undang Jasa Konstruksi (UUJK).

II. Kompetensi Inti

1. INA.5212.113.01.02.07 Melakukan koordinasi untuk pengumpulan dan penggunaan data teknis.

2. INA.5212.113.01.03.07 Merencanakan bangunan atas jembatan dan/atau menerapkan standar-standar perencanaan teknis jembatan.

3. INA.5212.113.01.04.07 Merencanakan bangunan bawah jembatan. 4. INA.5212.113.01.05.07 Merencanakan pondasi jembatan.

5. INA.5212.113.01.06.07 Merencanakan oprit (jalan pendekat), bangunan pelengkap dan pengaman jembatan.

6. INA.5212.113.01.07.07 Membuat laporan perencanaan teknis jembatan. III. Kompetensi Pilihan -

1.2. Ringkasan Modul

Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntutan atau isi unit kompetensi, ada judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan uraian sebagai berikut :

a. Adapun unit kompetensi yang akan disusun modulnya:

KODE UNIT : INA.5212.113.01.07.07

JUDUL UNIT : Membuat Laporan Perencanaan Teknis Jembatan.

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,

keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk membuat laporan perencanaan teknis jembatan.

Direpresentasikan dalam modul seri/judul: BDE-07 Laporan Perencanaan Teknis Jembatan.

b. Elemen Kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) terdiri dari:

1. Membuat laporan penggunaan data teknis, direpresentasikan sebagai bab modul berjudul : Bab 2 Laporan Penggunaan Data Pendukung

Perencanaan Teknis.

Uraian detailnya mengacu KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi sub bab yang terdiri dari:

1.1 Laporan penggunaan data lalu lintas dibuat sesuai dengan format laporan yang digunakan.

1.2 Laporan penggunaan data hidrologi dan karakteristik sungai dan perlintasan dengan prasarana transportasi lainnya dibuat sesuai dengan format laporan yang digunakan.

1.3 Laporan penggunaan data topografi dan kondisi lingkungan sekitar dibuat sesuai dengan format laporan yang digunakan.

1.4 Laporan penggunaan data geologi teknik dan penyelidikan tanah dibuat sesuai dengan format laporan yang digunakan.

2. Membuat laporan nota perencanaan, direpresentasikan sebagai bab modul berjudul : Bab 3 Laporan Nota Perencanaan.

Uraian detailnya mengacu KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi sub bab yang terdiri dari:

2.1 Laporan nota perencanaan bangunan atas dibuat sesuai dengan format laporan yang digunakan.

2.2 Laporan nota perencanan bangunan bawah dan pondasi jembatan dibuat sesuai dengan format laporan yang digunakan.

2.3 Laporan nota perencanaan oprit, bangunan pelengkap dan pengaman jembatan dibuat sesuai dengan format laporan yang digunakan.

3. Menyiapkan gambar rencana, direpresentasikan sebagai bab modul berjudul:

Bab 4 Penyiapan Gambar Rencana.

Uraian detailnya mengacu KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi sub bab yang terdiri dari:

3.1 Pembuatan gambar rencana jembatan diawasi untuk mendapatkan gambar rencana sesuai dengan nota perencanaan.

3.2 Verifikasi gambar rencana dilakukan untuk mendapat kepastian pemenuhannya terhadap persyaratan teknis.

3.3 Gambar rencana didokumentasikan sesuai dengan sistem file yang digunakan.

4. Menyusun spesifikasi sesuai gambar rencana berdasarkan standar spesifikasi yang berlaku, direpresentasikan sebagai bab modul berjudul: Bab

4 Penyusunan Spesifikasi.

Uraian detailnya mengacu KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dapat menjadi sub bab yang terdiri dari:

4.1 Spesifikasi umum disusun sesuai dengan standar yang berlaku

4.2 Spesifikasi khusus disiapkan sesuai dengan persyaratan teknis yang diperlukan.

4.3 Daftar kuantitas dan harga satuan pekerjaan disiapkan sesuai dengan format yang telah ditentukan.

Penulisan dan uraian isi modul secara detail betul-betul konsisten mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk Kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja/keberhasilannya (IUK).

Berdasarkan IUK (Indikator Unjuk Kerja/Keberhasilan) sebagai dasar alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan berbasis kompetensi betul-betul mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK, sehingga dapat dipergunakan untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.

1.3. Batasan/Rentang Variabel

Batasan/rentang variabel adalah ruang lingkup, situasi dimana unjuk kerja diterapkan. Mendefinisikan situasi dari unit kompetensi dan memberikan informasi lebih jauh tentang tingkat otonomi perlengkapan dan materi yang mungkin digunakan dan mengacu pada syarat-syarat yang ditetapkan termasuk peraturan dan produk jasa yang dihasilkan.

1.3.1 Batasan/Rentang Variabel Unit Kompetensi

Adapun batasan / rentang variabel untuk unit kompetensi ini adalah : 1. Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja berkelompok;

2. Tersedia tenaga ahli dan tenaga terampil yang dapat menyusun laporan penggunaan data teknis, menyusun laporan nota perencanaan, menyiapkan gambar rencana, dan menyusun spesifikasi sesuai gambar rencana berdasarkan standar spesifikasi yang berlaku;

3. Tersedia peralatan dan alat tulis kantor yang diperlukan untuk penyiapan laporan.

1.3.2 Batasan/Rentang Variabel Pelaksanaan Pelatihan

Adapun batasan / rentang variabel untuk pelaksanaan pelatihan adalah: 1. Seleksi calon peserta dievaluasi dengan kompetensi prasyarat yang

tertuang dalam SLK (Standar Latih Kompetensi) dan apabila terjadi kondisi peserta kurang memenuhi syarat, maka proses dan waktu pelaksanaan pelatihan disesuaikan dengan kondisi peserta, namun tetap mengacu tercapainya tujuan pelatihan dan tujuan pembelajaran.

2. Persiapan pelaksanaan pelatihan termasuk prasarana dan sarana sudah mantap.

3. Proses pembelajaran teori dan praktek dilaksanakan sampai tercapainya kompetensi minimal yang dipersyaratkan.

4. Penilaian dan evaluasi hasil pembelajaran didukung juga dengan batasan/rentang variable yang dipersyaratkan dalam unit kompetensi.

1.4. Panduan Penilaian

Untuk membantu menginterpretasikan dan menilai unit kompetensi dengan mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan untuk memperagakan kompetensi sesuai tingkat kecakapan yang digambarkan dalam setiap kriteria unjuk kerja yang meliputi :

 Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten pada tingkatan tertentu.

 Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa pengujian seharusnya dilakukan.

 Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian.

1.4.1. Acuan Penilaian

Adapun acuan untuk melakukan penilaian yang tertuang dalam SKKNI adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk mendemonstrasikan kompetensi ini, terdiri dari:

1. Pemahaman terhadap: proses penyusunan laporan penggunaan data teknis, penyusunan laporan nota perencanaan, penyiapan gambar rencana, dan penyusunan spesifikasi sesuai gambar rencana berdasarkan standar spesifikasi yang berlaku;

2. Penerapan penggunaan data untuk penyiapan perencanaan teknis bangunan atas, bangunan bawah dan pondasi jembatan, serta oprit, bangunan pelengkap dan pengaman jembatan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan teknis yang berlaku.

3. Cermat, teliti, tekun, obyektif, dan berfikir komprehensif dalam menerima data lapangan sebelum digunakan untuk melakukan perencanaan teknis jembatan

b. Konteks Penilaian

1. Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja yang menyangkut pengetahuan teori.

2. Penilaian harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja/ perilaku.

3. Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan dan keterampilan yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK).

c. Aspek Penting Penilaian

1. Ketelitian dan kecermatan dalam memahami dan menggunakan data-data utama yang diperlukan untuk penyiapan perencanaan teknis jembatan;

2. Kemampuan melakukan validasi terhadap data-data yang telah dikumpulkan oleh para petugas lapangan untuk digunakan dalam perencanaan teknis jembatan;

1.4.2. Kualifikasi Penilai

a. Penilai harus kompeten paling tidak tentang unit-unit kompetensi sebagai assesor (penilai) antara lain: mrencanakan penilaian, meaksanakan penilaian dan mreview penilaian yang dibuktikan dengan sertifikat

assesor.

b. Penilai juga harus kompeten tentang teknis substansi dari unit-unit yang akan didemonstrasikan dan bila ada syarat-syarat industri perusahaan lainnya muncul, penilai bisa disyaratkan untuk :

1. Mengetahui praktek-praktek / kebiasaan industri /perusahaan yang ada sekarang dalam pekerjaan atau peranan yang kinerjanya sedang dinilai.

2. Mempraktekkan kecakapan inter-personal seperlunya yang diperlukan dalam proses penilaian.

c. Apabila terjadi kondisi Penilai (assesor) kurang menguasai teknis substansi, dapat mengambil langkah menggunakan penilai yang memenuhi syarat dalam berbagai konteks tempat kerja dan lembaga, industri/perusahaan. Opsi-opsi tersebut termasuk :

1. Penilai di tempat kerja yang kompeten, teknis substansial yang relevan dan dituntut memiliki pengetahuan tentang praktek-praktek/ kebiasaan industri/ perusahaan yang ada sekarang.

2. Suatu panel penilai yang didalamnya termasuk paling sedikit satu orang yang kompeten dalam kompetensi subtansial yang relevan. 3. Pengawas tempat kerja dengan kompetensi dan pengalaman

subtansial yang relevan yang disarankan oleh penilai eksternal yang kompeten menurut standar penilai.

4. Opsi-opsi ini memang memerlukan sumber daya, khususnya penyediaan dana lebih besar (mahal).

Ikhtisar (gambaran umum) tentang proses untuk mengembangkan sumber daya penilaian berdasar pada Standar Kompetensi Kerja (SKK) perlu dipertimbangkan untuk memasukan sebuah flowchart pada proses tersebut.

Sumber daya penilaian harus divalidasi untuk menjamin bahwa penilai dapat mengumpulkan informasi yang cukup, valid dan terpercaya untuk membuat keputusan penilaian yang betul-betul handal berdasar standar kompetensi.

KOMPETENSI ASESOR

1.4.3. Penilaian Mandiri

Penilaian mandiri merupakan suatu upaya untuk mengukur kapasitas kemampuan peserta pelatihan terhadap pengasaan substansi materi pelatihan yang sudah dibahas dalam proses pembelajaran teori maupun praktek.

Penguasaan substansi materi diukur dengan IUK (Indikator Unjuk Kerja/ Indikator Kinerja/Keberhasilan) dari masing-masing KUK (Kriteri Unjuk Kerja), dimana IUK merupakan hasil analisis setiap KUK yang dipergunakan untuk mendesain/menyusun kurikulum silabus pelatihan.

Memiliki Kompetensi bidang Substansi Memiliki Kompetensi Assessment

Kompeten ?

Bentuk pelatihan mandiri antara lain:

a. Pertanyaan dan Kunci Jawaban, yaitu:

Menanyakan kemampuan apa saja yang telah dikuasai untuk mewujudkan KUK (Kriteria Unjuk Kerja), kemudian dilengkapi dengan ”Kunci Jawaban” dimana kunci jawaban dimaksud adalah IUK (Indikator Unjuk Kerja/ Indikator Kinerja/Keberhasilan) dari masing-masing KUK (Kriteria Unjuk Kerja)

b. Tingkat Keberhasilan Pelatihan

Dari penilaian mandiri akan terungkap tingkat keberhasilan peserta pelatihan dalam mengikuti proses pembelajaran.

Apabila tingkat keberhasilan rendah, perlu evaluasi terhadap:

1. Peserta pelatihan terutama tentang pemenuhan kompetensi prasyarat dan ketekunan serta kemampuan mengikuti proses pembelajaran. 2. Materi/modul pelatihannya apakah sudah mengikuti dan konsisten

mengacu tuntutan unit kompetensi, elemen kompetensi, KUK (Kriteria Unjuk Kerja), maupun IUK IUK (Indikator Unjuk Kerja/ Indikator Kinerja/Keberhasilan).

3. Instruktur/fasilitatornya, apakah konsisten dengan materi/modul yang sudah valid mengacu tuntutan unit kompetensi beserta unsurnya yang diwajibkan untuk dibahas dengan metodologi yang tepat.

4. Mungkin juga karena penyelenggaraan pelatihannya atau sebab lain.

1.5. Sumber Daya Pembelajaran

Sumber daya pembelajaran dikelompokan menjadi 2 (dua) yaitu : a. Sumber daya pembelajaran teori :

- OHT dan OHP (Over Head Projector) atau LCD dan Laptop. - Ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya.

- Materi pembelajaran.

b. Sumber daya pembelajaran praktek :

- PC, lap top bagi yang familiar dengan komputer atau kalkulator bagi yang tidak familiar dengan komputer.

- Alat tulis, kertas dan lain-lain yang diperlukan untuk membantu peserta pelatihan dalam menghitung dan merencanakan bangunan atas jembatan.

c. Tenaga kepelatihan, instruktur/assesor dan tenaga pendukung penyelenggaraan betul-betul kompeten.

BAB 2

LAPORAN PENGGUNAAN DATA PENDUKUNG PERENCANAAN TEKNIS

2.1. Umum

Bab ini menjelaskan substansi laporan penggunaan data pendukung perencanaan teknis yang disiapkan oleh tim terkait untuk keperluan perencanaan teknis jembatan.

Jenis data pendukung yang dicakup dalam laporan ini adalah data lalu lintas, data hidrologi, karakteristik sungai dan perlintasan lainnya, data topografi, data geologi teknik dan penyelidikan tanah dan kondisi lingkungan sekitar.

Laporan ini mengetengahkan penggunaan data-data pendukung tersebut sebagai bahan masukan untuk penhyiapan perencanaan teknis jembatan.

2.2. Laporan Penggunaan Data Lalu Lintas

Laporan penggunaan data lalu lintas didasarkan atas hasil analisis data lalu lintas hasil survai, prediksi lalu lintas harian rata-rata tahunan (LHRT) dan koordinasi pencacahan jumlah kendaraan berat.

Analisis data lalu lintas hasil survai menguraikan pengertian tentang survai lalu lintas rutin secara manual dan merupakan pengembangan terhadap sistem yang telah ada; pemilihan lokasi survai berdasarkan Pos-pos Perhitungan Lalu Lintas yang lazim digunakan (Pos Kelas A, Pos Kelas B, Pos Kelas C), periode perhitungan survai (40 jam selama 2 hari untuk Pos Kelas A atau B, 16 jam untuk Pos Kelas C), pengelompokan jenis kendaraan, pelaksanaan survai versi IIRMS, dan evaluasi hasil survai lalu lintas.

Prediksi lalu lintas harian rata-rata tahunan (LHRT) menguraikan bagaimana menganalisis hasil survai lalu lintas menjadi LHRT untuk keperluan bahan masukan bagi perencanaan teknis sebuah jembatan yang terletak pada suatu ruas jalan.

Koordinasi pencacahan kendaraan berat dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang jumlah ekivalen sumbu terberat dari masing-masing jenis kendaraan berat yang melewati suatu jembatan, dimaksudkan ujntuk mengetahui apakah kendaraan berat yang akan melewati jembatan dimaksud selama umur

pelayanan mempunyai beban roda ganda (dual wheel load) yang masih dapat dicakup dalam MST 10 ton.

Laporan disusun dengan maksud memastikan bahwa pengumpulan data lalu lintas, setelah dievaluasi, hasilnya digunakan untuk penetapan kebutuhan lebar jembatan (lebar lantai kendaraan dan trotoir kiri-kanan), termasuk di dalamnya menetapkan kelas jembatan, apakah jembatan kelas A, jembatan kelas B, ataukah jembatan kelas C.

2.3. Laporan Penggunaan Data Hidrologi, Karakteristik Sungai dan Perlintasan Lainnya

Laporan penggunaan data hidrologi dan karakteristik sungai dan perlintasan lainnya menguraikan penggunaan hasil analisis karakteristik sungai, prediksi debit banjir sungai, penetapan panjang dan tinggi clearance (ruang bebas) jembatan yang melintasi sungai serta penetapan panjang dan tinggi clearance (ruang bebas) jembatan yang melintasi prasarana transportasi lainnya.

Analisis karakteristik sungai menguraikan tipe sungai di daerah aliran (river basin), sungai aluvial dan non aluvial, dan gerusan sungai.

Prediksi debit banjir sungai menguraikan perhitungan debit banjir rencana berdasarkan data yang tersedia, dilakukan dengan menggunakan prosedur perhitungan hidrologi. Tergantung pada ketersediaan data, perhitungan debit banjir rencana dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan cara-cara statistik, atau secara tidak langsung dengan cara Rational, cara Melchior, cara Weduwen, cara Haspers, atau diprediksi dengan cara perhitungan regional analyses.

Penetapan panjang dan tinggi clearance (ruang bebas) jembatan yang melintasi sungai menguraikan cara menghitung penampang basah sungai berdasarkan periode ulang tertentu misalnya 50 tahun dan kegunaannya untuk menetapkan tinggi muka air banjir serta penetapan ruang bebas jembatan sesuai ketentuan. Dengan diketahuinya posisi tinggi muka air banjir dan clearance, maka tepi bawah bangunan atas jembatan dapat ditentukan, selanjutnya panjang jembatan dapat dihitung dengan diketahuinya titik-titik potong antara garis tepi bawah bangunan atas jembatan dengan profil sungai.

Penetapan panjang dan tinggi clearance (ruang bebas) jembatan yang melintasi sungai menguraikan cara menghitung penampang basah sungai berdasarkan

periode ulang tertentu misalnya 50 tahun dan kegunaannya untuk menetapkan tinggi muka air banjir serta penetapan ruang bebas jembatan sesuai ketentuan. Dengan diketahuinya posisi tinggi muka air banjir dan clearance, maka tepi bawah bangunan atas jembatan dapat ditentukan, selanjutnya panjang jembatan dapat dihitung dengan diketahuinya titik-titik potong antara garis tepi bawah bangunan atas jembatan dengan profil sungai.

Penetapan panjang dan tinggi clearance (ruang bebas) jembatan yang melintasi prasarana transportasi lainnya menguraikan bagaimana menetapkan panjang jembatan berdasarkan profil ruang bebas jembatan yang melintasi jalan raya atau melintasi jalan kereta api.

Laporan disusun dengan maksud memastikan bahwa untuk menetapkan elevasi tepi bawah jembatan sudah mempertimbangkan panjang dan tinggi ruang bebas jembatan yang melintasi sungai, jalan raya lainnya ataupun jalan kereta api, sehingga keberadaan jembatan tidak terganggu oleh fasilitas transportasi lainnya.

2.4. Laporan Penggunaan Data Topografi

Laporan penggunaan data topografi menguraikan penggunaan hasil survai pendahuluan, survai pengukuran topografi jembatan, pemetaan kondisi eksisting dan penetapan lokasi dan geometrik jembatan.

Survai pendahuluan menguraikan penetapan alternatif-alternatif pemilihan lokasi jembatan dengan urutan kegiatan pra Survai dan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Survai Pendahuluan. Cakupan kegiatan pra Survai adalah mempelajari gambar proyek, penyiapan peta-peta topografi, geologi dan foto udara (kalau ada), persiapan kriteria desain, dan persiapan fungsi jembatan. Sedangkan cakupan Survai Pendahuluan adalah pengumpulan data primer dan data sekunder jembatan.

Survai pengukuran topografi jembatan menguraikan pemasangan patok BM (Bench Mark) / CP (Control Point) dan patok kayu yang dipasang disekitar rencana jembatan, pengukuran kerangka kontrol vertikal, pengukuran kerangka kontrol horizontal, pengukuran penampang memanjang jalan, pengukuran penampang memanjang jalan di kiri kanan jembatan, pengukuran penampang melintang sungai, dan pengukuran situasi.

 Pemetaan kondisi eksisting menguraikan penggambaran peta situasi, pemilihan skala peta, ploting grid dan koordinat poligon, ploting data situasi, penggambaran garis kontour dan penggambaran arah utara peta dan legenda.

Penetapan lokasi dan geometrik jembatan menguraikan batasan-batasan aspek geometrik yang harus dijadikan pertimbangan dalam perencanaan jembatan baik ditinjau dari segi alinyemen horizontal maupun alinyemen vertikal agar trase jembatan dapat menjamin keamanan dan kenyaman bagi pengemudi.

Laporan disusun dengan maksud memastikan bahwa untuk menetapkan as jembatan harus digunakan hasil pengukuran topografi yang didasarkan atas tata cara pengukuran yang berlaku untuk pengukuran situasi, pengukuran potongan memanjang dan pengukuran potongan melintang dalam rangka perencanaan jembatan. Jika trase dan as jembatan telah ditentukan, hasil pengukuran topografi juga digunakan untuk menyiapkan perencanaan geometrik di sekitar jembatan, dimulai dari titik awal oprit sampai titik akhir oprit jembatan.

2.5. Laporan Penggunaan Data Kondisi Lingkungan Sekitar

Laporan penggunaan data kondisi lingkungan sekitar menguraikan rencana pemantauan kondisi lingkungan sekitar, pengaruh kondisi lingkungan sekitar terhadap jembatan yang akan dibangun dan koreksi terhadap pemilihan rencana lokasi jembatan jika dianggap perlu.

Rencana pemantauan kondisi lingkungan sekitar menjelaskan tata cara teknologi yang dapat dipergunakan untuk melakukan pemantauan lingkungan, pendekatan ekonomi yang dapat dipakai untuk pengelolaan lingkungan dan pendekatan kelembagaan yang dipakai dalam pemantauan lingkungan.

Pengaruh kondisi lingkungan sekitar terhadap jembatan yang akan dibangun menjelaskan kemungkinan-kemungkinan rusaknya jembatan yang dibangun jika ternyata jembatan dibuat melintasi sungai yang di wilayah hulunya sudah rusak karena penggundulan hutan. Dalam hal ini perlu dibuat bangunan pengaman untuk mencegah runtuhnya pilar-pilar atau abutment jembatan karena dihantam oleh log-log kayu yang hanyut mengikuti aliran air sungai.

Koreksi terhadap pemilihan rencana lokasi jembatan menjelaskan dalam kondisi apa kita dapat mempertahankan rencana lokasi jembatan dan dalam kondisi apa kita harus merelokasi jembatan.

Laporan disusun dengan maksud memastikan bahwa pengaruh lingkungan sekitar sudah diperhitungkan dalam perencanaan jembatan. Pengaruh lingkungan sekitar dapat mengakibatkan jembatan perlu direlokasi atau tetap pada lokasi semula.

2.6. Laporan Penggunaan Data Geologi Teknik dan Penyelidikan Tanah

Laporan penggunaan data geologi teknik dan data penyelidikan tanah menguraikan penggunaan hasil pemetaan permukaan detail, penentuan lokasi dan jumlah titik explorasi, survai sumber material (quarry), koordinasi pelaksanaan penyelidikan tanah dan pengambilan contoh tanah untuk pengujian laboratorium.

Pemetaan permukaan detail menjelaskan pengertian tentang batuan, klasifikasi batuan dasar dan pemetaan geologi

Penentuan lokasi dan jumlah titik explorasi menjelaskan dasar-dasar penentuan titik explorasi yang mencakup survai pendahuluan, jenis peralatan dan perlengkapan penyelidikan lapangan, titik ikat pengukuran, pengumpulan data dan informasi tentang bangunan utilitas yang ada di bawah tanah di sekitar lokasi rencana jembatan, penyelidikan geofisika, penyiapan laporan survai pendahuluan dan penentuan rencana letak titik sondir dan titik bor.

Survai sumber material (quarry) menjelaskan kegiatan untuk memberikan informasi tentang lokasi sumber material yang ada disekitar lokasi rencana pembangunan jembatan, menyangkut jenis, komposisi, kondisi beserta perkiraan jumlah dan lain-lainnya, yang dapat digunakan sebagai bahan konstruksi yang proporsional untuk pekerjaan struktur dan oprit jembatan dan akan dibuat petanya untuk dimasukkan ke dalam gambar rencana.

Dokumen terkait