• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pembentukan Biji Pada Tanaman

Dalam dokumen smk10 TeknikPembibitantanaman Paristiyanti (Halaman 88-90)

BAB 4. TEKNIK PRODUKSI BENIH GENERATIF TANAMAN

4.1 Proses Pembentukan Biji Pada Tanaman

Ciri terpenting dalam reproduksi seksual adalah pembuahan, yaitu penyatuan sel betina dan sel jantan (gamet). Hasil penyatuan tersebut dinamakan zigot. Zigot tersebut berisi kedua krosom dari individu jantan dan individu betina dan merupakan sel pertama dari individu baru. Zigot akan tumbuh menjadi embrio (janin) di dalam biji. Bila biji berkecambah akan menjadi tumbuhan dewasa. Karena embrio tersebut memiliki sifat-sifat kedua induknya, maka kemampuan mewariskan sifat-sifat tersebut melalui biji dari generasi ke generasi.

Bunga merupakan fase penting dalam proses pembentukan biji. Pada dasarnya bunga terdiri dari beberapa organ, namun hanya dua organ saja yang terlibat dalam pembentukan biji, yaitu benang sari (stamen) dan putik (pistil). Benang sari menghasilkan serbuk sari yang masing-masing membentuk gamet jantan. Sedangkan putik akan membentuk bakal biji (ovulum) yang mengandung telur. Pada waktu proses penyerbukan, yaitu jatuhnya serbuk sari pada kepala putik, terbentuklah tabung serbuk sari, kemudian berlangsung pembuahan antara sperma dengan telur. Proses akhir dari pembuahan ini adalah terbentuknya biji. Struktur bunga sangat beragam, walaupun demikian terdapat pola umum dari berbagai macam tumbuhan. Semua bunga

mempunyai kerangka struktur yang sama. Bunga terbentuk pada tangkai khusus yaitu tangkai bunga atau pedicellus. Pada apeks yang membesar tersusun bagian-bagian bunga. Salah satu bagian bunga adalah kelopak bunga (calyx) dimana biasanya bagian ini menumpang pada daun kelopak berwarna hijau (sepalum).

Sebelum mekar, kelopak daun ini membungkus bagian bunga yang lain. Sedangkan bagian ang paling menonjol adalah daun mahkota bunga (petalum) yang secara kolektif disbeut mahkota (corolla). Calyx dan corolla bersama-sama membentuk hiasan bunga atau perianth. Petal dapat berwarna putih, merah, jingga, kuning, biru dan sebagainya.

Jika diperhatikan gambar mofologi sebuah bunga, maka bagian pusat bunga terletak pada putik (pistillum), yang biasanya berbentuk botol dengan dasar membengkak

Gambar 4.1 . Struktur bunga yang lengkap

yang dinamakan dengan bakal buah (ovarium). Bagian ini dihubungkan ke kepala putik oleh tangkai putik (stylus). Di dalam bakal buanh terdapat bakal biji. Putik sendiri dibentuk oleh satuan danun buah (carpellum) yang secara kolektif dinamakan gynaecium).

Di atas petal terdapat benang sari yang terdiri dari tangkai sari (filamentum) yang bentuknya ramping dengan kepala sari (enthra) yang berisi serbuk sari (pollen). Seluruh kumpulan benang sari dinamakan androecium.

Ada dua macam putik, yaitu putik sederhana dan putik majemuk. Putik manjemuk terdiri dari dua daun buah atau lebih, sedangkan puitik sederhana hanya tersusun dari satu kapel saja. Bakal biji terbentuk pada permukaan sebelah dalam dekat dengan tepi daun buah. Tempat melekat bakal biji atau biji dinamakan tembun atau plasenta. Pada tanaman ercis dan kacang-kacangan ter-dapat sebaris bakal biji yang melekat pada tepi karpel yang melebur. Sedangkan pada bunga cempaka (Magnolia) terdapat beberapa putik sederhana. Biasanya bila terdapat be-berapa putik, maka akan melebur membentuk pistil majemuk dan hanya satu putik saja yang terbentuk dalam bunga.

Peleburan daun buah dapat terjadi dengan dua cara. Pertama, peleburan karpel dekat tepi atau sepanjang tepi hingga membentuk satu kantung besar yang di dalamnya berkembang bakal biji. Kedua, karpel melebar ke tengah dan peleburan terjadi sepanjang tepinya, sehingga bakal biji terkumpul di pusat. Hal ini merupakan ciri khas pada berbagai

kelompok tumbuhan dan digunakan sebagai faktor dalam kunci identifikasi dan klasifikasi.

Walaupun umumnya bunga memiliki struktur yang sama, keragaman bunga ditunjukkan dengan adanya odifikasi bagianbagian bunga. Beberapa modifikasi ini memungkinkan adanya keragaman dalam penyerbukan. Selain itu modifikasi juga merupakan indikasi proses evolusi, sehingga digunakan sebagai alat untuk mengetahui kekerabatan berbagai tumbuhan. Bagian-bagian bunga umumnya disusun dalam lingkaran. Jumlah lingkaran biasanya empat atau lima. Lingkaran luar menunjukkan sepalum, dan seterusnya petalum, satu atau dua lingkaran stamen, satu lingkaran karpel yang bersatu menjadil pistil majemuk. Jumlah bagian pada setiap lingkaran bervariasi sesuai species, tetapi biasanya tetap.

Pada kelas Angiospermae, pengelompokan monokotil dan dikotil dibedakan dari jumlah bagian bunga pada setiap lingkaran. Pada kelompok dikotil, jumlah bagian tersebut empat atau lima atau kelipatannya, misalnya lima sepalum, lima petalum, 10 stamen, dan lima karpel. Pada tanaman tulip terdapat enam bagian perianth, enam stamen, dan tiga karpel. Pada beberapa tumbuhan stamen dan karpel yang jumlahnya banyak melekat pada receptacle secara terpilin dan bukan lingkaran. Kombinasi antar susunan dalam spiral dan besarnya jumlah stamen dan karpel dianggap sebagai suatu petunjuk tingkatan yang ebih primitif dalam perkembangan evolusioner dibandingkan dengan

susunan dalam lingkaran dengan bagian-bagiannya dalam jumlah kecil.

Peleburan bagian-bagian bunga dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu petal membentuk tabung, karpel menjadi pistil majemuk, dan dinding bakal buah melebur. Adanya peleburan bagian-bagian bunga menunjukkan adanya perkembangan evousioner. Pengelompokan bunga dapat berdasarkan kelengkapan bagian-bagian bunga, yaitu bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna mempunyai empat organ bunga yang dapat dibedakan, yaitu sepal, petal, stamen dan pistil. Bunga tidak sempurna bilamana salah satu organnya tidak ada, kalaupun ada bentuknya rudimenter dan hanya dapat dikenali dengan pemeriksaan cermat. Pada banyak tanaman, misalnya petal telah hilang, dan sepalnya hanya berbentuk sisik, gigi, atau takik. Tumbuhan yang bagian perianthnya menjadi amat kecil atau tidak menyolok. Contohnya Gramineae, beberapa Acer, Quercus, dan Ulmus.

Reduksi dalam jumlah dapat pula didapati pada stamen dan pistil. Bunga yang mempunyai keduanya dan berfungsi disebut biseksual. Jika salah satu tidak ada atau tidak berfungsi, maka bunga tersebut disnamakan bunga uniseksual. Jika hanya ada stamen, maka dinamakan staminat atau bunga jantan; sebaliknya disebut pistilat atau bunga betina jika hanya memiliki pistil tanpa stamen. Kedua macam bunga uniseksual dapat dijumpai pada tanaman yang sama, seperti jagung, kebanyakan begonia, waluh jepang, mentimun dan lain-lain.

4.2 Buah, Biji dan Perkembangan

Dalam dokumen smk10 TeknikPembibitantanaman Paristiyanti (Halaman 88-90)