• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

6. Proses Pengembangan Instrumen

Pengujian instrumen dilakukan di SDN 4 Sukajadi, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis dengan jumlah siswa 22 orang. Pengujian dilakukan sebelum melakukan pretes untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran butir soal yang akan diujikan.

1. Uji Validitas

Instrumen yang digunakan dalam penelitian haruslah valid artinya tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2012, hlm. 173) yang mengemukakan bahwa jika suatu instrumen dinyatakan valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Menurut Arikunto, (2010, hlm.72) untuk menguji validitas item instrumen digunakan rumus korelasi Product Moment dengan angka kasar yaitu:

= − (∑ )(∑ )

∑ − (∑ ) ∑ − (∑ )

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan.

N = jumlah siswa

X = skor item yang akan dikorelasikan Y = skor total

Koefisien korelasi selalu terdapat antara -1,00 sampai +1,00. Koefisien negatif menunjukkan hubungan kebalikkan sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran. Adapun interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Arikunto (2010, hlm.75) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4.

Interpretasi Koefisien Korelasi

Nilai rxy Kriteria

0,800 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,600 < rxy ≤ 0,800 Tinggi

0,400 < rxy ≤ 0,600 Cukup

0,200 < rxy ≤ 0,400 Rendah

0,00 < rxy ≤ 0,200 Sangat Rendah

Dalam penentuan valid tidaknya suatu item yang akan digunakan, dilakukan penafsiran harga koefisien korelasi dengan cara melihat harga rxy kemudian diinterpretasikan, dan dengan melihat nilai rtabel pada signifikansi 0,05 sesuai

39

dengan jumlah siswa yang digunakan. Nilai rtabel signifikansi 0,05 dengan N=22 adalah 0,423. Jika rxy > rtabel maka item instrumen dapat dinyatakan valid, sedangkan jika rxy ≤ rtabel maka item instrumen dinyatakan tidak valid.

Hasil analisis terhadap validitas soal tes koneksi matematis disajikan pada tebel 3.5. berikut.

Tabel 3.5.

Hasil Uji Validitas item Soal

No.Item rxy rtabel Kriteria Keterangan

1. 0,688 0,423 Tinggi Valid 2. 0,647 Tinggi Valid 3. 0,606 Tinggi Valid 4. 0,713 Tinggi Valid

5. 0,814 Sangat Tingggi Valid

Berdasarkan tabel tersebut maka dapat disimpulkan kelima item soal dinyatakan valid dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan taraf kepercayaan. Suatu instrumen yang memiliki reliabilitas tinggi dapat dengan tetap memberikan data yang sesuai dengan kenyaaan yang sebenarnya. Sebagaimana Arikunto (2010, hlm.86) menyatakan bahwa “suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap”. Uji reliabilitas dalam penelitian ini akan menggunakan rumusCronbach Alpha karena jenis instrumen berbentuk essay. Rumus koefisien reliabilitas Cronbach Alphamenurut Arikunto (2010, hlm. 109) sebagai berikut:

= ( − 1) 1 − Keterangan:

= reliabilitas yang dicari = banyaknya item

∑ = jumlah variand skor tiap-tiap item = varians total

Penghitungan reliabilitas soal koneksi matematis siswa dilakukan dengan menggunakan bantuan progran SPSS 16.0 sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.6.

Hasil Uji Reliabilitas Soal

Berdasarkan tabel 3.6. dapat dijelaskan bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari lima item yang diujikan kepada 22 siswa diperoleh sebesar 0,730. nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan rtabel signifikansi 0,05 dengan N=22 sebesar 0,423. Hasil analisis diperoleh nilai Cronbach’s Alpha >rtabel maka instrumen secara keseluruhan dapat dinyatakan reliabel.

Berikut adalah hasil penghitungan uji reliabilitas item jika item tertentu dihapus atau tidak digunakan pada penelitian ini.

Tabel 3.7.

Hasil Uji Reliabilitas Item Soal

No. Item Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha if Item Deleted Keterangan 1 0,730 0,677 Reliabel 2 0,724 Reliabel 3 0,717 Reliabel 4 0,675 Reliabel 5 0,614 Reliabel

Berdasarkan tabel 3.7. terlihat nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted lebih keci jika dibandingkan dengan nilai Cronbach’s Alpha, namun masih mempunyai nilai lebih besar daripada nilai rtabel=0,423, artinya jika ada salah satu item dihapus, instrumen masih dapat dinyatakan reliabel.

Case Processing Summary

N % Cases Valid 22 100.0 Excludeda 0 .0 Total 22 100.0 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .730 5

41

3. Daya Pembeda

Menurut Arikunto (2010, hlm. 211), “Daya pembeda soal adalah sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)”. Cara menentukan daya pembeda soal uraian adalah menggunakan rumus berikut.

Daya Pembeda (DP) = – Keterangan:

DP = Koefisien daya pembeda yang dicari = Rata- rata siswa kelas atas

! = Rata- rata siswa kelas bawah SMI = Skor Maksimal Ideal

Adapun interpretasi daya pembeda menurut Arikunto (2010, hlm. 218) adalah sebagai berikut.

Tabel 3.8.

Interpretasi Daya Pembeda Koefisien Daya pembeda

(DP) Kriteria

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)

Hasil penghitungan daya pembeda soal tes kemampuan koneksi matematis yang dihitung dengan bantuan Microsoft Excel 2007 dapat dilihat pada tabel 3.9. berikut.

Tabel 3.9.

Hasil Penghitungan Daya Pembeda Soal No. Item Rata-rata Kelompok Atas Rata-rata Kelompok Bawah Daya Pembeda Keterangan 1. 4 2,55 0,36 Cukup 2. 3,45 1,36 0,52 Baik 3. 3,64 2,18 0,36 Cukup 4. 3,45 1,09 0,59 Baik 5. 3,82 1,64 0,55 Baik

Berdasarkan tabel 3.9. dapat dijelaskan bahwa dari lima item instrumen yang diuji coba, terdapat dua item soal mempunyai berada dalam kategori daya pembeda cukup, dan tiga item soal berada pada kategori daya pembeda baik.

4. Tingkat Kesukaran

Indeks kesukaran merupakan bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar (Arikunto, 2010: 207). Pemberian soal yang terlalu mudah tidak akan membantu mengembangkan daya pikir siswa, sedangkan pemberian soal yang terlalu sulit bisa menyebabkan siswa merasa putus asa karena karena apa yang diberikan diluar jangkauan kemampuan berpikirnya. Cara menentukan indeks kesukaran soal uraian adalah menggunakan rumus sebagai berikut.

IK = " #$% Keterangan:

IK = Indeks Kesukaran

x

= Rata- rata Skor SMI = Skor Maksimal Ideal

Besarnya indeks kesukaran suatu item berada antara 0,00 sampai 1,00. Indeks kesukaran menunjukkan taraf atau tingkatan kesukaran item. Jika indeks kesukaran semakin mendekati 0,00 maka item instrumen tersebut termasuk dalam kategori sukar, sebaiknya jika indeks kesukaran semakin mendekati 1,00 maka item instrumen tersebut berada pada kategori mudah.

Penjelasan lebih lengkap mengenai klasifikasi indeks kesukaran menurut Arikunto (2010, hlm. 210) disajikan pada tabel 3.10. berikut.

Tabel 3.10.

Klasifikasi Indeks Kesukaran Koefisien Indeks Kesukaran

(IK) Kriteria

0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang

43

Penghitungan indeks kesukaran dilakukan peneliti dengan bantuan Microsoft Excel 2007, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.11. berikut.

Tabel 3.11.

Hasil Penghitungan Indeks Kesukaran Soal

No. Item Rata-rata Skor Indeks Kesukaran Keterangan

1. 3,27 0,82 Mudah

2. 2,41 0,60 Sedang

3. 2,91 0,73 Mudah

4. 2,27 0,57 Sedang

5. 2,73 0,68 Sedang

Berdasarkan tabel 3.11. dapat disimpulkan bahwa dari lima item instrumen yang diujikan terdapat dua item pada kategori mudah, dan tiga item lainnya berada pada kategori sedang.

Dokumen terkait