• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian

F. Proses Pengembangan Instrumen 1.Pengembangan Kisi-Kisi 1.Pengembangan Kisi-Kisi

Kisi-kisi yang disusun terdiri dari dua kisi-kisi, yaitu kisi-kisi instrumen stres akademik yang diadaptasi dari instrumen gejela stres akademik

Fima Febrianti, 2014

Efektivitas Konseling Singkat Berfokus Solusi untuk Meningkatkan Kemampuan Mengelola Stres Akademik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikembangkan oleh Yuli Nurmalasari (2011) dan kisi-kisi instrumen pengelolaan stres (coping) disusun peneliti berdasarkan dua aspek yang diturunkan menjadi 8 strategi pengelolaan stres yang dikemukakan oleh Lazarus & Folkman (1984).

48 Berikut kisi-kisi instrumen penelitian yang disusun.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Gejala Stres Akademik

Variabel Gejala Indikator Nomor

Item

Stres Akademik pada siswa

Fisik

1.Denyut jantung meningkat 2.Sakit kepala

3.Otot tegang

4.Sering buang air kecil

5.Memegang/menggenggam benda dengan erat 6.Tangan berasa lembab dan dingin

7.Berkeringat dingin 8.Sakit perut

9.Kelelahan fisik

10.Tubuh tidak mampu istirahat dengan maksimal

1,2 3,4 5 6 7,8 9,10 11,12 13 14,15 16 Perilaku 1.Menggerutu

2.Sulit tidur atau insomnia 3.Suka menyendiri

4.Berbohong 5.Gugup

6.Menyalahkan orang lain 7.Membolos atau mabal

8.Tidak mampu menolong diri sendiri 9.Mengambil jalan pintas

10.Sulit mendisiplinkan diri

17 18,19 20 21 22,23 24 25 26 27,28 29,30

49

Pikiran

1. Mudah lupa

2. Tidak bisa menentukan prioritas hidup 3. Merasa kebingungan atau sulit berkonsentrasi 4. Berpikir menghadapi jalan buntu

5. Prestasi menurun 6. Kehilangan harapan 7. Berpikir negatif 8. Merasa tidak berguna

9. Jenuh (merasa tidak menikmati hidup)

31,32 33,34 35,36 37,38 39,40 41,42 43,44 45,46 47,48 Emosi 1.Gelisah 2.Mudah marah 3.Takut 4.Merasa diabaikan 5.Mudah tersinggung 6.Tidak merasakan kepuasan 7.Merasa tidak bahagia 8.Cemas 9.Mudah panik 49,50 51,52 53,54 55 56 57,58 59,60 61,62 63,64

50 Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Pengelolaan Stres Akademik Variabel Definisi

Operasional

Aspek Definisi Operasional

Sub Aspek Definisi Operasional Indikator No Item Kemampuan mengelola stres akademik kemampuan siswa untuk mengatasi stres yang dialami pada saat menghadapi tuntutan akademik Problem Focused Coping Kemampuan siswa untuk menganalisis masalah dan memberikan respon untuk mengubah keadaan yang stressful Planful Problem Solving Kemampuan siswa untuk mendefinisikan masalah, mencari alternatif solusi, mencari nilai positif dan negatif dari solusi yang dipilih

1. Menganalisis sumber stres dan berhati-hati dalam menilai situasi

2. Mengubah keadaan stres dengan menyusun langkah –langkah baru sebagai upaya dalam penyelesaian masalah 1,2 3,4, 5,6, 7,8, 9,10 Confrontative Coping Menampilkan reaksi agresi sebagai respon diri untuk mengubah keadaan stressful yang dialaminya

1. Menunjukkan perilaku agresif terhadap orang lain yang dianggap sebagai penyebab situasi stres 2. Berani mengambil resiko

apapun agar dapat mengatasi situasi stres

11,12 13,14 15,16 17,18 Emotion Focused Coping Kemampuan siswa untuk dapat mengelola emosi, mengurangi emosi negatif yang berkaitan dengan stressor dan berorientasi pada tindakan positif

Distancing Kemampuan siswa dalam membuat suatu pola pemikiran yang positif terhadap situasi stressful

1. Menganggap situasi stres sebagai tantangan 2. Melihat sisi positif dari

permasalahan yang dialami

3. Melihat kegagalan sebagai tahapan menggapai kesuksesan 19,20, 21 22,23, 24,25 26,

51 Escape-Avoidance Kemampuan siswa untuk menghindari situasi stressful

1. Melakukan aktivitas lain yang menyenangkan untuk menyegarkan pikiran (makan, bermain, tidur, menonton, liburan) 2. Mengharapkan masalah

selesai tanpa melakukan sesuatu 27,28, 29,30, 31,32, 33 34,35, 36,37

Self Control Kemampuan siswa mengatur emosi dan tindakan dalam menghadapi situasi yang stressful

1. Berusaha tenang dalam menghadapi situasi stres 2. Menampilkan atau

mengingat sosok orang yang memberikan hal positif pada diri 3. Mengekspresikan

perasaan tertekan dengan melakukan hal-hal positif (menulis, bernyanyi) 38,39 40,41 42 43,44 Accepting Responsibility Kemampuan siswa untuk menerima tanggungjawab atas permasalahan yang dihadapi

1. Berpikir bahwa tuntutan akademik adalah tanggungjawab pribadi 2. Menyadari kesalahan dan

tidak mengulanginya 45,46, 47 48,49 50 Positivie Reappraisal Kemampuan siswa untuk mengambil sisi positif dari berbagai tekanan yang dihadapinya

1.Mengurangi kebiasaan menilai situasi stres secara negatif dan menggantinya dengan kebiasaan menilai situasi dengan lebih positif

51,52, 53,54, 55

52 Seeking For Social Support Kemampuan siswa untuk mencari dukungan dari orang lain

1. Meminta orang lain untuk memahami hambatan yang dialami

2. Mencari orang lain yang memberikan ketenangan dalam menyelesaikan masalah

3. Mencari dukungan dari orang lain berupa saran atau informasi untuk menyelesaikan permasalahan 56,57 58,59, 60 61,62

2. Pedoman skoring

Keseluruhan instrumen gejala stres akademik menggunakan pernyataan positif dengan alternatif jawaban siswa diberi skor 3, 2, dan 1. Jika siswa menjawab “sering” maka diberi skor 3, jika siswa menjawab “kadang-kadang” diberi skor 2, dan jika siswa menjawab “tidak pernah” diberi skor 1. Semakin tinggi jawaban siswa maka semakin tinggi pula intensitas gejala stres akademik yang dialami siswa, dan semakin rendah jawaban siswa maka semakin rendah pula intensitas gejala stres akademik yang dialami siswa. Ketentuan pemberian skor instrumen gejala stres akademik terdapat pada tabel 3.3.

Selanjutnya, pada instrumen kemampuan pengelolaan stres akademik secara keseluruhan menggunakan pernyataan positif. Butir pernyataan pada alternatif jawaban diberi skor 3, 2, dan 1. Jika siswa menjawab “sering dilakukan” maka diberi skor 3, jika siswa menjawab “kadang-kadang dilakukan” diberi skor 2, dan jika siswa menjawab “tidak pernah dilakukan” diberi skor 1. Semakin tinggi jawaban siswa maka siswa memiliki kemampuan mengelola stres yang memadai, semakin rendah jawaban siswa maka siswa memiliki kemampuan mengelola stres yang belum memadai. Ketentuan pemberian skor instrumen pengelolaan stres terdapat pada tabel 3.4.

Tabel 3.3

Kriteria Pemberian Skor Instrumen Gejala Stres Akademik Alternatif Jawaban Skor

Sering 3

Kadang-kadang 2

Tidak pernah 1

Tabel 3.4

Kriteria Pemberian Skor Instrumen Pengelolaan Stres Alternatif Jawaban Skor

Sering 3

Kadang-kadang 2

3. Uji Validitas

a. Uji Validitas Rasional

Instrumen mengenai pengelolaan stres akademik yang telah disusun harus melewati uji validitas rasional, yaitu uji validitas instrumen melalui penimbangan (judgement) dalam pengembangan alat pengumpulan data dengan tujuan mengetahui tingkat kelayakan instrumen berdasarkan aspek teoritis, sudut pandang pengukuran, serta ketepatan bahasa yang digunakan. Penimbangan instrumen dilakukan oleh tiga dosen ahli dengan memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Layak (1), Cukup Layak (2), dan Tidak Layak (3). Item yang diberi nilai 1 menyatakan bahwa item tersebut layak untuk digunakan, item yang diberi nilai 2 menyatakan bahwa item tersebut perlu direvisi sebelum digunakan, dan item yang diberi nilai 3 menyatakan bahwa item tersebut tidak layak untuk digunakan atau harus dibuang dan diganti dengan item yang baru.

Hasil dari penimbangan dosen ahli menyatakan bahwa instrumen pengelolaan stres akademik siswa sudah cukup layak untuk digunakan sebagai alat pengambilan data dari segi isi, konstruk dan bahasa, namun diperlukan revisi pada beberapa item pernyataan berupa penyederhadaan kata yang dipakai dalam item dan mempersingkat kalimat bagi item pernyataan yang dirasa terlalu panjang dan tidak sesuai bagi siswa usia SMP.

b. Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan dilakukan pada lima orang siswa kelas VII yang tidak dijadikan sampel penelitian. Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang dibuat dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa, baik dalam bentuk bahasa juga maksud dari pernyataan. Dari uji keterbacaan ini menunjukkan hasil ke-lima siswa menyatakan tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan dan memahami maksud pernyataan yang terdapat dalam instrumen, hanya saja beberapa item pernyataan dirasa terlalu panjang sehingga harus dibaca dua kali. Mencermati hal tersebut, maka diperlukan revisi pada

beberapa item pernyataan instrumen. Item instrumen yang direvisi diantaranya nomor 10, 20, 30, dan 41.

c. Uji Validitas Empirik

Selain melakukan uji validitas rasional, instrumen pengelolaan stres akademik yang disusun oleh peneliti juga harus melewati uji validitas empirik dengan tujuan untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pada responden yang memiliki kesamaan karakteristik dengan calon sampel penelitian. Uji validitas instrumen menunjukkan bahwa hasil dari pengukuran dapat menggambarkan segi atau aspek yang ingin diukur (Syaodih, 2013). Pengujian validitas empirik dilakukan pada seluruh butir item instrumen penelitian yang mengungkap kemampuan mengelola stres akademik siswa.

Uji validitas butir item dilakukan dengan menghitung korelasi skor setiap item menggunakan rumus spearman correlation dengan alat bantu SPSS 16.0. Rumus Spearman Correlation digunakan untuk mengukur keeratan hubungan tiap jawaban responden yang memiliki skala ordinal.

Berdasarkan hasil uji validitas empirik instrumen kemampuan mengelola stres akademik menunjukkan dari 62 item penyataan yang disusun terdapat 56 item pernyataan yang dinyatakan valid dengan tingkat kepercayaan 95%.

4. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas suatu data atau temuan (Stainback, 1988, dalam Sugiyono, 2011). Uji reliabilitas pada instrumen penelitian bertujuan untuk melihat tingkat kepercayaan dan keterandalan instrumen sehingga mampu menghasilkan skor-skor secara konsisten.

Uji reliabilitas instrumen kemampuan mengelola stres akademik siswa menggunakan metode Cronbach’s Alfpha dibantu dengan SPSS 16.0. Dari uji reliabilitas didapatkan tingkat reliabilitas instrumen sebesar 0.877. Berdasarkan kategori koefisien Guilford, tingkat derajat kepercayaan dan keterandalan instrumen termasuk pada kategori sangat tinggi, dengan demikian instrumen

kemampuan mengelola stres akademik siswa dapat menghasilkan skor secara konsisten dan juga dapat digunakan oleh peneliti.

Dokumen terkait