ANALISA DAN DATA
4.1 Proses Pengeringan
Pada proses pengeringan terjadi kombinasi laju pengeringan dan perubahan fase dari cairan menjadi padat dan dari padat menjadi gas. Pada percobaan kali ini untuk mendapatkan nilai heat transfer coefficient (Kv) pada setiap wadah material dilakukan bebeberapa variasi temperatur pemanas yaitu tanpa pemanas, 27oC, dan 32oC.
4.1.1 Grafik profil temperatur material dan perubahan fasa pada wadah material plastik.
1. Variasi tanpa pemanas
gambar 4. 1 profil temperatur material selama proses pengeringan pada wadah material plastik tanpa pemanas.
gambar 4. 2 perubahan fasa kondisi tanpa pemanas pada wadah material plastic
2.2.5 Pada gambar 4.1 terlihat profil temperatur material selama proses pengeringan beku vakum pada wadah material plastik tanpa pemanas dimana temperatur sublimasi terjadi pada ± -5.4oC, terjadi fluktuasi tekanan pada jam ke – 4, ini membuktikan adanya titik sublimasi terbesar pada rentang waktu tersebut.
2. Variasi temperatur pemanas 27oC
gambar 4. 3 profil temperatur material selama proses pengeringan pada wadah material plastik dengan pemanas 27oC
1E-06
34
gambar 4. 4 perubahan fasa kondisi temperatur pemanas 27oC pada wadah material plastik
2.2.6 Pada gambar 4.3 terlihat profil temperatur material selama proses pengeringan beku vakum pada wadah material plastik dengan temperatur pemanas 27oC dimana temperatur sublimasi terjadi pada ± -6,04oC, terjadi fluktuasi tekanan pada jam ke – 2, ini membuktikan adanya titik sublimasi terbesar pada rentang waktu tersebut Terdapat fluktuasi pada pemanas buang kondenser yang di jaga pada temperatur 27oC ± -1oC, hal ini disebabkan oleh tingkat kesulitan menjaga total laju aliran massa yang dialirkan ke kondenser.
1E-06 1E-05 0.0001 0.001 0.01 0.1 1 10
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Pressure (bar)
Temperature(oC)
Starting process
Ending process
Fase Gas
Fase Cair Fase es / solid
3. Variasi Temperatur pemanas 32oC
gambar 4. 5 profil temperatur material selama proses pengeringan pada wadah material plastik dengan pemanas 32oC
gambar 4. 6 perubahan fasa kondisi temperatur pemanas 32oC pada wadah material plastik
Pada gambar 4.3 terlihat profil temperatur material selama proses pengeringan beku vakum pada wadah material plastik dengan temperatur pemanas 32oC, temperatur sublimasi terjadi pada ± -4,4oC dan terjadi fluktuasi tekanan pada jam ke – 1, ini membuktikan adanya titik sublimasi terbesar pada rentang waktu tersebut tepat ketika temperatur pemanas terjaga pada temperatur 32oC .
0
36
4.1.2 Grafik profil temperatur material dan perubahan fasa pada wadah material Stainless Steel.
1. Variasi tanpa pemanas
gambar 4. 7 profil temperatur material selama proses pengeringan pada wadah material stainless steel tanpa pemanas.
gambar 4. 8 perubahan fasa kondisi tanpa pemanas pada wadah material stainless steel
Pada gambar 4.7 terlihat profil temperatur material selama proses pengeringan beku vakum pada wadah material stainless steel tanpa pemanas dimana temperatur sublimasi terjadi pada ± -4,1oC, terjadi turunnya tekanan pada jam ke – 4, ini membuktikan adanya titik sublimasi terkecil pada rentang waktu tersebut.
0
2. Variasi temperatur 27oC
gambar 4. 9 profil temperatur material selama proses pengeringan pada wadah material stainless steel dengan pemanas 27oC
gambar 4. 10 perubahan fasa kondisi temperatur pemanas 27oC pada wadah material stainless steel
Pada gambar 4.9 terlihat profil temperatur material selama proses pengeringan beku vakum pada wadah material stainless steel dengan temperatur pemanas 27oC
38
dimana temperatur sublimasi terjadi pada ± -7,4oC, terjadi fluktuasi tekanan pada jam ke – 4, ini membuktikan adanya titik sublimasi terbesar pada rentang waktu tersebut Terdapat fluktuasi pada pemanas buang condenser yang di jaga pada temperatur 27oC
± -1oC.
3. Variasi temperatur 32OC
gambar 4. 11 profil temperatur material selama proses pengeringan pada wadah material stainless steel dengan pemanas 32oC
0
gambar 4. 12 perubahan fasa kondisi temperatur pemanas 32oC pada wadah material stainless steel
Pada gambar 4.11 terlihat profil temperatur material selama proses pengeringan beku vakum pada wadah material stainless steel dengan temperatur pemanas 32oC, temperatur sublimasi terjadi pada ± -3,7oC dan tekanan menurun antara jam 3-4, ini membuktikan bahwa titik sublimasi terkecil pada jam tersebut.
1E-06 1E-05 0.0001 0.001 0.01 0.1 1 10
-60 -50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60
Pressure (bar)
Temperature (oC)
Starting process
Ending process
Fase Gas
Fase Cair Fase es / solid
40
4.1.2 Grafik perubahan fasa pada wadah material teflon.
1. Variasi tanpa pemanas
gambar 4. 13 profil temperatur material selama proses pengeringan pada wadah material teflon tanpa pemanas
gambar 4. 14 perubahan fasa kondisi tanpa pemanas pada wadah material teflon
Pada gambar 4.13 terlihat profil temperatur material selama proses pengeringan beku vakum pada wadah material teflon dengan temperatur pemanas 32oC,
temperatur sublimasi terjadi pada ± -5oC dan terjadi fluktuasi tekanan pada jam ke-4, ini membuktikan adanya titik sublimasi terbesar pada rentang waktu tersebut
2. Variasi temperatur 27OC
gambar 4. 15 profil temperatur material selama proses pengeringan pada wadah material teflon dengan pemanas 27oC
gambar 4. 16 perubahan fasa kondisi temperatur pemanas 27oC pada wadah material Teflon 0
42
Pada gambar 4.15 terlihat profil temperatur material selama proses pengeringan beku vakum pada wadah material teflon dengan temperatur pemanas 27oC dimana
gambar 4. 17 profil temperatur material selama proses pengeringan pada wadah material teflon dengan pemanas 32oC
gambar 4. 18 perubahan fasa kondisi temperatur pemanas 32oC pada wadah material Teflon
Pada gambar 4.17 terlihat profil temperatur material selama proses pengeringan beku vakum pada wadah material teflon dengan temperatur pemanas 32oC, temperatur sublimasi terjadi pada ± -4,6oC dan terjadi fluktuasi tekanan pada jam ke-2, ini membuktikan adanya titik sublimasi terbesar pada rentang waktu tersebut
Dari semua grafik diatas penulis dapat membuktikan proses pengeringan dari awal sampai akhir proses. Saat awal proses material masih dalam bentuk cairan kemudian dilakukan pevakuman atau penurunan tekanan didalam ruangan maka temperatur material semakin turun sampai terjadi perubahan fase dari cairan ke padat (freezing/vacuum cooiling) saat kondisi tekanan dan temperatur saturasi tercapai terjadi perubahan fase dari padat ke gas dengan cara sublimasi (primary drying). Pada saat proses sublimasi telah selesai temperatur material akan perlahan naik hingga kondisi temperatur material sama dengan temperatur ruangan vakum (secondary drying). Pada akhir dari proses pengeringan Sisa dari material uji adalah padatan yang memiliki sifat - sifat yang berbeda dari air sehingga pada tekanan vakum tidak berubah properties-nya seperti air. Selama proses vacuum freezing penulis mendapatkan bahwa selalu terjadinya fenomena massa yang terevaporasi, jumlah massa yang terevaporasi pada setiap pengujian akan penulis analisa pada subbab selanjutnya.
44