• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

4.1.2 Proses Penggabungan File

Untuk mengembalikan file awal, maka lakukan penggabungan file dengan menekan tombol “Penggabungan File” pada form Utama, dan form Penggabungan File akan muncul seperti terlihat pada gambar 4.7.

Gambar 4.7 Tampilan Form Penggabungan File

Tekan tombol ”+” untuk memilih pecahan file dan tekan tombol ”-” untuk menghapus file dari listbox. Misalkan dipilih 4 buah pecahan file, yaitu ”DaftarPustaka.doc.02”, ”DaftarPustaka.doc.04”, ”DaftarPustaka.doc.06” dan ”DaftarPustaka.doc.07”, kemudian kunci dekripsi yang digunakan adalah ”TrianaRumapeaUSU”, dan hasil penggabungan disimpan ke file ”C:\HasilFile\DaftarPustaka.doc”.

Tekan tombol ”Proses Penggabungan File” dan proses penggabungan file akan mulai berjalan, dimulai dengan proses penggabungan 4 pecahan file dan proses dekripsi file menggunakan metode TEA.

Tampilan aplikasi setelah proses penggabungan file selesai dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Tampilan Proses Penggabungan File Selesai

Tampilan aplikasi setelah proses dekripsi file selesai dapat dilihat pada gambar 4.9.

Bila file hasil proses penggabungan pada “C:\HasilFile\DaftarPustaka.doc” dibuka dengan aplikasi Microsoft Word, maka hasilnya adalah file semula, seperti terlihat pada gambar 4.10. File berhasil digabungkan dan didekripsi kembali menjadi file semula.

Gambar 4.10 Tampilan File Hasil Penggabungan

4.2 Pengujian

Pengujian akan dilakukan pada besaran waktu yang dibutuhkan pada masing-masing tahapan dan pengujian hasil penggabungan file apabila input kunci salah, jumlah pecahan file yang lebih kecil dari nilai k atau jumlah pecahan file yang dimasukkan lebih besar dari nilai k.

Pengujian dilakukan pada 5 (lima) buah file, dan waktu yang dibutuhkan pada setiap tahapan dicatat dan ditampilkan pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Penguijan Waktu

No. Nama File Ukuran (bytes)

Waktu Pemecahan (detik) Waktu Penggabungan (detik) Enkripsi TEA Pemecahan File Skema 4-7 Penggabungan File Skema 4-7 Dekripsi TEA 1. Subtitle.srt 49,534 3.20 1.42 0.02 3.46 2. Undangan.pdf 198,131 11.73 4.98 0.02 12.45 3. Triana.ppt 451,859 26.50 10.97 0.05 27.18 4. Jellyfish.jpg 775,702 44.97 18.28 0.05 47.64 5. Bab 3.rar 996,800 58.23 23.71 0.05 61.23

Spesifikasi komputer yang digunakan, banyaknya proses yang berjalan di background sistem operasi dan ukuran file berpengaruh pada waktu eksekusi dari setiap tahapan. Dari tabel 4.1, dapat dibuat grafik perbandingan waktu proses enkripsi dan dekripsi, seperti terlihat pada gambar 4.11.

Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Waktu Enkripsi dan Dekripsi

Gambar 4.11 memperlihatkan bahwa proses enkripsi dan proses dekripsi TEA membutuhkan waktu yang hampir sama karena proses yang dilakukan hampir sama. Selisih waktu antara kedua proses disebabkan oleh adanya proses lain yang berjalan di background windows saat pengujian dilakukan. Semakin besar ukuran file, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan.

Perbandingan waktu antara proses pemecahan file menggunakan skema 4-7 dapat dilihat pada gambar 4.12.

Gambar 4.12 Grafik Perbandingan Waktu Pemecahan Skema 4-7

Gambar 4.12 memperlihatkan proses pemecahan file skema 4-7 yang membutuhkan waktu lebih lama, seiring dengan bertambahnya ukuran file. Perbandingan waktu antara proses penggabungan file menggunakan skema 4-7 dapat dilihat pada gambar 4.13.

Gambar 4.13 Grafik PerbandinganWaktu Penggabungan Skema 4-7

Gambar 4.13 memperlihatkan proses penggabungan file skema 4-7 yang berjalan sangat cepat antara 0.02 detik hingga 0.05 detik. Proses penggabungan berjalan jauh lebih cepat dibandingkan dengan proses pemecahan, karena proses penggabungan hanya menggunakan operasi OR untuk menggabungkan semua bit

pecahan file, sedangkan pemecahan file harus membagi bit 1 dari file awal ke pecahan file lainnya secara acak. Perbandingan total waktu antara proses penggabungan dan proses pemecahan file dapat dilihat pada gambar 4.14 berikut.

Gambar 4.14 Grafik Perbandingan Total Waktu Proses Penggabungan dan Pemecahan Skema 4-7

Gambar 4.14 memperlihatkan bahwa ternyata proses pemecahan file berjalan lebih lambat daripada proses penggabungan file secara keseluruhan. Ini disebabkan oleh proses penggabungan skema 4-7 yang lebih sederhana dan berjalan lebih cepat dibandingkan dengan proses pemecahan skema 4-7, sedangkan proses enkripsi dan dekripsi membutuhkan waktu yang relatif hampir sama.

Pengujian berikutnya dilakukan pada keadaan normal, keadaan bila input kunci salah, keadaan apabila jumlah input pecahan file lebih kecil dari k dan jumlah input pecahan file lebih besar dari k. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Penguijan Keberhasilan Proses Penggabungan File

No. Nama File Proses Pemecahan Proses Penggabungan Hasil Penggabungan Kembali ke File Awal ? Kunci k n Jumlah Pecahan Kunci Enkripsi Dekripsi

1. Pustaka.doc TrianaUSU 4 7 4 Triana TIDAK (Kunci berbeda) 2. Pustaka.doc TrianaUSU 4 7 2 TrianaUSU TIDAK

(Pecahan < k) 3. Pustaka.doc TrianaUSU 4 7 3 TrianaUSU TIDAK

(Pecahan < k) 4. Pustaka.doc TrianaUSU 4 7 4 TrianaUSU YA (Kunci sama

dan pecahan = k)

Tabel 4.2 Penguijan Keberhasilan Proses Penggabungan File (Lanjutan) No. Nama File Proses Pemecahan Proses Penggabungan Hasil Penggabungan

Kembali ke File Awal ? Kunci k n Jumlah

Pecahan

Kunci

5. Pustaka.doc TrianaUSU 4 7 5 TrianaUSU YA (Kunci sama dan pecahan > k) 6. Pustaka.doc TrianaUSU 4 7 6 TrianaUSU YA (Kunci sama dan

pecahan > k) 7. Pustaka.doc TrianaUSU 4 7 7 TrianaUSU YA (Kunci sama dan

pecahan > k)

Pada pengujian-1, input kunci dekripsi berbeda dengan kunci enkripsi dan jumlah pecahan file yang digunakan pada proses penggabungan adalah 4 pada skema pemecahan 4-7. Hasilnya adalah file ”Pustaka.doc‟ tidak kembali ke awal. Walaupun jumlah pecahan file untuk penggabungan sudah cukup, namun kunci dekripsi yang tidak sesuai akan mengakibatkan nilai kunci K(0) hingga K(3) berbeda. Pada akhirnya proses dekripsi menghasilkan nilai byte yang berbeda dan hasilnya proses penggabungan file gagal mengembalikan pecahan file ke file awal. Tampilan proses penggabungan file dengan kunci yang tidak sesuai dapat dilihat pada gambar 4.15.

Hasilnya adalah file ”Pustaka.doc‟ tidak kembali ke awal. Walaupun jumlah pecahan file untuk penggabungan sudah cukup, namun kunci dekripsi yang tidak sesuai akan mengakibatkan nilai kunci K(0) hingga K(3) berbeda.

Pada akhirnya proses dekripsi menghasilkan nilai byte yang berbeda dan hasilnya proses penggabungan file gagal mengembalikan pecahan file ke file awal. Tampilan hasil penggabungan file dengan kunci yang tidak sesuai dapat dilihat pada gambar 4.16.

Gambar 4.16 Rekonstruksi File Awal Gagal (Kunci Berbeda)

Pada pengujian-2, input kunci dekripsi sama dengan kunci enkripsi, namun jumlah pecahan file yang digunakan pada proses penggabungan adalah 2 pada skema pemecahan 4-7. Hasilnya adalah file ”Pustaka.doc‟ tidak kembali ke awal. Seperti yang telah dibahas, skema pemecahan 4-7 menyebarkan bit ‟1‟ dari byte file awal ke sebanyak RECONS = (n-k) + 1 = (7-4) + 1 = 4 pecahan file. Proses penggabungan menggunakan operasi logika OR. Dengan hanya menggunakan 2 buah pecahan file, tidak semua bit ‟1‟ dari byte file awal dapat diperoleh. Dengan demikian, walaupun menggunakan kunci dekripsi yang sesuai, namun penggabungan 2 buah pecahan file tidak akan dapat mengembalikan file awal.

Tampilan hasil penggabungan file dengan k = 2 dapat dilihat pada gambar 4.17.

Gambar 4.17 Rekonstruksi File Awal Gagal (k = 2 pada skema 4-7)

Pada pengujian ke-3, kunci dekripsi sama dengan kunci enkripsi, namun jumlah pecahan file yang digabung adalah 3 buah. Pengujian-3 hampir sama dengan pengujian-2 karena keduanya sama-sama menggunakan jumlah pecahan file yang lebih sedikit dari 4 buah pada skema pemecahan 4-7. Hasilnya adalah file ”Pustaka.doc‟ tidak kembali ke awal karena penggabungan bit ‟1 dengan fungsi logika OR tidak cukup untuk mengemblikan semua bit ‟1‟ dari byte file awal (bit ‟1‟ disebar kepada 4 buah pecahan file secara acak). Dengan hanya walaupun kunci dekripsi sesuai, namun 3 buah pecahan file tidak akan dapat mengembalikan file awal. Tampilan proses penggabungan file dengan k = 3 dengan kunci TEA sama dapat dilihat pada gambar 4.18.

Tampilan hasil penggabungan file dengan k = 3 dapat dilihat pada gambar 4.19.

Gambar 4.19 Rekonstruksi File Awal Gagal (k = 3 pada skema 4-7)

Pada pengujian ke-4, 5, 6 dan 7, kunci dekripsi yang digunakan sama dengan kunci dekripsi, dan jumlah pecahan file yang digunakan lebih dari 4 buah. Keempat pengujian secara berurutan menggunakan 4, 5, 6 dan 7 buah pecahan file pada proses penggabungan. Seperti yang dibahas sebelumnya, skema pemecahan 4-7 menyebarkan bit ‟1‟ dari byte file awal ke sebanyak (n-k) + 1 = (7-4) + 1 = 4 pecahan file. Proses penggabungan 4 buah pecahan file atau lebih dengan operasi logika OR pasti dapat mengembalkan semua bit ‟1‟ dari byte file awal. Dengan demikian, hasilnya adalah file ”Pustaka.doc‟ kembali ke file semula. Tampilan hasil penggabungan file dengan k = 4, 5, 6 dan 7 dan kunci TEA sama dapat dilihat pada gambar 4.20.

Dari tabel pengujian 4.2 juga dapat dihitung keberhasilan proses penggabungan bila kunci dekripsi sesuai dan jumlah pecahan yang digabung lebih besar atau sama dengan nilai k, sebagai berikut:

Jumlah kasus dengan kunci dekripsi sesuai dan jumlah pecahan sesuai = 4 Total jumlah kasus yang sesuai = 4

% Keberhasilan Penggabungan = 4 / 4 * 100 % % Keberhasilan Penggabungan = 100 %

Dari pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Proses enkripsi dan dekripsi TEA membutuhkan waktu yang relatif sama.

2. Proses penggabungan skema k-n berjalan jauh lebih cepat dibandingkan proses pemecahan, karena proses penggabungan lebih serderhana, yaitu hanya menggunakan operasi OR untuk menggabung semua bit pecahan.

3. Total waktu yang dibutuhkan oleh proses pemecahan lebih besar daripada proses penggabungan file.

4. Proses penggabungan pecahan file akan gagal mengembalikan file awal apabila kunci dekripsi tidak sama dengan kunci enkripsi, atau jumlah pecahan file yang dimasukkan ke proses penggabunga lebih kecil dari nilai k pada skema pemecahan file k-n.

5. Proses penggabungan pecahan file akan dapat mengembalikan file awal dengan persentase keberhasilan sebesar 100% apabila kunci dekripsi sama dengan kunci enkripsi, dan jumlah pecahan file yang dimasukkan ke proses penggabunga lebih besar atau sama dengan nilai k pada skema pemecahan file k-n.

BAB 5

Dokumen terkait