• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Penilaian dan Persetujuan Usulan Dosen pada Jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 2009 tentang Dosen menyebutkan bahwa Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Guru Besar atau profesor adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi.

Jabatan fungsional adalah jabatan karir bagi dosen. Pada jabatan tersebut melekat hak dan kewajiban yang ditetapkan dengan perundang-undangan. Peningkatan karir seorang dosen tercermin dalam jabatan fungsional serta pangkat/golongan ruang yang dicapai. Kenaikan pangkat dan jabatan dosen tidak hanya bermanfaat bagi dosen yang bersangkutan, tetapi juga bermanfaat bagi institusi mengingat ada sejumlah persyaratan jabatan bagi dosen untuk mengajar dan/atau membimbing pada tingkat pendidikan sarjana, magister, dan doktor. Di samping itu, pangkat dan jabatan sering menjadi persyaratan bagi dosen untuk menempati posisi tertentu di lingkup institusi maupun lingkup yang lebih luas.

Dalam Peraturan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 4/VIII/PB/2014 dan No. 24 tahun 2014 disebutkan bahwa jenjang jabatan fungsional dosen dari yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi, yaitu:

a. Asisten Ahli; b. Lektor;

c. Lektor Kepala; dan d. Profesor.

a. Asisten Ahli, pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b. b. Lektor:

1) Pangkat Penata, golongan ruang III/c; dan 2) Pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d. c. Lektor Kepala:

1) Pangkat Pembina, golongan ruang IV/a;

2) Pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan 3) Pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c. d. Profesor:

1) Pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d; dan 2) Pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e.

Untuk menduduki jabatan tertentu, seorang dosen harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dengan peraturan menteri. Persyaratan untuk masing-masing jabatan fungsional sebagai berikut.

Dosen yang menempati jabatan Asisten Ahli harus memenuhi kualifikasi dan kriteria: 1) memiliki ijazah serendah-rendahnya magister dalam bidang ilmu yang sesuai

dengan bidang ilmu penugasannya;

2) memiliki pengalaman penyelenggaraan pengajaran;

3) mampu menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni;

4) mampu memahami pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; 5) mampu menulis karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah; dan

6) memiliki kinerja, integritas, tanggung jawab pelaksanaan tugas, etika dan tata krama dalam kehidupan kampus.

Dosen yang menempati jabatan Lektor harus memenuhi kualifikasi dan kriteria:

1) memiliki ijazah serendah-rendahnya magister dalam bidang ilmu yang sesuai dengan bidang ilmu penugasannya;

2) mampu mendidik secara professional;

3) mampu menerapkan proses pembelajaran dan pembimbingan secara mandiri bagi:

a. mahasiswa diploma dan/atau sarjana bagi yang berkualifikasi magister, b. mahasiswa diploma, sarjana dan/atau magister bagi yang berkualifikasi

5) mampu menerapkan teori bidang ilmu yang menjadi penugasannya dalam pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;

6) mampu menulis karya ilmiah yang dipublikasikan minimal pada terbitan jurnal nasional; dan

7) memiliki kinerja, integritas, tanggung jawab pelaksanaan tugas, etika dan tata krama dalam kehidupan kampus.

Dosen yang menempati jabatan Lektor Kepala harus memenuhi kualifikasi dan kriteria: 1) berijazah magister atau doktor dari program studi atau perguruan tinggi

terakreditasi dalam bidang ilmu yang sesuai dengan bidang ilmu penugasannya; 2) mampu mendidik secara profesional;

3) mampu menerapkan dan mengembangkan proses pembelajaran dan

pembimbingan secara mandiri bagi mahasiswa diploma, sarjana dan/atau pascasarjana;

4) mampu menganalisis bidang ilmu yang menjadi penugasannya;

5) mampu menerapkan dan menganalisis teori bidang ilmu yang menjadi penugasannya dalam pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;

6) mampu menulis karya ilmiah yang dipublikasikan minimal pada jurnal nasional terakreditasi bagi yang berijazah Doktor;

7) mampu menulis karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi bagi yang berijazah Magister; dan

8) memiliki kinerja, integritas, tanggung jawab pelaksanaan tugas, etika, dan tata krama dalam kehidupan kampus.

Dosen yang menempati jabatan Guru Besar harus memenuhi kualifikasi dan kriteria: 1) berijazah doktor dalam bidang ilmu yang sesuai dengan bidang ilmu penugasan; 2) mampu mendidik secara profesional;

3) mampu menerapkan dan mengembangkan proses pembelajaran dan buku ajar, serta pembimbingan bagi mahasiswa diploma, sarjana, dan/atau pascasarjana; 4) mampu menganalisis teori bidang ilmu yang yang menjadi penugasannya;

5) mampu menerapkan dan menganalisis teori bidang ilmu yang menjadi penugasannya dalam pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;

6) mampu menulis karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi; dan

7) memiliki kinerja, integritas, tanggung jawab pelaksanaan tugas, etika, dan tata krama dalam kehidupan kampus.

pada diri dosen sesuai dengan jabatan fungsional yang disandangnya. Dosen dengan jabatan Asisten Ahli yang bergelar tertinggi magister hanya dapat mengajar program sarjana, dan yang bergelar doktor dapat mengajar program sarjana, serta membantu pengajaran program magister dan doktor. Dosen dengan jabatan Lektor yang bergelar tertinggi magister dapat mengajar program sarjana, sedangkan yang bergelar doktor dapat mengajar program sarjana dan magister, serta membantu pengajaran program doktor. Dosen dengan jabatan Lektor Kepala yang bergelar magister dapat mengajar program sarjana, sedangkan yang bergelar doktor dapat mengajar program sarjana, magister, dan doktor. Dosen dengan jabatan Guru Besar dapat mengajar program sarjana, magister, dan doktor.

Dalam tugas pembimbingan mahasiswa, dosen dengan jabatan Asisten Ahli dan bergelar tertinggi magister hanya dapat membimbing mahasiswa program sarjana, sedangkan yang bergelar doktor dapat membimbing mahasiswa program sarjana serta menjadi pembimbing pendamping program magister. Dosen dengan jabatan Lektor dan bergelar magister dapat membimbing mahasiswa program sarjana dan membantu pembimbingan mahasiswa magister apabila telah mencapai golongan III/d, sedangkan yang bergelar doktor dapat membimbing mahasiswa sarjana dan magister, serta membantu pembimbingan program doktor. Dosen dengan jabatan Lektor Kepala yang bergelar magister dapat membimbing mahasiswa program sarjana dan dapat menjadi pembimbing program magister apabila pernah menghasilkan paling sedikit satu makalah di jurnal internasional sebagai penulis pertama. Dosen pada jabatan Lektor Kepala yang bergelar doktor dapat membimbing program sarjana dan magister, serta membantu pembimbingan program doktor. Apabila pernah menulis paling sedikit satu makalah di jurnal ilmiah internasional sebagai penulis pertama maka dosen dengan jabatan Lektor Kepala yang bergelar doktor dapat membimbing program doktor. Dosen dengan jabatan Guru Besar dapat membimbing program sarjana, magister, dan doktor.

Setelah menenuhi persyaratan tertentu yang meliputi persyaratan adminsitratif dan normatif, dosen dapat dinaikkan jabatan maupun pangkat/golongannya.

Dosen dapat dinaikkan jabatannya apabila: 1) mencapai angka kredit yang disyaratkan;

2) paling kurang 2 (dua) tahun dalam jabatan terakhir;

3) nilai prestasi kerja paling kurang bemilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan 4) memiliki integritas dalam menjalankan tugas.

Dosen dapat dinaikkan pangkat setingkat lebih tinggi apabila: 1) mencapai angka kredit yang disyaratkan;

4) memiliki integritas dalam menjalankan tugas.

Selain harus memenuhi persyaratan yang disebutkan di atas, kenaikan pangkat dan jabatan dosen dalam lingkup jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar perlu mendapat pertimbangan dari senat pergurun tinggi. Dijelaskan dalam PP 65 tahun 2013

tentang Statuta ITB pasal 31 ayat 2 poin l bahwa pengusulan Guru Besar perlu

mendapat pertimbangan dari Senat Akademik. Kemudian, dalam pasal 5 ayat 2 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 92 tahun 2014 disebutkan:

1) Pemimpin perguruan tinggi dengan pertimbangan senat perguruan tinggi mengusulkan penetapan angka kredit ke dalam jabatan Lektor Kepala atau pangkat dalam lingkup jabatan-jabatan tersebut kepada Direktur Jenderal (poin g).

2) Pemimpin perguruan tinggi dengan persetujuan senat perguruan tinggi mengusulkan penetapan angka kredit ke dalam jabatan Profesor atau pangkat dalam lingkup jabatan-jabatan tersebut kepada Direktur Jenderal (poin h).

3) Pemimpin perguruan tinggi dengan persetujuan senat perguruan tinggi mengusulkan penetapan angka kredit kenaikan pangkat bagi yang telah loncat jabatan ke Lektor Kepala dan Profesor kepada Direktur Jenderal (poin i).

Lebih lanjut dalam pasal yang lain di Permen yang sama dijelaskan bahwa:

1) Kenaikan jabatan akademik secara reguler dari Lektor ke Lektor Kepala dapat dipertimbangkan, apabila telah memenuhi syarat: memiliki kinerja, integritas, etika dan tata krama, serta tanggung jawab yang dibuktikan dengan Berita Acara Rapat Pertimbangan Senat bagi Universitas/Institut atau Senat Perguruan Tinggi bagi Sekolah Tinggi/Politeknik dan Akademi (Pasal 9 ayat 1 poin e).

2) Kenaikan jabatan akademik secara reguler dari Lektor Kepala ke Profesor dapat dipertimbangkan, apabila telah memenuhi syarat: memiliki kinerja, integritas, etika dan tata krama, serta tanggung jawab berdasarkan penilaian senat yang dibuktikan dengan berita acara rapat persetujuan senat perguruan tinggi (Pasal 10 ayat 1 poin g).

3) Dosen yang berprestasi luar biasa dapat dinaikan ke jenjang jabatan akademik dua tingkat lebih tinggi (loncat jabatan) dari Asisten Ahli ke Lektor Kepala atau dari Lektor ke Profesor dan pangkatnya dinaikan setingkat lebih tinggi sesuai dengan peraturan perundangan (Pasal 11 ayat 1).

Bandung dalam proses pertimbangan usulan kenaikan pangkat dan jabatan dosen adalah usulan kenaikan pangkat dan jabatan dalam jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar diperiksa di Komisi III (Komisi Sumberdaya Insani). Pemeriksaan dititikberatkan pada ranah normatif, walaupun tidak menutup kemungkinkan ditemukan beberapa persoalan administratif yang diperbaiki atau disempurnakan. Langkah ini perlu dilakukan mengingat posisi Senat Akademik sebagai pintu terakhir pemeriksaan berkas usulan sebelum dikirim ke Kementerian. Setelah usulan disetujui oleh Komisi III, usulan tersebut diagendakan untuk dibahas di rapat pleno Senat Akademik untuk mendapatkan persetujuan pleno sebagai persetujuan senat.

Dalam Komisi III, hal-hal yang diperhatikan dalam penilaian usulan kenaikan pangkat dan jabatan dosen adalah sebagai berikut.

Untuk usulan kenaikan jabatan ke Lektor Kepala:

1) kesesuaian angka kredit dengan peraturan yang berlaku;

2) terpenuhinya kualifikasi dan kriteria yang ditetapkan peraturan perundang-undangan;

3) terpenuhinya kewajiban pada jabatan lama;

4) keseimbangan kegiatan tridharma perguruan tinggi;

5) penilaian dari mahasiswa atas kegiatan pendidikan dan penelitian;

6) hasil penelusuran karya ilmiah yang meliputi status jurnal tempat publikasi dan kemungkinan ketidaksesuaian dengan etika publikasi; dan

7) hasil rapat dengan Dekan dari unit dosen pengusul. Untuk usulan kenaikan jabatan ke Guru Besar:

1) kesesuaian angka kredit dengan peraturan yang berlaku;

2) terpenuhinya kualifikasi dan kriteria yang ditetapkan peraturan perundang-undangan;

3) terpenuhinya kewajiban pada jabatan lama;

4) keseimbangan kegiatan tridharma perguruan tinggi;

5) rekomendasi dari paling sedikit dua orang Guru Besar yang diakui di bidang yang relevan oleh peersdan dianjurkan paling sedikit satu orang berasal dari luarnegeri;

6) penilaian dari Guru Besar yang terdiri dari paling sedikit dua orang Guru Besar Institut Teknologi Bandung yang direkomendasikan oleh Senat Akademik Institut Teknologi Bandung;

7) penilaian dari rekan sejawat;

kemungkinan ketidaksesuaian dengan etika publikasi;

10) tulisan tentang personal statementyang berisi antara lain visi dan misi, serta rencana ke depan dari ybs. terkait dengan bidang keilmuan dan keahliannya; dan

11) rapat dengan Dekan dari unit dosen pengusul.

Mengacu pada pelaksanaan selama ini, pembahasan yang dilakukan pada rapat pleno, khususnya untuk usulan ke jabatan Lektor Kepala, cenderung menduplikasi pembahasan yang dilakukan di Komisi III. Lebih lanjut, jika dirunut proses yang terjadi dari tahap awal, pada dasarnya setiap usulan kenaikan pangkat dan jabatan dosen telah melewati sejumlah penilaian yang panjang: pembahasan di tingkat Kelompok Keahlian, Penilian di TPAK Fakultas/Sekolah, Pembahasan di Senat Fakultas/Sekolah, Penilaian di TPAK ITB dan penilaian di Komisi III. Oleh karena itu, tidak akan mengurangi kualitas peniliain usulan apabila pembahasan untuk kenaikan jabatan secara reguler di jabatan Lektor Kepala berhenti di Komisi III.

Khusus untuk usulan kenaikan jabatan ke Guru Besar atau loncat jabatan dari Asisten Ahli ke Lektor Kepala dilanjutkan pembahasan di sidang pleno senat akademik. Hal ini perlu dilakukan karena dua kenaikan jabatan tersebut bersifat istimewa. Guru Besar adalah jabatan tertinggi yang disandang dosen yang harus mencerminkan prestasi dan kontribusi yang besar bagi ilmu yang digeluti. Keistimewaan jabatan Guru Besar juga tertuang dalam Statuta ITB di mana para Guru Besar diharapkan berperan aktif dalam: (a) mengembangkan pemikiran akademik bagi penyelesaian permasalahan bangsa; (b) mengembangkan konsep dan pemikiran tentang keilmuan masa depan; dan (c) menjaga dan mengembangkan tradisi nilai-nilai luhur ITB. Loncat jabatan juga harus menunjukkan hasil-hasil istimewa sehingga perlu mendapat pandangan dari semua anggota Senat Akademik.

Berdasarkan sejumlah pertimbangan di atas, Senat Akademik Institut Teknologi Bandung menetapkan bahwa:

1) usulan kenaikan jabatan ke Lektor Kepala diputuskan di Komisi Sumberdaya Insani dan dilaporkan pada rapat pleno untuk mendapat persetujuan Senat Akademik;

2) usulan kenaikan jabatan melalui loncat jabatan dari Asissten Ahli ke Lektor Kepala dan kenaikan jabatan ke Guru Besar yang telah mendapat persetujuan Komisi Sumberdaya Insani dibahas lebih lanjut di rapat pleno untuk mendapat persetujuan Senat Akademik; dan

Sumberdaya Insani dan dilaporkan di rapat pleno Senat Akademik.

Adapun tatacara persetujuan usulan kenaikan pangkat dan jabatan di rapat pleno Senat Akademik sebagai berikut.

Untuk usulan kenaikan loncat jabatan ke Lektor Kepala:

1) dekan mempromosikan calon yang diusulkan dengan memaparkan sejumlah capaian dalam bidang tridharma perguruan tinggi serta bidang lain yang berkaitan dengan akademik dan kepakaran calon;

2) konfirmasi anggota senat terhadap data yang disampaikan Dekan; dan 3) pengambilan keputusan.

Untuk usulan kenaikan jabatan ke Guru Besar:

1) dekan mempromosikan calon yang diusulkan dengan memaparkan sejumlah capaian dalam bidang tridharma perguruan tinggi serta bidang lain yang berkaitan dengan akademik dan kepakaran calon;

2) paparan dari Guru Besar penilai yang direkomendasikan oleh Senat Akademik; 3) konfirmasi anggota senat terhadap data yang disampaikan Dekan dan Guru

Besar penilai yang direkomendasikan oleh Senat Akademik; dan

4) pengambilan keputusan tanpa keberadaan Guru Besar penilai yang bukan anggota Senat Akademik.

Sebagai catatan tambahan: (1) Dalam hal Dekan berhalangan menghadiri rapat pleno Senat Akademik dengan alasan yang dapat diterma, dekan dapat menunjuk Wakil Dekan sebagai pengganti. (2) Pada saat pengambilan keputusan, hanya anggota Senat Akademik yang berada di dalam ruang rapat.

Keputusan ini mulai diberlakukan pada usulan kenaikan pangkat/jabatan yang

disampaikan ke fakultas/sekolah mulai 3 (tiga) bulan sejak tanggal ditetapkan

   

RISALAH SIDANG 

SENAT AKADEMIK – INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG                             LAMPIRAN IV  Undangan Sidang, Daftar Hadir Sidang  dan Daftar Surat/SK masuk & keluar 

Periode 16 Januari – 5 Februari 2015

a) SURAT MASUK

Tanggal Tgl. Surat Asal Perihal Ket

16-1-2015 16-1-2015 MWA Deskripsi singkat anggota Kehormatan MWA Ka 19-1-2015 16-1-2015 WRSO Permohonan persetujuan SA kenaikan jabatan :

Dr. Erly Marwani, MS

Ka 19-1-2015 19-1-2015 WRSO Permohonan menjadi saksi pada pelantikan

Rektor ITB

Ka 21-1-2015 20-1-2015 Rektor Permohonan pembukaan Prodi baru Temb 21-1-2015 20-1-2015 Rektor Usulan Calon WR Bidang Akademik a.n. :

Prof. Bermawi P. Iskandar

Temb 21-1-2015 20-1-2015 MWA Persetujuan usulan WR Bidang Akademik ITB Temb 22-1-2015 20-1-2015 MWA Usulan pembukaan Prodi Teknik Biomedika dan

Teknik Pasca Panen

Temb 26-1-2015 26-1-2015 Dirdik Data Evaluasi Dosen Ka 28-1-2015 26-1-2015 WRSO Penyampaian Penetapan Angka Kredit dan

jabatan Profesor/GB a.n. Dr. Janson Naiborhu dkk 6 orang

Ka

28-1-2015 22-1-2015 Rektor Persetujuan Anggota Kehormatan MWA – ITB Temb 30-1-2015 27-1-2015 Rektor Ralat surat Pembukaan Prodi Baru Teknik

Biomedika dan Teknologi Pasca Panen

Temb 2-2-2015 26-1-2015 MWA Ralat surat tentang perubahan Prodi Temb 2-2-2015 29-1-2015 WRSO Permohonan persetujuan SA kenaikan jabatan

a.n. Ir. Harun Al Rasyid, Ph.D dan Dr.Ir. Pekik Argo Dahono

Ka

2-2-2015 30-1-2015 WRSO Permohonan persetujuan SA kenaikan jabatan a.n. : Dr. Tri Suciati

Ka 4-2-2015 3-2-2015 WRKMA Permohonan menjadi pembicara (awal semester) Ka

b) SURAT KELUAR

Tanggal Nomor Perihal Ditujukan

21-1-2015 020/2015 Data penilaian mahasiswa (hasil kuesioner) WRAM 26-1-2015 025/2015 Laporan kegiatan SA tahun 2014 MWA 29-1-2015 026/2015 Pertimbangan RKAT 2015 MWA

c) SK MASUK

Tanggal Tgl. SK Asal Tentang Ket

16-1-2015 12-1-2015 Rektor Percepatan Dana Pasca Kerja Badan Pengelola Usaha dan Dana Lestari ITB

Temb 16-1-2015 31-12-2014 Rektor Lulusan Program Sarjana dan Magister ITB

Sebagai Tambahan lulusan sebagaimana telah diatur dalam Keputusan Rektor No. 252/2014

Yudisiumnya

19-1-2015 12-1-2015 MWA Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota SA (Wakil dari FTI)

Temb 20-1-2015 15-1-2015 Rektor Tim Penilai Angka Kredit Jabatan/Pangkat

Dosen ITB tahun 2015

Temb 21-1-2015 17-1-2015 MWA Pengangkatan Rektor ITB periode 2015-2020 Temb 21-1-2015 20-1-2015 Rektor Pengangkatan Pejabat Pelaksana Tugas Harian

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB

Temb

26-1-2015 13-1-2015 Rektor Mahasiswa Baru Program Pendidikan D4 Program Alih Jenjang D3 ke D4, Konsentrasi Teknologi KesehatanBatch 8 pada STEI-ITB

Temb

2-2-2015 26-1-2015 Rektor Struktur Organisasi ITB Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum

Temb 2-2-2015 22-1-2015 Rektor Pengangkatan Tim Auditor Bidang Akademik

SPI - ITB tahun 2015

Temb

d) SK SENAT AKADEMIK

Tanggal Nomor Tentang

30-1-2015 03/2015 Pengangkatan Prof. Johnner Sitompul sebagai anggota Komisi I dan IV SA

Dokumen terkait