• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PRODUKSI

PRODUKSI

BAHAN BAKU TEKNOLOGI MESIN

Pemijahan Ijuk +Bambu+Air Tradisional Tidak Ada Pembenihan Ijuk +Bambu+Air Tradisional Tidak Ada Pendederan Tepung Jagung Tradisional Tidak Ada Pembesaran Pelet + Daun

Keladi

Tradisional Tidak Ada

Pemanenan Ember Tradisional Tidak Ada

PROSES PRODUKSI Gambar 2.5.1

KOLAM PEMIJAHAN PEMBENIHAN

PENDEDERAN

PEMBESARAN PEMANENAN

Proses Produksi Kolam

Kolam adalah suatu genangan air yang sengaja dibuat manusia yang keaadannya dapat dikendalikan.artinya genangan air tersebut dapat dengan mudah dikeringkan atau ditambah air sesuai keinginan. Kolam merupakan suatu perairan buatan yang luasnya terbatas dan sengaja dibuat manusia agar mudah dikelola dalam hal pengaturan air, jenis hewan budidaya dan target produksinya. Kolam selain sebagai media hidup ikan juga harus dapat berfugsi sebagai sumber makanan alami bagi ikan.

1. Kolam Pemijahan.

Pemijahan ikan gurame adalah kegiatan menyatukan induk jantan yang sudah matang kelamin dan betina yang sudah matang gonad ke dalam satu kolam. Dengan disatukan keduanya, maka akan terjadi pemijahan. Pemijahan ikan gurame terjadi dengan sendirinya, atau dengan kata lain, ikan gurame akan memijah secara alami, bukan secara buatan.

Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistem pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C, kedalaman air 75-100 cm, dasar kolam sebaiknya berpasir. Agar terjadi pemijahan, maka harus dilakukan persiapan. Persiapan pertama adalah kolam. Pada prinsipnya kolam pemijahan sama dengan kolam pemeliharaan induk, baik kontruksi, ukuran dan persyaratan lainnya.

Persiapan kolamnya juga sama, mulai dari pengeringan perbaikan pematang, dan pengisian air. Hanya satu perbedaannya, yaitu pada kolam pemijahan diberi bahan pembuat sarang. Bahan pembuat sarang ikan gurame bisa berupa ijuk, bisa juga berupa sabuk kelapa.

Bila menggunakan ijuk, maka sebelum digunakan, ijuk harus disisir terlebih dahulu, agar bersih. Selain itu harus dipilih ijuk yang halus, agar sarang yang dibuatnya rapi. Demikian juga dengan sabuk kelapa, maka sabuk kelapa juga harus disisir terlebih dahulu. Namun sabuk kelapa itu sudah halus.sehingga memudahkan ikan gurami untuk memijahkan telur telurnya pada sabut kelapa yang sudah halus tersebut.

2. Kolam Penetasan

Kolam penetasan adalah kolam khusus yang digunakan sebagai tempat penetasan telur sampai anak ikan cukup kuat dipungut .Luas kolam tergantung pada jmlah induk ikan yang ikan dipjahkan atau jumlah induk ikan yang ikan dipijakan atau jumlah kakaban serta kesuburan kolamnya. Kepadatan telur selama proses penetasan adalah 4-5 butir/cm2 dengan pemberian aerasi kecil. Telur menetas dalam selang waktu 24-48 jam tergantung suhu media penetasan. Sebaiknya suhu dipertahankan pada kisaran 29- 30 oC untuk meningkatkan derajat penetasan telur. Larva biasanya dapat dipindahkan ke wadah yang lebih besar setelah berumur 7-9 hari untuk pemeliharaan selanjutnya. Pemberian pakan dapat dimulai setelah larva dipindahkan. Pakan berupa cacing rambu , atau pakan alami lainnya yang sesuai ukurannya. pakan buatan (pelet) dapat diberikan dengan menyesuaikan bukaan mulut ikan.Lama pemeliharaan dan benih yang dihasilkan

antara lain, Benih berumur 40 hari dapat mencapai ukuran 1-2 cm (setara ukuran kuku). Benih berumur 80 hari dapat mencapai ukuran 2-4 cm.

3. Kolam pembesaran

Masa pembesaran ikan gurame biasanya lebih lama dibandingkan pendederan. Pembesaran ikan gurame dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 200 meter persegi. Masukkan 4 karung kotoran ayam atau puyuh kedalam kolam. isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari , Masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi dari pendederan. Beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan. alirkan air secara berkelanjutan.

PEMIJAHAN

Pemijahan dilakukan di kolam pemijahan .Kolam harus sudah dipersiapkan dengan baik.bagian bagian kolam harus berada pada kondisi baik.Bila sudah siap ,kolam dapat diisi induk jantan dan betina yang dilakukan

secara bersaman .

Pemijahan ikan gurame adalah kegiatan menyatukan induk jantan yang sudah matang kelamin dan betina yang sudah matang gonad ke dalam satu kolam. Dengan disatukan keduanya, maka akan terjadi pemijahan. Pemijahan ikan gurame terjadi dengan sendirinya, atau dengan kata lain, ikan gurame akan memijah secara alami, bukan secara buatan

Ikan gurami dapat memijah sepanjang tahun, walaupun produktifitasnya lebih tinggi terutama pada musim kemarau. Adapun hal yang perlu diperhatikan untuk pemijahan ini adalah padat tebar induk, tata letak sarang, panen telur dan kualitas air media pemijahan. Betina dicirikan dari bentuk kepala dan rahang serta adanya bintik hitam pada kelopak sirip.

Induk jantan ditandai dengan adanya benjolan di kepala bagian atas, rahang bawah yang tebal terutama pada saat musim pemijahan dan tidak adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada. Sedangkan induk betina ditandai dengan bentuk kepala bagian atas datar, rahang bawah tipis dan adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada. Jantan yang sudah matang berbibir bawah memerah, warna seluruh tubuh juga memerah atau hitam terang, perut membentuk sudut tumpul, bersisik normal dan gerakannya lincah. Sedangkan betina yang matang telur perutnya membesar atau membulat, nampak sedikit benjolan,bersisik agak terbuka atau tidak normal dan gerakannya lamban.

Agar terjadi pemijahan, maka harus dilakukan persiapan. Persiapan pertama adalah kolam. Pada prinsipnya kolam pemijahan sama dengan kolam pemeliharaan induk, baik kontruksi, ukuran dan persyaratan lainnya. Persiapan kolamnya juga sama, mulai dari pengeringan perbaikan pematang, dan pengisian air. Hanya satu perbedaannya, yaitu pada kolam pemijahan diberi bahan pembuat sarang.

Bahan pembuat sarang ikan gurame bisa berupa ijuk, bisa juga berupa sabuk kelapa. Bila menggunakan ijuk, maka sebelum digunakan, ijuk harus disisir terlebih dahulu, agar bersih. Selain itu harus dipilih ijuk yang halus, agar sarang yang dibuatnya rapi. Demikian juga dengan sabuk kelapa, maka sabuk kelapa juga harus disisir terlebih dahulu. Namun sabuk kelapa itu sudah halus.

Bahan pembuat sarang diletakan pada rak (para) yang telah disiapkan sebelumnya. Rak dibuat dari anyaman belahan bambu yang berjarak 10 cm dan berukuran panjang dan lebar kurang lebih satu meter. Pada tiap sudut diletakan pada empat buah tiang bambu yang ditancapkan pada dasar kolam.

Bahan itu diletakan secara menyebar ke seluruh permukaan rak. Jaraknya 10 cm di atas permukaan air. Setelah bahan pembuat sarang sudah diletakan, persiapan belum selesai. Ada alat lain harus dipasang, yaitu sosog, suatu alat yang dibuat dari bambu berbentuk seperti keranjang sampah berdiameter 20 cm, tapi pada ujungnya bergagang. Sosog akan digunakan oleh ikan gurame sebagai tempat membuat sarang. Sosog dipasang 10 cm di bawah permukaan air. Selain sosog bisa juga keranjang sampah dengan berdiameter sama.

Bila bahan pembuat sarang sudah diletakan dan sosog telah dipasang, berarti persiapan pemijahan sudah selesai. Kalau sudah begitu induk jantan dan betina bisa ditebar. Namun sebelumnya kedua jenis induk harus diseleksi agar induk-induk yang ditebar betul-betul siap. Untuk mengetahui kematangan induk-induk dapat dilihat dari bibir bawah, warna tubuh, bentuk perut, dan gerakannya Padat tebar induk adalah 1 ekor/5 m2 dengan perbandingan jumlah jantan:betina adalah 1:3-4. Penebaran induk di kolam pemijahan dapat dilakukan secara berpasangan (sesuai

perbandingan) pada kolam yang disekat ataupun secara komunal (satu kolam diisi beberapa pasangan). Induk betina dapat memproduksi telur 1 500 sampai dengan 2 500 butir/kg induk.

PEMBENIHAN

Benih merupakan salah satu factor penting berhasilya usaha budi daya ikan . oleh karena itu , benih harus tersedia dalam jumlah yang cukup dengan kualitas baik. Selain itu benih harus murh dan tepat waktu. Benih yang baik menyebabkan pertumbuhan cepat,bentuk badan normal,serta tahan terhadap serangan penyakit dan perubahan lingkungan.

Tahapan pembenihan tidak memerlukan konstruksi kolam khusus sehingga dengan cara sangat sederhana dapat dilakukan sendiri. Adapun cara pembenihan ikan gurami secara singkat yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut:

Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki tanggul dan dasar kolam. Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar dengan pupuk kandang dosis 7,5 kg/100 meter persegi dan biarkan selama 3 hari. Tanami dasar kolam dengan tanaman ganggang buntut anjng. sikan air yang telah dicampur dengan pupuk buatan TSP sebantak 500 gram/100 meter persegi, biarkan selama 1 minggu kemudian isikan air hingga kedalaman 75 cm.

Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa disebar induk sebanyak 30 ekor betina dan 10 ekor jantan. Setelah pemijahan berlangsung, 1-2 hari induk betina akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang yang kemudian disemproti

sperma oleh si jantan sehingga terjadi pembuahan sel telur. 20-30 hari kemudian, induk-induk yang terpelihara baik akan berpijah lagi dan beberapa hari kemudian telur akan menetasBenih-benih yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan pada kolam pendederan atau disawah sebagai penyelang.

PENDEDERAN

Pendederan merupakan kegiatan pemeliharaan benih higga mencapai ukuran yang siap dipelihara di kolam pembesaran. Pemeliharaan dimulai dari benih sebesar larva yang berasal dari pembenihan (berat 10 gram per ekor). Selama pendederan,untuk benih berukuran tebar 20 gram per ekor, setiap hari diberi pakan buatan berupa pelet dengan kandungan protein 26% sebanyak 1,5-2% dari bobot badan. Selain itu juga ditambah daun talas yang dicincang kecil-kecil sebanyak 5% dari bobot badan. Pakan buatan diberikan 2-3 kali sehari, sedangkan daun talas diberikan 1 kali dalam sehari.

Sebaiknya, pakan buatan yang diberikan mengandung atau ditambah enzim complek sebanyak 2% dari berat badan. Selain itu, pakan alami berupa kangkung segar bisa diberikan dengan dosis 10% dari bobot badan per minggu. Pemberian pakan untuk benih dilakukan dengan cara menebarkannya di lokasi-lokasi tertentu yang sudah biasa didatangi ikan pada saat diberi makan.

Panen Benih

Benih merupakan salah satu factor terpenting berhasilnya usaha budidaya ikan.oleh Karena itu ,benih harus tersdia dalam jumlah cukup denga kualitas baik. Bila kolam sudah banyak terlihat larva , pemanenan dapat segera dimulai

.pemanenan dilakukan pagi hari saat kandungan oksigen dalam air masih rendah.kondisi ini menyebabkan larva masih berada di permukaan air. Pengambilan telur tidak boleh terlambat. Karena kalau terlambat telur akan menetas dalam sarang. Yang akhirnya larva akan berenang keluar dari sarang, lalu menyebar di kolam. Keadaan ini akan sulit menangkapnya. Agar tidak terlambat, maka pengontrolan pada kolam pemijahan harus dilakukan setiap hari. Pekerjaan ini bisa dilakukan sambil memberi makan induk.

Pemanenan dilakukan dengan cara ditangkap dengan skup net besar atau jarring. Setelah ditangkap ,larva dimasukkan ke ember dan ditampung dalam tempat yang lebih baik,bersih dan terhindar dari cahaya matahari. Pemanenan benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1 bulan. Caranya dengan menyurutkan air sedikit demi sedikit sementara saluran air masuk diperkecil. Pasanglah jaring lembut di pintu pengeluaran untuk menampung benih atau bisa juga dengan membuat parit di tengah kolam menuju ke lubang pengeluaran. Bibit yang terawat baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada saat dipanen.

Pemberian Pakan.

Gurami termasuk ikan pemakan segala ( omnipora). Larva gurami yang masih kecil yang memakan binatang renik seperti rotifera , infusoria ,moina atu daphia yang hidup sebagai peripiton. Benih gurami lebih lebih menyukai larva serangga, crustaceae, zooplankton, atau cacing sutra. Sementara gurami dewasa cenderung menjadi pemakan tumbuhan air. Makanan dan kebiasaan makan ikan gurame tersebut dapat berubah sesuai dengan keadaan lingkungan hidupnya atau berkorelasi dengan ketersediaan makanan.

Untuk mencukupi asupan gizi ikan, Pembudidaya ikan gurami biasanya memberikan pakan buatan ( pellet) yang telah disesuaikan dengan kebutuhan ikan yang rata-rata antara 3-5% dari berat biomassa ikan gurame per hari. Pemberian pakan buatan dianggap lebih praktis dan lebih terukur dibandingkan pakan alami. Dalam pemberian pakan tersebut , selain jenis makanan, pembudidaya juga harus memperhatikan sifat biologis dari ikan gurami yang dibudidayakan, misalnya kebiasaan kapan ikan aktif mencari makan sehingga pemberian pakan bisa menunjang pertumbuhan ikan secara optimal.

Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, namun di daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun pepaya, keladi, ketela pohon, kangkung, ubi jalar. Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurame yang sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun berturut-turut selama 5 tahun

Penyakit Ikan Gurami

Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut.

Memang diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya. ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban gerakannya. Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:

1. Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di bagian dada, perut dan pangkal sirip.

2. Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu

3. Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri. Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset.

Dokumen terkait