• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.5 Proses Produksi

5.5.2 Proses Produksi Aglaonema

Aglaonema yang diproduksi oleh Istana Alam Nursery juga terdiri dari pot ukuran S, M, dan L. Perbanyakan dilakukan melalui dua cara yaitu stek (cutting) dan division (anakan). Cutting dan division membutuhkan waktu kurang lebih 4 bulan. Tingkat keberhasilan dari produksi aglaonema yang dilakukan yaitu kira-kira sebesar 80 persen. Tahap produksi aglaonema yang dilakukan oleh Istana Alam yaitu :

1. Penyiapan media tanam

Media tanam untuk agalonema tidak pernah tunggal atau terdiri dari satu unsur saja, melainkan media tanam yang digunakan merupakan kombinasi dari berbagai media tanam sesuai dengan fungsinya (Kurniawan, 2006). Media tanam yang digunakan untuk produksi aglaonema pada Istana Alam Nursery adalah sekam bakar, coco peat, dan pasir malang dengan perbandingan 2 : 1 : 1.

Sekam bakar merupakan sekam padi yang dibakar. Kelebihan dari sekam bakar yaitu memiliki daya serap terhadap air yang sedikit namun aerasi udaranya sangat baik (Kurniawan, 2006). Cococpeat atau disebut juga sabut kelapa memiliki kelebihan dapat menahan air dalam jumlah banyak dan mampu menjaga kelembapan media. Menurut Kurniawan (2006) cocopeat sangat cocok digunakan sebagai campuran media tanam untuk daerah kering dan bersuhu tinggi. Sedangkan pasir malang merupakan campuran media yang berfungsi untuk menjamin porositas (menjaga agar air yang masuk mudah dan langsung keluar dari pot).

Setelah ketiga media tersebut disiapkan maka dilakukan pencampuran media tanam untuk kemudian diletakkan pada tray penyemaian. Tray tersebut

9

Hama dan Penyakit yang umum pada Adenium 13 Januari 2009. diakses pada tanggal 14 Juni 2009

mampu menampung 110 jenis aglaonema dari hasil cutting dan division. Media ini juga digunakan pada saat potting tanaman.

2. Perbanyakan

Perbanyakan dilakukan menggunakan metode cutting dan division. Setiap indukan yang memiliki dua batang kira-kira mampu menghasilkan dua anakan dan enam batang yang dicutting dengan ukuran 3 cm. Cutting atau disebut dengan pemotongan induk merupakan teknik perbanyakan yang dilakukan dengan memotong batang induk kemudian ditanam kembali. Langkah-langkah cutting yaitu, biasanya tanaman induk dipilih yang sesuai dan sudah dapat dicutting yaitu minimal memiliki tiga helai daun. Biasanya pada satu pot indukan terdapat tiga batang dimana masing-masing batang dapat menghasilkan tiga potongan batang sebagai input tanaman baru. Setelah indukan dipilih selanjutnya memotong bagian batang dan mengolesi batang yang telah dipotong dengan zat perangsang tumbuh dan fungisida kemudia ditanam pada media yang telah disiapkan.

Perbanyakan kedua yang dilakukan oleh Istana Alam Nursery yaitu dengan divission (anakan). Aglaonema yang dipilih yaitu agalonema yang sudah memiliki daun minimal tiga lembar kemudian keluarkan tanaman dari pot dan dibersihkan bagian yang menghubungkan indukan dengan anakan. Setelah itu potong anakan, kemudia olesi bagian yang telah terpotong dengan fungsida dan tanam pada media yang telah disiapkan. Satu indukan aglaonema biasanya menghasilkan tiga anakan.

Menurut Kurniawan (2006) kelebihan perbanyakan menggunakan cara cutting adalah dapat merangsang anakan untuk lebih produktif, namun kekurangannya yaitu indukan yang ditanaman tanpa akar akan tidak tumbuh dengan baik. Sedangkan kelebihan dari perbanyakan divission adalah karena mudah dilakukan, hasil lebih memuaskan, dan tanaman cepat tumbuh (akar berfungsi dengan baik, daun lebih cepat lebar mendekati ukuran induknya). Namun kekurangan dari teknik perbanyakan ini adalah memerlukan kecermatan yang tinggi dalam mempertimbangkan kapan anakan layak dipisahkan dari induknya. Jika pemisahan anakan tidak tepat maka

pertumbuhan tanaman induk akan terganggu misalnya yaitu daunnya menjadi mengecil sehingga kualitas indukan menjadi menurun.

3. Penempatan pada misting

Proses selanjutnya yaitu penempatan tray-tray aglaonema dalam ruangan misting. Waktu yang dibutuhkan dalam ruangan misting ini adalah tiga bulan. Pada ruangan misting ini setiap lima menit sekali tanaman disiram menggunakan sprinkle. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kleembaban ruangan.

4. Potting

Setelah berada dari ruangan misting, maka aglaonema siap untuk dilakukan potting. Namun aglaonema hasil potting masih diletakkan pada misting selama 1 minggu untuk dapat beradaptasi jika nanti ditempatkan pada luar ruangan. Potting merupakan kegiatan yang sangat penting dalam bertanam. Pada aglaonema pemilihan pot yang tepat harus sangat diperhatikan karena menyangkut sistem pembuangan air dan drainase. Pot yang digunakan Istana Alam Nursery adalah pot plastik. Pot ini dibagi menjadi tiga ukuran yaitu ukuran S, M, dan L agar penempatan tanaman sesuai dengan ukurannya. 5. Pemupukan dan Penyiraman

Penyiraman pada aglaonema dilakukan seminggu sekali dengan kadar yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan adenium. Hal ini dikarenakan aglaonema akan membusuk jika terlalu banyak air. Penyiraman dilakukan pada pagi hari sekitar jam 7 atau 8 pagi, sedangkan jika penyiraman dilakukan pada sore hari maka dilakukan sekitar pada jam 3 sore hari. Pemupukan dan pemberian pestisida telah diatur sesuai dengan kebutuhan seperti tertera pada Tabel 11.

Tabel 11. Jenis Pestisida yang Digunakan untuk Agalonema, Waktu Pemberian, dan Fungsi pada Istana Alam Dewi Tara 2009

Jenis Pupuk Pestisida

Waktu Pemberian Fungsi

Gromor Hijau Satu minggu sekali pertumbuhan vegetatif (batang, daun, dll)

Gromor Merah Satu minggu sekali pertumbuhan generatif (bunga)

Previcure Satu bulan dua kali mengendalikan mites phytium

sp, fusarium sp (cendawan)

Konfidor Satu bulan sekali Mengendalikan thrips

Pegasus Satu bulan sekali mengendalikan mealy bug

(kutu kapas)

Diazinon Satu bulan sekali sebagai kocor media

Sumber : Istana Alam Dewi Tara 2009 6. Aklimatisasi

Proses selanjutnya yaitu penempatan aglaonema pada ruangan aklimatisasi selama 2 – 3 minggu. Setelah itu, aglaonema siap untuk dijual. Ruangan aklimatisasi merupakan ruangan yang digunakan untuk pertumbuhan aglaonema yang baru keluar dari misting. Pada ruang aklimatisasi ini dilengkapi dengan paranet 75 persen. Paranet 75 persen artinya bahwa cahayan matahari yang masuk hanya 25 persen. Paranet ini berfungsi untuk menyaring agar sinar ultraviolet dari matahari tidak masuk ke ruangan. Hal ini dikarenakan agalonema sangat sensitif terhadap pencahayaan. Jika cahaya matahari yang masuk atau mengenai aglaonema lebih dari 50 persen maka akan berpengaruh pada daun aglaonema yaitu daun berwarna cokelat kehitaman dan kusam bahkan daun bisa terbakar yang akan menyebabkan kematian pada aglaonema. Sehingga aglaonema layak untuk dijual setelah melalui proses produksi kurang lebih empat bulan.

VI. PERUMUSAN MODEL OPTIMALISASI

6.1 Perumusan Fungsi Tujuan Optimalisasi Produksi Adenium dan

Dokumen terkait