B. Kajian Proses Produksi TBS pada PT Sinar Sosro
1. Proses Produksi Pembuatan Teh Botol Sosro
a. Unit Water Trearment
Water treatment merupakan suatu unit pengolahan air mentah (air tanah dengan kedalaman ± 250 m) menjadi air baku (air buffer) yang merupakan syarat air minum (tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau, kesadahan rendah, dan tidak mengandung mikroorganisme, zat kimia dan benda asing) karena air yang mentah ini masih mengandung
senyawa – senyawa yang berbahaya bagi kesehatan, misalnya CaCO3,
ion logam, mikroorganisme, ion-ion Cl, Fe2+ dan lain-lain. Air yang
telah diolah ini kemudian di gunakan untuk proses produksi, sanitasi, digunakan pada bottle washer, toilet, kantin dan untuk air minum.
Tempat pengolahan air ini berada di dalam ruang produksi bagian timur, dan untuk unit pengambilan airnya berada di Timur ruang produksi. Dimana air dari dalam tanah dipompa dengan pompa
tanam dan terjadi Dosing yang bekerja segara otomatis, saat
pengolahan air berlangsung, dosing akan aktif, dan saat tidak ada air yang dipompa, maka dosing tidak bekerja. Berikut ini tahap-tahap dalam WT :
commit to user
43
Gambar 4.5. Diagram Alir Proses Water Treatment Air Sumur Tangki Kerucut Bak Reservoir Tangki Sand Filter Tangki Cathion Exchanger Tangki Carbon Filter 2 Tangki Softener 2 Tangki Softener 3 Buffer Tangki Softener Cleaner Buffer Tank Tangki Carbon Filter 1
commit to user
44
¾ Tangki Kerucut
Air yang berasal dari sumur dipompa ke tangki ini. Kapasitas tangki kerucut ini mencapai 15.000 liter. Dalam unit ini terdapat sekat, dan bagian bawahnya berbentuk kerucut yang bertujuan untuk mengendapkan lumpur dan kotoran, yang nantinya akan diblow down (dikeluarkan). Di dalam unit ini dilakukan proses
dosing. Dosing adalah proses penambahan larutan kaporit dan PAC ke dalam tangki kerucut. Disini kaporit berfungsi untuk membunuh bakteri (desinfektan), Mikroorganisme, dan menetralkan Fe dengan cara mengubah ion Ferro (larut air) menjadi ion Ferri (tidak larut air), sedangkan PAC berfungsi sebagai koagulan kotoran dan lumpur yang ikut bersama air sumur dan juga karena partikel – partikel yang ada di dalamnya sangat kecil, sehingga dapat disatukan dengan penambahan PAC yang kemudian akan di endapkan dan dikuras. Untuk kadar kaporit sekitar 2 ppm dan PAC sekitar 30 – 40 ppm. Kemudian tiap 4 jam dilakukan blow down
untuk membuang flok (endapan) yang airnya diujikan kadar
Chlorine-nya ke QC.
¾ Bak Penampung (Reservoir)
Bak ini berfungsi untuk menampung air olahan dari tangki kerucut (bak penampung). Tinggi bak ini adalah ± 6 meter, panjang 4 meter, dan lebar 3 meter. Dimana kapasitas bak reservoir ini ± 75.000 liter. Bak ini di buat terbuka agar reaksi oksidasi dapat berjalan sempurna dengan bantuan udara bebas. Dasar bak ini berbentuk cekungan untuk menampung kotoran ataupun lumpur yang lolos dari tangki kerucut. Pengurasannya dilakukan setahun sekali.
Kemudian dengan bantuan pompa high press (dengan
tekanan 5 bar dan debit air 30 m³/Jam), air dialirkan ke tangki sand
filter. Pompa ini berjumlah tiga, yang pengoperasiannya dilakukan secara bergantian.
commit to user
45
¾ Tangki Sand filter
Tangki ini Sand Filter ini berjumlah dua buah, yang
bekerjanya bersama-sama yaitu Tangki Sand Filter 1A dan 1B. Kapasitas tiap tangki adalah 5.000 liter. Di dalam pengoperasiannya, tangki ini dilengkapi dengan pasir silica (pasir kuarsa). Dimana pasir silica ini berfungsi untuk menyaring atau menahan partikel-partikel lumpur dari bak reservoir dan menurunkan kadar Fe yang masih tinggi. Tiap awal shift diambil sampel untuk diuji Cl2, Fe2+ dan turbiditas ke QC.
Tentu tangki akan mengalami kejenuhan setelah beberapa waktu digunakan. Disini yang mengalami kejenuhan adalah pasir silica atau pasir kuarsanya. Sehingga pasir kuarsa tersebut tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Pada saat salah satu tangki diregenerasi, maka hanya tangki yang satunya yang dioperasikan. Adapun tanda-tanda pasir dalam keadaan jenuh adalah ;
a. Selisih tekanan air yang masuk dan keluar sand filter lebih dari
satu bar (∆P > 1 bar).
b. Kadar Fe yang keluar dari sand filter lebih besar dari yang
seharusnya. Kondisi ini dapat diuji dengan penambahan Fe-An, jika terjadi perubahan warna menjadi ungu, berarti kadar Fe- nya tinggi.
Dengan tidak sesuainya beberapa komponen di atas, maka dalam proses pengolahan selanjutnya tidak akan didapatkan air yang dikehendaki. Sehingga perlu adanya regenerasi terhadap pasir kuarsa tersebut, antara lain :
• Back Wash
Semakin lama digunakan, tangki sand filter akan semakin kotor dan dengan jenuhnya pasir kuarsa, dapat menghambat
proses penyaringan. Sehingga perlu dilakukan back wash, yaitu
commit to user
46
dikeluarkan dari pipa bagian atas tangki. Proses ini dilakukan selama ± 30 menit atau hingga air yang keluar dari tangki jernih.
• Scouring
Sama halnya dengan back wash, prinsip scouring juga
demikian, akan tetapi dengan bantuan angin bertekanan dari
generator, sehingga pasir akan terangkat ke atas. Scouring
dilakukan setiap akhir produksi. Proses ini dilakukan jika proses back wash belum mampu mengembalikan kualitas dari pasir kuarsa. Proses ini berlangsung selama 30 menit.
• Rinsing
Rinsing merupakan proses pembilasan tangki dan pasir kuarsa setelah dilakukan back wash. Proses ini dilakukan dengan mengalirkan air dari pipa bagian atas tangki kemudian disirkulasikan ke reservoir untuk dimanfaatkan kembali. Rinsing dihentikan jika air yang keluar dari tangki telah jernih. Umumnya rinsing dilakukan ± 10 menit.
Didalam tangki Sand Filter ini terdapat saringan yang berukuran mikron yang berguna untuk mencegah pasir kuarsa ikut aliran air. Banyaknya pasir yang digunakan kurang lebih setinggi ¾ dari dasar tangki. Di tangki ini kesadahan, M aklkalinitas masih
tinggi. Dari tangki ini, air dialirkan ke tangki Carbon Filter.
¾ Tangki Carbon Filter 1
Unit Carbon Filter juga terdiri dari dua tangki, yaitu CF 1A dan 1B, dimana tangki ini bekerja secara bersama-sama seperti
tangki sand filter. Kapasitas masing-masing tangki adalah ± 7.500
liter. Tangki ini berisi karbon aktif dari tempurung kelapa yang
berfungsi untuk menyerap Cl2, bau, warna, dan rasa yang tidak
dikehendaki pada air. Di tangki ini M alkalinitasnya mampu mencapai 550 ppm dan kesadahannya 23 – 25° dH.
commit to user
47
Seperti halnya tangki sand filter, tangki carbon filter suatu saat juga akan mengalami kejenuhan. Tanda karbon aktif
mengalami kejenuhan adalah banyaknya ion-ion Cl2 yang lolos
saat air dialirkan ke tangki Cation Exchanger, tangki Softener 2,
dan tangki Softener 3buffer. Setiap beberapa waktu sekali diujikan
kualitasnya ke QC.
Proses regenerasi pada tangki CF 1 ini sama dengan proses
regenerasi pada tangki SF, hanya saja perlakuan Scouring pada
tangki SF diganti dengan proses Steaming. Dimana steaming ini
berfungsi untuk mengaktifkan arang aktif dengan menggunakan uap panas dari unit boiler yang dialirkan bersama dengan air dari
sand filter dan didiamkan sampai suhu air 90° C. Setelah dicapai suhu tersebut, maka aliran uap panas dan air dihentikan. Kemudian karbon aktif direndam selama 4 – 8 jam sampai arang (karbon) kembali aktif. Pada saat dilakukan proses regenerasi, maka yang dioperasikan hanya salah satu tangki yang tidak jenuh. Kemudian dilakukan rinsing sebelum digunakan. Steaming dilakukan setiap 4 bulan sekali pada minggu pertama.
Air dari carbon filter 1 ini kemudian dialirkan ke tangki
Cation Exchanger, tangki Softener 2, Softener Cleaner dan tangki
Softener 3buffer.
¾ Tangki Cation Exchanger
Sebagian air dari Carbon Filter 1 dialirkan ke cation
exchanger. Terdapat dua tangki yaitu Cation IA dan Cation IB.
Untuk Cation IA berkapasitas ± 2.500 liter dan Cation IB
berkapasitas ± 1.500 liter. Tangki-tangki ini dilewati air dari
Carbon Filter 1 secara bersama-sama. Tangki ini berisi resin yang berfungsi untuk menurunkan kesadahan hingga < 0,5° dH, menurunkan alkalinitas hingga 0 ppm. Karena dalam tangki ini
terjadi pengikatan ion-ion positif dari Ca2+, Mg2+ dan Fe2+. Ion-
commit to user
48
resin. Resin ini berbentuk bubuk kristal berwarna kuning keemasan dan seperti halnya pasir kuarsa dan arang aktif, resin ini juga mengalami kejenuhan jika lama dipakai (menjadi putih). Sehingga
tidak ada lagi ion H+ yang ditukar dengan ion positif dalam air.
Air kation yang standar pada pengujian laboratorium adalah
berwarna merah biru jika ditambahkan Hardness Buffer dan EBT.
Jika air berwarna kuning, maka resin harus diregenerasi.
Cara regenerasinya adalah dengan penambahan HCl. Resin direndam dalam HCl kurang lebih 30 menit, kemudian dirinsing
sampai kadar Cl− sesuai standar. Pada saat dilakukan proses
regenerasi, maka yang dioperasikan hanya salah satu tangki yang tidak jenuh.
¾ Tangki Softener 2
Air dari Carbon Filter 1 sebagian juga dialirkan ke tangki
Softener 2. Dimana terdiri dari dua tangki, yaitu Softener 2A dan
Softener 2B dengan cara kerja yang sama, namun
pengoperasiannya secara bergantian, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi pada saat satu tangki mengalami kejenuhan. Kapasitas tiap tangki adalah ± 1.000 liter. Air dari unit ini
digunakan untuk bottle washer, pelarutan gula, sanitasi, dan
digunakan untuk air kran QC. Air dari tangki ini ditampung dalam 2 feed tank untuk memudahkan pengiriman air softener ke unit-unit yang memerlukan.
Di tangki ini, juga menggunakan resin yang sama dengan
resin pada cation exchanger. Tangki ini berfungsi untuk
menurunkan kesadahan hingga < 0,9 ° dH namun alkalinitasnya tetap tinggi sekitar 400 – 550 ppm. Indikator untuk mengetahui
tingkat kesadahan dengan Hardness Buffer dan EBT, jika
dihasilkan warna biru, maka tingkat kesadahannya rendah (0,05° dH) dan jika dihasilkan warna jingga / merah muda, maka tingkat kesadahan tinggi. Air dari tangki ini kemudian digunakan untuk
commit to user
49
proses bottle washer, pelarutan gula, pembilasan, sanitasi dan kran pencucian di beberapa tempat.
Regenerasi pada tangki ini menggunakan garam krosok (NaCl) sebanyak ± 60 kg tiap tangki. Resin (R – Na) akan menukar
ion 2+
Na dengan 2+
Ca atau 2+
Mg sampai resin jenuh. Dengan
adanya regenerasi ini, berarti terjadi pertukaran ion kembali
sehingga resin kembali mengikat Na2+ sedangkan Ca2+ dilepas
untuk dibuang. Setelah itu, dilakukan proses rinsing hingga air tidak terasa asin lagi (garam habis) dan jernih.
¾ Tangki Softener 3 Buffer
Di unit ini terdiri dari satu tangki Softener. Untuk Resin yang
digunakan sama seperti resin pada Softener 2, begitu pula untuk
regenerasinya. Kapasitas tangki ini ± 2.500 liter, dimana air dari tangki ini digunakan untuk membuat air buffer. Untuk regenerasi, pada tangki ini membutuhkan ± 160 kg NaCl. Kesadahan di tangki ini max 2,5° dH dan alkalinitasnnya < 500 ppm. Kemudian Air dari
tangki ini dialirkan ke tangki Carbon Filter 2 untuk diolah menjadi
air buffer.
¾ Tangki Softener Cleaner
Air yang berada dari tangki ini juga sama dengan air dari tangki softener lainnya. Untuk resin dan proses regenerasimya juga sama. Hanya saja penggunaannya yang berbeda. Air dari tangki ini digunakan untuk bersih-bersih lantai dan proses pembersihan ruangan. Kapasitas tangki ini ± 1.000 liter.
¾ Tangki Carbon Filter 2
Tangki ini berfungsi untuk menyerap bau, warna dan rasa asing yang ikut tersaring bersama air dari tangki-tangki lain. Dimana air dalam tangki ini merupakan campuran air dari tangki
CF 1, Softener 3 Buffer, dan Cation Exchanger. Unit ini terdiri dari satu tangki dengan kapasitas ± 2.000 liter. Kemudian air dari
commit to user
50
kemudian digunakan untuk membuat air buffer. Dimana Cartridge
Filter merupakan penyaring kotoran-kotoran yang berukuran
sangat kecil (mikron). Terdapat lima buah Cartridge Filter yang
berukuran 25 mµ. Hal ini digunakan untuk menjaga kualitas air sebelum digunakan, antara lain untuk memasak teh dan air minum di kantin.
¾ Buffer Tank
Air buffer ditampung di tangki ini, Terdapat dua buah tangki yang masing-masing berkapasitas ± 20.000 liter. Air dari tangki ini digunakan untuk pemasakan teh dan pelarutan gula. Untuk membuat satu buffer membutuhkan waktu ± 50 menit, atau paling lama satu jam. Setelah proses pembuatan, air kemudian diuji
mutunya yang meliputi alkalinitas, TH, pH, kandungan Cl−,Cl2
dan kadar Fe2+ di Laboratorium QC. Untuk awal pembuatan,
hanya ⅔ tangki, dan jika hasil pengujiannya telah sesuai dengan
standar, maka proses pembuatan buffer dapat dilanjutkan. Namun jika hasil pengujian tidak sesuai dengan standar, maka air disirkulasikan ke reservoir untuk diolah ulang. Hal ini dapat terjadi jika softener mengalami kejenuhan.
commit to user
51
b. Unit Kitchen
Salah satu produk dari PT. Sinar Sosro Ungaran adalah Teh Botol Sosro. Secara umum proses pembuatan teh cair manis (TCM) untuk TBS sama dengan menyeduh teh yang sering kita lihat dalam masyarakat sehari-hari, yaitu penyeduhan gula bersama teh kering dengan air panas, begitu pula dengan pengolahan di unit kitchen.
Gambar 4.6. Diagram Alir Proses Pembuatan TBS di Unit Kitchen Air dari WT
Gula Teh Kering
Syrup Gula Teh Cair Pahit
Buffer Syrup Filtrox
Mix Tank
Teh Cair Manis
Pasteurisasi Filler TBS Botol Dicuci dengan Air Panas
Caustic Soda & Caustic Additive
commit to user
52
¾ Pembuatan Syrup Gula pada tangki Dissolving Tank
Pada proses dissolving ini, gula dilarutkan dengan
menggunakan air dari softener 2. Air ini telah melewati PHE (Plate
Heat Exchanger), sehingga air bersuhu tinggi (85 ± 5° C) dengan kesadahan Max 1° dH.
Air tersebut dialirkan ke dalam tangki dissolving gula.
Kapasitas tangki adalah 6400 liter. Crystal White Sugar dimasukkan melalui hopper, dan air dialirkan melalui tangki pelarutan, sehingga gula dan air panas masuk ke tangki pelarutan. Dalam tangki pelarutan dilakukan sirkulasi selam ± 15 menit agar seluruh gula dapat terlarut dengan sempurna. Untuk membuat TBS, sekali pemasakan menggunakan 800 kg gula pasir dan 1200 liter air softener panas. Setelah sirup gula terbentuk, sirup gula dialirkan ke buffer syrup yang berkapasitas 3300 liter melalui Bag Filter
(ukuran 1µ) dengan suhu tetap dipertahankan. Tujuannya untuk menyaring kotoran-kotoran dan benda asing dalam sirup gula. Setelah itu sirup gula dicek kadar gula (± 42° brix dan kesadahan max 0,5° dH) ke QC.
¾ Pembuatan Teh Cair Pahit (TCP) pada tangki Ekstraksi
Penyeduhan / ekstraksi teh bertujuan untuk mendapatkan teh dengan kadar tanin TCP yang dikehendaki. Terdapat empat buah tangki ekstraksi, dengan kapasitas tiap tangki adalah 4000 liter.
Air yang digunakan untuk penyeduhan ini berasal dari tangki buffer yang telah dilewatkan PHE sehingga suhunya tinggi (90- 100° C). Untuk sekali penyeduhan, membutuhkan teh kering SPRR 54 kg untuk 1 batch (1 batch = 2 tangki ekstraksi). Waktu yang diperlukan sekitar 30 – 45 menit. Kemudian dilakukan sirkulasi untuk memperoleh kadar tanin dan warna yang diharapkan. Proses ini berlangsung selama ± 30 menit, dan selanjutnya dicek kadar
tanin-nya ke QC. Kemudian TCP dialirkan ke Mix tank melalui
commit to user
53
kotoran dalam TCP. Diharapkan TCP jernih dari kotoran-kotoran sejenis karena filtrox di dalamnya terdiri dari 20 – 25 buah lapisan filter. Penyaringan ini dilakukan dengan proses dosing
menggunakan filter aid, yaitu bubuk yang digunakan untuk
melapisi Filtrox sehingga membantu penyaringan. Dosis tiap batch adalah 0,25 ppm.
¾ Pencampuran TCP dan Syrup Gula pada Mix Tank
Teh Cair Manis diperoleh dengan mencampur sirup gula dengan teh cair pahit (TCP). Tangki ini berjumlah dua, masing- masing memiliki volume 9300 liter. Suhu pencampuran adalah di atas 90° C. Diharapkan kadar gula pada tangki ini adalah 8,4 – 8,5° brix, dan kadar tanin ± 900 – 1150 ppm.
Dalam proses pencampuran terdapat dua tangki kecil yaitu, small tank (untuk menambahkan sirup gula jika kadar gula pada TCM tidak sesuai standar) dan Recycling Tank (untuk melarutkan bahan-bahan additive seperti konsentrat, sodium sitrat, asam sitrat dan asam askorbat pada proses pembuatan Fruit Tea ).
¾ Pasteurisasi
TCM yang telah sesuai dengan standar selanjutnya dialirkan ke unit pasteurisasi dengan kapasitas 1.000 liter melalui small tank dan PHE. Unit ini berfungsi untuk membunuh kuman atau bakteri pathogen yang terdapat dalam TCM. Suhu TCM dari mix tank yang melewati PHE dinaikkan menjadi 98 ± 2° C, karena dengan suhu tersebut kuman-kuman atau bakteri yang terdapat pada TCM akan mati. Suhu TCM setelah melalui unit ini adalah 93 ± 3° C. Waktu untuk pasteurisasi ± 7 menit. Setelah itu, TCM dialirkan ke Filler melalui PHE dan bagian filter untuk menyaring bakteri- bakteri dan kotoran setelah dipasteurisasi.
commit to user
54
c. Unit Bottling (Pembotolan)
Unit pembotolan merupakan unit terakhir dalam proses pembuatan teh botol dan merupakan salah satu proses utama dalam sebuah pengolahan minuman kemasan botol. Sebelum memasuki unit pembotolan, botol dalam krat disortir terlebih dahulu untuk memisahkan botol-botol yang tidak standar. Peti botol dalam gudang disusun di atas pallet kemudian diangkut ke unit pembotolan dengan menggunakan forklift. Ada beberapa tahap yang dilalui dalam proses pembotolan:
commit to user
55
Gambar 4.7. Diagram Alir Proses Bottling Botol kosong yang berada dalam
krat dan tersusun diatas palet
Depalletizer
Palet Krat & Botol
Decrater
Krat Botol
Bottle Washer
Filler & Crowner Crate Washer Date Coder TBS Crater Krat Bersih Palletizer Gudang PI
commit to user
56
¾ Depalletizer
Alat ini berfungsi untuk memisahkan susunan krat-krat yang berisi botol kosong (peti botol) diatas pallet. Kapasitas dari alat ini
adalah ± 23 pallet/jam. Alat ini dapat mengangkat 12 krat, satu
kali pengangkatan dengan tekanan 2-3 bar. Peti botol berjalan menuju decrater melewati pos I S-B, sedangkan pallet berjalan menuju pallet magazine. Pallet magazine adalah tempat pallet sementara. Pallet ditumpuk hingga maksimal 10 tumpukan.
¾ Decrater
Alat ini berfungsi untuk memisahkan krat dengan botol. Krat yang telah dipisahkan oleh palet berjalan menuju konveyor menuju decrater untuk proses pemisahan botol dari krat. Tiap krat berisi 24 botol dan mesin ini memiliki 72 Gummy Houlse sehingga dapat mengangkat 3 krat (72 botol) dalam 1 kali pengangkatan (sekitar 3 detik) dengan tekanan sekitar 2 bar.
¾ Crate Washer
Alat ini berfungsi untuk mencuci krat-krat yang telah dipisahkan dari botol. Krat masuk ke crate washer melalui alat pembalik krat, sehingga kondisi krat terbalik. Tujuan pembalikan ini adalah untuk membersihkan krat dari sampah. Dalam crate washer, krat berjalan di atas conveyor dan di bawahnya terdapat bak penampung air. Krat dicuci dengan menggunakan air softener yang disemprotkan dari nozzle dengan tekanan 1,5 – 3 bar. Crate washer memiliki lima nozzle, yaitu dua di samping atas, satu di tengah atas, dan dua samping bawah. Semakin lama air pencucian akan semakin berkurang, sehingga dilakukan penambahan air yang berasal dari X – preheater, yaitu air bekas Hot Water I dan Hot Water II yang telah digunakan untuk pemansan awal fresh water.
¾ Pos 1
Pos I berfungsi untuk menyeleksi botol yang layak atau tidak untuk digunakan kembali (non standar). Botol-botol hasil sortir
commit to user
57
pada pos ini antara lain botol kotor, botol berisi benda asing, botol asing, botol gupil, botol tertutup, botol berlabel, dan botol flek semen. Botol-botol ini diseleksi secara manual dengan menggunakan 2 buah lampu neon di setiap bagian, Botol-botol non standar dimasukan kedalam krat-krat sesuai dengan label criteria. Untuk botol kotor, botol berlabel, botol berisi benda asing, botol flek semen dibawa ke pencucian manual, sedangkan untuk botol gupil dan botol asing dimusnahkan.
¾ Bottle Washer
Bottle Washer adalah alat untuk mencuci botol-botol yang akan digunakan kembali. Pencucian dan sterilisasi dilakukan dengan memasukkan botol pada pocket yang berjalan dari presoaking sampai botol keluar dari mesin. Bottle washer memiliki 189 baris yang terdiri dari 36 pocket setiap baris, sehingga jumlahnya 6804 pocket. Setiap botol memerlukan waktu 10 – 15 menit dalam mesin. Botol yang memasuki bottle washer akan melalui tiga tahap pencucian botol yaitu perendaman, pencucian dan pembilasan.
1. Perendaman
Botol dimasukan ke bottle washer dalam posisi miring untuk mengeluarkan kotoran atau cairan yang masih ada dalam botol dan masuk ke dalam bak presoaking. Pada bak presoaking, botol direndam dalam air softener dengan suhu yang tinggi. Perendaman ini berfungsi sebagai pemanasan awal untuk menghindari terjadinya shock thermal pada botol. Air presoaking diganti pada saat dilakukan maintenance (18 batch). 2. Pencucian
Pencucian bertujuan untuk membersihkan bagian luar dan dalam botol. Pencucian dilakukan dengan dua proses :
commit to user
58
• Lye 1
Pencucian dilakukan dengan menggunakan larutan caustic soda dengan konsentrasi dan suhu yang sesuai standar. Pencucian ini berfungsi untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang terdapat dalam botol. Jika kadar caustic pada lye I menurun, maka akan mengalami penambahan caustic secara otomatis dari bak penampung caustic yang berada di samping bottle washer. Selain caustic, dilakukan penambahan stabilon untuk mengkilapkan botol. Kapasitas lye I sebesar 8500 liter air. Sebelum botol masuk ke lye II, botol disemprot dengan air panas yang berasal dari lye I dengan menggunakan 4 nozzle, dimana setiap nozzle terdapat 36 lubang. Penyemprotan tersebut akan mengenai permukaan dalam botol dan dinding botol sehingga kotoran akan terlepas.
• Lye 2
Di lye II botol direndam dalam air softener dengan suhu yang tinggi. Air di Lye II tidak mengandung caustic.