• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2.4 Protokol Jaringan Komputer

2. 4.1 Model Referensi OSI

Model (OSI) Open Systems Interconnection diciptakan oleh (ISO) International Organization for Standardization yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien (Oscar, 2009).

Adapun prinsip-prinsip yang digunakan bagai ketujuh layer tersebut adalah:

Sebuah layer harus dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang berbeda. Setiap layer harus memiliki fungsi-fungsi tertentu. Fungsi-fungsi tersebut sesuai dengan standarisasi internasional.Batas-batas layer harus dipilih untuk meminimalkan aliran informasi yang melewati interface.

Gambar 2.12 Model Referensi OSI

Sebuah layer tidak mendefinisikan protokol tunggal, dapat mendefinisikan suatu fungsi komunikasi data yang dapat dilakukan oleh sejumlah protokol. Jadi setiap layer dapat berisi banyak protokol, masing-masing menyediakan service yang cocok dengan fungsi layer tersebut. Sebagai contoh, file transfer protocol (FTP) dan electronic mail protocol (E-Mail Protocol) yang keduanya menyediakan service pada user dan keduanya merupakan bagian dari layer aplikasi (Paulus, 2012).

Setiap protokol berkomunikasi dengan peer (pasangan) protokol yang sama dalam layer yang sama dalam remote-system misalnya FTP lokal merupakan peer dari FTP remote. Jadi secara abstrak setiap protokol hanya peduli terhadap komunikasi dengan peer-nya, tak perduli dengan layer di bawah dan di atasnya.

1. Lapisan Physical

Lapisan ini bertugas mendefinisikan besaran-besaran elektrik yang dipakai untuk berhubungan, misalnya atas tegangan yang benar (Valid) logika 0 dan 1, bentuk konektor yang digunakan, cara penyandian isyarat pada kabel dan lain-lain. Melaksanakan hubungan fisik melalui jalur transmisi.

2. Lapisan Data Link

Lapisan ini bertanggung jawab terhadap pengiriman data yang benar (error free) . Mengirim data secara paket dan memeriksa kesalahan pada pengiriman data. Menetapkan prosedur pengaksesan.

3. Lapisan Network

Lapisan ini menentukan jalur atau route yang harus ditempuh oleh paket untuk mencapai tujuannya, yang biasanya disebut routing layer.

Pada lapisan ini pula menentukan prosedur untuk menghindari terjadinya kemacetan serta mengalihkan perjalanan paket ke jalur yang lain serta memungkinkan bukan jalur yang pendek.

4. Lapisan Transport

Lapisan ini mengatur bagaimana data atau informasi itu akan dibawa ke tempat tujuan termasuk juga jaminan kualitas dari pelayanan pengiriman data. Lapisan ini pula memilih fasilitas pengiriman yang sebagaimana yang dikehendaki. 5. Lapisan Session

Lapisan ini berfungsi menentukan kapan dimulai dan kapan diakhirinya suatu babak atau session komunikasi atau koneksi. Suatu session akan dimulai jika session sebelumnya telah selesai. Melihat data yang sudah dikirim dan diterima oleh proses.

6. Lapisan Presentation

Lapisan ini mendefinisikan bagaimana aplikasi dapat memasuki jaringan dan mengatur supaya data yang dipertukarkan atau dikirim ke lapisan aplikasi atau pemakai akhir dapat dimengerti bentuknya.

Dalam lapisan ini, peralatan atau sistem yang menggunakan format data yang berlainan dapat saling berkomunikasi. Lapisan ini juga menyediakan enkripsi ataupun kompresi data jika diperlukan.

7. Lapisan Application

Lapisan ini berfungsi mengelola interaksi antara program dan pemakai.

Lapisan ini juga menerima perintah atau input dari pemakai dan mengembalikan kode error atau pesan kesalahan kepada pemakai jika terjadi error.

2.4.2 TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol)

TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol ) adalah sekumpulan protokol yang didesain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data seperti pada LAN(Local Area Network) dan WAN(Wide Area Network). TCP/IP terdiri atas sekumpulan protokol yang masing-masing bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu dari komunikasi data. Pemodelan empat layer TCP/IP (Rafiudin, 2006).

Gambar 2.13 Lapisan TCP/IP

Dalam TCP/IP, terjadi penyampaian data dari protokol yang berada di satu layer dengan protokol yang berada di layer yang lain. Setiap protokol memperlakukan semua informasi yang diterimanya dari protokol lain sebagai data. Jika suatu protokol menerima data dari protokol lain di layer atasnya, maka akan menambahkan informasi tambahan miliknya ke data tersebut. Informasi ini memiliki fungsi yang sesuai dengan fungsi dari protokol tersebut. Setelah itu, data ini diteruskan lagi ke protokol pada layer dibawahnya (Listianto, 2011).

Hal yang lain juga terjadi jika suatu protokol menerima data dari protokol lain yang berada pada layer di bawahnya. Jika data ini dianggap valid, protokol akan melepas informasi tambahan tersebut, untuk kemudian meneruskan data itu ke protokol lain yang berada pada layer di atasnya.

Gambar 2.14 Pergerakan data dalam layer TCP/IP

TCP/IP terdiri dari 4 lapisan (layer) yang berupa sekumpulan protokol yang bertingkat. Keempat lapis / layer tersebut adalah :

1. Network Interface Layer

Network Interface Layer bertanggung jawab untuk mengirim dan menerima data dari media fisik yang dapat berupa kabel, serat optik atau gelombang radio. Karena tugasnya ini, protokol pada layer ini harus mampu menerjemahkan sinyal listrik menjadi data digital yang dimengerti komputer, yang berasal dari peralatan lain yang sejenis, misalnya Ethernet, repeater, brigde, router, hub.

2. Internet Layer

Internet Layer bertanggung jawab dalam proses pengiriman ke alamat yang tepat.

3. Transport Layer

Transport Layer berisikan protokol-protokol yang bertangung jawab dalam mengadakan komunikasi antar dua host atau komputer. Kedua protokol tersebut adalah TCP (Transmission Control Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol).

4. Application Layer

Application Layer merupakan tempat aplikasi-aplikasi yang menggunakan TCP/IP stack berada, contohnya antara lain SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) adalah suatu protokol aplikasi yang merupakan sistem pengiriman message/pesan atau email, HTTP (HyperText Transfer Protocol) adalah suatu protokol digunakan untuk transfer halaman web dan FTP (File Transfer Protocol) adalah layanan untuk melakukan upload dan download file.

2.4.3 IP (Internet Protocol)

Internet protokol adalah memiliki 32 bit angka yang merupakan logical address. IP address bersifat unique, artinya tidak ada device, station, host atau router yang memiliki IP address yang sama. Tapi setiap host, komputer atau router dapat memiliki lebih dari IP address.

Internet Protocol adala

pengalamatan dan routinghost-host di

dan dipublikasikan pada tahu

beberapa waktu yang akan dating (Whindy, 2012).

2.4.4 Subnetting

Subnetting adalah proses membagi atau memecah sebuah network menjadi beberapa network yang lebih kecil atau yang sering di sebut subnet. Dengan subnetting, pengguna dapat menentukan jumlah host yang akan digunakan di dalam jaringan. Bila pengguna hanya punya 5 host, tapi subnetmask kita tidak kita set sesuai dengan jumlah host, maka paket data yang masuk ke jaringan akan dibroadcast ke seluruh alamat IP (host), walaupun host itu pada kenyataannya tidak pernah ada. Oleh karena itu, maka kita perlu menggunakan subnetting untuk mengefisiensikan penggunaan bandwitdh jaringan (Rafiudin, 2006).

1. Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.

2. Optimasi kerja jaringan

3. Peyederhanaan pengelolaan jaringan

2.4.5 Gateway

Gateway adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan satu

jaringan

protokol

dapat diberikan kepada jaringan komputer lain yang protokolnya berbeda (Sofyan, 2009).

Dokumen terkait