LANDASAN TEOR
2.4. Protokol Routing Mobile Adhoc Network
Pada umumnya protokol untuk jaringan ad-hoc terbagi dua tipe, yaitu proaktif dan reaktif. Protokol routing reaktif bersifat on-demand, artinya membentuk sebuah rute dari satu node sumber ke node tujuan hanya berdasarkan pada permintaan node sumber tersebut. Kedua, protokol
routing proaktif bersifat table driven, dimana setiap node menyimpan tabel yang berisi informasi rute ke setiap node yang diketahuinya. Informasi rute diperbaharui secara berkala jika terjadi perubahan link. Penggunaan protokol
routing proaktif secara mendasar memberikan solusi terpendek end-to-end delay, karena informasi routing selalu tersedia dan diperbaharui secara berkala dibandingkan protokol routing reaktif.
Algoritma protokol routing yang digunakan termasuk dalam klasifikasi protokol proaktif (table driven) dan reaktif (source-initiated on demand).
20
Gambar 2.3 Klasifikasi Protokol Routing MANET
Protokol proaktif berusaha secara berkelanjutan mengevaluasi rute didalam jaringan, jadi ketika paket butuh diteruskan, rute sudah diketahui dan dapat digunakan dengan segera. Keluarga protokol distance-vector
adalah contoh dari skema proaktif.
Protokol reaktif, dilain pihak, memanggil penentuan prosedur rute hanya sesuai permintaan. Jadi, ketika rute dibutuhkan, urutan prosedur pencarian global dipergunakan. Keluarga algoritma flooding klasik termasuk dalam kelompok reaktif. Skema proaktif mempunyai keuntungan ketika rute dibutuhkan, jeda sebelum paket yang sebenarnya dapat dikirim sangat kecil. Selain itu skema proaktif membutuhkan waktu untuk konvergen menuju status tetap. Hal ini dapat menyebabkan masalah jika topologi berubah berkali-kali.
2.5.AODV (Adhoc On-Demand Distance Vector)
AODV adalah protokol routing ad-hoc yang sangat sederhana, efisien, efektif, dan tidak memiliki topologi tetap. Algoritma ini didukung
21
dengan bandwidth terbatas yang tersedia pada media yang digunakan untuk komunikasi nirkabel. AODV meminjam sebagian besar konsep menguntungkan dari algoritma DSR dan DSDV. Pencarian rute on-demand
dan pemeliharaan rute dari DSR dan hop-by-hop routing, penggunaan angka sekuen node dari DSDV membuat algoritma ini mengatasi topologi dan informasi routing. Mendapatkan rute murni on-demand membuat algoritma AODV sangat berguna dan diinginkan untuk MANET.
a) Cara Kerja AODV
Masing-masing node didalam jaringan memelihara tabel routing
dengan isi informasi routing ke node tetangganya, dan dua satuan hitungan terpisah; nomor sekuen node dan broadcast-id. Ketika node
sumber (S) harus berkomunikasi dengan node tujuan (D), node tersebut menambah broadcast-id miliknya dan inisiasi pencarian rute dengan melakukan broadcast paket permintaan rute RREQ (Route Request) ke tetangganya. Isi paket RREQ antara lain:
source-addr
source-sequence# - untuk memelihara kesegaran informasi tentang rute sumber (source).
dest-addr
dest-sequence# - menetapkan seberapa segar sebuah rute ke tujuan harus sebelum diterima sumber
hop-cnt
Pasangan ini (source-addr, broadcast-id) digunakan untuk mengidentifikasi RREQ secara unik. Kemudian pembuatan catatan
22
tabel rute dinamis mulai pada semua node pada jaringan yang berada pada jalur dari S ke D.
RREQ berpindah dari node ke node, secara otomatis membuat jalur balik dari semua node kembali ke sumbernya. Masing-masing
node yang menerima paket ini merekam alamat node yang diterimanya. Ini disebut pengaturan jalur balik (Reverse Path Setup). Node
memelihara informasi ini sampai cukup waktu untuk RREQ melewati jaringan dan menghasilkan balasan ke pengirim dan waktu tergantung pada ukuran jaringan.
Sekali RREP (Route Reply) dihasilkan, RREP berjalan kembali ke sumber, sesuai dengan jalur balik yang sudah diatur sampai melewati node ini. Saat RREP kembali ke sumber, masing-masing
node sekitar jalur ini mengatur penunjuk penerus ke node dimana itu menerima RREP dan rekaman nomor sekuen tujuan terbaru ke tujuan yang diminta. Ini disebut Forwad Path Setup.
Jika sebuah node lanjutan menerima RREP yang lain setelah propagasi, RREP pertama terhadap sumber mengecek nomor sekuen tujuan dari RREP yang baru. Node lanjutan melakukan update
informasi routing dan propagasi RREP baru hanya. Jika nomor sekuen tujuan lebih besar, atau
Jika nomor sekuen yang baru adalah sama dan nilai hop count
kecil, atau
Sebaliknya, itu hanya melewatkan RREP baru. Ini menjamin algoritma
23 b) Manajemen Tabel Rute
Masing-masing node bergerak didalam jaringan memelihara catatan tabel rute untuk masing-masing tujuan demi kepentingan tabel rutenya. Masing-masing catatan berisi informasi berikut;
- Tujuan - Next hop
- Nomor sekuen tujuan
- Tetangga yang aktif pada rute ini
- Waktu kadaluarsa untuk catatan tabel rute
Informasi penting yang lain terdapat didalam catatan sepanjang nomor sekuen sumber dan tujuan disebut informasi soft-state yang berasosiasi dengan catatan rute. Informasi tetangga yang aktif untuk rute ini dipelihara sehingga semua node sumber yang aktif dapat diberi tahu ketika link sepanjang jalur ke tujuan putus. Dan tujuan dari permintaan waktu kadaluarsa adalah untuk membersihkan catatan
routing jalur balik dari seluruh node yang tidak terbentang pada rute aktif.
c) Konsep Menarik AODV
Konsep AODV yang membuatnya dibutuhkan untuk MANET dengan
bandwidth terbatas antara lain;
Kompleksitas ruang minimal; algoritma memastikan bahwa node
24
Pemanfaatan bandwidth maksimal; hal ini dapat dipertimbangkan sebagai pencapaian utama dari algoritma.
Sederhana; hal ini sederhana dengan masing-masing node
bertindak sebagai sebuah router, memelihara tabel routing
sederhana, dan node sumber menginisiasi permintaan pencarian jalur, membuat jaringan memulai sendiri.
Informasi routing paling efektif; setelah propagasi RREP, jika
node menemukan RREP dengan hop-count lebih kecil, melakukan
update routing informasinya dengan jalur yang lebih baik dan mempropagasikannya.
Informasi routing paling baru; informasi routing diperoleh sesuai permintaan.
Rute loop-free; algoritma memelihara rute loop-free dengan menggunakan logika node sederhana membuang paket yang tidak lebih baik untuk broadcast-id yang sama.
Sangat bisa diperluas; algoritma ini sangat bisa diperluas karena ruang kompleksitas yang minimum dan broadcast terelakkan ketika dibandingkan dengan DSDV.
Coping up dengan topologi dinamis dan link rusak; ketika node
didalam jaringan bergerak dari tempatnya dan topologi berubah atau link didalam jalur aktif rusak, node lanjutan yang mencari kerusakan link ini melakukan propagasi paket RERR (Route Error).
25 d) Keterbatasan/keuntungan AODV
- Kebutuhan akan media broadcast: Algoritma mengharapkan bahwa node pada media broadcast dapat mendeteksi masing- masing broadcast yang lain.
- Overhead pada bandwidth: Overhead pada bandwidth akan terjadi dibanding DSR, ketika RREQ berjalan dari node ke node didalam proses penemuan informasi rute sesuai permintaan, lalu membuat rute kembali dengan alamat semua node yang dilalui dan membawa semua informasi tersebut.
- Tidak ada penggunaan kembali informasi routing: AODV kekurangan teknik pemeliharaan rute yang efisien. Informasi
routing selalu didapat sesuai permintaan, termasuk untuk kasus trafik biasa.
- Rentan penyalahgunaan: Pesan dapat disalahgunaan untuk serangan dari dalam termasuk gangguan rute, serangan rute, isolasi node, dan konsumsi sumber daya.
- AODV kekurangan dukungan untuk metrik routing throughput
yang tinggi: AODV didesain untuk mendukung metrik hop count
paling pendek. Metrik ini menyukai panjang, link bandwidth
rendah lebih pendek, bandwidth link tinggi.
- Penemuan rute latency tinggi: AODV adalah protokol routing
reaktif. Ini berarti bahwa AODV tidak menemukan rute sampai alur diinisiasi. Latency rute penemuan ini tinggi pada jaringan
26
2.6.DSDV (Destination Sequenced Distance Vector)
Protokol routing DSDV merupakan protokol routing proaktif yang dimodifikasi dari algoritma routing konvensional Bellman-Ford. Protokol ini menambah atribut baru, nomor sekuen ke masing-masing catatan tabel rute untuk masing-masing node. Tabel routing dipelihara pada masing-masing
node dan dengan tabel ini, node mengirim paket ke node lain pada jaringan. a) Cara kerja DSDV
DSDV merupakan versi lebih baik dari algortima Bellman-Ford dimana setiap node menjaga sebuah tabel yang berisi jarak terpendek dan node pertama pada jarak terpendek dari setiap node lainnya yang berada didalam jaringan. DSDV menyatukan update dari tabel dengan meningkatnya urutan nomor untuk mencegah looping, untuk melawan masalah menghitung yang tak terbatas, dan untuk mempercepat pertemuan pada satu titik.
b) Keuntungan DSDV
Protokol routing DSDV mempunyai keuntungan antara lain,
Merupakan protokol yang efisien untuk pencarian rute. Ketika sebuah rute ke suatu tujuan diperlukan, rute tersebut sudah ada pada
source.
Latency dalam penemuan rute sangat rendah. Menjamin jalur bebas loop.
27 c) Keterbatasan DSDV
DSDV juga memiliki keterbatasan antara lain,
DSDV perlu mengirim banyak pesan kontrol. Pesan ini penting untuk menjaga topologi jaringan pada setiap node.
Akibat dari pengiriman pesan kontrol ini terlalu sering, menghasilkan volume lalu lintas yang tinggi pada jaringan yang padat dan mobile.
Diperlukan perhatian khusus untuk mengurangi jumlah pesan kontrol.