• Tidak ada hasil yang ditemukan

Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara

BAB V PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK

5.3. Proyeksi Per-Provinsi

5.3.21. Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara

Total kapasitas terpasang pembangkit tenaga listrik yang ada di Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara (gabungan) sampai dengan tahun 2014 adalah sekitar 1.085 MW yang terdiri dari pembangkit PLN sekitar 783 MW, IPP sekitar 219 MW, PPU sekitar 83 MW. Adapun berdasarkan jenisnya, kapasitas terpasang pembangkit tersebut terdiri PLTU batubara sekitar 137 MW, PLTG sekitar 302 MW, PLTGU sekitar 60 MW, PLTD sekitar 521 MW, PLTMG sekitar 58 MW, PLTS sekitar 0,4 MW, dan PLTGB sekitar 6 MW. PPU berada di Provinsi Kalimantan Utara, yaitu PT PLN Tarakan yang merupakan anak usaha PT PLN (Persero).

Hingga akhir tahun 2014, konsumsi tenaga listrik untuk Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara adalah sekitar 3.104 GWh dengan komposisi konsumsi per sektor pemakai untuk rumah tangga sekitar 1.918 GWh (61,8%), bisnis sekitar 706 GWh (22,7%), industri sekitar 189 GWh (6,1%), dan publik sekitar 290 GWh (9,3%). Rasio elektrifikasi untuk tahun 2014 di Kalimantan Timur adalah sekitar 91,71% dan di Kalimantan Utara adalah sekitar 69,64%.

b. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Rasio elektrifikasi di Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara (gabungan) ditargetkan meningkat dari sekitar 76.43 % pada tahun 2015 menjadi sekitar 100% pada tahun 2021. Untuk mencapainya diperlukan kenaikan jumlah rumah tangga berlistrik rata-rata sekitar 40.236 rumah tangga per tahun. Sementara itu untuk mempertahankan rasio elektrifikasi sekitar 100% sampai dengan tahun 2034 diperlukan kenaikan jumlah rumah tangga berlistrik rata-rata sekitar 22.356 rumah tangga per tahun.

Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Timur dan Utara diproyeksikan akan tumbuh rata-rata sekitar 7.5 % pertahun dalam periode 10 tahun ke depan, atau sekitar 6.7 % pertahun untuk periode 20 tahun ke depan. Berdasarkan proyeksi tersebut, kebutuhan tenaga listrik yang diperkirakan sekitar 3,288 GWh pada tahun

2015 akan meningkat menjadi 6,327 GWh pada tahun 2024 dan 11,205 GWh pada tahun 2034.

Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang tinggi tersebut, maka dalam periode 10 tahun ke depan diperlukan tambahan kapasitas rata-rata sekitar 119 MW pertahun, untuk periode 20 tahun rata-rata sekitar 144 MW pertahun. Dengan pertambahan kapasitas tersebut, pasokan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Timur dan Utara akan meningkat dari sekitar 1,064 MW pada tahun 2015 menjadi sekitar 2,015 MW pada tahun 2024 dan 3,507 MW pada tahun 2034. Adapun penambahan pasokan tenaga listrik tersebut dapat berasal dari penambahan pembangkit di Provinsi Kalimantan Timur dan Utara sendiri maupun transfer daya dari provinsi lain melalui sistem penyaluran. Proyeksi tersebut secara lebih detail adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV.22.

c. Potensi Sumber Energi Primer

Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara (gabungan) memiliki beranekaragam potensi sumber energi primer yang dapat digunakan sebagai sumber energi pembangkit tenaga listrik yaitu minyak bumi yang diperkirakan sekitar 573,50 MMSTB, gas bumi 14,36 TSCF, batubara 52.599,24 juta ton, tenaga air 168 MW pada 1 lokasi yaitu Kelai-2 dan panas bumi sekitar 30 MWe terletak di 4 lokasi yaitu pada Sebakis Nunukan, Sajau Bulungan, Semolon Malinau dan Mengkausar Malinau. Selain itu terdapat potensi CBM sekitar 106,3 TCF. Potensi sumber energi primer Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I.

5.3.22. Provinsi Sulawesi Utara a. Kondisi Kelistrikan

Total kapasitas terpasang pembangkit tenaga listrik yang ada di Provinsi Sulawesi Utara sampai dengan tahun 2013 adalah sekitar 378 MW yang terdiri dari pembangkit PLN 375 MW dan IPP sekitar 3 MW. Adapun berdasarkan jenisnya, kapasitas terpasang pembangkit tersebut terdiri dari PLTA sekitar 51 MW, PLTU batubara sekitar 50 MW, PLTP sekitar 80 MW, PLTD sekitar 188 MW, PLTS sekitar 0,9 MW, PLTB sekitar 0,1 MW dan PLTM sekitar 8 MW.

Hingga akhir tahun 2014, konsumsi tenaga listrik untuk kelistrikan Provinsi Sulawesi Utara mencapai sekitar 1.298 GWh dengan komposisi konsumsi per sektor pemakai untuk rumah tangga sekitar 741 GWh (57,1%), bisnis sekitar 322 GWh (24,9%), industri sekitar 109 GWh (8,4%), dan publik sekitar 125 GWh (9,7%). Rasio elektrifikasi tahun 2014 adalah sekitar 85,53%.

b. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Rasio elektrifikasi di Provinsi Sulawesi Utara ditargetkan meningkat dari sekitar 88.42 % pada tahun 2015 menjadi sekitar 100% pada tahun 2025. Untuk mencapainya diperlukan kenaikan jumlah rumah tangga berlistrik rata-rata sekitar 13.585 rumah tangga per tahun. Sementara itu untuk mempertahankan rasio elektrifikasi sekitar 100% sampai dengan tahun 2034 diperlukan kenaikan jumlah rumah tangga berlistrik rata-rata sekitar 3.186 rumah tangga per tahun.

Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Utara diproyeksikan akan tumbuh rata- rata sekitar 9.4 % pertahun dalam periode 10 tahun ke depan, atau sekitar 8.1 % pertahun untuk periode 20 tahun ke depan. Berdasarkan proyeksi tersebut, kebutuhan tenaga listrik yang diperkirakan sekitar 1,336 GWh pada tahun 2015 akan meningkat menjadi 3,010 GWh pada tahun 2024 dan 5,819 GWh pada tahun 2034.

Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang tinggi tersebut, maka dalam periode 10 tahun ke depan diperlukan tambahan kapasitas rata-rata sekitar 73 MW pertahun, untuk periode 20 tahun rata-rata sekitar 85 MW pertahun. Dengan pertambahan kapasitas tersebut, pasokan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Utara akan meningkat dari sekitar 452 MW pada tahun 2015 menjadi sekitar 1,001 MW pada tahun 2024 dan 1,902 MW pada tahun 2034. Adapun penambahan pasokan tenaga listrik tersebut dapat berasal dari penambahan pembangkit di Provinsi Sulawesi Utara sendiri maupun transfer daya dari provinsi lain melalui sistem penyaluran. Proyeksi tersebut secara lebih detail adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV.23. c. Potensi Sumber Energi Primer

Provinsi Sulawesi Utara memiliki potensi sumber energi primer yang dapat digunakan sebagai sumber energi pembangkit tenaga listrik, yaitu panas bumi, dan tenaga air. Potensi panas bumi yang ada diperkirakan 875 MWe yang tersebar di 9 lokasi yaitu Air Madidi Minahasa, Lahendong Tomohon, Tompaso Minahasa, G. Ambang Bolaang Mongondow, Kaleosan Minahasa, Tanggari Minahasa Utara, Wineru Minahasa Utara, Dua Saudara Bitung dan Kotamobagu Bolaang Mongondow dan potensi air sekitar 16 MW pada 1 lokasi yaitu Sawangan. Potensi sumber energi primer Provinsi Sulawesi Utara adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I.

5.3.23. Provinsi Gorontalo

Dokumen terkait