7. Kegiatan perbaikan lingkungan
4.2.5 Proyeksi Laporan Biaya Lingkungan 2014 dan 2015
Setelah membuat laporan biaya lingkungan tahun 2013 maka langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah membuat proyeksi laporan biaya lingkungan untuk tahun 2014 dan tahun berikutnya. Laporan biaya lingkungan tahun 2013 dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk mengetahui secara rinci aktivitas apa saja yang telah dilakukan yang berkaitan dengan lingkungan dan aktivitas apa saja yang perlu dilakukan dalam menentukan langkah perencanaan ditahun berikutnya untuk meningkatkan kebersihan lingkungan objek wisata Ke’te’ Kesu’. Pembuatan proyeksi biaya lingkungan ini dilakukan dengan menyesuaikan kondisi objek wisata Ke’te’ Kesu’, menggunakan data yang diperoleh melalui hasil observasi di lapangan dan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan pihak pengelola objek wisata Ke’te’ Kesu’, pemerintah setempat, wisatawan, masyarakat sekitar dan pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan saran. Hal yang terpenting yang perlu dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat
proyeksi biaya lingkungan yaitu menyesuaikan dengan kemampuan manajemen dan ketersediaan manajemen untuk melakukan rancangan biaya lingkungan yang telah dibuat sebagai rekomendasi dalam upaya untuk meningkatkan kebersihan lingkungan objek wisata.
Melalui observasi yang telah dilakukan di lapangan, wawancara, dokumen dan dibuatnya laporan biaya lingkungan tahun 2013 memberikan manfaat kepada pihak pengelola objek wisata Ke’te’ Kesu’ dan peneliti untuk membantu dalam pengambilan keputusan mengenai pembuatan proyeksi laporan biaya lingkungan tahun 2014 dan 2015. Setelah dilakukan kesepakatan dengan pihak pengelola objek wisata khususnya dengan Badan Pengurus objek wisata Ke’te’ Kesu’ maka dapat dibuatkan klasifikasi proyeksi laporan biaya lingkungan tahun 2014 dan 2015 pada tabel 4.7 sebagai berikut :
Tabel 4.7 Klasifikasi Proyeksi Laporan Biaya Lingkungan Tahun 2014 dan 2015
No Aktivitas Biaya (Rp) %
1. Biaya Pencegahan Polusi Biaya alat kebersihan
Timba Rp 20,000
Tempat sampah model gandeng
(sampah organik dan non organik) Rp 1,500,000
Sikat kloset Rp 27,500
R Sikat lantai Rp 17,500
Skop sampah Rp 45,000
Keranjang sampah Rp 34,000
Sapu lidi Rp 125,000
Sapu panjang untuk laba-laba Rp 120,000 Sikat lantai bertangkai Rp 80,000
Kemoceng Rp 25,000
Pembelian tissue pada toilet dan
wastafel Rp 76,000 Total : Rp 2.070.000 Pemeliharaan bangunan Rumah Tongkonan : Atap bambu Rp 2.580.000 Tiang Rp 1.570.000 Papan Rp 664.087
Upah pembabatan rumput rumah
tongkonan dan lumbung padi Rp 1.500.000 Kuburan Patane Rp 2.000.000
Ka Kantor Rp 4.000.000
Loket pembelian tiket masuk Rp 2.000.000
Obat anti rayap Rp 200.000
Total : Rp 14.514.087
Pem Pembuatan dan pemasangan rambu-rambu peringatan kebersihan lingkungan
Rp 1.500.000
Tabel 4.7 Klasifikasi Proyeksi Laporan Biaya Lingkungan Tahun 2014 dan 2015 (Lanjutan)
Sumber : Data diolah (2014)
1. Biaya Pencegahan Polusi
Terdapat empat aktivitas yang diklasifikasikan pada biaya lingkungan dengan kategori biaya pencegahan polusi yaitu biaya alat kebersihan dengan anggaran sebesar Rp 2.070.000, pemeliharaan bangunan dengan anggaran sebesar Rp 14.314.087, pembelian obat anti rayap dengan anggaran sebesar Rp 200.000 serta pembuatan dan pemasangan rambu-rambu peringatan kebersihan dengan anggaran sebesar Rp 1.500.000. Keempat aktivitas tersebut
No Aktivitas Biaya (Rp) %
2. Biaya Sirkulasi Sumber daya
Penggantian peti mati yang rusak Rp 5.000.000
Total Biaya Sirkulasi Sumber Daya Rp 5.000.000 7,41%
3. Biaya Upstream dan Downstream
Pembayaran Incinerator Rp 5.000.000 Total biaya upstream dan
downstream
Rp 5.000.000 7,41%
4. Biaya administrasi
Upah petugas kebersihan Rp 18.100.000
Total Biaya Administrasi Rp 18.100.000 26,82%
5. Biaya penelitian dan pengembangan Perkunjungan ke objek wisata lain
Rp 7.000.000 Survei kepuasan wisatawan Rp 2.000.000 Total Biaya penelitian dan
pengembangan
Rp 9.000.000 13,34%
6. Biaya kegiatan sosial
7. Biaya perbaikan lingkungan
Perbaikan jalan di lokasi kuburan patane dan kuburan tebing
Rp 6.000.000 Penataan lokasi :
Pembelian pot bunga Rp 600.000 Pembelian tanaman/bunga Rp 1.000.000 Pembersihan lokasi kuburan patane Rp 700.000 Pembersihan lokasi kuburan tebing Rp 800.000
Total : Rp 3.100.000
Memperbaiki toilet yang rusak Rp 3.000.000
Pembelian cat Rp 300.000
Total Biaya perbaikan lingkungan Rp 12.400.000 18,37% Total Biaya Lingkungan Rp 67.487.087 100%
dikategorikan ke dalam biaya pencegahan polusi karena biaya yang akan dikeluarkan nantinya digunakan sebagai usaha-usaha untuk mengurangi dampak lingkungan dengan memberi berbagai peralatan kebersihan untuk dapat meminimalkan sampah-sampah yang mencemari lingkungan dan melakukan pemeliharaan terhadap bangunan yang terdapat di lokasi objek wisata Ke’te’ Kesu’. Penjelasan ketiga aktivitas tersebut sebagai berikut : a. Biaya alat kebersihan
Salah satu menunjang terpenting untuk dapat mendukung dalam meningkatkan kebersihan lingkungan objek wisata Ke’te’ Kesu’ adalah dengan menyediakan peralatan kebersihan. Berdasarkan data yang diperoleh melalui hasil observasi di lapangan, wawancara dan dengan melihat daftar peralatan kebersihan yang telah rusak pada tabel 4.4, maka melalui hasil pembicaraan dengan pihak manajemen objek wisata Ke’te’ Kesu’ menyetujui mengenai usulan yang telah diberikan untuk menambah jumlah peralatan kebersihan. Peralatan kebersihan yang akan dibeli pada tahun 2014 dan 2015 yaitu tempat sampah model gandeng (sampah organik dan non organik), timba, ember, kain pel, tempat sampah besar (untuk toilet), super pel, sikat kloset, sikat lantai, sapu lantai, skop sampah, keranjang sampah, sapu lidi, sapu panjang untuk laba-laba, sikat lantai bertangkai, kemoceng dan tissue untuk
toilet dan wastafel. Anggaran biaya penambahan peralatan kebersihan
untuk tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 4.8. Anggaran biaya untuk pengeluaran penambahan peralatan kebersihan dibuat dengan berdasarkan pada rincian pengeluaran alat kebersihan tahun 2013 (Lampiran E). Aktivitas yang terpenting yang perlu ditingkatkan pada objek wisata Ke’te’ Kesu’ adalah meningkatkan pemeliharaan pada setiap alat kebersihan yang ada agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Pada objek wisata Ke’te’ Kesu’ dengan melihat laporan biaya lingkungan tahun 2013 pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa selama ini objek wisata Ke’te’ Kesu’ hanya melakukan pemeliharaan bangunan pada Rumah Tongkonan saja.
Tabel 4.8 Rincian Anggaran Biaya Pengeluaran Alat Kebersihan Tahun 2014 dan 2015 Nama Peralatan Qty Harga Satuan Total Keterangan
Timba
2 Rp 10.000 Rp 20.000
Dilakukan penambahan dua timba untuk toilet yang satu yang tidak beroperasi (toilet yang lama harus diperbaiki)
Ember Rp -
Tidak dilakukan penambahan karena ember yang ada pada saat ini masih bagus dan diperkirakan dapat digunakan dalam jangka waktu satu sampai dua tahun kedepan.
Kain pel Rp -
Tidak dilakukan penambahan karena hanya terdapat satu ruangan saja yang akan dipel yaitu kantor dan loket pembayaran dan diperkirakan dapat digunakan dalam jangka waktu satu sampai dua tahun kedepan
Tempat sampah model gandeng (sampah organik dan
non organik) 10 Rp 150.000 Rp 1.500.000
Dilakukan penambahan tempat sampah model gandeng sebanyak sepuluh karena tempat sampah ini adalah salah satu alat kebersihan yang sangat penting untuk disediakan dalam jumlah yang banyak dengan melihat jumlah tempat sampah pada tabel 4.4 yang ada saat ini tinggal tiga dan pada lokasi kuburan tebing sama sekali tidak terdapat tempat sampah serta melihat beberapa kondisi tempat sampah yang sudah rusak. Tempat sampah ini apabila dirawat dengan baik diperkirakan dapat digunakan dalam jangka waktu tiga sampai empat tahun kedepan.
Sikat kloset 2 Rp13.750 Rp 27.500
Dilakukan penambahan sikat kloset untuk digunakan pada toilet yang rusak.
Sikat lantai 1 Rp 17.500 Rp 17.500
Dilakukan penambahan sikat kloset untuk digunakan pada toilet yang rusak.
Skop sampah 3 Rp 15.000 Rp 45.000
Dilakukan penambahan skop sampah melihat keadaan skop sampah saat ini yang telah rusak dan dilakukan pembelian skop sampah untuk digunakan pada kantor dan lingkungan objek wisata Ke'te' Kesu'. Dilakukan pembelian skop sampah sekaligus tiga agar dapat digunakan secara bergantian sehingga tidak cepat rusak dan apabila skop sampah tersebut terpelihara dengan baik maka diperkirakan dapat digunakan dalam jangka waktu tiga sampai empat tahun ke depan.
Tabel 4.8 Rincian Anggaran Biaya Pengeluaran Alat Kebersihan Tahun 2014 dan 2015 (Lanjutan)
Nama Peralatan Qty
Harga
Satuan Total Keterangan
Keranjang
sampah 2 Rp 17,000 Rp 34,000
Dilakukan penambahan keranjang sampah melihat jumlah keranjang sampah pada tabel 4.4 tinggal dua dan digunakan di dalam kantor dan di dalam loket pembelian tiket.
Sapu lidi 5 Rp 25.000 Rp 125.000
Dilakukan penambahan sapu lidi karena sapu lidi merupakan salah satu peralatan kebersihan yang sangat penting untuk membersihkan lokasi objek wisata dan melihat jumlah sapu lidi pada tabel 4.4 yang saat ini sudah sangat sedikit yaitu tinggal dua sehingga dilakukan pembelian sekaligus lima agar dapat digunakan secara bergantian dan perlu dilakukan pemeliharaan sehingga diperkirakan dapat digunakan dalam jangka waktu tiga sampai empat tahun kedepan.
Sapu panjang
untuk laba-laba 3 Rp 40.000 Rp 120.000
Dilakukan penambahan sapu panjang untuk laba-laba melihat jumlah sapu ini pada tabel 4.4 tinggal satu dan sapu ini digunakan untuk membersihkan kantor, Rumah Tongkonan dan kuburan patane.
Sikat lantai
bertangkai 2 Rp 40.000 Rp 80.000
Dilakukan penambahan sikat lantai bertangkai untuk digunakan pada
toilet yang rusak.
Kemoceng 1 Rp 25.000 Rp 25.000
Dilakukan penambahan kemoceng melihat jumlah kemoceng pada tabel 4.4 tinggal satu dan untuk digunakan pada kantor.
Tissue pada toilet
dan wastafel Rp 19.000 4 Rp 76.000
Tissue pada toilet dan wastafel
(kedepannya dapat mengeluarkan biaya untuk pembelian tissue yang lebih besar dari yang saat ini dianggarkan).
Total Rp 2.070.000
Sumber : Data diolah (2014)
b. Biaya pemeliharaan bangunan
Berdasarkan hasil observasi di lapangan dan wawancara yang dilakukan dengan berbagai pihak yang berkaitan dengan penelitian maka pada laporan proyeksi biaya lingkungan tahun 2014 dan 2015 dapat diberikan usulan bahwa pihak pengelola objek wisata Ke’te’ Kesu’ juga perlu melakukan pemeliharaan terhadap bangunan lain seperti kantor, loket pembelian tiket masuk, dan pada kuburan patane.
Melihat kondisi kantor yang tidak tertata dengan rapi, atap yang sudah tua serta, letak loket pembelian tiket masuk tepat berada di teras kantor membuat kantor terlihat kurang rapi, serta selokan di samping kantor yang dipenuhi sampah membuat air tidak dapat mengalir, terdapat kuburan patane yang sudah hancur dan hingga saat ini belum juga dilakukan perbaikan (Lampiran H-9, H-10, H-11, dan H-19). Usulan melakukan penambahan biaya untuk aktivitas pemeliharaan bangunan mendapat dukungan melalui hasil pembicaraan dengan pihak manajemen Ke’te’ Kesu’.
c. Obat anti rayap
Pada kategori biaya pencegahan polusi diusulkan untuk mengeluarkan biaya pembelian obat anti rayap dengan anggaran sebesar Rp 200.000 yang akan digunakan pada peti mayat dan pada bangunan yang terbuat dari papan untuk mencegah terjadinya pelapukan pada kayu yang disebabkan oleh hewan pemakan kayu seperti rayap.
d. Aktivitas pembuatan dan pemasangan rambu-rambu peringatan kebersihan lingkungan.
Rambu-rambu peringatan ini memiliki fungsi sebagai pengingat kepada orang-orang agar tetap memperhatikan kebersihan lingkungan dan secara tidak langsung berfungsi sebagai penegur bagi mereka yang tidak menjaga kebersihan lingkungan. Berdasarkan hasil observasi di lapangan dan wawancara yang dilakukan dengan berbagai pihak yang berkaitan dengan penelitian dapat diketahui bahwa rambu-rambu peringatan mengenai kebersihan pada sepanjang lokasi objek wisata Ke’te’ Kesu’ masih sangat sedikit, oleh sebab itu pada proyeksi laporan biaya lingkungan tahun 2014 dan 2015 diberi usulan untuk mengeluarkan biaya pembuatan rambu-rambu peringatan kebersihan lingkungan.