• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. MACAM-MACAM MENTAL DISORDER

B. Psikosis

Psikosis adalah bentuk mental disorder atau kekalutan jiwa yang dicirikan dengan adanya disintegrasi kepribadian, dan terputus hubungan dirinya relitas.seorang yang terditeksi psikosis kepribadiannya terganggu, kurang mampu mengusai diri dengan wajar, dan tidak sanggup memahami problemnya. Seringkali orang yang sakit jiwa, tidak merasa bahwa ia sakit, sebaliknya ia menganggap diri normal dan sehat, bahkan lebih baik, lebih unggul dan lebih penting dari orang lain.2

Psikosis terbagi menjadi dua bagian psikosis organik dan psikosis fungsional. Dalam pembahasan ini, penulis lebih memfokuskan pada psikosis fungsional.

Psikosi fungsional

Ada mental disorder secara fungsional, yang non organis sifatnya. Sehingga terjadi perpecahan pribadi, disintegrasi kepribadian ini diikuti oleh maladjustment sosial yang berat. Penderita tidak mampu mengadakan

      

2

  50

hubungan sosial dan dunia luar. Bahkan sering terputus sama sekali dengan realitas hidup, lalu jadi inkompenten secara sosial. Hilang rasa tanggung jawabnya dan fungsi intelektualnya.

Jika tingkah lakunya jadi begitu abnormal dan irrasional, sehingga dianggap bisa jadi bahaya atau ancaman bagi keselamatan orang lain dan bagi dirinya sendiri, maka secara hukum dinyatakan sebagai gila. Yang termasuk psikosis fungsional sebagai berikut :

1. Skizofrenia

Psikosis adalah gangguan mental yang berat yang melibatkan seluruh kepribadian tanpa ada kerusakan jaringan. Psikosis ini tidak mempunyai fungi fisik yang dapat diamati,karna tidak memiliki dasar organik, psikosis ini dianggap sebagai akibat dari hidup dengan stres emosional selama bertahun-bertahun.

Menurut pendapat lain skizofrenia berarti “kepribadian yang terbelah”, yaitu hilangnya sebagian besar hubungan kesadaran yang logis antara tubuh dan jiwa (disintegrasi). Sehingga dalam beberapa keaadaan perilakunya tidak sejalan dengan keadaan emosinya. Hal ini terjadi karena secara mental, kepribadian penderita gangguan ini memang terbelah sehingga mempunyai kecenderungan tubuhnya hidup pada satu dunia tetapi jiwanya berada pada dunia yang lain yang menyebabkan penderita cenderung dianggap “gila”.

Menurut situs resmi www.sizophrenia.com, skizofrenia adalah penyakit yang diakibatkan gangguan susunan sel-sel saraf pada otak

manusia. Skizofrenia merupakan gangguan yang ditandai dengan disorganisasi kepribadian yang cukup parah, distorsi relita dan ketidakmampuan berinteraksi dengan kehidupan sehari-hari. Seseorang yang mengalami skizofrenia tanpa biasanya pikirannya tidak teratur, dan mungkin mengalami delusi atau halusinasi pendengaran.

Skizofrenia mewakili suatu spektrum gangguan yang luas, sehingga sulit sekali menarik kesimpulan secara umum tentang suatu jenis skizofrenia tertentu. Tetapi terdapat suatu perbedaan yang berguna adalah kategori skizofrenia akut, yang berhubungan dengan serangan gejala psikotik yang barat. “psikotik” berhubungan dengan sutu keadaan pada seseorang yang sama sekali tidak berhubungan dengan realitas dan tidak mampu memisahkan antara kenyataan dan ketidaknyatakan.

Sebab-sebab skizofrenia

Terdapat beberapa sebab timbulnya skizofrenia, diantaranya : a. Sebab organis, yaitu adanya perubahan pada struktur sistem saraf

sentral.

b. Tipe pribadi yang schizotime (pikiran yang kacau balau) atau jasmaniyah yang asthenis dan mempunyai kecendrungan skizofrenia. c. Gangguan kelenjer-kelenjer, adanya disfungsi pada endoktrin seks,

kalenjer adrenal, dan kalenjer pituitary (kalenjer didalam otak). Atau akibat dari masa klimakterik atau menstruasi. Kadang-kadang karena kalenjer-kalenjer thyroid dan andrenal yang mengalami athrofi.

  52

d. Adanya degenerasi pada energy mental. Hal ini didukung dengan lebih dari separoh dari jumlah penderita skizofrenia mempunya keluarga yang psikotis atau sakit mental.

Tanda-tanda fisik adalah sebagai berikut :

Gangguan motorik berupa retardasi jasmani dan lamban geriknya, ada tngkah laku yang steoratipis, kadang-kadang ada gerak-gerak motorik yang jadi lamban tidak teratur dan kaku, atau tingkah lakunya yang sering-sering aneh-aneh (eksentrik).

Tanda-tanda fisiknya adalah sebagai berikut :

a. Intelek dan ingatannya jadi sangat mundur, menjadi sangat introver dan menjadi pemimpi siang. Tidak ada kontak dengan lingkungan. Besar tendensi untuk menyendiri dari realitas dan menjadi autistis. b. Menjadi jorok dan kotor sekali.

c. Dihinggapi macam-macam halusinasi

d. Gangguan kepribadian, breakdown mental secara total. Sama sekali tidak menghiraukan dirinya. Tiba-tiba ia dihinggapai perasaan kebencian yang meluap-meluap, sehingga ia menjadi eksplosif sekali dan sangat berbahaya. Dia bisa membunuh dan atau melukai orang-orang sekitarnya.

2. Psikosis Paranoid

Paranoia ialah gangguan mental yang sangat serius yang dicirikan dengan timbulnya delusi-delusi yang di sistimutisir dan banyak dihinggapi idea fixed. 70% dari penderita paranoia ini adalah laki-laki. Pasien pada

umumnya menganggap dirinya superior dan memiliki bakat yang luar biasa, memiliki bakat ketuhanan atau kenabian. Banyak para pemimpin, agitator dan reformer bersifat gelisah yang mempunyai tanda-tanda paranoia ini.

Tanda-tanda paranoia :

a. Selalu diikuti oleh delusi-delusi, hayalan kemegahan, hayalan dikejar-kejar dan iri hati. Biasanya-delusi-delusi tersebut idea-idea yang disitematisir, merasa sebagi dewa, nabi atau pemimpin besar.

b. Kehidupan mentalnya tidak mengalami dementia, pikirannya masih, tetapi idea-ideanya selalu salah , khususnya idea-idea sesat yang tegar, sangkaan paksaan yang sesat.

c. Gangguan pada umumnya bersifat kompensatoris, yaitu ada rasa salah dan ras berdosa, rasa inferior, cemburu, iri dan lain-lain yang diproyeksikan pada orang lain, untuk membela egonya sendirinya.

Sebab-sebab psikosa paranoia adalah sebagai berikut :

a. Kecendrungan-kecendrungan homo seksual dan dorongan-dorongan seksual yang tertekan, yang kemudian diproyeksikan (Freud).

b. Idea-idea yang syarat dimuati oleh efek-efek yang luar biasa kuatnya. c. Kebiasaan berpikir yang salah, disebabkan oleh rasa iri hati, selfish,

egosentris, terlau sensitif dan kerap kali dihinggapi rasa curiga.

d. Merupakan bentuk konpensasi terhadap-terhadap kegagalannya dan terhadap kompleks-kompleks inferior. Atau ada defence mechanism terhadap rasa bersalah dan berdosa. Atau tumbuh perasaan-perasaan super lain dari pada orang biasa dan sebagainya.

  54

Sebab-sebab yang menjadikan orang mengalami gangguan kejiwaan yang membawa ketidak bahagian dalam hidup, tidak terlepas dari pengalaman yang dilaluinya, terutama diwaktu kecil. Demikian pola pendidikan yang diterima dari orang tua, dari sekolah dan suasana keluarga yang membesarkannya, juga lingkungannya juga sangat mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang. Karena itu, lingkungan rumah tangga, sekolah dan masayarakat mempunyai peranan yang sangat penting sekali dalam menciptakan ketenangan kejiwaan seseorang atau kesehatan mentalnya, atau malah sebaliknya bisa menjadi penyebab timbulnya gangguan kejiwaan seseorang.

C. Psikosomatik

Dinamakan gangguan psikosomatik pertama kali Johann Christian Heinroth pada tahun 1818 yang kemudian dipopulerkan oleh Maximilian jacobi, seorang dokter skitrik jerman. " psikosomatik" adalah gabungan dari kata "Psyce" (interaksi jiwa) dan "soma" (tubuh) yang menakankan kesatuan Kausatif atau pendekatan kholistik terhadap kedokteran, karena semua penyakit dipengaruhi oleh faktor psikologis, suatu hubungan yang telah digali oleh berbagai bidang kedokteran alternative.

1. Defenisi gangguan psikosomatik

Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memilki gejala fisik (seperti: nyeri, mual, dan pusing) dimana tidak ditemukan penjelasan medis yang ade kuat berdasarkan pemeriksaan fisik

dan laboratium. Atau disebut juga gangguan psikosomatik yang artinya gangguan jiwa dan dimanifestasikan pada gangguan susunan saraf vegetatif, karena manusia bereaksi secara kholistik maka gangguan jiwa senantiasa sedikit atau banyak mempunyai komponen somatik.

Wanita dengan gangguan somatisasi melebihi jumlah laki-laki sebesar 5 sampai lis dan tidak mendiagnosis gangguan somatisasi pada laki-laki. Namun demikian dengan rasio wanita berbanding laki-laki adalah 5 berbanding 1 prevalensi seumur gangguan ini bukan gangguan yang jarang ditemukan.

Diantara pasien yang datang ketempat dokter umum dan dokter keluarga, sebanyak 5 sampai 10 persen pasien mungkin memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan somatisasi, biasanya gangguan tersebut dimulai sebelum usia 30 tahun tetapi sering kali mulai selama usia belasan tahun.

2. Etilogi

a. Faktor biologis

Suatu bidang baru riset neuro ilmiah dasar yang mungkin relevan dengan gangguan somatisasi dan ganggguan somatoform lainnya mempersalahkan sitokin (cytokines). Sitokin adalah melekul pembawa pesan (messenger molecules) yang digunakan oleh sistem kekebalan untuk berkomunikasi dalam dirinya sendiri dan berkomunikasi dengan sistem saraf, termasuk otak (contohnya: interleukin, faktor neklosis tumor, dan interferon).

  56

Beberapa penelitian mengarah pada dasar neuropsikologis untuk gangguan somatisasi. Penelitian tersebut mengajukan bahwa pasien memiliki gangguan perhatian dan kognitif karakteristik yang dapat menyebabkan persepsi dan penilaian yang salah terhadap masukan (input) somatosenrik.

Gangguan yang dilaporkan adalah distraktibilitas yang berlebihhan, ketidakmampuan untuk terhadap stimulus yang berulang, pengelompokan kontruksi kognitif atas dasar impresonistik, asosiasi parsial dan sirkumstansial, dan tidak adanya selektivitas, seperti yang dinyatakan oleh beberapa penelitian cetusan. Sejumlah penelitian pencitraan otak telah melaporkan penurunan metabolisme di lobus frontalis pada hemisfer nondominan.

b. Faktor psikologis 1) Stress umum

Suatu peristiwa atau situasi kehidupan yang penuh dengan stress internal atau eksternal, aku atau kronis menciptakan tantangan dimana ade kuat. Penelitian terakhir telah menemukan bahwa orang yang menghadapi stress umum secara optimis cenderung tidak mengalami gangguan psikomatik. Jika mereka mengalaminya mereka mudah pulih dari gangguan. Contoh dari stress umum adalah : perceraian, kematian pasangan, bencana, dan lain-lain.

2) Stress spesifik lawan non spesifik

Stress psikis spesifik dapat didefenisikan sebagai kepribadian spesifik atau konflik bawah sadar yang menyebabkan ketidakseimbangan yang berperan dalam perkembangan gangnguan psikosomatik, konflik bawah dasar spesifik adalah berhubungan dengan gangguan psikosomatik spesifik (sebagai contohnya, konflik ketergantungan yang disadari mempresdiposisikan seseorang pada ulkus peptikum).

Selain itu stress nonspesifik yang kronik, biasanya dengan variabel kecemasan yang mengelilinginya, telah diperkirakan memiliki korelasi psikologis yang dikombinasikan dengan kerentanan atau debilitas organ genetik, mempredisposisikan orang tertentu kepada gangguan psikosomatik.

Orang aleksitimik yaitu orang yang tidak mampu membaca emosinya sendiri, mereka memiliki kehidupan fantasi yang miskin dan tidak menyadari konflik emosionalnya, gangguan psikosomatik mungkin berperan sebagai jalan keluar untuk ketegangan mereka yang terkumpul.

Teori penyebab nonspesifik didukung oleh bukti-bukti eksperimental di mana, dibawah stress kronis, binatang menderita gangguan psikosomatik ( seperti ulkus peptikum), jelas binatang tidak memiliki kepribadian tertentu atau konflik psikologis bawah sadar yang dimiliki orang.

  58

c. Faktor sosial

gangguan melibatkan interpretasi gejala sebagai suatu tipe komunikasi sosial, hasilnya adalah menghindari kewajiban (sebagai contohnya, mengerjakan pekerjaan yang tidak disukai), mengekpresikan emosi ( sebagai contohnya kemarahan pada pasangan), atau untuk mensimbolisasikan suatu perasaan atau keyakinan (sebagai contohnya nyeri pada usus seseorang).

3. Gambaran Klinis

Gangguan somatisasi mungkin memiliki banyak keluhan somatik dan riwayat medis yang lama dan sulit. Mual dan muntah (selain selama kehamilan), kesulitan menelan, nyeri di lengan dan tungkai, nafas pendek yang tidak berhubungan dengan aktifitas, amnesia, dan komplikasi kehamilan dan menstruasi adalah gejala yang paling sering. Keyakinan bahwa seseorang telah sakit pada sebagian besar kehidupannya juga sering.

Penderitaannya psikologis, masalah interpersonal, kecemasan dan depresi adalah kondisi psikiatrik yang paling menonjol. Ancaman bunuh diri yang sesungguhnya adalah jarang. Jika bunuh diri memang terjadi maka sering kali disertai dengan penyalahgunaan zat. Riwayat medis seringkali sepintas, samara-samar, tidak jelas, tidak konsisten, dan tidak tersusun.

Berbicara dengan mendramatisir, emosional, dan berlebih-lebihan, dengan bahasa yang gamblang dan bermacam-macam. Kadang mengacau

akibat temporal dan tidak dapat membedakan dengan gejala lampau. Dapat dirasa tergantung, berpusat pada diri sendiri, haus akan pujian atau sanjungan, dan manipulatif.

D. Depresi

Depresi merupakan ganguan mental yang sering terjadi di tengah masyarakat. Berawal dari stress yang tidak diatasi, anak seseorang biasa jatuh ke fase depresi. Rathus (1991) menyatakan orang yang mengalami depresi umumnya mengalami gangguan yang meliputi keadaan emosi, motivasi, fungsional, dan gerakan tingkah laku serta kognisi. Menurut Atkinson depresi sebagai suatu gangguan mood yang dicirikan tak ada harapan dan patah hati, ketidakberdayaan yang berlebihan, tak mampu mengambil keputusan memulai Sesutu kegiatan, tak mampu berkosentrasi, tak punya semangat hidup, selalu tegang dan mencoba bunuh diri.3

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan, suatu perasaan tidak ada harapan lagi. Dr. jonathan trisna (dalam http://pmkt-ugm.tripod.com ) menyimpulkan bahwa depresi adalah suatu perasaan sendu atau sedih biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh. 4

1. Gejala-gejala depresif

Depresif merupakan neurosis dengan gangguang utama pada perasaan dengan ciri-ciri : kurang atau tidak bersemangat, rasa harga diri

      

3

Namora lumangga Lubis, Depresi tinjauan psikologis,h. 13 

4

  60

       

rendah, dan cenderung menyalahkan diri sendiri. Gejala-gejala utama gangguan jiwa ini adalah : 5

1) gejala fisik : senantiasa lelah, gangguan pola tidur

2) gejala psikologis : sedih, putus asa, cepat lupa, insomnia, anoreksia, ingin mengakhiri hidupnya, kurang rasa percaya diri, sensitif, perasaan bersalah, terbebani dst.

2. Faktor penyebab neurosis depresif

Menurut hasil riset mutakhir sebagaimana dilakukan oleh David D. Burns (1988 : 6), bahwa depresi tidak didasarkan pada persepsi akurat tentang kenyataan, tetapi merupakan produk “keterpelesetan’ mental, bahwa depresi bukanlah suatu gangguan emosional sama sekali, melainkan akibat dari adanya distorsi kognitif atau pemikiran yang negatif, yang kemudian menciptakan suasana jiwa, terutama perasaan yang negatif pula.

Burns berpendapat bahwa persepsi individu terhadap realitas tidak selalu bersifat objektif. Individu memahami realitas bukan bagaimana sebenarnya realitas tersebut, melainkan bagaimana realitas tersebut ditafsirkan. Dan penafsiran ini bisa keliru bahkan bertentangan dengan realitas sebenarnya.

 

5

PENANGGULANGANNYA DALAM AL-QUR’AN

Dalam psikologi dikenal istilah sakit jiwa dan gangguan kejiwaan/mental disorder, ada yang disebabkan oleh faktor saraf, ada juga yang disebabkan oleh faktor psikis (neorosis, psikoksis, psikosomatik, dan depresi.) dalam prespektif Islam gangguan kejiwaan juga bisa terjadi dan ini disebabkan oleh faktor akhlak yang rendah (yang setelah diteliti penulis dari bab sebelumnya memiliki kesamaan penyebab) yaitu di antaranya ialah: riya, dengki, syirik, nifaq, tamak, takabur, ujub dan al-wahn dan lain-lain.

Dalam bahasa agama jarang disebut dengan penyakit mental yang sering disebut adalah penyakit hati (fi qulubihim maradh).di dalam al-Qur'an tidak kurang dari sebelas kali menyebut adanya penyakit hati (fi qulubihim maradh).

1

Dalam bahasa arab maradh (penyakit) antara lain didefinisikan sebagai "sesuatu yang mengakibatkan manusia melampaui batas keseimbangan/kewajaran mengantar kepada terganggunya fisik, mental dan bahkan kepada tidak sempurnanya amal seseorang. Melampaui batas, satu sisi membawa implikasi pada gerak berlebihan dan sisi lain membawa implikasi ke arah kekurangan.2

Akal yang sakitnya dari gerak berlebihan berwujud kelicikan, tetapi jika sakitnya bersumber dari arah kekurangan (kurang pendidikan) maka sakitnya berwujud ketidaktahuan. Ketidaktahuan akal membawa kepada keraguan dan

      

1

Ahmad Mubarok, "Psikologi Islam Kearifan Dan Kecerdasan Hidup", h, 187  2

M. Quraish. Shihb, " Wawasan Al-Qur'an" h. 189 

61  

62  

 

kebimbangan. Penyakit kejiwaan lain yang bersumber dari gerak berlebihan bisa berujud, angkuh, benci, dendam, fanatisme, serakah dan kikir. Sedangkan penyakit yang bersumber dari arah kekurangan bisa berujud pesimis, rendah diri, kecut, cemas, takut dan sebagainya.3

A. Macam-Macam Hati Dalam Al-Qur'an

1. Hati Yang Sehat ( ﻗ)

Hati yang sehat adalah hati yang selamat pada akhirat, seperti dalam firman Allah swt.

88. (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,89. kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (Q.S. Asy-syua'ra/26: 88-89)

Manusia berbeda ungkapan dalam mendefinisikan makna hati yang sehat. Definisi universal tentang hati yang sehat adalah hati yang bersih dari semua syahwat yang bertentangan dengan perintah Allah Swt ta'ala dan larangan-Nya, bersih dari semua syubhat yang bertentangan dengan wahyu Allah taa'la, bersih dari penyembahan dari selain Allah taa'la, bersih dari berhukum kepada selain rasul-Nya, berharap kepada-Nya, bertawakal kepada-Nya, inabah Nya, merendahkan diri kepada-Nya, mengutamakan keridhaan-Nya dalam setiap kondisi, dan menjauh dari kemurkaan-Nya, karena itu semua esensi ubudiyah yang tidak pantas diberikan kecuali kepada Allah swt taa'la saja.4

      

3

M. Quraish. Shihb, " Wawasan Al-Qur'an, h. 189  4

Salah satu dari generasi salaf berkata " semua perbuatan sekecil apa pun pasti ditanya dua buku: kenapa anda melakukannya?, dan bagaimana anda melakukannya?"Pertanyaan pertama tentang sebab, latar belakang dan konsideran amal perbuatan; apakah ia hanya mengharapkan keuntungan dunia, dan salah satu tujuan dunia adalah mendapat pujian dari mereka dan takut kecaman mereka, atau untuk mendatangkan kesenangan dunia atau menolak kerugian dunia? Ataukah motivasinya adalah karena ingin menunaikan hak

ubudiyah, mencari cintanya, berdekatan dengan-Nya, dan mencari perantara kepada-Nya?

Poros pertanyaan tersebut ialah, apakah anda mengerjakan tindakan tersebut karena Rabb mu atau anda mengerjakan karena hawa nafsumu?

Pertanyaan kedua ialah tentang ittiba' kepada rasullah dalam ubudiyahnya. Maksudnya apakah amal perbuatan termasuk amal perbuatan yang disyari’atkan Allah ta'la melalui rasulnya-Nya atau amal perbuatan yang tidak disyariatkan dan tidak diredhai oleh-Nya.

Solusi dari pertanyaan pertama ialah dengan memurnikan ikhlas. Dan solusi dari pertanyaan kedua ialah dengan mewujudkan ittiba kepada rasullah, membersihkan hati dari segala keinginan yang bertentangan dengan ittiba'

kepada rasullah. Inilah esensi dari hati yang sehat yang menjamin keselamatan, dan kebahagiaan.5

      

5

64  

 

2. Hati yang sakit (ضﺮ ﻬ ﻮ ﻗ)

Hati yang sakit ialah hati yang tidak sehat, tidak normal, dan keluar dari garis keseimbangan, karena kerusakan yang terjadi kepadanya, akibatnya pengetahuan dan gerakan badan menjadi rusak, bisa jadi pengetahuannya hilang total seperti buta, tuli, dan lumpuh atau terkadang pengetahuannya berkurang seperti melemahkan alat-alat pengetahuan, atau melihat sesuatu seperti tidak dalam bentuk aslinya, seperti melihat manis sebagai hal yang pahit, buruk sebagai kebaikan, dan kebaikan sebagai keburukan.

Imam al-Ghazali dalam bukunya Ihya Ulumuddin memberikan pengertian sebagai berikut" adanya sifat dan sikap manusia, yang mendorongnya untuk berbuat buruk dan merusak, yang menyebabkan terganggunya kebahagiaan dan terhilangnya dia dari memperoleh keridhaan Allah Swt.

Allah Swt menyatakan dalam firman-Nya memang ada manusia memiliki sifat yang demikian:

19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.(Q.S. al-Ma'rij/70: 19).

54. dan Sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini bermacam-macam perumpamaan. dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. (Q.S. al-Kahfi/18: 54)

23. (kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (Q.S. al-Hadid/57: 23)

Jadi menurut ayat-ayat tersebut jelaslah bahwa manusia itu sudah ada bibit penyakitnya, dan Allah swt tidak suka kalau penyakit itu berkembang.

Dr. Zakiyah Darajat dalam bukunya "Kesehatan Mental"

mendefinisikan bahwa Kesehatan Mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa (neorose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa

(psikosa).

Dr. Kartini Kartono dalam bukunya " Mental Hygine (Kesehatan Mental)" membagi kekalutan mental itu dalam garis besar kepada :

a. Psikhopat b. Psikhoneurose. c. Skizofrenia

Menurut Dr. Hamzah Ya'kub, apa yang di kemukakan oleh Dr. Zakiyah Derajat dan Dr. Kartini Kartono tersebut adalah akibat dari penyakit

rohani. Dr. Hamzah Ya'kub dalam bukunya tersebut di atas mengatakan: kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit rohani itu amat banyak tetapi dapat di simpulkan sebagai berikut:

a. Merongrong ketenangan b. Menjauhkan diri dari Tuhan c. Melumpuhkan daya kerja.

66  

 

d. Merusak jasmani.

e. Menimbulkan psiko-neurosa dan psikosa.

Maka rohani yang sehat ialah rohani yang tidak mempunyai sifat dan sikap buruk sama sekali serta selalu mendorong manusia untuk berbuat yang diredhai Allah.berbuat yang diredai Allah berarti berbuat seperti yang di ajarka kitab suci Nya (al-Qur'an dan sunnah-Nya yang shahih).

B. Penyebab Gangguan Mental/Rohani

1. Nafsu

Sebab nafsu dikatakan sebagai penyebab timbulnya penyakit mental/rohani adalah karena nafsu itu menumbuhkan sifat dan sikap yang buruk dalam rohani manusia serta mendorongnya untuk berbuat jahat.

Allah Swt berfirman:

karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, (Q. S. Yusuf/12: 53)

Bahkan dari nafsu itu rusak segala-galanya, dalam firman Allah Swt

71. andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. (Q.S. al-Mu'minun/23: 71)

Dan nafsu yang menjadi sebab penyakit adalah nafsu amarah, dan nafsu yang di rahmati Allah Swt adalah nafsu lawwamah dan Muthma-Innah, dalam firman-Nya:

⌦ ⌧

karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (Q. S. Yusuf/12: 53).

2. Syetan

Sebabnya setan ini di nyatakakan sebagai penyebab timbulnya penyakit rohani adalah karena seperti keadaannya nafsu, ia mendorong manusia pula kepada berbuat jahat dan menghiasi dengan kejahatan itu.

Setan sendiri telah bersumpah kepada Allah Swt untuk melakukan hal tersebut kepada manusia.

39. iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, (Q.S. al-Hijr/15:39).

3. Karena Rohani Tidak Diberi Makan

Al-Qur'an menyatakan bahwa makanan rohani itu ialah: "Mauizah Tuhan". Hal ini dinyatakan dalam firman-Nya:

Dokumen terkait