• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pubertas pada Anak Tunanetra

Dalam dokumen BIDANG PLB TUNANETRA KELOMPOK KOMPETENSI I (Halaman 138-142)

Anak Tunanetra

3. Pubertas pada Anak Tunanetra

Secara fisik anak mengalami perubahan secara cepat menjelang masa pubertas. Hal tersebut terjadi di usia remaja. Pada anak awas perubahan fisik dapat dilihat oleh dirinya sendiri dengan bercermin. Tetapi pada anak tunanetra perubahan fisik tersebut hanya dapat dirasakan. Masa pubertas merupakan masa yang rawan karena emosi anak juga cenderung fluktuatif. Sesaat dia gembira tetapi sesaat kemudian dia merasa sedih. Selain

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016 127 masalah emosi yang menjadi tidak stabil, pada masa pebertas ini anak mulai

memiliki ketertarikan dengan lawan jenis.

Anak laki-laki dan anak perempuan masing-masing memiliki tanda-tanda pubertas yang berbeda. Anak perempuan biasanya mengalami pubertas lebih awal dibandingkan dengan anak laki-laki. Umumnya anak perempuan mengalami pubertas pada usia 9 – 14 tahun sedangkan anak laki-laki mengalami pubertas pada usia 11 – 17 tahun. Meskipun saat ini ada kecenderungan anak lebih cepat mengalami pubertas. Hal ini disebabkan oleh faktor makanan yang cenderung kelebihan gizi dan juga hormon pertumbuhan yang disuntikan ke dalam hewan untuk merangsang pertumbuhan hewan tersebut.

Ketika anak perempuan dengan hormon estrogen dan hormon progresteronnya mulai berfungsi secara sempurna, maka dia akan mengalami perubahan bentuk tubuhnya. Mulai dari tumbuhnya payudara dan bulu-bulu halus di bagian tertentu seperti ketiak, seputar alat kelamin, lengan, dan tungkai. Selain itu bentuk tubuhnya yang mulai feminin seperti terbentuknya pinggang dan panggul serta kulit yang menjadi lebih berminyak. Ciri pubertas yang lain adalah anak akan mengalami menstruasi. Hal ini menandakan bahwa tubuh perempuannya sudah berkembang dengan sempurna.

Gambar 6. 4 Masa remaja awal sebelum masa pubertas, perubahan fisik belum terlihat.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016

128

Anak perempuan perlu dijelaskan proses dan mengapa dia mengalami menstruasi sedangkan anak laki-laki tidak. Supaya anak tidak kaget atau bahkan ketakutan ketika pertama kali mengalami menstruasi. Bahwa organ reproduksinya yang terdiri dari vulva, vagina, rahim, saluran telur, serta indung telur telah tumbuh dengan sempurna sehingga indung telur mengeluarkan telurnya dan menempel pada rahim untuk dibuahi. Karena pembuahan tidak terjadi, maka jaringan rahim yang terbentuk untuk melindungi telur kemudian meluruh menjadi darah menstruasi dan keluar melalui vulva (mulut vagina). Telur yang tidak dibuahi ikut luruh bersama dinding rahim tersebut. Keluarnya telur dari indung telur terjadi setiap bulan. Oleh karena itu setiap perempuan yang sudah mengalami pubertas akan mengalami menstruasi secara terartur setiap bulannya.

Perlu juga diajari cara membersihkan diri ketika menstruasi. Apa-apa yang perlu diperhatikan serta boleh atau tidak boleh dilakukan karena saat menstruasi kondisi tubuhnya cenderung rentan. Juga akibat yang mungkin timbul jika darah menstruasi tidak keluar secara keseluruhan. Anak juga perlu dilatih bagaimana cara menggunakan pembalut dan menggantinya sendiri. Juga bagaimana menjaga kebersihan organ pribadinya agar terhindar dari penyakit dan kuman.

Sedangkan pada anak laki-laki pubertas akan terjadi ketika hormon testoteron berfungsi sempurna. Pada masa itu tubuhnya berubah menjadi

Gambar 6. 5 Tubuh remaja yang memasuk usia pubertas mulai berubah.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016 129 lebih maskulin. Ditandai dengan dada dan pundak yang cenderung bidang

serta tumbuhnya jakun yang mempengaruhi suaranya menjadi lebih berat. Selain itu juga diikuti dengan tumbuhnya bulu-bulu halus pada bagian tertentu di tubuhnya seperti di sekitar wajah, sekitar alat kelamin, lengan dan kaki, serta bagi sebagian orang di bagian dada. Jika pada anak perempuan pubertas ditandai dengan menstruasi, pada lelaki pubertas ditandai dengan mimpi basah. Hal ini menandakan fungsi kelelakiannya sudah berkembang dengan sempurna.

Anak perlu dijelaskan mengapa dia mengalami mimpi basah. Bahwa organ reproduksinya yang terdiri dari kantung zakar (scrotum), testis atau buah zakar, dan batang penis telah tumbuh sempurna. Pada saat itu hormon testoteron yang ada di dalam buah zakar telah menghasilkan sprema. Pada saat sperma penuh maka tubuh akan mengeluarkan sperma tersebut melalui penis dengan cara mimpi basah. Dimana seorang laki-laki bermimpi bermesraan dengan seorang perempuan. Mimpi basah ini tidak hanya sekali. Seorang laki-laki akan mengalami mimpi basah setiap kali spermanya penuh.

Pada anak tunanetra, tanda-tanda pubertas yang merupakan hal wajar tersebut tidak dapat mereka saksikan pada orang di sekitar mereka. Sehingga informasi tentang pubertas hanya dapat mereka peroleh dari pengalamannya atau pengalaman orang lain yang diceritakan pada mereka. Itulah sebabnya orang tua dan guru perlu secara khusus memberikan penjelasan mengenai perubahan tubuh dan juga masalah pubertas yang akan mereka alami. Saat ini sudah tersedia boneka berjenis kelamin perempuan maupun boneka berjenis kelamin laki-laki. Penggunaan boneka dalam menjelaskan tanda-tanda pubertas akan sangat membantu akan anak dapat mengenali bagian yang dijelaskan dengan cara menyentuh bagian tubuh boneka.

Pembahasan masalah pubertas ini sebaiknya dilakukan oleh orang tua atau guru yang berjenis kelamin sama dengan anak agar tidak ada rasa sungkan atau malu juga untuk faktor keamanan. Anak perempuan juga perlu tahu

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016

130

masalah pubertas yang dialami anak laki-laki walaupun tidak perlu terlalu detil, begitu pula sebaliknya. Hal ini dilakukan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan diantara anak lelaki dan anak perempuan karena rasa ingin tahunya.

Mengingat indera yang berfungsi baik pada anak tunanetra diantaranya taktil dan pendengaran, perlu ditekankan bahwa ketika memasuki usia pubertas mereka perlu berhati-hati dalam menyentuh temannya. Baik yang memiliki jenis kelamin sama maupun yang berbeda. Jadi penjelasan juga termasuk pada hal-hal yang tidak boleh dilakukan dan harus dihindari dan hal-hal yang boleh dilakukan dalam bergaul diantara mereka sebagai anak remaja. Pendekatan melalui batasan-batasan dalam agama serta norma di masyarakat perlu ditanamkan sejak awal.

Komunikasi yang baik antara orang tua dan guru juga diperlukan dalam hal penjelasan masalah pubertas ini. Idealnya yang menyampaikan pertama kali masalah pubertas adalah orang tua. Agar anak merasa lebih nyaman dan tidak canggung. Tetapi jika karena sesuatu hal anak lebih terbuka pada guru, maka guru harus menyampaikan penjelasan apa saja yang telah diberikan pada anak seputar masalah pubertas. Agar orang tua dan guru dapat melakukan pengkondisian yang sama antara rumah dan sekolah. Kejelian orang tua juga guru sangat diperlukan dalam melihat perubahan tubuh serta emosi pada anak. Jika komunikasi orang tua dengan anak berlangsung dengan baik, tidak ada salahnya orang tua menanyakan langsung masalah perubahan fisik yang dialami sang anak. Hal ini diperlukan untuk memancing perbincangan dan keterbukaan anak mengenai masalah pubertas yang dialaminya.

Dalam dokumen BIDANG PLB TUNANETRA KELOMPOK KOMPETENSI I (Halaman 138-142)