• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Kajian Teori

5. Integrated Marketing Communications

7.1. Publicity atau Public Relations

Sama halnya dengan advertising, publikasi/ public relations adalah komunikasi non-personal melalui berbagai media massa seperti TV, radio, majalah dan koran mengenai perusahaan, produk, jasa atau sponsor acara yang didanai langsung atau tidak langsung yang dilakukan dalam bentuk news release, press conference, artikel, film dan lain-lain. Bedanya dengan advertising adalah, untuk masuk ke jaringan media massa perusahaan tidak mengeluarkan dana khusus melainkan menyediakan berita seputar produk

dan jasa, melakukan event atau aktivitas lain yang menarik untuk diliput atau dipublikasikan oleh media massa.

Sedangkan public relation adalah fungsi manajemen yang dilakukan untuk mengevaluasi perilaku publik, mengedentifikasi kebijakan dan prosedur individu atau organisasi terhadap public interest, serta mengeksekusi sebuah program untuk dapat diterima dan dipahami oleh publik. Tujuan utama melakukan public relation adalah untuk menciptakan dan mengelola image positive perusahaan di mata publik yang biasanya dilakukan dengan cara melakukan pengumpulan dana, mensponsori acara khusus, berpartisipasi dalam aktivitas sebuah komunitas dan masih banyak lagi yang lainnya.

7.2.Periklanan (Advertising)

Iklan merupakan model komuniaksi yang dapat menjangkau publik secara luas, yang mana dapat digunakan untuk membangun citra dengan jangka panjang dan juga dapat mempercepat quick sales. Biaya yang digunakan cukup efisien untuk meenjangkau khalayak massal selain itu iklan bersifat baku dan dapat ditayangkan berulang-ulang serta dapat memperoleh efek yang dramatisasi dari iklan yang ditayangkan. Akan tetapi iklan juga dapat membawa pesan menjadi monolog atau komunikasi satu arah saja (Hermawan, 2012: 64).

“Periklanan (advertising) adalah semua bentuk terbayar

presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa dengan sponsor tertentu” (Kotler dan Amstrong, 2008: 150).

7.3.Penjualan Langsung (Direct Marketing)

Pasar tidak dapat dicapai apabila kita hanya mengandalkan salah satu cara atau medium saja, namun marketing strategy effective adalah memasuki pasar dengan berbagai cara dan medium melalui perhitungan yang tepat.

Menurut Belch dan Belch dalam bukunya Advertising Promotion (dalam Soemanagara, 2006: 37) memberikan definisi tentang direct marketing sebagai berikut:

Direct marketing is a system of marketing by wich organizations communicate directly with the target costumer to generate a response or transactions”.

Definisi ini menggambarkan adanya suatu hubungan yang sangat dekat dengan target market dan memungkinkan proses two ways communications terjadi. Komunikasi yang dilakukan secara langsung ditujukan untuk memperoleh respon atau transakasi yang terjadi dalam waktu singkat.

7.4. Internet atau Media Baru

Peranan Internet dalam dunia bisnis yang sangat signifikan adalah dengan berubahnya konsep pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi. Perusahaan mulai memanfaatkan Internet sebagai ajang promosi ke seluruh dunia dengan membuat sebuah situs resmi perusahaan. Situs perusahaan umumnya menampilkan company profile, produk yang dijual dan berita menyangkut aktivitas perusahaan. Perusahaan atau organisasi juga menyediakan fasilitas e-mail bagi orang yang hendak

menghubungi perusahaan yang bersangkutan. Tidak hanya perusahaan besar bahkan perusahaan yang lebih kecil pun memiliki situs karena membuat sebuah situs tidaklah sulit dan biayanya relatif terjangkau (Jurnal Administrasi Bisnis (2012), Vol.8, No.1: hal. 73–87).

Hal yang membedakan adalah tampilan situs terebut dimana situs perusahaan besar biasanya dikelola secara khusus sehingga data dan tampilannya sering diperbarui. Internet juga dijadikan sebagai media untuk menggaet calon konsumen atau pelanggan. Caranya adalah dengan mengirim e-mail dan newsletter (dalam teori pemasaran Philip Kotler) merupakan contoh pemasaran langsung melalui Internet. Salah satu jenis pemasaran yang memanfaatkan berbagai media yang ada di Internet adalah viral marketing atau pemasaran viral (Jurnal Administrasi Bisnis (2012), Vol.8, No.1: hal. 73–87).

Pemasaran viral adalah model pemasaran dari mulut ke mulut dengan menggunakan media Internet atau Internet Word of Mouth. Viral berati virus yang penyebarannya berlangsung dengan cepat. Datta et.al, 2005: 72 (dalam Jurnal Administrasi Bisnis (2012), Vol.8, No.1: hal. 73– 87) menjelaskan apa yang dimaksud dengan viral marketing yaitu:

”On the internet, viral marketing is a marketing technique that induces web sites or users to pass on a marketing message to other sites or users, creating a potentially exponential growth (like a virus) in the message‟s visibility and effect”

Media yang dapat digunakan dalam viral marketing yaitu e-mail, blog, situs jejaring sosial dan situs berbagi video. Berkaitan dengan situs jejaring sosial dan blog yang termasuk ke dalam media sosial, dikatakan oleh Philip Kotler dalam acara peresmian workshop Hyundai di Denpasar Bali (dalam Jurnal Administrasi Bisnis (2012), Vol.8, No.1: hal. 73–87) sebagai berikut:

”New marketing is social media”.

“Pola pemasaran lewat social media memungkinkan interaksi antara produsen dengan konsumen produknya. Hal yang tidak mungkin ditemukan bila menggunakan pemasaran dengan cara lama. Konsumen yang puas akan menyebarkan kepuasan itu ke teman-temannya. Ini tidak bisa dilakukan lewat iklan.” (Jurnal Administrasi Bisnis (2012), Vol.8, No.1: hal. 73–87).

7.5.Personal selling

Penjualan personal atau personal selling merupakan suatu bentuk komunikasi langsung antara penjual dengan calon pembelinya (person-to- person communication). Dalam hal ini, penjual berupaya untuk membantu atau membujuk calon pembeli untuk membeli produk yang ditawarkan (Morrisan, 2010 : 32).

Personal selling merupakan alat promosi yang berbeda dari periklanan karena penjualan ini dilakukan oleh orang atau individu dalam pelaksanaanya. Dengan demikian, komunikasi yang dilakukan orang secara individu dapat lebih fleksibel. Hal ini adalah karena terjadi interaksi personal langsung antara seorang pembeli. Alat komunikasi umum yang

digunakan pada personal selling adalah presentasi penjualan, pertemuan penjualan, program intensif dan sampel wiraniaga (Rangkuti, 2009: 27). 7.6.Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Promosi penjualan adalah penjualan jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk dan jasa (Kotler dan Amstrong, 2008: 204). Promosi penjualan meliputi pilihan sarana yang luas (kupon, kontes, potongan harga, premi dll) semuanya mempunyai banyak kualitas unik. Semua sarana ini menarik perhatian konsumen, menawarkan intensif dan bisa digunakan untuk mendramatisasi penawaran produk serta meningkatkan penjualan yang lesu. Pengaruh promosi penjualan biasanya berumur pendek, dan sering tidak seefektif iklan atau penjualan personal dalam membangun preferensi merek jangka panjang dan hubungan pelanggan.Penjual bisa menggunakan promosi penjualan untuk mendorong pembelian pelanggan jangka pendek atau meningkatkan hubungan pelanggan jangka panjang.

8. Evaluasi dalam Integrated Marketing Communication

Hal yang perlu dilakukan setelah tujuan - tujuan komunikasi pemasaran dibuat (dikutip dari Shimp, 2014: 28) yaitu elemen – elemen komunikasi dipilih dan dibaurkan, pesan – pesan dan media dipilih, program – program komunikasi dilaksanakan dan mungkin juga dipertahankan, maka evaluasi program dalam Integrated Marketing Communication harus dilakukan. Evalusi dilakukan dengan cara mengukur hasil dari upaya – upaya marcom atas tujuan – tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Apa pun situasi

yang dialami oleh perusahaan atau organisasi penting untuk mengevaluasi hasil dari upaya marcom yang telah dilakukan.

Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang suatu kegiatan atau pekerjaan, dimana selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi – informasi yang berguna bagi pihak pembuat kepustusan untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan. Dalam evaluasi terdapat perbedaan yang mendasar dengan penelitian meskipun antara dua kegiatan ini memiliki metode yang sama. Perbedaan tersebut terletak pada tujuan pelaksanaannya. Jika penelitian bertujuan untuk membuktikan sesuatu (prove) maka evaluasi bertujuan untuk mengembangkan (improve). Tujuan melakukan evaluasi program adalah :

8.1.Membatu perencanaan untuk pelaksanaan program

8.2.Membantu dalam penentuan penyempurnaan keputusan atau perubahan program

8.3.Membantu dalam penentuan keputusan berkelanjutan atau penghentian program karena dipandang program tersebut tidak ada manfaatnya atau tidak dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan.

Evaluasi menjadi rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja atau produktifitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Secara umum penelitian evaluasi diperlukan untuk merancang, menyempurnakan dan menguji pelaksanaan suatu praktik program yang dilakukan. Dalam suatu rancangan program baru, kegiatan memerlukan data hasil evaluasi program sebelumnya untuk membantu perencanaan hingga proses kegiatan program yang baru (Hadi, 2011 : 17 dalam sulardi 2014).

Dalam dunia bisnis akan ada peningkatan permintaan atas akuntabilitas, yang mensyaratkan bahwa riset dikerjakan dan data diperoleh untuk menentukan apakah keputusan – keputusan marcom yang diimplementasikan telah mencapai tujuan – tujuan yang diharapkan untuk diraih. Hasil dapat diukur dalam hal dampak perilaku seperti peningkatan penjualan atau berdasarkan pada munculan – munculan komunikasi (feedback). Gambar 5. Pembuatan keputusan Marcom tingkat merek dan mencapai

hasil yang diinginkan

Sumber: Shimp, 2014: 23 Program Marcom Keputusan mendasar: (Penargetan, pemosisian, penetapan tujuan, penganggaran Keputusan pelaksanaan: (pembauran elemen – elemen, pembuatan pesan, pemilihan media,

membangun momentum Evaluasi Program

Megukur hasil, Menyediakan umpan

balik, Mengambil tindakan koreksi

Ukuran – ukuran dari munculan – munculan komunikasi meliputi kesadaran merek, pemahaman pesan, sikap terhadap merek dan niat – niat pembelian. Hal tersebut merupakan tujuan – tujuan komunikasi (bukan behavioral) dalam artian bahwa pengiklan berupaya untuk mengkomunikasikan argumen pesan tertentu atau menciptakan impresi menyeluruh tertentu. Sangat penting untuk mengukur hasil – hasil dari semua program marcom.

Kegagalan untuk mencapai target membutuhkan tindakan koreksi yang mungkin membutuhkan investasi yang lebih besar, suatu kombinasi elemen – elemen komunikasi yang berbeda, revisi strategi kreatif, alokasi – alokasi media yang berbeda atau menjadi tuan rumah dari kemungkinan acara lain. Hanya dengan acara sistematik penetapan tujuan dan pengukuran hasil memungkinkan untuk mengetahui apakah program – program marcom bekerja seperti yang diharapkan dan bagaimana upaya – upaya kedepan dapat meningkatkan kinerja dari masa lalu (Shimp, 2014: 28 – 29).

F. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, karena peneliti hanya ingin memaparkan situasi dan peristiwa yang ada secara rinci dan mendalam mengenai kondisi yang terjadi dilapangan yang mana dalam hal ini adalah mengenai strategi kreatif yang dilakukan oleh band indie FSTVLST dalam persaingan industri musik di Yogyakarta. Peneliti tidak menjelaskan hubungan serta tidak menguji hipotesis (Kriyantono, 2006: 69).

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, yang mana bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu (Kriyantono, 2006: 69). Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, yang mana menurut Moleong (dalam Herdiansyah, 2012: 9) adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya prilaku, presepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya secara horistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

2. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

2.1.Wawancara

Metode ini menerapkan jenis wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide) yakni merupakan bentuk spesifikasi yang berisi instruksi yang mengarahkan dalam melakukan wawancara yang mana tidak berisi pertanyaan-pertanyaan secara mendetail, melainkan hanya sekedar garis besar data dan informasi yang ingin didapatkan dari sebuah informasi. Di dalam pertanyaan yang akan diajukan kepada responden sudah disusun secara sistematis (Kriyantono, 2006:101). Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan

manajemen atau personil FSTVLST dimana mereka merupakan band indie yang melakukan segala proses promosi dan distribusi secara mandiri. 2.2.Dokumentasi

Dokumentasi ialah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain tentang subjek. Hal ini digunakan untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan (Herdiansyah, 2012: 143). Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan pemberitaan tentang FSTVLST mengenai aktifitasnya baik masuk dalam surat kabar, majalah, on-air di Radio lokal dan foto - foto saat manggung.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di FSTVLST yang beralamatkan di LIBSTUD JCD YK jl. Cendrawasih 351 B, Pringwulung, Yogyakarta, (Barat Wisata Kuliner Pringwulung). Peneliti mengambil tempat penelitian disini karena letaknya sangat strategis dan FSTVLST merupakan band berbasis indie label yang sukses dipasaran tanpa menggunakan major label dan untuk mengetahui bagaimana aktifitas dalam strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan terhadap persaingan industri musik indie di Yogyakarta.

4. Teknik Penentuan Informan

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling yaitu teknik yang berdasarkan kepada kriteria - kriteria tertentu yang dibuat priset berdasarkan tujuan riset. Sedangkan orang - orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak di jadikan sampel (Kriyantono, 2006: 158). Dengan menggunakan penelitian sample jenis purposive sampling ini maka peneliti akan memilih informan yang dapat dipercaya untuk menjadi sumber informasi yang diharapkan. Sehingga dalam peneitian ini informan sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut:

4.1.Informan tersebut merupakan anggota atau personil band FSTVLST. 4.2.Menguasai atau memahami segala hal tentang komunikasi pemasaran yang

dilakukan oleh band FSTVLST baik internal maupun eksternal. 5. Validitas data

Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat kedalam kegiatan penelitian yang mana harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya dengan cara teknik triangulasi. Terdapat empat macam teknik triangulasi yakni triangulasi data, triangulasi metode, triangulasi peneliti, dan triangulasi teori. Dalam penelitian ini lebih cenderung menggunakan teknik triangulasi data (sumber), karena data yang sama atau sejenis akan lebih mantab kebenaranya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda (Sutopo, 2002: 78).

6. Teknik analisis data

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis data model Miles dan Huberman. Teknik analisis ini terdiri dari empat komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan (Herdiansyah, 2012: 164). Pertama, pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mewawancarai sampel yang telah ditentukan yaitu sampel yangberasal dari pihak FSTVLST Farid Stevy Asta selaku vokalis band.

Kedua, reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data yang dilaksanakan selama berlangsungnya proses penelitian dan mengatur data sedemikian sehingga dapat ditarik kesimpulan akhir.

Ketiga, penyajian data yang disusunsupaya peneliti dapat dengan mudah mendapatkan gambaran yang jelasmengenai data secara keseluruhan.

Keempat, penarikan kesimpulan dilakukan setelah proses pengumpulan data berakhir dan seluruh data telah disajikan.

Gambar 6. Teknik analisis data model Miles dan Huberman.

Sumber: Herdiansyah, 2012: 164

Pengumpulan data

Penyajian data Reduksi data

55

BAB II

GAMBARAN UMUM PROFILE BAND FSTVLST A.Sejarah Band FSTVLST

FSTVLST (dibaca: Festivalist) adalah sebuah fenomena menarik. FSTVLST yang lahir dari Jenny sebuah band bernafaskan garage rock ala The Strokes yang sempat didukung massa solid di Yogyakarta dengan nomor

andalan “Mati Muda,” yang juga pernah digubah secara instrumental oleh

Frau. Kehilangan dua personel tak lantas menumbangkan karir anggota band FSTVLST. Nama Jenny kemudian diistirahatkan, personel baru didatangkan, lalu lahirlah FSTVLST dengan jumlah penggemar yang lebih menjulang. Masih berakar dari semangat Jenny, FSTVLST semakin tangguh dengan konsep lirik, aransemen, visual, aksi panggung dan ideologi yang kuat, yang kemudian kini mereka definisikan menjadi “Almost Rock Barely Art”.

Tak ada sejarah FSTVLST tanpa nama Jenny. Jenny yang didirikan di Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) pada tahun 2003. Jenny sempat merilis sebuah album penuh berjudul “Manifesto”. Album ini berisi sepuluh judul lagu, berikut daftar lagu – lagu Jenny dalam album “Manifesto”: 1. 120

2. Dance song

3. Manifesto Postmodernisme 4. Menangisi akhir pekan 5. Resistance is futile 6. The only way

56

7. Maha oke 8. Cairan pendosa 9. Asap dihela nafas 10. Mati muda

Namun pada 2010, pemain bass mereka mengundurkan diri karena masalah pekerjaan dan keluarga, disusul sang drummer setahun kemudian dengan alasan serupa. Hanya tersisa setengah dari jumlah personel awal, Jenny memutuskan untuk berganti nama menjadi FSTVLST. Tepatnya pada tahun 2011 nama FSTVLST lahir. Titik pergantian nama itu adalah sebuah acara musik yang digelar di Yogyakarta dengan tema “Mendengar Jenny Melihat

FSTVLST” lewat konsep memainkan lagu-lagu Jenny dibelakang cadar

bertuliskan nama FSTVLST. Pada tahun 2012 menggarap album perdana FSTVLST dengan formasi tetap Farid Stevy Asta (vokal), Roby Setiawan (gitar), Humam Mufid Arifin (gitar bas), Danish Wisnu Nugraha (drum) dan Rio Faradino (keyboard).

Meski tak mau melupakan Jenny sebagai sejarah, nama FSTVLST

sendiri dimaknai sebagai “orang-orang yang merayakan apa saja dalam

hidup”, yang dalam konteks musik berarti semua pihak yang merayakan musik, baik itu musisi atau penikmatnya. “Almost rock barely art” FSTVLST canangkan sebagai genre, elemen garage warisan Jenny terdengar mulai direcoki sentuhan post punk dan art rock ala Velvet Underground. Musik dari era 90 sampai saat ini di blend yang mereka gunakan sebagai referensi sehingga tidak ada yang memaksa atau terpaksa ditampilkan supaya

57

terlihat „wah‟. Genre musik FSTVLST tidak terlalu spesifik, bisa ke arah rock atau garage.

Mengenai pendewasaan dan perbandingan warna musik antara Jenny dan FSTVLST yaitu terlihat karena pada saat nama band mereka masih menggunakan nama Jenny sangat apa adanya. Karena waktu itu bisa dikatakan sebagai DIY (Do It Yourself). Terdapat kendala dalam dana, fasilitas yang memenuhi untuk membuat record. Saat ke FSTVLST ini bukan terus musiknya melembek. Personil mengakui bahwa mereka buat sedikit lebih tenang, lebih terkonsep dengan baik. Selain aransemen, yang juga rawan mencuri perhatian saat mendengar lagu-lagu FSTVLST adalah lirik puitis ciptaan sang vokalis. Tentang inspirasinya, sang vokalis mengemukakan, bahwa inspirasi lirik – lirik yang ia buat merupakan hal – hal yang tidak jauh- jauh dari dirinya seperti apa yang pernah ia alami, atau diibaratkan semua pengalaman yang pernah ia pegang. Jadi sang vokalis tidak pernah membahasakan yang ia tidak tahu.

Latar belakang pendidikan seni rupa juga membuat kuartet itu tak bisa mengindahkan unsur visual. Bagi FSTVLST, visual tidak hanya untuk dinikmati, namun juga sebagai metode penyampaian pesan dari band kepada penyimaknya. Maka para penggemar setia FSTVLST tak akan asing lagi dengan celana bercorak tulang tengkorak yang kerap dikenakan Farid dalam aksi panggungnya yang eksentrik dan cenderung artistik. Dalam warna merah- putih-hitam yang diusung menjadi ciri khas band pun bersemayam pesan

58

„Kesetaraan‟ adalah konsep yang dijunjung tinggi oleh FSTVLST

untuk mengenyahkan model interaksi antara idola dan penggemar yang membuat mereka jengah. Melihat antusiasme publik kepada FSTVLST yang semakin membludak, mereka segera mengambil tindakan dengan mengukuhkan orang-orang yang antusias pada FSTVLST dengan sebutan Festivalist, yang otomatis sama dengan nama band itu sendiri.

Farid mengutarakan, “Band ini kan mulanya dari institusi seni rupa, bukan seni musik. Jadinya ketika kami berkarya, etos yang dibangun itu bener-bener etos berkarya. Ingin menge-nol-kan yang lain. Bukan tendensi-tendensi kayak pengen terkenal, pengen menjadi

figur yang seperti apa.”

“Bahwa saya tidak mau kemudian jadi pengen dielu-elukan,

sampai dibawain bendera. Saya selalu menanamkan ke temen-temen Festivalist, „Biasa wae ama FSTVLST itu‟. Kalau mau mendengarkan ya mendengarkan. Yang patut dibegitukan kan ya lebih baik orang

tuamu, ” imbuhnya.

Meski tak mau diagungkan, namun kedekatan FSTVLST dengan Festivalist boleh diuji, apalagi mereka kerap menggelar acara-acara sederhana seperti bedah lirik, buka bersama, FSTVLST sketch, atau yang terbaru adalah

ajang pembuatan video musik untuk single anyarnya, “Ayun Buai Zaman.”

Kini perkembangan pengerjaan album perdana sampai di hari-hari terakhir target mereka untuk dapat dirilis pada Februari ini. Tak seperti tren band cutting edge yang merilis EP dahulu, FSTVLST memilih langsung melepas 10 lagu dalam format album penuh. Berikut adalah lagu – lagu FSTVLST di album “Hits Kitsch”:

59

1. Ayun buai zaman

2. Bulan setan atau malaikat 3. Orang - orang di kerumunan

4. Hari terakhir peradaban (re-recorded) 5. Hujan mata pisau (re-recorded) 6. Hal - hal ini terjadi

7. Tanah indah untuk para terabaikan, rusak dan ditinggalkan 8. Satu terbela selalu

9. Menantang rasi bintang (full version) 10. Akulah ibumu

Dengan single

1. The Only Way (versi akustik) 2. Menantang Rasi Bintang 3. Ayun Buai Zaman

4. Telan Cakrawalanya (album kompilasi oleh Doggyhouse Recs)

Penghargaan yang FSTVLST dapatkan yaitu antara lain album “Hits Kitsch” dinobatkan sebagai salah satu dari 20 Album Terbaik Indonesia tahun 2014 oleh Majalah Rolling Stone Indonesia edisi Januari 2015. Mengenai konsep yang diangkat dalam album “Hits Kitsch”, vokalis mengibaratkan bahwa mereka mungkin menjadi orang - orang di kerumunan yang kemudian bisa merasakan apa yang terjadi disekelilingnya. Ingin mengetahui apa yang terjadi pada orang-orang terdekat mereka dan apa yang sedang terjadi di dunia sana. Sang vokalis yang merupakan pencipta lirik – lirik lagu FSTVLST

60

kemudian meluapkan pendapatnya terhadap hal-hal yang terjadi, tapi dengan konsekuensi bahwa mereka juga menjadi bagian dari hal tersebut. Sehingga hal itu bukan merupakan sebuah judgement, konsepsinya sebenarnya seperti

„rekaman atas hal-hal yang terjadi di sekitar‟. Dengan kita sadari bahwa kami

ada disana juga. Istilahnya, mereka mencoba mendefinisikan musik kembali setelah menjadi FSTVLST.

Beberapa single yang telah dirilis sebelumnya juga akan turut dieksekusi kembali dalam album itu, seperti “Hujan Mata Pisau,” “Hari Terakhir Peradaban,” “Menantang Rasi Bintang,” termasuk juga “Ayun Buai

Zaman,” sebuah single dengan atmosfer khas U2 yang riang, dilepas

sebagai teaser dengan konten lirik yang menurut mereka merepresentasikan keseluruhan album. Selain itu akan ada satu lagu bertajuk “Hal-hal Ini Terjadi

Dokumen terkait