• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 TINJAUAN PUSTAKA

6.8 Komposisi Famili dan Spesies Ikan Karang

4.8.1 Pulau Aceh

Visual sensus terhadap ikan karang di kawasan Pulau Aceh pada tahun 2006, 2008, 2009 dan 2011 diperoleh jumlah keseluruhan famili ikan karang adalah 30, 37, 37 dan 30 famili. Famili yang banyak ditemukan pada setiap tahun pengamatan adalah dari famili Acanthuridae (4%, 6%, 7% dan 8%), Caesionidae (31%, 16%, 18% dan 5%), Chaetodontidae (3%, 4%, 3% dan 4%), Labridae (4%,

12%, 6% dan 12%), Lutjanidae (4%, 2%, 2% dan 4%), Mullidae (2%, 6%, 2% dan 2%), Pomacentridae (34%, 35%, 49% dan 47%), Serranidae (10%, 6%, 3% dan 5%), dan famili lainnya (6%, 8%, 7% dan 6%) serta berdasarkan famili lainnya dapat dilihat pada gambar gambar 23.

Gambar 23 Komposisi ikan berdasarkan famili di Pulau Aceh.

Komposisi spesies ikan-ikan karang dikawasan Pulau Aceh pada tahun 2006 diperoleh jumlah keseluruhan ikan karang sebanyak 3.055 individu ikan karang yang termasuk kedalam 145 jenis spesies. Pada tahun 2008 jumlah keseluruhan ikan karang adalah 7.598 individu ikan karang yang termasuk kedalam 207 jenis spesies. Pada tahun 2009 dan 2011 jumlah keseluruhan ikan karang adalah 9.650 dan 3.126 individu ikan karang yang termasuk kedalam 233 dan 142 jenis spesies.

Persentase individu spesies ikan karang sepuluh besar tertinggi yang ditemukan pada setiap tahun pengamatan adalah dari spesies Chromis dimidiata (8%, 4%, 6% dan 3%), Plectroglyphidodon lacrymatus (1%, 5%, 5% dan 3%), Pseudanthias Squamipinnis (9%, 4%, 2% dan 4%), Chromis weberi (8%, 12%,

16% dan 5%) dan spesies lainnya (26%, 47%, 39% dan 48%) serta berdasarkan spesies lainnya dapat dilihat pada gambar gambar 24.

Gambar 24 Komposisi ikan berdasarkan spesies di Pulau Aceh.

4.8.2 Daerah Pemanfaatan

Visual sensus terhadap ikan karang di kawasan daerah pemanfaatan pada tahun 2006, 2008, 2009 dan 2011 diperoleh jumlah keseluruhan famili ikan karang adalah (33, 36, 35 dan 34 famili). Persentase famili yang ditemukan pada setiap tahun pengamatan adalah dari famili Acanthuridae (5%, 8%, 11% dan 10%), Caesionidae (21%, 4%, 11% dan 12%), Chaetodontidae (3%, 3%, 5% dan 6%), Labridae (5%, 6%, 8% dan 13%), Pomacentridae (49%, 41%, 34% dan 25%), Serranidae (7%, 19%, 7% dan 17%), dan famili lainnya (8%, 10%, 9% dan 8%) serta berdasarkan famili lainnya dapat dilihat pada gambar gambar 25.

Gambar 25 Komposisi ikan berdasarkan famili di daerah pemanfaatan.

Komposisi spesies ikan-ikan karang dikawasan daerah pemanfaatan pada tahun 2006 diperoleh jumlah keseluruhan ikan karang sebanyak 4.291 individu ikan karang yang termasuk kedalam 161 jenis spesies. Pada tahun 2008 jumlah keseluruhan ikan karang adalah 17.332 individu ikan karang yang termasuk kedalam 274 jenis spesies. Pada tahun 2009 dan 2011 jumlah keseluruhan ikan karang adalah 8.782 dan 2.817 individu ikan karang yang termasuk kedalam 227 dan 163 jenis spesies.

Persentase spesies ikan karang sepuluh besar tertinggi yang ditemukan pada setiap tahun pengamatan di kawasan pemanfaatan adalah dari spesies Chromis dimidiata (16%, 7%, 8% dan 4%), Dascyllus Reticulatus (5%, 4%, 4% dan 7%), Pseudanthias Squamipinnis (6%, 14%, 6% dan 14%), Chromis Ternatensis (14%, 6%, 4% dan 4%), Pterocaesio Tile (5%, 3%, 10% dan 4%) dan spesies lainnya (29%, 42%, 51% dan 47%) serta berdasarkan spesies lainnya dapat dilihat pada gambar 26.

Gambar 26 Komposisi ikan berdasarkan spesies di daerah pemanfaatan.

4.8.3 Taman Wisata Alam Laut (TWAL)

Visual sensus terhadap ikan karang di TWAL pada tahun 2006, 2008, 2009 dan 2011 diperoleh jumlah keseluruhan famili ikan karang adalah (30, 40, 35 dan 33 famili). Persentase famili yang ditemukan pada setiap tahun pengamatan adalah dari famili Acanthuridae (3%, 8%, 7% dan 12%), Balistidae (4%, 2%, 8% dan 7%), Chaetodontidae (4%, 4%, 4% dan 4%), Pomacentridae (61%, 46%, 24% dan 35%), Serranidae (12%, 14%, 11% dan 14%) dan famili lainnya (5%, 13%, 9% dan 6%). Sepuluh besar kategori persentase ikan karang berdasarkan famili dapat dilihat pada gambar 27.

Gambar 27 Komposisi ikan berdasarkan famili di TWAL.

Komposisi spesies ikan-ikan karang di TWAL pada tahun 2006 diperoleh jumlah keseluruhan ikan karang sebanyak 4.273 individu ikan karang yang termasuk kedalam 135 spesies. Pada tahun 2008 jumlah keseluruhan ikan karang adalah 13.656 individu ikan karang yang termasuk kedalam 255 spesies. Pada tahun 2009 dan 2011 jumlah keseluruhan ikan karang adalah 7.954 dan 3.483 individu ikan karang yang termasuk kedalam 224 dan 164 spesies.

Gambar 28 Komposisi ikan berdasarkan spesies di TWAL.

Persentase spesies ikan karang sepuluh besar tertinggi yang ditemukan pada setiap tahun pengamatan di TWAL adalah dari spesies Chromis dimidiata (8%, 11%, 5% dan 9%), Scarus Niger (4%, 3%, 8% dan 6%), Pseudanthias Squamipinnis (11%, 12%, 10% dan 12%) Sepuluh besar kategori persentase ikan karang berdasarkan spesies dapat dilihat pada gambar 28.

4.8.4 Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD)

Visual sensus terhadap ikan karang di KKLD pada tahun 2006, 2008, 2009 dan 2011 diperoleh jumlah keseluruhan famili ikan karang adalah (31, 36, 36 dan 30 famili). Jumlah famili yang ditemukan pada setiap tahun pengamatan adalah dari famili Acanthuridae (35, 9%, 6% dan 14%), Caesionidae (17%, 1%, 14% dan 5%), Chaetodontidae (3%, 5%, 4% dan 4%), Labridae (1%, 9%, 5% dan 16%), Pomacentridae (68%, 59%, 48% dan 40%), Serranidae (3%, 3%, 8% dan 5%) dan famili lainnya (3%, 6%, 5% dan 6%). Sepuluh besar persentase ikan karang berdasarkan famili dapat dilihat pada gambar 29.

Gambar 29 Komposisi ikan berdasarkan famili di KKLD.

Komposisi spesies ikan-ikan karang di KKLD pada tahun 2006 diperoleh jumlah keseluruhan ikan karang sebanyak 9.678 individu ikan karang yang termasuk kedalam 137 spesies. Pada tahun 2008 jumlah keseluruhan ikan karang adalah 11.328 individu ikan karang yang termasuk kedalam 228 spesies. Pada tahun 2009 dan 2011 jumlah keseluruhan ikan karang adalah 12.946 dan 3.256 individu ikan karang yang termasuk kedalam 216 dan 140 spesies.

Gambar 30 Komposisi ikan berdasarkan spesies di KKLD.

Persentase spesies ikan karang sepuluh besar tertinggi yang ditemukan pada setiap tahun pengamatan di KKLD adalah dari spesies Chromis Dimidiata (15%, 22%, 13% dan 19%), Chromis Ternatensis (35%, 21%, 17% dan 10%) dan spesies lainnya (14%, 41%, 30% dan 48%). Sepuluh besar persentase ikan karang berdasarkan spesies dapat dilihat pada gambar 30.

Asosiasi habitat dapat digunakan untuk menjelaskan pola distribusi ikan karang dan banyak spesies yang mempunyai distribusi geografis yang luas. Kelompok ikan karang yang selalu berasosiasi dengan karang akan mencapai kelimpahan yang sangat tinggi dalam habitat yang mempunyai kisaran geografis besar. Asosiasi ini kemungkinan dapat dijadikan sebagai penjelasan tentang biogeografis (Choat dan Bellwood 1991). Menurut White (1987), dasar perairan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan pola distribusi dan kelimpahan ikan karang.

Kekayaan jenis spesies ikan karang bukan merupakan indikator yang bagus untuk tekanan perikanan, tapi kelimpahan, struktur ukuran dan biomassa dari populasi ikan dinilai responsif terhadap variasi-variasi tekanan perikanan.

Tekanan perikanan biasanya pertama menyingkirkan individu-individu berukuran besar (seperti Serranidae, Lutjanidae) dari populasi, struktur ukuran dari populasi ikan adalah variabel yang sangat responsif terhadap perubahan dari tekanan perikanan atau interfensi pengelolaan (Micheli et al. 2004). Sama halnya dengan berat ikan dimana berat mempunya hubungan exponential dengan ukuran, menyingkirkan individu berukuran besar dari populasi sering kali memberikan efek yang jelas pada total biomassa populasi dibandingkan dengan perubahan dari kelimpahan ikan.

Interaksi ikan karang yang terjadi dalam ekosisitem terumbu karang salah satunya adalah grazing dilakukan oleh ikan-ikan famili Singanidae, Pomacentridae, Achanturidae dan Scaridae yang merupakan herbivora grazer pemakan alga sehingga pertumbuhan alga yang bersaing ruang hidup dengan karang dapat terkendali (Nybakken 1997).

Secara umum setiap kawasan pengamatan pada tahun 2006, 2008, 2009 dan 2011 famili Pomacentridae yang dominan ditemukan dalam setiap tahun pengamatan hal ini merupakan famili dari ikan-ikan yang berukuran kecil, bersifat teritori dan tinggal dekat dengan substrat dan sangat dipengaruhi oleh karakteristik morfologi dari substratnya (Robert & Ormond 1987). Bahkan beberapa Pomacentridae memanfaatkan karang sebagai habitat dari pada sebagai sumber makanan (Chabanet et al 1997). Kelompok Pomacentridae pemakan alga sangat bersifat teritori dan biasanya lebih jarang mengelompok dari pada ikan yang pemakan plankton. Kelompok planktivor umumnya bergerombol (schooling) dan membentuk kelompok yang lebih rapat. Spesies-spesies yang umum dijumpai pada perairan Pulau Weh dan Pulau Aceh adalah Chromis dimidiata, Chromis ternatensis, Chromis viridis, Chromis weberi, Dascyllus Carneus, Dascyllus trimaculatus,Dascyllus reticulatus,lepidozygus tapeinosoma,Plectroglyphidodon lacrymatus dari famili Pomacentridae.

Labridae sebagai famili terbesar juga yang ditemukan umumnya menyukai struktur terumbu karang yang kompleks yang mampu menyediakan tempat tinggal bagi berbagai ukuran dan kelompok invertebrata. Labridae dapat ditemukan di semua bentuk pertumbuhan (lifeform) karang karena habitatnya bervariasi (Chabanet dan Letourneur 1995). Pada perairan Pulau Weh dan Pulau Aceh

spesies dari famili Labridae yang umum dijumpai adalah Bodianus mesothorax, Gomphosus varius, Hemigymnus fasciatus, Labroides bicolor, Labroides dimidiatus, Thalassoma janseni, Thalassoma lunare dan lain-lain.

Acanthuridae merupakan famili terbesar juga yang ditemukan pada setiap kawasan dalam penelitian ini. Kelompok ikan ini digolongkan sebagai herbivora karena memakan filamentous dan unicellular alga yang menyelimuti permukaan substrat karang mati. (Montgomery 1990, Gerking 1994, Kuiter dan Tonozuka 2001c). Spesies yang umum dijumpai seperti Acanthurus leucosternon, Ctenochaetus Striatus, Gnathodentex aureolineatus, Stethojulis bandanensis, Scarus niger dan Zebrasoma scopas dari famili Acanthuridae.

Chaetodonitidae merupakan kelompok ikan yang memiliki berbagai variasi makanan mulai dari karang, plankton, invertebrata, spons dan beberapa jenis alga. Chaetodonitidae memiliki hubungan yang kuat dengan karang dan mereka banyak bersifat obligate corralivores (pemangsa karang) (Bouchon-Navaro et al. 1985). Metabolisme atau kebutuhan energi dari Chaetodonitidae sangat berhubungan dengan kesehatan karang sehingga jenis pemangsa karang tersebut merupakan calon potensial sebagai indikator perubahan terhadap terumbu karang (Crosby dan Resse 1996). Beberapa jenis Chaetodonitidae yang sudah diteliti sebagai indikator perubahan lingkungan adalah Chaetodon multicinctus, C. ornatissimus, C. trifasciatus dan C. unimaculatus (Houringan et al. 1988).

Hubungan yang kuat antara penutupan karang hidup dengan keragaman dan kelimpahan famili chaetodontidae adalah ciri yang umum dari terumbu karang (Roberts dan Ormond 1987, Adjeroud et al. 1998) dimana koloni-koloni karang menyediakan sumber makanan untuk spesies-spesies chaetodontidae pemakan karang.

Caesioniidae merupakan ikan pemakan zooplankton (planktivora) dan biasanya bergerombol dalam mencari makanan (Kuiter dan Tonozuka 2001b; Bellwood dan Choat 2006). Caesioniidae menyukai tebing-tebing karang dan memanfaatkan karakteristik perairan (hydrological characteristics) yang dimiliki oleh terumbu karang dalam menahan, memelihara dan mengumpulkan plankton. Spesies yang sering ditemukan pada perairan Pulau Weh dan Pulau Aceh adalah Caesio xanthonota, Pterocaesio tile,Caesio lunaris dan lain-lain.

Famili Serranidae merupakan ikan ekonomis yang penting dalam perikanan karena famili ini merupakan ikan target yang menjadi penangkapan nelayan pada umumnya. Spesies yang umum dijumpai pada perairan Pulau Weh dan Pulau Aceh adalah Cephalopholis argus, Cephalopholis leopardus, Cephalopholis spiloparaea, Epinephelus fasciatus, Pseudanthias evansi, Pseudanthias squamipinnis dan spesies lainnya. Keberadaan kelompok ikan ini disuatu lokasi diperkirakan ada hubungannya dengan perilakunya, karena itulah digolongkan dalam predator yang relatif besar yang selalu bergerak dan bukan merupakan spesies teritori biasa (Samiloys 1997).

4.9 Distribusi spasial dan temporal koloni karang keras antara kawasan