• Tidak ada hasil yang ditemukan

Achmad, S.H., Hakim E.H., Juliawaty L.D., Makmur L. dan Syah Y. M. (2006), Hakekat Perkembangan Kimia Organik Bahan Alam dari Tradisional ke modern dan contoh terkait dengan tumbuhan Lauraceae, Moraceae dan

dipterocarpene Indonesia. Akta Kimia Indonesia Vol. 1, 55-66.

Astuti dan Ersam Taslim. (2009), Senyawa Fenolat dari Kayu Batang Garcinia

picrorhiza Miq. Sains dan Terapan Kimia, Vol. 2, No. 1 , 94-103.

Barik B. R., Bhaumi T., Dey A. dan K, Kundu A. B (1994), Triterpenoids from

Artocarpus heterophyllus. Phytochemistry Vol. 35, No. 4, 1000-1004.

Cerqueira, F., Silva-Da-Cordeiro, A., Arau´jo, N., Cidade, H., Kijjoa, A., Nascimento, M.S.J. (2003), Inhibition of lymphocyte proliferation by prenylated flavones: Artelastin as a potent inhibitorArtelastin as a potent inhibitor. Life Sciences, Vol. 73, 2321-2334

Chun-Na, L., Ko, Huey-Horng., Lu Huang-Yi., Yang Zhen-Sheng., Won Jeu-Shen. (2005), Cytotoxic Prenylflavonoids From Artocarpus elasticus. J.

Nat. Prod , Vol. 68, 1692-1695.

Cidade M.H., Kijjoa A., Pinto. M. M.M., Nacimento S.M., Silva M.S. Arthur., Herz Werner (2001), Artelastocarpin and Carpelastofuran, Two New Flavones, and Cytotoxicities of Prenyl Flavonoids From Artocarpus

elasticus Against Three Cancer Cell Lines. Planta Medica, Vol. 67,

867-870.

Cidade H., Kijjoa A., Nacimento S. M., Beukelman C. and Ufford Van L. (2008), The Natural Prenylated Flavone Artelastin Is An Inhibitor Of ROS and NO Production. International Immunopharmacology, Vol. 8, 597-602.

Eknamkul De-Wanchai, Potduang Buppachart (2003). Biosynthesis of β-Sitosterol and Stigmasterol in Croton sublyratus proceeds via a mixed origin of isoprene units. Phytochemistry Vol. 62 , 389–398.

52

Ersam Taslim (2001), Senyawa Kimia Mikromolekul Tumbuhan Artocarpus Hutan Tropika Sumatera Barat. Disertasi Doktor, ITB - Bandung.

Harbone J.B., (1987) Metode fitokimia: Penentuan cara moderen menganalisis tumbuhan. Terbitan kedua terjemahan Kosasih Padmawinata dan Iwan Soediro, ITB Press, Bandung

Hakim Euis H., Acmad Sjamsul A., Juliawaty Lia D., Makmur Lukman, Syah Yana M., Aimi Noria, Kitajima Mariko, Takayama Horimitsu, Ghisalberti Emilio L., (2006). Prenylated flavonoids and related compounds of the Indonesia Artocarpus (Moraceae). J. Nat Med Vol. 60 161-184.

Heyne. (1987). Tumbuhan berguna Indonesia II. Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta.

Indarti dan Ersam Taslim. (2009), Santon Dan Biflavonoid Dari Kulit Kayu Batang Garcinia xanthochymus (asam kandis) dan aktivitas antimalar, Program Magister Bidang Keahlian Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Jayasinghe U.L.B., Samarakoon T.B., Kumarihamy B.M.M., Hara N, Fujimoto Y., (2008), Four new prenylated flavonoids and xanthones from the root bark of Artocarpus nobilis. Fitoterapia Vol. 79, 37–41. Kijjoa A., Cidade H.M., Gonzalez M.J.T. G., Afonso C.M., Silva A.M.S. and

Herzt W., (1996, 1997), Prenylflavonoids From Artocarpus elasticus.

Phytochemistry Vol. 43 No.3, 691-694.

Kristanti Alfindah Novi, Aminah Nanik Siti, Tanjung Mulyadi, Kurniadi Bambang, (2008), Buku Ajar Fitokimia. Airlangga University Press, Surabaya.

53

Kurang Rosalina, (2016). Isolasi dan Bioaktivitas penghambat lipase pankreas turunan flavonoid dari tumbuhan Tong-tong (Artocarpus elasticus) Pulau Alor - NTT. Program S2 di ITS, Surabaya.

Lim, T.K., (2012), Artocarpus elasticus. Edible Medicinal And Non-Medicinal Plants Vol. 3, 312-315.

Lin-Wei Kai., Liu-Hui Chiung., Tu-Yao Huang., Ko-Huey Horng., Wei-Luh Bai. (2009), Antioxidant prenylflavonoids from Artocarpus communis and

Artocarpus elasticus. Food Chemistry, Vol. 115, 558–562.

Lin-Wei Kai., Liu-Hui Chiung., Tu-Yao Huang., Ko-Huey Horng., Wei-Luh Bai. (2009), Antioxidant prenylflavonoids from Artocarpus communis and Artocarpuselasticus. Food Chemistry, Vol. 115, 558–562.

Mahato S. B, Banerje S. K, Chakravarti R.N (1971), Triterpenes Of The Stem-Bark of Artocarpus chaplasha, Phytochemmtry Vol 10 , 1351 - 1354. Musthapa, I., Juliawaty D.L., Syah M.Y., Hakim H.E., Latip J. and Ghisalberti L.

E., (2009), An Oxepinoflavone from Artocarpus elasticus with Cytotoxic Activity Against P-388 Cells. Archives Pharm Research, Vol. 32 No. 191-194

Nasution Rosnani, Tonel Barus, Pandapotan Nasution, Nurdin Saidi (2014). Isolation and Structure Elucidation of Steroid from Leaves of Artocarpus camansi (Kulu) as Antidiabetic. International Journal of PharmTech

Research Vol. 6, No.4, 1279-1285.

Nomura, T. and Hano, Y., (1994), Isoprenoid-substituted Phenolic Compounds of Moraceous Plants. Faculty of Pharmaceutical Sciences, Toho University, 2-2- I Miyama, Funabashi, Chiba 274, Japan , 205-218.Oktora. (2006). Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan manfaat dan keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. 3, No.1 , 01 - 07.

Pavanasasiva gowsala, Sultanbawa M. UVAIS S (1973). Cycloartenyl Acetate, Cycloartenol And Cyclocycloartenone In The Bark Of Artocarpus species. Phytochemistry Vol. 12, 25 - 27.

54

Pavia, D.L., dan Kniz, J.R., (1990), Introduction to Organic Laboratory Teqniques a Contempory Approach edisi kedua. Saunders College Publising, New York.

Po-Wei Tsai, Cruz-Kathlia A. De Castro, Shen Chien-Chang, Chiou Chun-Tang, Ragasa Consolacion Y. (2013). Chemical constituents of Artocarpus camansi. Pharmacognosy Journal 5 , 80-82.

Ragasa Y. Consolacion, Caro Jocelyn L, Shen Chien-Chang (2015). Chemical constituents of Artocarpus ovatus Blanco. Der Pharma Chemica, 7 , 178-182.

Ramli F., Rahmani M., Kassim K.N., Najihah M.H., Sukari A.M., Akim M.A., Rusea Go., (2009), New Diprenylated Dihyrochalcones From Leaves Of Artocarpus elasticus. Phytochemistry, 6 , 582-586.

Sara dan Ersam Taslim. (2010/2011), Pengujian Aktivitas Antimalaria Dan Insektisida Fraksi Etil Asetat Dan Senyawa 5,7,2',5",7",4"-Heksahidroksiflavanon-[3,8"]-Flavon Dari Batang Garcinia celebica Linn. Prosiding Tugas Akhir Semester Genap 2010/2011 (pp. 1-9). Surabaya: Prosiding KIMIA FMIPA - ITS.

Silverstein, R.M., Basser, G.C., dan Moril, T.C., (1998), "Spectrometric Identification of Organic Compounds", fiftth edition Jhon Willey and Son Inc, Canada

Shieh Wen-Lieng, Lin Chun-Nan (1992). A Quinonoid Pyranobenzoxanthone And Pyranodihydrobenzoxanthone From Artocarpus communis. Phytochemistry, Vol. 31, No. 1 , pp. 364 -367.

Skoog, D.A., Holler, F.J., dan Nieman, T.A., (1998), Principle of Instrument analysis, Thomson Learning Inc, Singapore

Sultanbawa M. Uvais S, Surendrakumar Sivagnanasundram ( 1989). Two Pyranodihydrobenzoxanthones From Artocarpus nobilis. Phytochemistry, Vol. 28, No. 2 , pp. 599-605,.

55

Venkataraman. (1972). Review Article Wood Phenolics In The Chemotaxonomy.

Phytochemistry , 1-16.

Winarsi. (2007). Antioksidan Alami dan Radikal Bebas(potensi dan aplikasinya dalam kesehatan). Yokyakarta: kanisius.

Wright J . L. C, Mcinne A . G, Shimizu S, Smith D.G, Walter J.A (1978). Identification of C-24 alkyl epimers of marine sterols by I3C nuclear magnetic resonance spectroscopy. J. Chem , 1898-1903.

56

57

LAMPIRAN

A. Skema kerja pemisahan dan pemurnian

- Dimaserasi dengan n-heksana dan metanol Kulit akar Mune (5kg)

- Difrakasinasi dengan kromatografi cair vakum (KCV) dengan eluen dimetilklorida : n-heksana 2-25 %.

- Dimonitoring dengan KLT, disemprot dengan penampak noda cerium sulfat.

- Dikelompokkan dan digabung fraksi dengan Rf yang sama

N1 N2 N3 N4 N5 N6 N7

Fraksi N7 (475,9 mg)

- Difrakasinasi dengan kromatografi kolom gravitasi (KKG) dan dielusi dengan eluen dimetilklorida : n-heksana 2 %

- Dimonitoring dengan KLT, disemprot dengan penampak noda cerium sulfat.

- Dikelompokkan dan digabung fraksi dengan Rf yang sama RM1 RM2 RM3 Ekstrak pekat n-heksana (22 gr) Ekstrak pekat n-heksana (22 gr)

Pelarut n-heksana Ekstrak pekat metanol (136 mg)

Pelarut metanol Ekstrak n-heksana Ekstrak metanol

58 Fraksi RM3

- Direkristalisasi dengan n-heksana - Disaring dengan penyaring Buchner

Senyawa 1 (100 mg)

Diuji kemurnian dengan KLT tiga eluen dan diukur titik leleh

Dilakukan penentuan struktur dengan IR dan NMR

Ekstrak pekat metanol (30 gr)

- Difrakasinasi dengan kromatografi cair vakum (KCV) dan dielusi dengan eluen metanol : dimetilklorida 5-15 %. - Dimonitoring dengan KLT, disemprot dengan penampak

noda cerium sulfat.

- Dikelompokkan dan digabung fraksi dengan Rf yang sama

MA MB MC MD ME MF MG MH

59 M0 (3.348 gr)

- Difrakasinasi dengan kromatografi cair vakum (KCV) dan dielusi dengan eluen dimetilklorida : n-heksana 10-100 %. - Dimonitoring dengan KLT, disemprot dengan penampak noda

cerium sulfat.

- Dikelompokkan dan digabung fraksi dengan Rf yang sama

M1 M2 M3 M4 M5 M6

- Difrakasinasi dengan kromatografi cair vakum (KCV) dan dielusi dengan eluen etil asetat : n-heksana 5,10 dan 15 %.

- Dimonitoring dengan KLT, disemprot dengan penampak noda cerium sulfat.

- Dikelompokkan dan digabung fraksi dengan Rf yang sama

M5a M5b M5c M5d M5f M5g M5h

- Difrakasinasi dengan sephadex dan dielusi dengan eluen metanol : dimetilklorida 50 %.

- Dimonitoring dengan KLT, disemprot dengan penampak noda cerium sulfat.

- Dikelompokkan dan digabung fraksi dengan Rf yang sama

60 Fraksi Fd2

Difrakasinasi dengan kromatografi kolom gravitasi (KKG) dan dielusi dengan eluen etil asetat : n-heksana 25 dan 50 %.

Dimonitoring dengan KLT, disemprot dengan penampak noda cerium sulfat.

Dikelompokkan dan digabung fraksi dengan Rf yang sama

G1 G2 G3 G4

Dicuci dengan n-heksana

Senyawa 2 (6.7 mg)

Diuji kemurnian dengan KLT tiga eluen dan diukur titik leleh

Dilakukan penentuan struktur dengan IR dan NMR

61

62

Dokumen terkait