• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pustaka Pribadi

Dalam dokumen nahwu 1-3 (Halaman 26-36)

Jl. Jatikusuman 1 RT 07 RW 03 Mranggen Demak kode pos:

59567, telp: 085726713043

BAB JUMLAH ISMIYYAH/ FASAL PEMBAGIAN KHOBAR/

Contoh:

Rajin itu bermanfaat Lampu itu cahayanya terang sekali

Persatuan menciptakan kekuatan Malu sebagian iman

Bersih itu sehat Ilmu itu kuncinya bertanya

Bercanda itu menyebabkan benci Imam itu di atas mimbar

Jumlah ismiyyah ( ) adalah kalimat yang tersusun dari mubtada‟

( ) dan khobar ( ).26 Ada kalanya khobar tersebut berupa khobar mufrot

( ), khobar jumlah ismiyyah ( ), khobar jumlah fi‟liyyah (

) dan khobar sibih jumlah ( ).27

Latihan:

Tentukan jenis khobar pada kalimat berikut:

26

Mubtada‟ harus berupa isim ma‟rifat ( ) dan khobar berupa isim nakiroh ( ). Dalam hal ini, khobar harus sesuai dengan mubtada‟ dalam mufrot ( ), tasniyyah ( ), maupun jamak ( ), mudzakkar dan muannats ( ). Apabila mubatada‟ berupa jamak ghoiru akil ( : bentuk jamak untuk selain manusia, seperti: “istana-istana”), maka khobar boleh berupa jamak atau mufrot muannats ( ), contoh:

27

Khobar mufrot adalah khobar yang menetapi syarat-syaratnya (sesuai dengan mubtada‟). Khobar jumlah ismiyyah adalah khobar yang berupa isim yang memuat dhomir yang kembali pada mubtada‟. Dhomir ini adalah dhomir muttasil, dhomir yang bersambung dengan isim, fi‟il atau huruf dalam sebuah kalimat, yaitu: (

). Khobar jumlah fi‟liyyah adalah khobar yang berupa fi‟il yang jatuh setelah mubtada‟. Khobar sibih jumlah adalah khobar yang berupa huruf jer maupun huruf dhorof, yaitu: (

FASAL PEMBAGIAN MUBTADA’/

Contoh:

lelaki itu di rumah Di rumah itu ada seorang lelaki

Kabarmu, bagaimana? Bagaimana kabarmu?

Pemilik rumah itu dirumah Di rumah itu ada pemiliknya

Sebagaimana yang telah kita ketahui, mubtada‟ adalah isim yang dibaca rafa‟ yang jatuh dipermulaan kalimat. Akan tetapi, adakalanya mubtada‟

jatuh setelah khobar, yang disebut mubtada‟ mu‟akhor ( ). Dan

khobar jatuh dipermulaan kalimat, yang disebut khobar muqoddam ( ).28

Latihan:

Rubahlah susunan kalimat berikut menjadi mubtada‟ muakhar dan khobar muqoddam:

28 Mubtada‟ wajib diakhirkan dan khobar wajib didahulukan, bila: 1. Jika mubtada‟ berupa isim nakiroh ( ). 2. Jika khobar berupa isim istifham/kalimat pertanyaan ( ). 3. Jika mubtada‟ bersambung dengan dhomir muttasil yang kembali pada khobar.

BAB JUMLAH FI’LIYYAH/ FASAL PEMBAGIAN MAF’UL/

Contoh:

Ibrahim menunggangi kuda itu Ahmad benar-benar bermain

Aku berdiri karena menghormati pak guru Aku bangun tidur pagi-pagi

Yusuf datang bersama tenggelamnya matahari

Jumlah fi‟liyyah adalah kalimat yang tersusun dari fi‟il ( ) fa‟il

( ) dan maf‟ul ( ).29 Adakalanya maf‟ul tersebut berupa maf‟ul bih

( ), maf‟ul mutlak ( ), maf‟ul li ajlih ( ), maf‟ul fih

( ), dan maf‟ul ma‟ah ( ).30

29 Jumlah fi‟liyyah terbagi 2, yaitu: fi‟il lazim ( : jumlah fi‟liyyah yang tidak butuh adanya maf‟ul), contoh: (zaid berdiri) dan fi‟il muta‟addi ( : : jumlah fi‟liyyah yang butuh adanya maf‟ul).

Fi‟il muta‟addi adakalanya mabni ma‟lum ( ), yaitu: fi‟il yang mengikuti pola yang berarti: “membuka”. Dan adakalanya mabni majhul (

), yaitu: fi‟il yang mengikuti pola yang berarti: “dibuka”. Dan isim yang jatuh setelah fi‟il mabni majhul disebut naibul fa‟il ( : pengganti fa‟il yang dibuang, yang sebelumnya menjadi maf‟ul), contoh: (ahmad membuka pintu) menjadi (pintu dibuka).

30 Maf‟ul bih (di juz 1 ). Maf‟ul mutlak adalah isim yang dibaca nasob yang lafadznya sesuai dengan lafadz fi‟ilnya, yang bertujuan sebagai penegasan. Adakalanya lafadznya berbeda tapi artinya sama juga disebut sebagai maf‟ul mutlak, contoh: (aku benar-benar berdiri), lafadz memiliki arti yang sama (berdiri).

Latihan:

Tentukan maf‟ul-maf‟ul dalam kalimat berikut ini:

BAB ISTISTNA’/

Contoh:

Teman-teman telah datang kecuali Muhammad

Yusuf tidak membaca kecuali 2 halaman

Tidak berhasil kecuali orang-orang yang cerdas

Ististna‟ adalah kalimat pengecualian dengan disertai adanya atau

huruf-huruf ististna‟ lainnya, yaitu: “ ”.31

Maf‟ul fih adalah isim yang dibaca nasob yang menerangkan waktu ( ) ataupun tempat ( ) terjadinya suatu perbuatan, yang mana lafadz dhorof tersebut menyimpan huruf jer ( ), contoh: menjadi .

Maf‟ul ma‟ah adalah isim yang dibaca nasob yang jatuh setelah wawu ( ) yang mempunyai arti “ :bersama”, dan jatuh setelah adanya kalimat (baik ismiyyah maupun fi‟liyyah), contoh: .

31 Berbeda hukum dengan , huruf ististna‟ “ ”, lafadz yang jatuh setelahnya dibaca jer, contoh: . Sedang huruf ististna‟ “ ”, lafadz yang jatuh setelahnya boleh dibaca nasob yang berkedudukan sebagai maf‟ul (huruf istisna‟ berlaku sebagai fi‟il), atau dibaca jer (huruf istisna‟ berlaku sebagai huruf jer yang berarti “kecuali”), contoh: . Tapi apabila berupa kalam

Lafadz yang jatuh sebelum disebut mustastna minhu ( ), dan

lafadz yang jatuh setelahnya disebut mustastna ( ).

Adapun hukum bacaannya adalah 1). Apabila kalimat tersebut berupa

kalam tam mustbat ( )32, maka lafadz setelah (mustastna) wajib

dibaca nasob. 2). Apabila kalimat tersebut berupa kalam tam manfi (

)33, maka lafadz maka lafadz setelah (mustastna) boleh dibaca nasob

atau diikutkan bacaannya dengan mustastna minhu. 3). Apabila kalimat

berupa kalam nakis ( )34, yaitu membuang mustastna minhu, maka

lafadz setelah (mustastna) hukumnya disesuaikan pada kebutuhan kalimat

tersebut. Latihan:

Berikanlah huruf-huruf istisna‟ pada kalimat berikut serta berikan harokat yang sesuai:

BAB HAL/

Contoh:

Ahmad pulang dengan berkendara Muhammad datang sambil senyum Yusuf berdiri sambil menangis

manfi, wajib dibaca nasob, contoh: . Dan semua huruf ististna‟ berarti “kecuali atau selain”.

32

Kalam tam mustbat adalah kalimat sempurna yang menyebut adanya mustastna minhu dan tanpa didahului huruf manfi sebelumnya.

33

Kalam tam manfi adalah kalimat sempurna yang menyebut adanya mustastna minhu dengan didahului huruf manfi sebelumnya. Huruf manfi tersebut adalah .

34

Aku melihat khotib yang berada diatas mimbar Aku menjual buah yang masih ada dipohon

Khal adalah isim yang dibaca nasob yang menjelaskan keadaan fail atau

maf‟ul saat suatu pekerjaan dilakukan.35

Dan isim yang dijelaskan tersebut

disebut shokhibul khal ( ).

Khal bisa berupa isim mufrot, jumlah fi‟liyyah, jumlah ismiyyah

maupun sibih jumlah.36

Latihan:

Tentukan bentuk khal pada kalimat berikut ini:

BAB TAMZIZ/

Contoh:

Aku membeli 20 buku Aku membeli 3 buku Aku membeli 100 buku Hatimu banjir kebahagiaan Aku punya sekuintal madu Aku lebih tua umurnya darimu

35

Lafadz yang dibuat khal haruslah berbentuk isim sifat ( ), yakni: .

36

Disyaratkan dalam khal yang berbentuk jumlah, yakni: Berupa jumlah khobariyyah ( : kalimat yang berbentuk informasi, yakni bukan berbentuk fi‟il amar, fi‟il nahi : kalimat larangan”, istifham, nida‟ maupun tamanni “ : kalimat pengandaian”).

Tamziz adalah isim yang dibaca nasob yang menjelaskan lafadz

sebelumnya, yang masih samar/belum jelas.37

BAB TAUKID/

Contoh:

Dia Ahmad pulang!

Muhammad datang! Muhammad datang! Siswa berdiri !

Yusuf menolong Muhammad!

Taukid adalah pengulangan kalimat sebagai bentuk penegasan. Adakalanya dengan mengulangi utuh kalimatnya atau sebagiannya. Dan adakalanya dengan menggunakan salah satu dari huruf taukid, yaitu:

38

Sedangkan I‟robnya menyesuaikan dengan yang ditaukidi, baik rofa‟, nasob maupun jer.

Latihan:

Jadikanlah kalimat-kalimat berikut ini menjadi taukid:

37

Adakalanya tamziz boleh dibaca jer bila berupa: (ukuran). Dibaca jer dengan diidhofahkan maupun dengan huruf jer “ ”. Contoh: . Jika tamziz berupa (bilangan), maka untuk bilangan 3-10, tamziz berbentuk jamak dengan dibaca jer. Untuk bilangan 11-99, tamziz berbentuk mufrot dengan dibaca nasob. Untuk bilangan 100 keatas, tamziz berbentuk mufrot dengan dibaca jer.

38

Huruf-huruf taukid tersebut harus memuat dhomir yang kembali pada lafadz yang ditaukidy. Dhomir tersebut adalah dhomir muttasil, contoh: . Adakalanya juga pengulangan kata menggunakan dhomir munfasil ( ),

BAB ATHOF/

Contoh:

Muhammad dan amar datang Muhammad tidak datang tapi amar

Muhammad datang lalu amar Muhammad datang bukan amar

Muhammad datang kemudian amar Muhammad tidak datang tapi amar

Muhammad atau amar datang Aku makan ikan sampai kepalanya

Muhammad atau amar datang

Athof adalah penghubung antara satu kata dengan kata yang lain. Dan huruf athof ada 9, yaitu:

Adapun I‟robnya mengikuti kalimat sebelumnya.

BAB BADAL/

Contoh:

Saudaramu datang, eh Muhammad Muhammad bagus, ilmunya

Aku makan ikan, sepertiganya Aku melihat ahmad, eh kuda

Badal adalah kalimat pengganti dari kalimat sebelumnya, karena kekeliruan penggucapan atau menerangkan lebih jelas kalimat sebelumnya.

Adakalanya badal tersebut berupa badal muthobik ( ), badal

ba‟du min kull ( ), badal isytimal ( ), badal golad (

).39 Latihan:

Buatlah badal pada kalimat berikut ini:

Sumber:

14. Kamus Almunawwir, karya KH. Ahmad Warson Munawwir

Terjemah kata:

*huruf thorof:

(didepan) (dibelakang) (dibelakang) (diatas) (dibawah) (disekitar) (disis) (diantara) (sebelum) (sesudah)

39

Badal mutholik adalah badal yang sesuai antara kalimat yang diganti dengan kalimat pengganti. Seperti: & , keduanya sama-sama fa‟il „aqil ( : subjek berakal). Badal da‟du min kull adalah badal yang kalimatnya merupakan bagian dari kalimat sebelumnya. Seperti: yang merupakan bagian dari . Badal isytimal adalah badal yang kalimatnya memuat apa yang ada di dalam kalimat sebelumnya.

Dalam dokumen nahwu 1-3 (Halaman 26-36)

Dokumen terkait