• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.6. Media Puzzle…

2.1.6.1. Pengertian Media Pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses komunikasi atau penyampaian pesan dan informasi dari guru untuk siswa. Dengan demikian, guru perlu menggunakan media agar proses komunikasi berjalan lancar. Menurut Asra (2007:5.5) kata media dalam media pembelajaran secara harfiah berarti perantara atau pengantar sedangkan pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi yang diciptakan untuk membuat seseorang melakukan kegiatan belajar. Sehingga media pembelajaran memberi penekanan sebagai wahana penyalur pesan atau informasi untuk membelajarkan seseorang.

Senada pendapat Rohani (2008:3) media adalah segala sesuatu yang dapat diindrakan sebagai perantara/sarana/alat untuk berkomunikasi dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu, media merupakan jembatan dalam penyampaian pesan pembelajaran dari guru untuk siswa sehingga informasi diserap dengan cepat dan tepat sesuai tujuan yang diharapkan (Anitah, 2011:6.11).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan media adalah suatu sarana untuk menyampaikan pesan dalam proses pembelajaran agar tujuan dapat tercapai.

2.1.6.2. Manfaat Media Pembelajaran

Secara sederhana media dalam kegiatan pembelajaran memiliki nilai-nilai praktis yaitu (Asra, 2007:5.9): (1) mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa; (2) melampaui batasan ruang kelas; (3) memungkinkan adanya interaksi antara siswa dengan lingkungan; (4) menghasilkan keseragaman

pengamatan; (5) menanamkan konsep dasar yang kongkrit, benar, dan berpijak pada realita; (6) membangkitkan keinginan dan minat baru; (7) membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar; serta, (8) mampu mencerminkan belajar secara integral dan menyeluruh dari kongkrit ke abstrak, dari sederhana ke rumit.

Selain itu, menurut Anitah (2011:6.10) manfaat media pembelajaran antara lain: (1) mengkonkretkan konsep yang abstrak; (2) menghadirkan objek yang terlalu bahaya atau sukar didapat ke lingkungan belajar; (3) menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil; dan (4) memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.

Dengan demikian, seorang guru perlu mengoptimalkan media pembelajaran agar siswa lebih termotivasi untuk belajar, proses pembelajaran berjalan lancar, menyenangkan, informasi tersampaikan, dan mencapai tujuan yang diharapkan.

2.1.6.3. Pengertian Media Puzzle

Dalam proses pembelajaran pemilihan media yang tepat dapat memfasilitasi pencapaian tujuan. Menurut Asra (2007:5.12) pertimbangan pemilihan media dapat dirumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari; Access, Cost, Technology, Interactivity, Organization, dan Novelty. Berikut penjelasannya:

a. Access, terkait pertanyaan apakah media tersedia, mudah, dapat dimanfaatkan siswa sehingga merupakan bagian dari interaksi dan aktivitasnya bukan guru yang menggunakan.

b. Cost, media yang efektif tidak selalu mahal, jika guru kreatif dan menguasai materi pelajaran maka akan memanfaatkan objek tertentu sebagai media dengan biaya murah namun efektif.

c. Technology, yaitu pertimbangan ketersediaan dan penggunaan teknologi.

d. Interactivity, media yang baik dapat memunculkan komunikasi dua arah sehingga memudahkan siswa untuk beraktivitas, misalnya puzzel bagi anak SD. Siswa dapat menggunakan sendiri dengan menyusun gambar hingga lengkap. e. Organization, pertimbangan penting lainnya adalah dukungan organisasi. f. Novelty, kebaruan dari media yang dipilih akan menarik perhatian siswa

sehingga perlu dijadikan pertimbangan.

Dalam pertimbangan pemilihan media di atas salah satunya memunculkan interaksi siswa melalui penggunaan Puzzle. Puzzle merupakan media sederhana, mudah dibuat dan penggunaannya juga menyenangkan yaitu dengan menyusun kepingan-kepingan puzzle menjadi rangkaian gambar yang utuh. Sebenarnya puzzle digunakan anak usia dini tetapi tidak menutup kemungkinan untuk anak SD. Karena pada anak usia 6-12 tahun masih menyukai dunia bermain. Sejalan pendapat Yulianty (2011:18) puzzle bukan permainan asing bagi anak-anak. Biasanya anak senang menyusun dan mencocokkan bentuk dengan tempatnya dari berbagai gambar yang menarik.

Penggunaan media puzzle bertujuan membantu guru menyampaikan pesan agar diterima siswa dengan tepat, cepat dan lebih mudah sehingga terlibat aktif untuk memperoleh pemahaman materi yang diberikan. Media puzzle digunakan dengan tujuan sebagai berikut: (1) memberi kemudahan siswa untuk memahami

konsep; (2) memberi pengalaman berbeda dan bervariasi sehingga merangsang minat siswa untuk belajar; (3) menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu; dan (4) menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan siswa.

Adapun sintak media puzzle sebagai berikut (Nisak, 2011:111): a. Cari gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran.

b. Buat puzzle dari gambar-gambar tersebut.

c. Guru juga dapat membuat puzzle menggunakan komputer jika susah memperoleh gambar.

d. Masukkan potongan-potongan gambar ke dalam amplop. e. Bagikan amplop kepada masing-masing kelompok. f. Berikan waktu secukupnya untuk merangkai gambar.

g. Pemenang dalam permainan ini adalah kelompok yang berhasil membentuk gambar utuh atau paling banyak menyusun potongan-potongan gambar.

h. Diskusikan gambar terutama mengenai kelebihan dan kekurangan.

i. Rayakan proses belajar mengajar dengan saling mengomentari gambar yang berhasil disusun.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan puzzle adalah media yang terbuat dari potongan-potogan gambar untuk disusun menjadi utuh. Penggunaan media puzzle dalam proses pembelajaran diharapkan memudahkan guru untuk menyampaikan pesan kepada siswa agar mereka aktif, antusias melakukan kegiatan belajar, mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan lebih bermakna.

2.1.6.4. Kelebihan dan Kekurangan Media Puzzle

Penggunaan media puzzle dalam proses pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan media puzzle antara lain: (1) gambar bersifat konkret sehingga siswa dapat melihat dengan jelas; (2) mengatasi keterbatasan ruang dan waktu karena tidak semua objek dapat di bawa ke dalam kelas; (3) menarik minat atau perhatian siswa; (4) menantang daya kreatifitas dan ingatan siswa untuk menyelesaikan masalah; (5) melatih nalar; (6) mengasah otak sehingga kecerdasan akan terlatih untuk memecahkan masalah; dan (7) melatih kesabaran karena dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan. Sedangkan kelemahan yang dimiliki media puzzle antara lain: (1) lebih menekankan pada indera penglihatan (visual); (2) pemilihan gambar yang tidak tepat atau terlalu kompleks menjadikan pembelajaran kurang efektif; (3) penggunaan gambar kurang maksimal bila diterapkan dalam kelompok besar.

Berdasarkan pemaparan di atas, penggunaan media Puzzle perlu dioptimalkan dalam proses pembelajaran disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Media puzzle dalam pembelajaran memberi pengalaman berbeda pada siswa. Akan tetapi, media puzzle memiliki beberapa kelemahan maka perlu adanya sikap positif dari guru untuk meminimalisir hal tersebut, misalnya dengan memanfaatkan media pendukung lain yang digunakan dalam proses pembelajaran, pemilihan gambar harus mempertimbangkan beberapa hal seperti ukuran, tujuan yang ingin dicapai, karakteristik siswa, dan sebagainya. Selain itu, jika penggunaan media puzzle disajikan secara klasikal dalam pembelajaran, guru juga perlu menyediakan puzzle yang dapat digunakan setiap kelompok.

2.1.7.Implementasi Model PBL dengan Media Puzzle dalam Pembelajaran

Dokumen terkait