• Tidak ada hasil yang ditemukan

Qpuncak = cNcdcic + ijNqdqiq + tyBNydyi,

Dalam dokumen Analisis dan Desain Pondasi Jilid 2 (Halaman 98-107)

di mana di = faktor kedalaman dan ii = faktor kemiringan yang didasarkan atas kemi­ ringan beban karena kita mempunyai muatan horisontal maupun beban vertikal. Disaran­ kan agar faktor-faktor kemiringan. Hansen dari Tabel 4-5 digunakan, tetapi dengan ekspo­ nen 2 untuk ig dan 3 untuk i'Y sebagai pengganti 5 pada tabel itu. Hal ini agak kurang

konservatif daripada memakai 5 (tetapi Hansen mula-mula memakai 2 dan kemudian

ditingkatkan menjadi 5 pada rujukan tahun 1 970). Hal ini kira-kira sama seperti me­ makai eksponen m dari Veisc (dan m + 1 ) untuk faktor kemiringan pada tabel itu. Hal ini agak dapat dibenarkan atas dasar bahwa telapak dinding itu mempunyai kedalaman pembenaman yang jauh dan tekanan tanah di depan dinding itu diabaikan dalam meng­ hitung gaya horisontal H untuk faktor kemiringan. Faktor bentuk tidak dipakai karena telapak dinding itu digolongkan sebagai sua tu jalur sehingga semua Si= 1 .

Kedalaman alas D haruslan cukup untuk menempatkan telapak dibawah daerah

musim dalam kelengasan dan tanah beku. Telapak tersebut juga harus cukup stabil ter­ hadap pengikisan/erosi dan menenggang penenggangan daya dukung dan ketahanan ge­ lincir yang cukup.

Tekanan tanah sebenarnya dihitung sebagai untuk suatu telapak kaku dengan meng­ gunakan distribusi tekanan linear sebesar

R 6Re

q - - +-< q

- B-

B

= a

di mana R, B, dan e ditentukan atas Gambar 1 2-llb . Persamaan ini berlaku sepanjang e � L/6 dan, seperti telah dicatat sebelumnya, lebar alas B harus ditambah sampai eksen­ trisitasnya berada dalam sepertiga tengah sehingga tidak ada tekanan diferensial yang besar di antara jari dan tumit sehingga menyebabkan jungkit.

Pada waktu tanahnya mempunyai daya dukung rendah dan /atau tidak praktis untuk memakai pelat alas yang lebih lebar maka perlu untuk memakai pondasi tiang pancang untuk mendukung pelat alas yang pada gilirannya mendukung dinding itu. Cara ini me­ rupakan bentuk umum untuk tumpuan jembatan sehingga penurunan dapat dikendali­ kan secara wajar pada sambungan antara urugan-pendekatan dan lantai jembatan.

12-12 PENURUNAN DINDING

Penurunan biasanya sudah lengkap pada waktu dinding rampung dimana tanah dasarnya berbutir. Kalau tanah dasarnya terdiri dari bahan jenuh dan kohesif maka penurunan kon­ solidasi mungkin memerlukan waktu yang lama untuk terjadi. Dalam kedua kasus pe­ nurunan diferensial antara jari dan tumit mungkin menghasilkan jungkitan dinding kalau tekanan diferensialnya besar.

Penurunan terutama merupakan masalah hanya kalau ada penambahan banyak sekali dalam urugan-balik, misalnya dalam daerah urugan-balik dari Gambar 1 1- 1 2a dan b yang mewakili suatu beban baru atas tanah. Kalau daerah ini telah digali, dindingnya dibangun dan kemudian tanahnya diganti-kembali, maka akan terjadi sedikit sekali penurunan

Bab 12 Kestabilan Tanah Secara Mekanis dan Dinding Beton Penahan Tanah 85

GAMBAR 1 2-17 Retak-retak penurunan- tiga retakan sela sekitar 5 kaki pada bagian dinding ini- di­ sebabkan oleh pemasangan alas di atas tanah longgsor. Sambungan kakilima berjarak sela 5 kaki. Retakan dinding terbentuk sekitar 1 minggu setelah acuannya dibuka. Penopang tingkat atas mendukung tempat parkir yang kecil. Dinding ini bukan dirancang seperti dalam Contoh 12-5.

karena penggantian tanah · dengan beton dalam volume dinding hanya merupakan penam­

bahan beban yang kecil. Tekanan tanah yang baru dari mungkin 3 m urugan-balik yang

tidak ada sebelumnya, bagaimana pun merupakan beban yang sangat besar yang mungkin menghasilkan penurunan jangka panjang yang sangat besar dalam tanah kohesif dan paling tidak suatu penurunan (seketika) dalam tanah dasar tak berbahaya.

Akan tetapi, keadaan yang lebih kritis ialah di mana tanah digali untuk telapak me­ makai peralatan tenaga/mesin dan dasar yang kasar itu kemudian ditutup dengan lapisan pasir yang tipis, digaruk rata dan telapaknya dicor. Cara ini hampir pasti akan menyebab­

kan penurunan dan retak -retak dalam dinding seperti pada Gambar. 1 2- 1 7 Guga dalam

Gambar 1 2- 1 6b) - se ring segera setelah dinding terse but selesai. Di sini perlu dilakukan

pengawasan dan keharusan untuk melakukan pemampatan dari alas yang digali dan ke­ mudian penuangan telapak untuk menghasilkan dinding yang memuaskan.

12-13 DINDING PENAHAN DENGAN TINGGI BERVARIASI; TUMPUAN DAN DINDING SAYAP-TUMPU

Jarang terdapat dinding penahan panjang dengan ketinggian konstan kecuali mungkin bila dipakai pacta bangunan hidrolis. Analisis konvensional mengamati ketinggian konstan

pada suatu lajur I� bar satuan. Adalah logis bahwa dimana tinggi dinding terse but bervariasi

maka akan berkembang kondisi regangan tanpa bidang dan puntiran dinding. Untuk kondisi biasa dimana perubahan tinggi dinding itu berubah secara berangsur, dan meng­

86 A nalisis dan Desain Pondasi Jilid 2 puntir baik karena ketebalan dinding ditahan secara konstan maupun karena suhu dan kebutuhan baja untuk berkerut akan. mendukung sebagian momen puntir itu. Pada tem­ pat-tempat dimana terjadi perubahan mendadak dalam ketinggian dinding maka kita mung­ kin harus meningkatkan baja/penulangan susut dan suhu guna memperhitungkan puntir tambahan (dan lebih besar) yang mungkin akan terjadi

Tumpuan dan dinding sayap-tumpu biasanya dipakai untuk bangunan jembatan. De­ wasa ini hanya terdapat sedikit pedoman ten tang perancangan suku-suku ini. Pertimbangan perancangan utama ialah untuk memakai suatu tekanan tanah yang didasarkan atas suatu

cairan setara

('YKa)

yang tidak kurang dari 30 pcf (4,75 kN/m3) dalam AASHTO Bagian

3-20. Ketentuan-ketentuan perancangan disajikan dalam AASHTO Bagian 7-4 yaitu:

1 . Dinding-dinding tumpuan harus dirancang untuk tahan terhadap tekanan tanah me­

nurut AASHTO Bagian 3-20.

2. Tumpuan harus dirancang agar aman terhadap jungkitan di sekitar jari telapak dan

terhadap gelinciran pada alas, serta untuk daya dukung yang aman.

3. Urugan-balik vertikal meliputi alas dapat dianggap sebagai bagian dari berat efektif

tumpuan itu.

Untuk dinding sayap-tumpu ketentuan-ketentuannya ialah:

1 . Harus cukup panjang untuk menekan tanggul/peninggian tanah lintasan jalan.

2. Batangan penulangan atau prom canai yang cocok harus dipasang pada jarak-jarak

melintang di atas sambungan antara dinding sayap-tumpu dan tumpuan untuk meng­ ikat keduanya bersama. Batang-batang itu harus diperpanjang secukupnya untuk membentuk ikatan buat kekuatan batangnya dan bervariasi panjangnya sehingga tidak akan terbentuk bidang yang lemah secara vertikal.

GAMBAR 12-18 Tekanan tanah dan metode konstruksi untuk tumpuan jembatan dan dinding sayap­ tumpu. Pada waktu tumpuan berjungkit ke depan maka terjadilah gesekan atas dinding sayap-tumpu seperti yang diperlihatkan kalau dinding itu terpasang kaku.

11

j

Tumpuan <--U,u

,

-b·

r

Pab

Bab 12 Kestabilan Tanah Secara Mekanis dan Dinding Beton Penahan Tanah 87 Dari kejadian seksama tentang spesifikasi AASHTO tampak bahwa kita merancang tumpuan dan dinding sayap-tumpu itu sebagai konsol atau dinding penahan (gravitas) dengan memperhitungkan dalam tumpunan itu untuk dudukan jembatan (lihat Gambar 12-8/) yang mungkin menerapkan dorongan horisontal, suatu bobot vertikal dan di mana dudukannya tak-sentris harus diterapkan suatu momen puncak yang ditambahkan pada tekanan tanah lateral.

Dinding sayap-tumpu tampaknya dirancang dengan mudahnya sebagai dinding pena­ han berkonsol.

Mungkin ada pertanyaan beberapa besar daya rencangan (geser, tegangan, dan momen) yang dihasilkan pada sambungan dinding sayap-tumpu dan tumpuan, akan tetapi, spesifi­ kasi AASHTO lebih lanjut menyatakan: "Kalau tidak dipakai batang-batang (penulangan), maka sebuah sambungan muai harus diperlengkapi dan dinding sayap-tumpu itu harus disiar-corkan ke dalam badan dari tumpuan." Berdasarkan hal ini pada penulis spesifikasi beranggapan bahwa terdapat peralihan daya yang sangat kecil.

Dari pemeriksaan atas Gambar 12-18 akan tampak bahwa bila dinding menopang

gaya

fab

dan

P

ww maka pada kenyataannya hanya sedikit yang harus didukung oleh sam­

bungan dan penulangan untuk sudut dan suhu (atau suatu penaksiran sejenis) akan me­ madai.

Satu-satunya nilai yang tampaknya kurang konservatif ialah nilai "cairan setara" sebesar 30 pcf. Dalam daerah urugan-balik yang terbatas dan ditentukan oleh sebuah tumpuan dan dinding sayap-tumpu yang dipampatkan, tampaknya suatu nilai sebesar 50 sampai 75 pcf sebagai minimum adalah cocok. Untuk tanah dengan r = 110

pcf cairan setara itu didasarkan pada

Ka

sebesar

Untuk sua tu kasus

K

0 maka

dan cairan setaranya adalah

30

Ka

= - = 0 273 """* � 35°

110 '

Ko

= 1 -sin 35 = 0,426

0,1 10 (0,426) = 47 pcf (katakanlah 50 pet)

Seperti yang pernah dicatat sebelurnnya, dengan tegangan-tegangan yang disebabkan pampatan dalam daerah terbatas keadaan ini mungkin bukan tak-realistis untuk tekanan perancangan daripada 30 pcf- sebagai minimum menurut spesifikasi - tetapi nilai-nilai minimum itu sering hanya nilai-nilai rancangan.

Faktor utama yang menunjukkan bahwa minimum 30 pcf itu mungkin terlalu rendah ialah bahwa dalam daerah terbatas yang ditentukan oleh tumpuan dan dinding sayap­ tumpu itu, kondisi-kondisi regangan bidang seperti yang disebut da1am teori tekanan tanah Rankine/Coulomb itu tidaklah terlalu mungkin akan terjadi. Keadaannya lebih banyak suatu keadaan triaksial yang membuat analisis dinding itu agak tak-menentu sehingga sutu tekanan dinding yang lebih konservatif adalah cocok untuk diimbangi.

12-14 DINDING PENAHAN PERTEBALAN-BELAKANG

Sebelum tanah bertulang, pada waktu dinding penahan berkonsol itu mencapai keting­ gian sekitar 6 m maka akan lebih ekonornis untuk mempertimbangkan sebuah dinding pertebalan-belakang. Mungkin terdapat kejadian yang jarang dimana· hal ini merupakan pemecahan yang praktis dan ekonornis sehingga elemen-elemen dasar rancangan dinding pertebalan-punggung itu disajikan di sini.

88 s

I

I

I

Pertebalan- punggung Dmdmg 0 ·- 11

�;:....

.§ ;

., ....

A nalisis dan Desain Pondasi Jilid 2

I

"' tetap/mati putaran X, Y =

0

z =

0

·;::: ;:! "' ::s

0 �

o. Ketetapan / pertebalan- punggung

Kisi khas pelat alas. GAMBAR 12-19 Denah khas untuk pemakaian program anyaman (rakit) berat (mat) guna memecah­

kan soal pelat yang dimatikan pada tiga sisi. Perhatikan pemakaian jarak-sela kisi lebih rapat pada sisi-sisi tetap untuk mengembangkan lengkungan pelat dengan lebih baik.

Ukuran-ukuran alas pertebalan-punggung itu cenderung untuk berkisar antara 0,5

sampai 0,7H seperti untuk dinding konsol dan dengan cara serupa maka ukuran-ukuran jari dan tumit disajikan pada Gambar 12-10. Jarak-sela pertebalan-punggung itu umurnnya berkisar dengan besaran antara 0,3 sampai 0,5H dan pertebalan-punggungnya mempunyai besaran tebal 300 mm sehingga penulangan (seperti suatu balok-T) dapat dipasang dengan tutupan bebas 75 mm pada masing-masing sisi. Pelat dinding percobaan (atau badan din­ ding) ukurannya dapat ditaksir seperti untuk badan-dinding konsol.

Perancangan dimulai dengan memilih ukuran-ukuran percobaan dan membuat analisis tentang jenis dinding penahan untuk penjungkitan, gelincir, dan daya dukung. Pada waktu proporsi ini sudah kira-kira memadai maka perancangan dapat dilanjutkan.

Dinding pertebalan-punggung itu paling tidak untuk sebagian merupakan sebuah pelat yang terjepit pada tiga sisi dan kita dapat menaksir suatu pemecahan dengan cara itu. Pada kenyataannya, praktek modem dan ketersediaan luas peralatan komputer dan pro­ gram-progrllm komputer (seperti program rakit pada Lamp. B) hampir mengharuskan metode analisis ini Hal ini khususnya benar pada waktu memperhitungkan bahwa suatu dinding pertebalan-punggung itu teramat mahal.

Suatu analisis komputer mengkisikan rakit tersebut sebagai suatu pelat yang terjepit pada tiga sisi seperti tampak pada Gambar 12-19. Dari hasil keluaran elemen maka kita dapat memperoleh gesemya pada titik-titik simpul untuk analisis jenis balok le bar untuk mengecek ketebalan, dan dari momen-momen pada simpulnya kita dapat memilih penu­ langan yang diperlukan. Pada tahap ini mungkin dibutuhkan beberapa percobaan untuk agak mengoptimalkan tebal badan dindingnya.

Dari geseran pada simbul-simbul pertebalan-punggung itu kita dapat merancang pe­ nulangan untuk pemasangan pertebalan itu terhadap dindingnya.

Suatu analisis tentang pelat-terjepit-pada-tiga-sisi dapat dilakukan untuk bagian tumit­ nya. Jarinya adalah sejenis dengan dinding penahan konsol dan tidak memerlukan suatu analisis komputer.

Bab 12 Kestabilan Tanah Secara Mekanis dan Dinding Beton Penahan Tanah 89

Pertebalan-punggung itu dianalisis sebagai balok-T dengan penulangan secukupnya untuk menahan tegangan antara pertebalan-punggung dan tumit serta penulangan tegangan untuk menahan tegangan antara badan-dinding dan pertebalan-punggungnya. Tegangan­ tegangan itu didapat dari geseran-geseran simpul berdasarkan pembingkaian elemen ke da­ lam simpulnya.

12-15 DINDING PONDASI ATAU RUANG BAWAH-TANAH; DINDING UNTUK KONSTRUKSI PERUMAHAN

Dinding untuk pondasi bangunan, dan dinding ruang bawah-tanah baik untuk konstruksi perumahan maupun bangunan-bangunan yang lebih besar meinerlukan pertimbangan perancangan yang sama. Secara normal dinding-dinding ini diurug-balik dengan segala bahan yang tersedia ditapak dan dalam daerah urugan-balik yang sangat terbatas. Puncak­ puncak dinding ini biasanya dikekang terhadap gerak lateral sehingga tidak terlalu banyak kemungkinan akan adanya kondisi tekanan-aktif. Kalau tercapai kondisi tekanan-aktif, dan khususnya bila urugan-balik itu kohesif, maka besar kemungkinan bahwa perubahan bentuk dinding lateral itu akan tampak. Oleh sebab itu maka koefisien tekanan-lateral itu harus diambil untuk kondisi K 0• Perancangan struktur akan berlangsung seperti untuk jenis­

jenis dinding penahan yang lain.

Urugan-balik untuk ruang bawah-tanah perumahan harus ditempatkan dengan cermat dan bermutu baik serta lebih disukai bila berbutir. Dinding tersebut harus dilengkapi dengan penyaluran batas-luar yang dipasang pada telapak dinding. Jenis konstruksi ini akan menjamin suatu ruang bawah-tanah yang kering dan akan lebih ekonornis daripada hams mengeringkan ruang bawah-tanah itu dengan menggali keluar dan menggantikan bahan urugan dan/atau memasang suatu penyaluran pada batas-luar di kemudian hari. Akan tetapi, untuk kebanyakan konstruksi perumahan, urugan-balik untuk dinding itu terdiri dari segala bahan yang tersedia - biasanya bahan yang tergali dari tempat untuk ruang bawah-tanah dan termasuk sejumlah besar potongan-potongan kayu dari kerangka ba­ ngunan dan bahan lain yang tersisa. Urugan-balik itu jarang dipampatkan; akan tetapi, karena banyak dinding ruang bawah-tanah itu tidak dirancang dan terdiri dari balok-balok beton dengan adukan, maka tekanan tanah lateral yang dapat ditahannya agak rendah. Tidak jarang tampak dinding yang ditopang pada tempatnya dalam sub-sub bagian yang sedang dibangun, setelah hujan lebat telah menjadi padat dan menjenuhkan urugan-balik yang kohesif. Tidak pernah mungkin untuk mendorong kembali dinding ketempatnya semula, sehingga banyak dinding ruang bawah-tanah tetap menggembung secara permanen. Ulasan tersebut dibuat oleh penulis tentang praktek-praktek konstruksi yang tercela­ tetapi biasa ditemukan. Sudah pasti cara-cara tersebut tidak dianjurkan karena dinding ruang bawah-tanah perumahan (dan lainnya) harus diurug-balik dengan bahan berbutir yang bermutu seperti setiap dinding penahan lainnya.

12-16 CONTOH DINDING PENAHAN BERKONSOL

Beberapa gagasan yang telah dibahas sekarang akan dimasukkan ke dalam tiga contoh sebagai penggambaran.

Kestabilan Putaran

Contoh ini menggambarkan suatu metode untuk menganalisis kestabilan putaran suatu dinding dimana mungkin terjadi suatu kerusakan alas yang tidak ditunjukkan oleh daya dukung. Prosedur ini memakai metode "lingkaran percobaan" seperti yang dipakai untuk analisis kestabilan lereng pada pelajaran mekanika tanah tingkat permulaan [lihat Bowles

90 Analisis dan Desain Pondasi Jilid 2

1. Gambarkan susunan dinding-tanah dan pelapisan tanah menurut ska1a yang memudah­ kan ( dan besar ).

2. Buatlah lingkaran me1ewati titik tumit dengan radius yang cukup untuk menembus semua 1apisan bawah yang lunak.

3 . Hitung semua gaya yang bekerja terhadap bidang vertika11ewat titik tumit dan lengan momen yang berkaitan dengan pusat lingkaran percobaan.

4. Bagilah lingkaran percobaan itu menjadi sejumlah pangsa dan hitunglah berat masing­ masing pangsa, gesekan dan kohesi komponen yang bekeija atas alas masing-masing pangsa percobaan. Hitung juga komponen tangensial a tau komponen "pendorong". 5. Buatlah penjumlahan momen di sekitar pusat lingkaran untuk mendapatkan nomor/

angka kestabilan J:i0 se bagai

'l:.M,

No=

'l:.Mo

6. Buatlah beberapa percobaan sehingga didapatkan N0 yang minimum. Kalau angka ini terlalu kecil (katakanlah hanya sekitar 1 ,0 sampai 1,1 atau 1 ,15) anda mungkin harus membuat revisi dalam ukuran dinding, memakai tiang panjang, atau memasang alasnya pada kedalaman yang le bih jauh.

Pada umumnya kita harus memakai program komputer untuk kestabilan lereng [seper­ ti pada Bowles ( 197 4a)] yang secara khusus telah dimodifikasi un tuk jenis analisis ini sehingga sejumlah besar lingkaran percobaan dapat dianalisis. Perhatikanlah bahwa meski yang diperlihatkan adalah dinding penahan berkonsol, tetapi analisis ini dapat diterapkan juga pada dinding tanah bertulang.

GAMBAR

El2-3 I ft 0 Skala 1 0 ft Skala: 0 fakto r 4 kips

"'

,/"I

--1

� Lokasi lingkaran·

1

I

lingkaran lain Pasir: tjJ = 33o y = IIOpcf Telapak

Bab 12 Kestabilan Tanah Secara Mekanis dan Dinding Beton Penahan Tanah

TABELE12-3

, �I l ', " ' , , � ,, �

91

Contoh 12-3.Untuk dinding penahan yang diperlihatkan dalam Gambar E l 2-3 yang menutupi suatu endapan lempung lunak, tentukanlah

N0

minimum (atau faktor keamanan) terhadap suatu kerusakan geser yang mendalam untuk sebuah lingkaran percobaan yang melintasi tumit. Kita perhatikan bahwa dinding itu sangat tinggi untuk suatu dinding penahan beton bertulang tetapi masih ada tempat-tempat khusus di mana suatu dinding tanah bertulang itu tidak cocok. Anggaplah bahwa kasusnya demikian untuk contoh ini.

Jawaban. Gambarkanlah susunan itu menurut skala sebagaimana digariskan sebelum­ nya dan buatlah lingkaran percobaan yang diperlihatkan, bagilah ke dalam pangsa­ pangsa (slices) seperti contoh dan hitunglah beratnya serta data lain yang dinyatakan dalam Tabel E l 2-3.

Karena 0 terpusat dalam kaitan rerhadap be, mata tldak perlu untuk membelahnya menjadi pangsa-pangsa dan carilah T. Sedikit pembetulan diterapkan untuk mencakup dinding beton pada pangsa 3 dan 4. Busur bOc = 6 5° = 1,1 34 rad.

f = tan cjJ = tan 33o = 0,65

!"f. N = 0,65(22,4) = 14,6 kips

be = R(} = 28,4(1, 134) = 32,2 ft

1 (bc)c = 1 (32,2)(0,5) = 16,1 kips

R "f. T = 28,4(1 1,3) = 321ft· kips

PaY= 1 1,5(7,85) = 90,2 ft · kips

Menghitung angka kestabilan

N 0

N.= "f.Mo L M,= (f"f. N + c bc)R

R"f.T+ Pay

N. = (14,6 + 16,1)(28,4) = 871, 9

321 + 90,2 4ll,2

= 2, 1 2 ( 2,02 dengan memakai program komputer) Lokasi-1okasi lingkaran-percobaan 1ainnya harus dicoba untuk mengetahui apakah suatu

No

yang 1ebih keci1 dapat diperoleh F minimum = 1 ,0 (komputer) ditemukan pada 6 kaki ke sebe1ah kanan dan segaris dengan titik 0.

Untuk memecahkan soal a. b. ini telah digtlhakan program komputer B-27 dari Lam­ piran B yang direvisi dari Bowles ( 1 974a). Dinding efdgh ditiadakan dan digantikan dengan suatu gaya vertikal yang setara. Tekanan tanah aktif te1a.h dihitung dan titik

92 Analisis dan Desain Pondasi Jilid 2

penerapannya serta kemiringannya telah ditentukan, sedangkan suatu seri lingkaran percobaan dengan koordinat x, y bervariasi untuk titik 0 dan pemasukan koordinat

x, y yang konstan pada titik d dipakai untuk mendapatkan N0 minimum.

Ill/ Kestabilan Dinding Penahan

Contoh berikut menggambarkan metode menganalisis suatu dinding penahan terhadap penjungkitan dan kestabilan gelincir. Pertimbangan-pertimbangan kestabilan umum diper­ lihatkan dalam Gambar 1 2-llb. Rincian mekaniknya melibatkan pencarian beberapa vektor bobot dan lengan momen x 1 yang terkait pada penjungkitan. Sejumlah besar

pekerjaan sibuk terlihat untuk ini dan akan memudahkan (kalau anda tidak menggunakan suatu program komputer) untukmenggambarkan susunan itu pada skala yang besar dan mengukur nilai-nilai yang diperlukan.

Kita perhatikan bahwa beberapa vektor bobot yang terlihat dan kalau urugan-balik itu mempunyai sudut {3 serta dindingnya mempunyai lereng-curam maka perhitungan secara khusus menjadi terlibat serta perlu membuat tabulasi data sehingga kuantitasnya tidak terabaikan.

Contoh 12-4. Analisislah dinding penahan yang diperlihatkan dalam Gambar E 1 2-4a untuk kestabilan penjungkitan dan gelincir. Perhatikanlah bahwa dinding ini diurug­ balik dengan tanah kohesif. Lereng-curamnya terdapat pada bidang belakang seper­ ti yang dipakai oleh beberapa departemen pengangkutan. Kebanyakan has;l-keluaran diperoleh dari pemakaian program komputer B-24. Ukuran-ukuran yang diperlihat­ kan telah "dioptimalkan" oleh program itu untuk memenuhi baik ketentuan ke­ kuatan maupun ketentuan kestabilan (biasanya geser balok lebar untuk ketebalan suku dan daya dukung untuk ukuran B). Faktor muatan untuk USD diambil sebesar 1 ,8 ( meskipun penulis menganjurkan 2,0 untuk kebanyakan kasus). Namun begitu, perhatikanlah bahwa hal ini. untuk sebagian dapat dibenarkan dengan mengabaikan daerah tegangan dan memakai profil tekanan dinding seperti yang dinyatakan pada Gambar E 1 2-4b. GAMBAR El2-4 0•25 m q = 23,9 kPa rugan; I' = 17,95 kNjm3 l/J = 28" c = 1 9,12 k Pa Garis penggalian_ y, = 23,56 k N/m3 Tanah asli: y = 1 9,53 l/J = 34" c=35,17 (a) (b) (c)

flab 12 Kestabilan Tanah Secara Mekanis dan Dinding Be ton Penahan Tanah

Jawaban

93

Langkah 1. Carilah sudut q/ untuk tanah tak berkohesi yang setara (lihat Gambar E l 2-16): q = yHK. - 2c

Jl(:

= yHK� Rankine K. = 0,361 for 1/J = 28° q = 17,95(6,7)(0,361) - 2(19,12)(0,60) = 43,42 - 22,97 = 20,45 K' a = 20•45 = 0 170 (6,7)(17,95) ' 45 -

1!._

= 22 42° 2 ' Gunakanlah 1/J' = 45o

Nilai 1/J' dan 'Y = 1 7 ,95 digunakan da1am program komputer. Langkah 2. Hitunglah Pa :

Pa = (0,5yH2 + qH)K�

= [0,5(1 7,95)(6,7)2 + 23,90(6,7)](0,171)

= 96,28 kN

K� = 0,171

Langkah 3. Hitunglah kestabilan jungkit. Susun1ah tabel dan mengacu pada Gambar E 1 2-4c.

Lokasi P0 berada pad a y : P.y = M0

- 68,89( 6, 7 /3) + 27 ,38( 6, 7 /2) 245,58

y =

96,28 =

96,28 = 2'55 m

Bagian Berat

dari

bagian, kN

Lengan, m

1 1 ,5(23,9) + 6,1(1,5)(17,95) = 200,09 2,130

2 23,56(0,25)( 6, 1) 35,93 1 ,125 3 0,1 3[(6,1)(23,56 + 17,95)0,5+ 23,90] = 19,57 1 ,3 1 5

4 23,56(0,6)(2,88) = 40,71 1,440

Pav t = Pah tan 1/J = 96,28 (tan 28) = (51,2) 2,880

I Fv = 296,30 kN M

omen,

kN,m

426, 19 40,43 25,73 58,62 (147,40) --- I M,= 550,97

Dalam dokumen Analisis dan Desain Pondasi Jilid 2 (Halaman 98-107)