• Tidak ada hasil yang ditemukan

Quisioner yang Sudah Terisi Data Survei

Dalam dokumen Laporan Praktikum Survei Put (Halaman 47-55)

Nama Petani : Bapak Yunus

Desa : Tunggul Wulung

Kecamatan : Lowokwaru

Kota/Kabupaten : Malang

Provinsi : Jawa Timur

Komoditas : Padi

Nama Kelompok Tani : Wulung Kencana I

48

I. SEJARAH USAHATANI

1. Sejarah Pertanian di Desa

Berdasarkan hasil wawancara, kondisi topografi dan iklim di desa Tunggul Wulung sangat sesuai digunakan sebagai lahan pertanian. Bahkan daerah tersebut dekat dengan sungai dan letak lahan di bagian hulu, sehingga tersedia banyak air untuk pengairan lahan pertanian. Selain itu, tanah di daerah tersebut sangat cocok untuk dilakukan pertanian di atasnya. Oleh karena itu, mulailah masyarakat melakukan praktek budidaya pertanian, sehingga masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri, bahkan orang lain. Usahatani yang dijalankan oleh masyarakat daerah tersebut pada umumnya berupa budidaya tanaman pangan, terutama padi dan palawija yang merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat. Karena usaha ini sangat memberikan penghidupan dan keuntungan bagi masyarakat, maka masyarakat mulai hidup menetap di daerah tersebut. Kemudian petani di desa Tunggul Wulung menerapkan pertanian intensif yang memandang segala aspek budidaya dan pemasaran secara efisien untuk mencapai keuntungan maksimal.

Menurut Uphoff (1992), metode intensifikasi padi memuat dua hal pokok, yakni: memperlakukan tanaman sebagai makhluk hidup yang memiliki fase-fase pertumbuhan yang harus difahami serta melakukan perbaikan teknologi budidaya dengan menciptakan lingkungan tumbuh yang optimal untuk setiap fase petumbuhan dan perkembangan tanaman.

Selanjutnya, di desa Tunggul Wulung didirikan sebuah kelompok tani yang bernama “Wulung Kencana I” dari tahun orde baru pada pemerintahan Presiden Soeharto. Kelompok tani tersebut terbentuk karena adanya dorongan atau kewajiban dari pemerintah melalui Dinas Pertanian Daerah Kota Malang yang bertujuan untuk mempermudah masyarakat sekitar, khususnya petani dalam memperoleh informasi yang mendukung pertanian di desa Tunggul Wulung. Oleh karena itu, kelompok tani tersebut didirikan dengan asas kebutuhan petani untuk menampung semua aspirasi petani-petani yang ada di desa tersebut, baik untuk membicarakan sarana produksi (bibit, pupuk, alat, dan lain sebagainya), membersihkan saluran irigasi, dan menyalurkan subsidi dari pemerintah melalui Dinas Pertanian agar mempermudah dan meningkatkan hasil produksi. Selain itu, juga untuk menentukan cara penanaman yang benar dan pemasaran produksi. Kelompok tani tersebut memiliki visi “Terwujudnya kinerja pembangunan desa yang mandiri melalui peningkatan kinerja kelompok tani”. Oleh sebab itu, dengan dibentunya kelompok tani akan terjadi peningkatan dan pengembangan kemampuan petani untuk menghasilkan usahatani yang optimal dan keluarga tani yang sejahtera atas dasar kekeluargaan dan kerjasama sebagai subjek pembangunan pertanian. Lembaga tersebut memiliki jumlah anggota ± 20 orang yang merupakan kesatuan petani padi. Selain itu juga terdapat penyuluh pertanian yang melakukan sosialisasi dan penyuluhan pertanian setiap 2 kali per bulan.

Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (tanaman, hewan, dan mikroba) untuk kepentingan manusia. Hal ini juga telah ditekuni sebagian besar masyarakat daerah tersebut. Sebagian masyarakat telah melakukan kegiatan sampingan berupa beternak ayam petelur. Hasil

49 dari dari peternakan tersebut dapat menambah pendapatan masyarakat. Selain itu kotoran ayam ini dapat digunakan oleh petani sebagai pupuk kandang yang dijual kepada petani di luar desa. Dengan diterapkannya kedua aspek pertanian tersebut diharapkan dapat memeperoleh efisiensi dan peningkatan keuntungan.

Namun semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak kebutuhan akan pemukiman penduduk. Hal ini menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman penduduk. Dan adanya perubahan mata pencaharian masyarakat. Pada awalnya masyarakat menjadikan petani sebagai pekerjaan utamanya, tetapi sekarang banyak yang beralih bekerja pada bidang non-pertanian, seperti PNS. Hal ini menyebabkan semakin sulitnya mendapatkan tenaga kerja pertanian, sehingga semakin lama produksi pertanian semakin menurun.

2. Sejarah Usahatani petani

Dalam kegiatan ini, kelompok kami mewawancarai salah satu petani di desa Tunggul Wulung, yaitu bapak Yunus. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, petani memilih usahatani dengan budidaya tanaman padi karena kebutuhan konsumen akan sumber karbohidrat semakin meningkat; lingkungan, kondisi tanah, dan ketersediaan air di desa mendukung tumbuh kembang tanaman padi; harga pasar yang stabil; serta memberikan pemasukan pendapatan petani. Selain melakukan budidaya tanaman padi, petani juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai peternak ayam petelur.

Usahatani yang dijalankan oleh petani merupakan milik pribadi, sehingga modal termasuk milik pribadi. Artinya adalah petani mampu mendanai secara mandiri segala keperluan yang dibutuhkan untuk kelancaran proses usahatani tanpa melalui suatu kelembagaan ekonomi yang memang tidak terbentuk lembaga ekonomi (hanya terbentuk kelompok tani Wulung Kencana I) di desa Tunggul Wulung. Petani memiliki lahan sawah seluas 2 ha. Namun ada beberapa fasilitas yang dapat diakses dengan mudah oleh petani, yaitu unit penggiling padi dan jasa sewa pick-up atau truk. Selanjutnya petani dengan petani lainnya dalam satu kelompok tani membeli alsintan secara bersama-sama. Petani tidak mengalami kendala dalam pemenuhan bibit maupun pupuk. Hal ini dikarenakan bibit dapat dibeli secara langsung oleh petani tanpa melakukan kredit karena tidak adanya lembaga ekonomi yang berwenang mengatur keuangan usahatani di desa serta menggunakan benih dari hasil panen sebelumnya. Dan semakin lama, petani mulai memiliki relasi-relasi penjualan bibit di sekitar desa Tunggul Wulung. Sedangkan pupuk dan pestisida yang digunakan merupakan subsidi dari pemerintah. Dan setiap daerah sudah memiliki patokan jumlah subsidi pupuk dan pestisida yang dibutuhkan petani.

Petani melakukan budidaya tanaman padi. Namun dahulu petani pernah melakukan budidaya tanaman cabai, tomat, dan bawang merah, namun karena faktor lingkungan yang kurang mendukung tumbuh kembang tanaman tersebut dan tidak stabilnya harga pasar, maka petani mulai mengalihkan lahannya sebagai lahan sawah. Selain itu, alasan petani tidak membudidayakan tanaman sayuran karena lebih banyak orang yang membutuhkan pangan yang memiliki sumber karbohidrat daripada vitamin untuk melangsungkan kehidupan dan menambah energi tubuhnya. Permintaan konsumen akan hasil produksi tanaman pangan lebih banyak daripada tanaman hortikultura.

50 Bibit yang digunakan petani beragam. Petani menggunakan bibit tanaman padi yang disesuaikan dengan musim di desa tersebut. Sebagai contoh, pada musim hujan petani menggunakan bibit padi Logawa (biasa) yang tahan genangan air dan anti patah leher dengan harga Rp 10.000/kg. Sedangkan pada musim kemarau petani menggunakan bibit padi Adirasa-64 (hibrida) yang tahan sedikit air dengan harga Rp 65.000/kg. Dan hasil produksi yang dihasilkan oleh petani adalah 8 ton/ha. Penggunaan hasil panennya pun juga berbeda yang berdasarkan asal bibit yang digunakan. Biasanya petani menggunakan sebagian hasil produksi padi dari bibit Logawa sebagai bibit selanjutnya dan sisanya dikonsumsi, sedangkan hasil produksi padi dari bibit Adirasa-64 seluruhnya digunakan sebagai komsumsi. Hal ini disebabkan karena varietas hibrida yang dilakukan penanaman terus menerus, maka kualitasnya akan semakin menurun.

Petani memperoleh tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar desa dan tenaga ahli untuk mengoperasikan alat-alat khusus pertanian, seperti traktor. Dalam satu kali musim tanam, petani memperkerjakan buruh tani sebanyak 30 orang. Tetapi buruh tani yang digunakan bapak Yunus setiap harinya hanya 2 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Namun pekerjaan masing-masing berbeda menurut jenis kelaminnya. Pekerjaan tenaga kerja laki-laki lebih berat daripada pekerjaan tenaga kerja perempuan. Tenaga kerja laki-laki mendapatkan tugas untuk memperbaiki daerah pematang dan galengan, sedangkan tenaga kerja perempuan hanya menanam dengan teknik tandur (tanam mundur) dan menyiangi. Buruh tani bekerja mulai pukul 07.00-15.00 WIB. Sistem upah yang diberlakukan dalam usahatani tersebut adalah menggunakan upah borongan yang diberikan sesuai dengan perjanjian tanpa memperhatikan lamanya waktu kerja, sehingga pekerjaan cepat selesai, tetapi kurang memperhatikan prinsip kualitas pekerjaan. Namun juga diterapkan sistem bagi hasil bagi pengatur air irigasi dengan hasil panen sebanyak satu sak senilai Rp. 400.000,- tiap musim panen.

Seperti pada umumnya, petani juga melakukan praktek-praktek budidaya tanaman padi dari pengolahan lahan hingga panen dan sampai pada pemasaran. Praktek budidaya tersebut antara lain: pengolahan tanah sawah dengan cara pembersihan, pencangkulan, pembajakan, penggaruan, perataan, dan pengairan; penanaman dengan cara tanam pindah (tapin); pemeliharaan dengan cara roguing untuk mendapatkan kualitas produksi yang tinggi, pemupukan, penyiangan, pengairan, dan pengendalian OPT; panen dan pascapanen; serta pemasaran. Dan hasil panen berupa gabah basah dijual petani dengan harga antara Rp 4.000/kg.

Yang dimaksud pengolahan lahan adalah proses membalik tanah dari lapisan bawah tanah ke permukaan tanah agar terjadi proses pertukaran aliran udara, air bisa meresap masuk, dan sinar matahari masuk kedalamnya. Pengolahan lahan ini bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang semula keras menjadi datar dan melumpur. Dengan begitu gulma akan mati dan membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi lebih baik, lapisan bawah tanah menjadi jenuh air sehingga dapat menghemat air (Zulkifli, et al., 2004). Selanjutnya tanah digenangi air kira-kira setinggi 1 cm. Bibit padi yang siap dipindahtanamkan berumur 22 hari. Jarak tanam yang digunakan pada umumnya 20-25 cm (populasi 160.000-250.000 rumpun/ha) (Badan Litbang, 2009).

Berdasarkan hasil musyawarah masyarakat desa Tunggul Wulung, bapak Yunus diberi kewenangan sebagai ketua kelompok tani “Wulung Kencana I” sejak tahun 2010

51 hingga sekarang karena kemampuannya yang lebih baik dari petani lain dalam manajemen pertanian. Sebagai ketua kelompok tani, beliau memiliki tugas sebagai pemimpin, pengatur, pengendali, pengkoordinasi, dan harus bertanggung jawab pada segala kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara bahwa petani mulai mencoba melakukan praktek budidaya pertanian organik, baik bibit maupun input lainnya berasal dari organik untuk mengantisipasi adanya perubahan kebijakan pemerintah. Hal ini disebabkan karena adanya informasi bahwa pemerintah akan mencabut subsidi kimia pertanian pada tahun 2014. Pertanian organik tersebut bertujuan untuk memproduksi hasil pertanian yang lebih berkualitas, sehat, dan berlanjut yang juga menguntungkan petani.

II. PROFIL PETANI RESPONDEN

1. Nama : Bapak Yunus

2. Umur : 60 tahun

3. Pendidikan : SMA

4. Pekerjaan Utama : Petani

5. Pekerjaan Sampingan : Peternak Ayam Petelur (Ayam Arab) 6. Jumlah Anggota Keluarga : 6 jiwa

7. Keterangan Anggota Keluarga

Tabel 1. Data Anggota Keluarga

No Nama Hub. dg. KK Umur (Tahun) Pendi dikan Pekerjaan Keterangan Utama Sampingan 1. Yunus Kepala

Keluarga 60 SMA Petani

Peternak Ayam Petelur 2.

Kalsumi

Hani Istri 57 SMA Petani -

3. Mualif Menantu 40 S1 Dosen -

4. Dian Hayati Anak Kandung 37 S1 Buruh - 5. Azahro Cucu 7 TK - - 6. Fasabik Cucu 2,5 - - -

8. Penguasaan Lahan Garapan Pertanian

52

No. Keterangan Jenis Lahan (Ha) Jumlah

Sawah Tegal/Kebun Pekarangan

1. Milik Sendiri - digarap sendiri - disewakan - dibagi-hasilkan 2 0 0 2 Jumlah (a) 2 0 0 2 2. Milik Orang lain - disewa - dibagi-hasilkan 0 0 0 0 Jumlah (b) 0 0 0 0 Jumlah (a+b) 2 0 0 2 9. Kepemilikan Ternak

Tabel 3. Data Kepemilikan Ternak

No. Jenis Ternak Jumlah

1. Sapi -

2. Kambing -

3. Ayam Petelur (Ayam Arab) 1500 ekor

4. Lainnya... -

III. USAHATANI (Kegiatan Bercocok Tanam)

1. Komoditas : Padi

2. Pola Tanam : Jajar Legowo 4:1 atau Konvensional 25 x 25 cm 3. Kegiatan Bercocok Tanam :

No. Waktu Jenis

Kegiatan Uraian

1. Pembajakan pertama

Pengolahan Lahan

Untuk menggemburkan tanah dilakukan pembajakan dengan

53 dilakukan pada awal musim tanam dan dibiarkan 2-3 hari. Pembajakan kedua yang disusul oleh pembajakan ketiga 3-5 hari menjelang tanam.

traktor. Pembuatan selokan sawah atau saluran irigasi sebagai tempat mengalirnya air sehingga

menyebar merata di sawah. Pembuatan petak pola tanam dilakukan dengan alat cetak dari kayu dan bambo untuk

memudahkan dalam penanaman dan mengatur jarak tanam bibit padi.

2.

Penanaman dilakukan pada saat musim hujan dan kemarau sekitar Oktober minggu ke-2. Setelah tanam, sawah dikeringkan 2-3 hari, selanjutnya diairi kembali sedikit demi sedikit.

Penanaman Petani menggunakan bibit padi sesuai dengan musimnya (bibit padi Logawa pada musim hujan dan padi Adirasa-64 pada musim kemarau). Hal ini disebabkan karena padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim produksi dapat meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Sedangkan produksi dapat menurun di musim hujan, walaupun air melimpah karena penyerbukan kirang intensif. Pada saat penanaman sawah digenangi dengan air agar mempermudah dalam penanaman. Penanaman inilah yang menjadi tugas buruh tani perempuan. Pola tanam yang sering digunakan petani adalah jajar legowo 4:1 dengan tujuan mengurangi kelembaban

lingkungan pertanaman, sehingga mengurangi munculnya hama-penyakit tanaman. Tandur (tanam mundur) dilakukan dengan sistem tapin (tanam pindah), satu lubang tanam berisi 3 rumpun padi. 3.

Penyulaman dilakukan paling lama 14 hari setelah tanam.

Penyulaman Penyulaman juga dilakukan oleh buruh tani perempuan.

Penyulaman harus dari bibit dengan jenis yang sama.

4.

Penyiangan dilakukan dua kali, yaitu pada saat berumur 3 dan 6 minggu.

Penyiangan Buruh tani akan menghilangkan atau mencabut gulma-gulma yang tumbuh liar di sekitar pertanaman sekaligus dengan penggemburan tanah. Selain itu, petani juga melakukan rouging untuk memilah tanaman yang tumbuh secara optimal dari tanaman pengganggu atau tanaman jenis

54 lain. 5. Sejak padi berumur 8 hari, genangan air mencapai 5 cm. Sedangkan padi yang berumur 8-45 hari digenangi air hingga kedalaman 10-20 cm. Serta pada saat padi mulai berbulir, penggenangan sudah mencapai 20-25 cm. Dan pada saat padi telah menguning, ketinggian air dikurangi sedikit demi sedikit.

Pengairan Menggunakan air irigasi dari saluran irigasi hulu. Irigasi berjalan lancar karena letak lahan di bagian hilir. Air harus bisa menggenangi sawah secara merata. Genangan air harus pada ketinggian yang telah ditentukan dan sesuai dengan fase

pertumbuhan tanaman padi. Buruh tani juga setiap hari mengontrol bangunan pematang air. Jika pematang rusak, maka segera dilakukan perbaikan pematang. Pekerjaan inilah yang dilakukan oleh buruh tani laki-laki.

6. Pupuk ZA diberikan 2 kali (3-4 minggu dan 6-8 minggu setelah tanam). Pupuk SP-36 diberikan satu hari sebelum tanam.

Pemupukan Terdapat pupuk subsidi dari pemerintah. Petani menggunakan pupuk anorganik berupa SP-36 dan ZA di awal tanam, serta Phonska sebagai pupuk tambahan. Pupuk ZA disebarkan dan diinjak agar terbenam. Pupuk SP-36 diaplikasikan dengan cara disebarkan dan dibenamkan. Selain itu, petani juga

menggunakan pupuk cair organik berupa pupuk daun.

7. Penyemprotan pestisida dilakukan 1-2 minggu sekali, tergantung dari intensitas serangan hama dan penyakit. Penyemprotan Pestisida Petani mengaplikasikan

insektisida sintetik (Decis). Petani juga mengaplikasikan racun tikus (Timex). 8. Desember minggu ke-1 Panen dan Pascapanen

Panen tidak dapat ditargetkan karena sesuai dengan kondisi lingkungan dan pengairannya. Panen umumnya dapat mencapai 8 ton/ha. Produksi dari bibit hibrida digunakan seluruhnya untuk konsumsi. Sedangkan produksi dari bibit lokal sebagian

55 digunakan sebagai benih untuk

masa tanam berikutnya. Namun petani tidak membenihkan benihnya sendiri. Pemanenan menggunakan mesin perontok dari para penyelep gabah basah petani. Hasil dari gabah basah sebagian akan dijual petani pada tengkulak dengan harga Rp 4.000/kg.

 Petani menggunakan pupuk cair organik berupa pupuk daun yang dibeli oleh petani di toko pertanian di sekitar rumah dan lahan petani.

Cara pengendalian/pemberantasan hama/penyakit yang dilakukan petani:

a. Menggunakan pestisida kimia : untuk mengendalikan populasi hama serangga, petani menggunakan insektisida dengan nama dagang Decis. Selain itu, petani juga mengaplikasikan racun tikus dengan nama dagang Timex untuk mengendalikan populasi tikus.

b. Secara mekanis : petani juga melakukan pengendalian secara mekanis dengan mengambil hama maupun tikus secara manual dengan menggunakan tangan.

IV. BIAYA, PENERIMAAN, DAN KEUNTUNGAN USAHATANI

Dalam dokumen Laporan Praktikum Survei Put (Halaman 47-55)

Dokumen terkait