• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ranah Penilaian Psikomotorik

Dalam dokumen modul ut evaluasi bab 1 (Halaman 65-71)

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

B. Taksonomi Kognitif, Afektif dan Psikomotor

3. Ranah Penilaian Psikomotorik

a. Pengertian Ranah Penilaian Psikomotor

Hasil belajar ranah psikomotor, sebagaimana dikemukakan oleh Simpson (1956), tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Karena itu, ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya menyusun alat praktikum, membaca alat ukur, mengoperasikan CRO, dan

sebagainya. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku).

Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektif dengan materi hokum Archimides misalnya, maka wujud nyata dari hasil psikomotor yang merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif afektif itu adalah; (1) peserta didik bertanya kepada guru tentang pengaruh massa zat cair terhadap gaya tekan ke atas, kaitan antara volume dengan gaya apung, dan lain-lain; (2) peseta didik mencari dan membaca buku-buku, majalah-majalah atau brosur-brosur, surat kabar dan lain-lain yang membahas penerapan hokum Archimides; (3) peserta didik dapat melakukan percobaan tentang hukum Archimides dengan benar; dan lain-lain.

b. Ciri-ciri Ranah Penilaian Psikomotor

Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain sebagainya.

Pada saat penerapannya dalam menyusun perangkat penilaian psikomotor seorang pendidik dapat mencermati beberapa kata kerja yang biasa digunakan untuk ranah psikomotor ini pada tabel 7. Sedangkan keterkaitan antara domain tingkatan asfek psikomotor dengan kegiatan pembelajaran dapat dicermati pada tabel 8.

Tabel 7. Kata kerja yang biasa digunakan menyusun penilaian ranah psikomotor

Menirukan (P1) Memanipulasi (P2) Pengalamiahan (P3) Artikulasi (P4)

Mengaktifkan Menyesuaikan Menggabungkan Melamar Mengatur Mengumpulkan Menimbang Memperkecil Membangun Mengubah Membersihkan Memposisikan Mengonstruksi Mengoreksi Mendemonstrasikan Merancang Memilah Melatih Memperbaiki Mengidentifikasikan Mengisi Menempatkan Membuat Memanipulasi Mereparasi Mencampur Mengalihkan Menggantikan Memutar Mengirim Memindahkan Mendorong Menarik Memproduksi Mencampur Mengoperasikan Mengemas Membungkus Mengalihkan Mempertajam Membentuk Memadankan Menggunakan Memulai Menyetir Menjeniskan Menempel Menseketsa Melonggarkan Menimbang

Tabel 8. Kaitan antara domain tingkatan aspek Psikomotorik dengan kegiatan pembelajaran

Tingkat Penjelasan

I. Gerakan Refleks Gerakan refleks adalah basis semua perilaku bergerak, respons terhadap stimulus tanpa sadar.

Misalnya:melompat,menunduk,berjalan,menggerakkan leher dan kepala, menggenggam, memegang

Contoh kegiatan belajar:

a) Mengembalikan awal pengukuran ke nilai 0

b) Mematikan sambungan listrik setelah percobaan

c) menampilkan ekspresi yang berbeda II Gerakan dasar

(basic fundamental movements)

Gerakan ini muncul tanpa latihan tapi dapat diperhalus melalui praktik gerakan ini terpola dan dapat ditebak

Contoh kegiatan belajar:

a) contoh gerakan tak berpindah: bergoyang, membungkuk, merentang, mendorong, menarik, memeluk, berputar

b) contoh gerakan berpindah: merangkak, maju perlahan- lahan, muluncur, berjalan, berlari, meloncat-loncat, berputar mengitari, memanjat.

c) Contoh gerakan manipulasi: menyusun balok/blok, menggunting, menggambar dengan krayon, memegang dan melepas objek, blok atau mainan.

d) Keterampilan gerak tangan dan jari-jari: memainkan bola, menggambar.

III. Gerakan Persepsi (Perceptual obilities)

Gerakan sudah lebih meningkat karena dibantu kemampuan perseptual

Contoh kegiatan belajar:

a) menangkap bola, mendrible bola

b)melompat dari satu petak ke petak lain dengan 1 kali sambil menjaga keseimbangan

c) memilih satu objek kecil dari sekelompok objek yang ukurannya bervariasi

d)membaca melihat terbangnya bola pingpong

e) melihat gerakan pendulun menggambar simbol geometri

f) menulis alphabet

g) mengulangi pola gerak tarian

h) memukul bola tenis, pingpong

i) membedakan bunyi beragam alat music

j) membedakan suara berbagai binatang

k) mengulangi ritme lagu yang pernah didengar

l) membedakan berbagai tekstur dengan meraba IV. Gerakan

Kemampuan fisik (Physical abilities)

Gerak lebih efisien, berkembang melalui kematangan dan belajar

Contoh kegiatan belajar:

a) menggerakkan otot/sekelompok otot selama waktu tertentu

b)berlari jauh

c) mengangkat beban

d)menarik-mendorong

e) melakukan push-up

g)menari

h)melakukan senam

i) melakukan gerakan pesenam, pemain biola, pemain bola V. gerakan terampil

(Skilled movements)

Dapat mengontrol berbagai tingkat gerak – terampil, tangkas, cekatan melakukan gerakan yang sulit dan rumit (kompleks) Contoh kegiatan belajar:

a) melakukan gerakan terampil berbagai cabang olahraga b) menari, berdansa

c) membuat kerajinan tangan d) menggergaji

e) mengetik f) bermain piano g) memanah h) skating

i) melakukan gerak akrobatik j) melakukan koprol yang sulit VI. Gerakan indah

dan kreatif (Non-discursive

communicatio n)

Mengkomunikasikan perasaan melalui gerakan

a) gerak estetik: gerakan-gerakan terampil yang efisien dan indah

b)gerakan kreatif: gerakan-gerakan pada tingkat tertinggi untuk mengkomunikasikan peran

Contoh kegiatan belajar:

a) kerja seni yang bermutu (membuat patung, melukis, menari baletr

b) melakukan senam tingkat tinggi

c) bermain drama (acting)

d)keterampilan olahraga tingkat tinggi

c. Contoh Pengukuran Ranah Penilaian Psikomotor

Cara menilai hasil belajar psikomotor telah dikembangkan oleh beberapa ahli pendidikan. Leighbody (1968) berpendapat bahwa penilaian hasil belajar psikomotor mencakup: (1) kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja, (2) kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan pengerjaan, (3) kecepatan mengerjakan tugas, (4) kemampuan membaca gambar dan atau simbol, (5) keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan. Sementara itu Ryan (1980) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur melalui (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.

Dari penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa dalam penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk.

Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik.

Cara melakukan penilaian psikomotorik dapat dilakukan dengan menggunakan observasi atau pengamatan. Observasi sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar atau psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik ketika praktik, kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik dalam simulasi, dan penggunaan alins ketika belajar.

Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan itu berlangsung. Pengamat terlebih dahulu harus menetapkan kisi-kisi tingkah laku apa yang hendak diobservasinya, lalu dibuat pedoman agar memudahkan dalam pengisian observasi. Pengisian hasil observasi dalam pedoman yang dibuat sebenarnya bisa diisi secara bebas dalam bentuk uraian mengenai tingkah laku yang tampak untuk diobservasi, bisa pula dalam bentuk memberi tanda cek (√) pada kolom jawaban hasil observasi.

Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur penampilan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai oleh peserta didik. Tes tersebut dapat berupa tes paper and pencil, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes unjuk kerja.

1) Tes simulasi

Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, jika tidak ada alat yang sesungguhnya yang dapat dipakai untuk memperagakan penampilan peserta didik, sehingga peserta didik dapat dinilai tentang penguasaan keterampilan dengan bantuan peralatan tiruan atau berperaga seolah-olah menggunakan suatu alat yang sebenarnya.

2) Tes unjuk kerja (work sample)

Kegiatan psikomotorik yang dilakukan melalui tes ini, dilakukan dengan sesungguhnya dan tujuannya untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai/terampil menggunakan alat tersebut. Misalnya dalam melakukan praktik pengukuran konstanta pegas.

Tes simulasi dan tes unjuk kerja, semuanya dapat diperoleh dengan observasi langsung ketika peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Lembar observasi dapat menggunakan daftar cek (check-list) ataupun skala penilaian (rating scale). Psikomotorik yang diukur dapat menggunakan alat ukur berupa skala penilaian terentang dari sangat baik, baik, kurang, kurang, dan tidak baik.

Dengan kata lain, kegiatan belajar yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotor adalah praktik di aula/lapangan dan praktikum di laboratorium. Dalam kegiatan-kegiatan praktik itu juga ada ranah kognitif dan afektifnya, namun hanya sedikit bila dibandingkan dengan ranah psikomotor. Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor menggunakan tes unjuk kerja atau lembar tugas.

Contohnya kemampuan psikomotor yang dibina dalam belajar fisika misalnya berkaitan dengan kemampuan mengukur (dengan satuan tertentu, baik satuan baku maupun tidak baku), merangkai alat-alat percobaan (hokum ohm, konstanta pegas, pembiasan cahaya,dll) atau tanpa alat. Contoh lainnya, siswa dibina kompetensinya menyangkut kemampuan mengoperasikan Multimeter. Kemampuan mengoperasikan multimeter secara psikomotor dapat dilihat dari gerak tangan siswa dalam menggunakan peralatan (saklar, sambungan kabel) saat percobaan. Secara teknis penilaian ranah psikomotor dapat dilakukan dengan pengamatan (perlu lembar pengamatan) dan tes perbuatan.

Dalam ranah psikomotorik yang diukur meliputi (1) gerak refleks, (2) gerak dasar fundamen, (3) keterampilan perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual, diskriminasi auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang terkoordinasi, (4) keterampilan fisik, (5) gerakan terampil, (6) komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan) meliputi: gerakan ekspresif, gerakan interprestatif.

Tabel 10. Lembar observasi

Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan performance siswa Nama Siswa Mengerjakan Tugas

(On-Task) Tidak Mengerjakan Tugas (Off-Task) Catatan Guru Aisyah Bayu Dst…

Tabel 11. Instrumen Asesmen Kinerja (unjuk kerja) praktikum Fisika dengan numerical Rating Scale

Nama : ………. Kelas : ……….

Petunjuk:

Berilah skor untuk setiap aspek kinerja yang sesuai dengan ketentuan berikut: (4) bila aspek tersebut dilakukan dengan benar dan cepat

(3) bila aspek tersebut dilakaukan dengan benar tapi lama (2) bila aspek tersebut dilakukan selesai tetapi salah (1) bila dilakukan tapi tidak selesai

( 0 = tidak ada usaha)

No Aspek yang dinilai Skor

4 3 2 1

1. Mengambil alat ukur yang diperlukan

2. Merangkai alat sehingga dapat digunakan

3. Mengkalibrasi alat sebelum digunakan

4. Melaksanakan praktikum sesuai prosedur

5. Mencatat data hasil percobaan

Dalam dokumen modul ut evaluasi bab 1 (Halaman 65-71)