• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANGAN HUKUM DASAR UNDANG UNDANG DASAR

Dalam dokumen Diktat Bahan Ajar PANCASILA DAN UUD 1945 (Halaman 52-56)

Hukum Dasar Undang-Undang Dasar

dibantu oleh dua orang Wakil Presiden

dibantu oleh satu orang Wakil Presiden

Presiden harus orang Indonesia asli yang beragama Islam

Presiden ialah orang Indonesia asli

Dua orang Wakil Presiden Satu orang Wakil Prsiden Selama perang, pimpinan

perang dipegang oleh Jepang dengan persetujuan Pemerintah Indonesia

Dihapus

Sumber : Ismaun (1972).

Setelah seluruh isi Undang-Undang Dasar disepakati, maka acara sidang diselingi dengan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Sesudah itu dilanjutkan dengan pembahasan Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan Undang-Undang Dasar. Seluruh isi rancangan Aturan Peralihan yang terdiri dari empat pasal dan Aturan Tambahan yang terdiri dari dua ayat disetujui. Dengan demikian sidang berhasil mengesahkan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia, yang lebih dikenal dengan nama Undang- Undang Dasar 1945. Konstitusi pertama tersebut diundangkan dalam Berita Republik Indonesia No. 7 Tahun II tanggal 15 Februari 1946.

E. Perubahan Undang-Undang Dasar

Pada masa Orde Baru, pembicaraan mengenai perubahan terhadap Undang Undang Dasar 1945 merupakan hal yang “tabu”. Orde Baru terkenal dengan jargonnya “mempertahankan Pancasila dan UUUD 1945 dan melaksanakannya secara murni dan konsekuen”. Orde Baru merupakan koreksi terhadap Orde Lama (1959-1965) yang dianggap telah menyeleweng dari UUD 1945. Penyelewengan UUD 1945 itulah yang oleh Orde Baru dianggap sebagai penyebab timbulnya berbagai krisis nasional pada saat itu. Karena tekad tersebut, maka upaya untuk merubah UUD 1945 (isi pasal- pasalnya) hampir tidak mungkin terlaksana, meskipun ada ketentuan tentang usul perubahan dengan prosedur yang sangat sulit dan melalui beberapa tahap.

Tidak bolehkah Undang Undang Dasar dirubah? Coba Anda perhatikan ketentuan pasal 37 Undang-Undang Dasar 1945 yang disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 berikut ini!

Bab XVI

PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR Pasal 37

(1) Untuk mengubah Undang-Undang Dasar sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat harus hadir.

(2) Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota yang hadir.

Ketentuan tersebut menunjukkan bahwa Undang-Undang Dasar 1945 dimungkinkan untuk diadakan perubahan. Apalagi jika diingat bahwa UUD 1945 itu sifatnya sangat singkat dan disusun dalam suasana yang tergesa-gesa. Bahkan dalam ayat (2) Aturan Tambahan Undang-Undang Dasar 1945 yang disahkan oleh PPKI itu dinyatakan “Dalam enam bulan sesudah Majelis Permusyawaratan Rakyat dibentuk, Majelis itu bersidang untuk menetapkan Undang-Undang Dasar”.

Pada tahun 1998 bergulir gerakan reformasi di Indonesia, yang bertujuan untuk melakukan penataan kembali kehidupan berbangsa dan bernegara. Gerakan reformasi itu merupakan reaksi terhadap krisis multi dimensi yang melanda kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, reformasi diarahkan pada seluruh aspek kehidupan bangsa dan negara, baik dalam aspek hukum, politik, ekonomi, sosial-budaya dan lain-lain. Berhubung dengan menyeluruhnya aspek yang perlu direformasi, maka reformasi bangsa Indonesia itu disebut reformasi total.

Salah satu sasaran reformasi adalah perubahan atau amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945, sesuai dengan tuntutan demokratisasi. Sejak bergulirnya reformasi telah empat kali dilakukan perubahan terhadap isi beberapa pasal dalam Undang-Undang Dasar 1945, yaitu pada Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. Beberapa perubahan atau amandemen terhadap isi pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar 1945 disajikan dalam tabel berikut ini!

Tabel-5: Perbandingan Naskah Undang-Undang Dasar 1945 Antara Sebelum dengan Sesudah Amandemen

Undang-Undang Dasar 1945 (Naskah Sebelum Amandemen)

Undang-Undang Dasar 1945 (Naskah Sesudah Perubahan)

Pasal 1

(1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.

(2) Kedaulatan adalah di tangan rakyat , dan dilakukan

sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Pasal 1

(1) tidak mengalami perubahan

(2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang- Undang Dasar.

(3) Negara Indonesia adalah negara hukum.

Pasal 2

(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota- anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ditambah dengan utusan- utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan, menurut aturan-aturan yang ditetapkan dengan undang-undang. (2) Majelis Permusyawaratan

Rakyat bersidang sekurang- kurangnya sekali dalam lima tahun di ibukota negara. (3) Segala putusan Majelis

Permusyawa-ratan Rakyat ditetapkan dengan suara terbanyak.

Pasal 2

(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undang- undang.

(2) tidak mengalami perubahan

(3) tidak mengalami perubahan

Pasal 3

Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan garis-garis besar dari pada haluan negara.

Pasal 3

(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan

menetapkan Undang-Undang Dasar. (2) Majelis Permusyawaratan Rakyat

melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden.

(3) Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar.

Pasal 5

(1) Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

(2) Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.

Pasal 5

(1) Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Pasal 6

(1) Presiden ialah orang Indonesia asli

(2) Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis

Permusyawaratan Rakyat dengan suara yang terbanyak.

Pasl 6

(1) Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima

kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil

Presiden.

(2) Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden diatur lebih lanjut dengan undang-undang.

Pasal 6A

(1) Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat.

(2) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum

pelaksanaan pemilihan umum. (3) Pasangan Presiden dan Wakil

Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara di setiap proviinsi yang

tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil

Presiden.

(4) Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih, dua pasangan calon yang

memperoleh suara terbanyak

pertama dan kedua dalam pemilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan yang memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai Wakil Presiden. (5) Tata cara pelaksanaan pemilihan

Presiden dan Wakil Presiden lebih lanjut diatur dengan undang-undang. Pasal 7

Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama

Pasal 7 Presiden dan Wakil Presiden

masa lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali.

tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.

Perubahan ketentuan yang menyangkut DPR disajikan pada bahasan tersendirti. Perubahan yang sangat berarti dilakukan terhadap pasal 28 UUD 1945, dengan menambahkan pasal-pasal 28A sampai dengan 28J yang mengatur tentang hak-hak asasi manusia. Penambahan ini biasanya disajikan pada pembahasan tentang hak-hak asasi manusia.

Tugas :

Bandingkan isi pasal 1 ayat (2) UUD 1945 antara sebelum dengan sesudah amandemen, menyangkut fungsi Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Diskusikan dalam kelompok Anda mengenai implikasi atau akibat lebih lanjut terhadap sistem ketatanegaraan di Indonesia, misalnya pelaksana kedaulatan, lembaga tertinggi negara, pertanggungjawaban Presiden dan lain-lain. Rumuskan kesimpulan diskusi kelompok Anda tersebut!

LATIHAN

A. Jawablah soal atau pertanyaan berikut ini dengan jawaban yang singkat

dan jelas!

1. Jelaskan perbedaan pengertian hukum dasar dengan undang-undang dasar!

2. Jelaskan akibat yang akan timbul dalam praktik ketatanegaraan jika suatu

Dalam dokumen Diktat Bahan Ajar PANCASILA DAN UUD 1945 (Halaman 52-56)

Dokumen terkait