• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. MATERI DAN METODE

2.5. Rancangan Penelitian

kebutuhan energi sehari menurut Angka Kecukupan Gizi Energi (%). Skala data adalah rasio.

• Kecukupan protein, adalah jumlah asupan protein dari makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam sehari, dihitung dari rerata hasil recall diet dibandingkan dengan kebutuhan protein sehari menurut Angka Kecukupan Gizi Protein (%).Skala data adalah rasio.

• Keseimbangan energi, adalah merupakan keseimbangan antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup.

2.4. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

• Kuesioner : untuk mengumpulkan data karakteristik responden.

• Formulir food recall 24 jam : untuk mengumpulkan data jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh responden setiap harinya selama 25 hari.

• Formulir aktivitas fisik : untuk mengumpulkan data jenis kegiatan dan jumlah waktu yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan tersebut oleh responden setiap harinya selama 30 hari.

• Formulir soal pengetahuan gizi : untuk mengumpulkan jawaban responden berdasarkan pertanyaan seputar gizi yang diberikan.

Food scale (timbangan makanan) : digunakan untuk mengukur massa makanan yang dikonsumsi oleh responden.

• Timbangan berat badan (weight scale) : digunakan untuk mengukur berat badan respoden dengan memakai baju olahraga dan tanpa alas kaki (dalam satuan kg).

• Alat ukur tinggi badan (stature meter) : digunakan untuk mengukur tinggi badan responden (dalam satuan cm).

2.5. Rancangan Penelitian

Semua data penelitian terhadap para responden dikumpulkan dengan menggunakan metode pengukuran kuantitatif. Metode pengukuran konsumsi makanan yang bersifat kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi, sehingga dapat dihitung tingkat konsumsi zat gizinya dengan menggunakan Daftar Komposisi

Bahan Makanan (DKBM), daftar Ukuran Rumah Tangga (URT) atau daftar lain yang diperlukan (Supariasa, et. al., 2001). Metode-metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode recall (tanya ulang) setiap 24 jam selama 25 hari. Metode tersebut dilakukan saat para atlet sedang di luar jam latihan maupun saat istirahat dan seusai waktu makan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data hasil pengukuran dan data hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner recall diet.

2.5.1. Metode Pengumpulan Data 2.5.1.1. Identitas responden

Data dikumpulkan melalui wawancara langsung terhadap responden yang bersangkutan atau pelatih yang menanganinya. Wawancara tersebut dilakukan dengan menggunakan kuisioner sehingga memudahkan responden untuk menjawab langsung tentang pertanyaan yang ada di kuisioner tersebut. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terpimpin, karena pernyataan sudah disiapkan yaitu berupa kuisioner, sehingga pewawancara tinggal membacakan pertanyaan kepada yang diwawancara (Notoatmodjo, 2002).

2.5.1.2. Indeks Antropometri

Data dikumpulkan melalui pengukuran langsung pada responden. Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan injak merk electronic personal scale yang berkapasitas 150 kg dengan ketelitian 0,1 kg. Sampel diukur pada posisi berdiri tegak tepat di tengah timbangan dan tanpa menggunakan alas kaki. Pembacaan angka dilakukan setelah angka penunjuk tidak bergerak. Sedangkan data tinggi badan diukur dengan menggunakan alat ukur stature meter berskala 200 cm dengan ketelitian 0,1 cm. Sampel di ukur dalam posisi tegak, muka lurus ke depan dan tanpa menggunakan tutup kepala. Besi pengukur yang vertikal diturun-naikkan hingga batang pengukur yang horizontal menyentuh tepat di atas kepala sampel. Posisi sampel membelakangi alat ukur dan pembacaan dilakukan dari salah satu sisi badan sampel. Data berat dan tinggi badan yang diperoleh digunakan untuk menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT dihitung dengan membandingkan antara berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter).

26

2.5.1.3. Aktivitas fisik

Untuk mengetahui aktivitas fisik responden dilakukan dengan mengajukan pertanyaan terbuka dalam bentuk kuesioner tentang pola kebiasaan-kebiasaan aktivitas fisik yang dilakukan oleh responden setiap harinya. Data aktivitas fisik yang dikumpulkan dihitung durasinya dan dikelompokkan berdasarkan jenis aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Pengelompokan aktivitas yang digunakan ialah klasifikasi aktivitas menurut Ainsworth, et. al., (1993), yang terbagi dalam kelompok-kelompok aktivitas yakni : aktivitas edukasi, aktivitas ibadah, aktivitas menggunakan beban, aktivitas olahraga, aktivitas personal secara umum, aktivitas rekreasi, keperluan transportasi, dan tidur. Masing-masing aktivitas tersebut dihitung energinya dengan menggunakan konversi menurut Vaz, et. al. (2005) dan FAO (2001), yang daftar konversinya tercantum pada Lampiran 4.

2.5.1.4. Jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi

Untuk mengetahui jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi, masing-masing responden diwawancarai tentang apa saja makanan yang dikonsumsi setiap harinya dalam bentuk recall diet. Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Biasanya dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara mundur ke belakang sampai 24 jam penuh. Recall ini dilakukan selama 25 hari. Dalam metode ini, responden (atlet) diminta menulis semua yang dimakan dan diminum selama 1 hari (24 jam) yang lalu disertai jumlah (berat) jumlah makanan ditulis dengan gram maupun Ukuran Rumah Tangga (URT). URT yang digunakan dalam metode recall diet memakai peralatan piring, sendok, mangkok, gelas, potong, buah, ikat, dan sebagainya (Supariasa, et al., 2001). Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam data yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu harus dikonversi dari secara teliti URT ke dalam ukuran berat (gram).

2.5.1.5. PengetahuanGizi

Pengetahuan gizi diukur dari kemampuan responden dalam menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan gizi yang disiapkan dalam kuesioner. Terdapat 10 buah pertanyaan

pilihan berganda dengan memilih jawaban yang paling benar (Correct-Answer Multiple Choice). Pertanyaan yang diberikan mencakup gizi secara umum sampai pertanyaan spesifik terkait gizi olahraga, yang antara lain meliputi : definisi, jenis, dan sumber zat gizi, manfaat zat gizi bagi tubuh, serta konsumsi yang dianjurkan. Setelah terisi, dilakukan skoring berdasarkan jawaban, bila benar nilainya 1 (satu), dan bila salah diberikan nilainya 0 (nol). Selanjutnya, hasil perhitungan tersebut dikategorikan menurut Khomsan (2000), dan diberi kode, yaitu:

1 = Baik, jika skor >8 2 = Sedang, jika skor 6 - 8 3 = Kurang, jika skor < 6

2.5.2. Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS for Windows 13.0. Tahapan pengolahan data dimulai dari editing

(memeriksa kelengkapan data), coding (pengkodean sebagai panduan entry dan pengolahan data), entry (pemasukan data ke dalam tabel), cleaning (pengecekan ulang), dan selanjutnya dilakukan analisis. Untuk analisis asupan energi dan zat gizi, data konsumsi pangan individu (recall diet) yang telah terkumpul ditabulasi dan dianalisis, dengan disajikan dalam bentuk rataan per kelompok bahan pangan yang terdistribusi menurut kelompok umur responden. Untuk menghitung total intake (asupan) energi dan zat gizi (protein, karbohidrat, dan lemak) perhari, dilakukan dengan cara mengolah data konsumsi pangan dengan dikonversikan ke dalam satuan energi (kkal), protein (g), karbohidrat (g), dan lemak (g) merujuk pada Daftar Komposisi Bahan Makanan atau DKBM . Untuk jenis makanan-makanan tertentu yang tidak ada dalam DKBM, analisis kandungan zat gizi dilakukan dengan menggunakan USDA National Nutrient Database for Standard Reference (USDA, 2011). Konversi dihitung dengan menggunakan persamaan Hardinsyah dan Briawan (1994) sebagai berikut.

Kgij = {(Bj/100) x Gij x (BDDj/100)}

Keterangan : Kgij = kandungan zat gizi-i dalam bahan makanan-j Bj = berat makanan-j yang dikonsumsi (g)

Gij = Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan-j BDDj = bagian bahan makanan-j yang dapat dimakan

28

Sementara belum adanya acuan perhitungan Angka Kecukupan Gizi yang khusus untuk atlet atau olahragawan, maka analisis kecukupan gizi responden dihitung dengan menggunakan acuan Angka Kecukupan Gizi untuk populasi umum hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 2004 (Lampiran 2). Angka kecukupan energi dan protein responden tersebut selanjutnya dibandingkan dengan AKG E dan AKG P rata-rata yang ideal untuk populasi umum dengan memperhitungkan berat badan (BB) yang dinyatakan dalam persen.

AKG Energi Individu = berat badan responden x AKG energi individu responden

berat badan standar

AKG Protein Individu = berat badan responden x AKG protein individu responden berat badan standar

Data konsumsi makanan ditampilkan dalam bentuk persentase angka kecukupan gizi (energi dan protein), yang diperoleh dari perbandingan zat gizi yang dikonsumsi dengan yang dianjurkan (AKG) dikali 100%. Jumlah porsi dari ukuran rumah tangga (URT) dikonversikan ke dalam ukuran gram untuk di analisa. Perhitungan persentase anjuran kecukupan gizi (%AKG) untuk energi dan protein menggunakan persamaan berikut.

%AKG Energi Individu = asupan energi sehari x 100% AKG energi individu

%AKG Protein Individu = asupan protein sehari x 100% AKG protein individu

Kecukupan gizi dihitung berdasarkan angka kecukupan zat gizi yang dianjurkan menurut umur dan berat badan sehat. Angka kecukupan energi dan protein diperoleh dengan menggunakan cut-off point menurut Depkes RI (1990) yang dibedakan menjadi defisit (<70%), kurang (70-80%), sedang (80-99%), dan baik (≥100%).

Selanjutnya analisis juga dilakukan untuk mengetahui total pengeluaran energi perhari, dengan menggunakan persamaan total kebutuhan energi. Informasi yang penting diketahui untuk menghitung angka total pengeluaran energi dengan cara rinci adalah umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, basal metabolic rate (BMR), specific dynamic action (SDA), dan aktivitas fisik (jenis kegiatan dan alokasi waktunya). Apabila atlet tersebut masih dalam usia pertumbuhan, maka ada tambahan kebutuhan energi sebagai faktor pertumbuhan. Data aktivitas fisik yang telah dikumpulkan

dihitung durasinya, dikelompokkan berdasarkan jenis aktivitas yang dilakukan sehari-hari, lalu dikonversikan ke dalam satuan kilokalori. Untuk mengkonversikan aktivitas ke dalam satuan energi (kilokalori), karena belum tersedia standar nilai konversi dari tingkat nasional, maka standar nilai konversi yang diambil mengacu pada nilai konversi menurut Vaz, et. al. (2005) dan FAO (2001), yang pengelompokan dan nilai konversinya dapat dilihat pada Lampiran 4.

Setelah asupan dan pengeluaran energi telah dianalisis, keseimbangan gizi kemudian dihitung berdasarkan selisih antara asupan energi dengan pengeluaran energi (dalam satuan kkal). Keseimbangan energi dicapai bila energi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan. Keadaan ini akan menghasilkan berat badan ideal atau normal. Apabila konsumsi energi melalui makanan kurang dari energi yang dikeluarkan, maka akan terjadi kekurangan energi. Akibatnya berat badan akan kurang dari berat badan seharusnya (ideal). Bila terjadi pada anak-anak akan menghambat pertumbuhan. Sebaliknya, kelebihan energi dapat terjadi bila konsumsi energi melalui makanan melebihi energi yang dikeluarkan. Kelebihan energi ini akan diubah menjadi lemak tubuh sehingga terjadi berat badan lebih atau kegemukan (Almatsier, 2002).

Selain itu, analisis data juga dilakukan untuk mengetahui perbedaan antarvariabel, yang meliputi nilai rata-rata karakteristik responden dan asupan gizi menurut jenis zat gizi serta jenis makanan yang dikonsumsi responden dengan uji F (one way Anova). Selain itu, dilakukan juga pengujian korelasi antarvariabel, yakni antara konsumsi makanan dan skor pengetahuan gizi dengan karakteristik dan pengeluaran energi harian responden dengan uji korelasi binomial (tau Kendall). Uji dinyatakan bermakna bila signifikansi <0,05.

Dokumen terkait