• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Metode Penelitan

1. Rancangan Penelitian

ini dapat membuat peserta didik menjadi ceria, senang dan aktif serta melatih mental untuk siap pada situasi apapun.

4. Wudhu

Wudhu artinya mengalirkan atau mengenakan air untuk anggota badan yang ditentukan dimulai dengan niat (Bakri, 2006:14). Wudhu adalah cara bersuci dari keadaan berhadast (untuk hadast kecil) (Khalil,2006:6).

Jadi wudhu adalah cara bersuci dengan cara mengalirkan air untuk anggota badan yang ditentukan yang dimulai dengan niat untuk hadast kecil.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dilaksanakan dalam siklus yang berulang yang didalamnya terdapat empat tahap utama kegiatan yaitu, perencanaan tindakan(planning), pelaksanaan tindakan(action), pengamatan(observation), dan refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). (Arikunto, Suharsimi.Suhardjono dan Supardi, 2006:104).

11

Gambar 1.1 Model/Bagan Siklus PTK

Bagan siklus penelitian tindakan (Arikunto. Suharsimi,2010:137). 2. Subjek Penelitian

Subjek yang dikenai penelitian yaitu peserta didik kelas II SD Negeri Gogodalem 01 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 16 orang peserta didik yang terdiri dari 11 putri dan 5 putra.

3. Langkah Langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini meliputi beberapa siklus yang dimulai dari siklus I sampai siklus akhir. Pada setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tahap kegiatan dan pelaksanaan, tahap pengumpulan data, observasi, dan refleksi.

Penelitian tindakan kelas dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan, yakni perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Berdasarkan siklus pertama, guru akan mengetahui letak keberhasilan dan kegagalan atau hambatan yang dijumpai pada siklus

12

pertama. Oleh karena itu, pendidik merumuskan kembali rancangan tindakan untuk siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua ini berupa kegiatan sebagaimana yang dilakukan pada siklus pertama, tapi sudah dilakukan perbaikan atau tambahan berdasarkan hambatan atau kegagalan yang dijumpai pada siklus pertama.

a. Siklus I

1) Perencanaan Tindakan

a) Merencanakan materi pembelajaran Berwudhu dengan menerapkan metode pembelajaran Talking Stick.

b) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). c) Menyusun lembar pengamatan akativitas peserta didik

dalam kegiatan pembelajaran.

d) Menyiapkan tes dengan materi tentang wudhu. 2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yaitu menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario Talking Stick , adapun kegiatannya: a) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya

pembelajaran dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara singkat dan jelas.

b) Guru menyajikan materi pembelajaran.

c) Guru melaksanakan tindakan yang tertera dalam RPP menggunakan metode Talking Stick.

13

e) Guru memberikan tes pada peserta didik untuk dapat diketahui keberhasilan pembelajaran pada pertemuan siklus I. 3) Pengamatan

Pengamatan terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung untuk mengetahui aktivitas belajar peserta didik dengan metode Talking Stick, serta mengetahui kendala yang dihadapi dalam menerapkan pembelajaran yang sedang berlangsung.

4) Refleksi

Data-data yang diperoleh dari observasi dikumpulkan, dianalisis oleh peneliti dengan mitra penelitian sebagai dasar untuk membuat perencanaan pembelajaran siklus II.

b. Siklus II

Setelah melakukan evaluasi tindakan I, maka peneliti melakukan tindakan II. Pada siklus II ini merupakan perbaikan siklus I yang didasarkan atas hasil refleksi siklus I.

Adapun pelaksanaannya yaitu: 1) Perencanaan

a) Mengidentifikasi masalah/hambatan yang muncul ketika pembelajaran berlangsung pada siklus I.

14

c) Peneliti menyiapkan lembar pengamatan yang meliputi lembar pengamatan aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

d) Menyiapkan format evaluasi yang berupa tes yang diberikan pada akhir siklus.

2) Pelaksanaan

a) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara singkat dan jelas.

b) Guru menyampaikan materi pembelajaran.

c) Guru melaksanakan tindakan yang tertera dalam RPP menggunakan metode Talking Stick .

d) Guru memotivasi peserta didik untuk mengerjakan tugas.

e) Guru memberikan tes pada peserta didik untuk dapat diketahui keberhasilan pembelajaran pada pertemuan siklus II.

3) Pengamatan

Pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam pembelajaran, apakah ada peningkatan dari siklus sebelumnya.

15 4) Refleksi

Semua data dari observasi tindakan dikumpulkan dan dianalisis. Setelah akhir dari siklus yang terakhir diharapkan metode pembelajaran Talking Stick ini dapat meningkatkan prestasi belajar pada peserta didik dalam pembelajaran berwudhu.

c. Siklus III

Setelah melakukan evaluasi tindakan II, maka peneliti melakukan tindakan III. Pada siklus III ini merupakan perbaikan siklus II yang didasarkan atas hasil refleksi siklus II.

Adapun pelaksanaannya yaitu: 1) Perencanaan

a) Mengidentifikasi masalah/hambatan yang muncul ketika pembelajaran berlangsung pada siklus II.

b) Menyusun perencanaan pembelajaran.

c) Peneliti menyiapkan lembar pengamatan yang meliputi lembar pengamatan aktivitas peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

d) Menyiapkan format evaluasi yang berupa tes yang diberikan pada akhir siklus.

16 1) Pelaksanaan

a) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara singkat dan jelas.

b) Guru menyampaikan materi pembelajaran.

c) Guru melaksanakan tindakan yang tertera dalam RPP menggunakan metode Talking Stick .

d) Guru memotivasi peserta didik untuk mengerjakan tugas.

e) Guru memberikan tes pada peserta didik untuk dapat diketahui keberhasilan pembelajaran pada pertemuan siklus III.

2) Pengamatan

Pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam pembelajaran, apakah ada peningkatan dari siklus sebelumnya.

3) Refleksi

Semua data dari observasi tindakan dikumpulkan dan dianalisis. Setelah akhir dari siklus yang terakhir diharapkan metode pembelajaran Talking Stick ini dapat meningkatkan prestasi belajar pada peserta didik dalam pembelajaran berwudhu.

17 4. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Silabus, Materi, Soal Tes, Lembar Observasi Peserta Didik, Lembar Observasi Guru dan lain sebagainya.

5. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode observasi, dimana observasi tersebut merupakan salah satu metode untuk memperoleh data yang dimaksud. Disamping itu, pengumpulan data juga diperoleh dari dokumentasi.

a. Metode observasi

Metode observasi atau pengamatan dapat diartikan sebagai cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terlerhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

Dalam penelitian ini , peneliti langsung terjun ke lokasi penelitian untuk mengadakan pengamatan dan guna mendapatkan data yang diperlukan. Metode observasi ini untuk mengumpulkan data antara lain :

1) Mengamati lokasi penelitian untuk memperoleh gambaran umum lokasi penelitian.

2) Mengamati aktivitas peserta didik pada siklus awal sampai siklus akhir yang meliputi minat, perhatian, partisipasi.

18 b. Metode Dokumentasi

Meode dokumentasi adalah pendekatan untuk mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan , surat kabar, majalah, buku buku, transkrip, notulen rapat, agenda dan sebagainya. (Arikunto, 2010:274) .

Peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk mengetahui data terkait dengan sejarah berdirinya SD Negeri Gogodalem 01 Kec. Bringin, Kab. Semarang, jumlah guru, absensi kelas untuk mengetahui data peserta didik kelas II, serta data yang terkait lainya.

6. Analisis Data

Data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan dianalisis ini untuk memastikan bahwa dengan penerapan metode Talking Stick dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas II di SD Negeri Gogodalem 01 Kec. Bringin, Kab. Semarang.

Data yang dikumpulkan dari hasil observasi berupa angka, untuk mengetahui apakah ada peningkatan prestasi belajar peserta didik seperti yang diharapkan dilakukan dengan cara menghitung prosentase kemudian dideskripsikan.

Dalam penelitian ini, penulis menganalisis dengan cara sebagai berikut:

a. Membandingkan Pencapaian Nilai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

19

b. Pencapaian pemahaman materi dalam berwudhu yang benar. c. Pencapaian Kriteria Ketuntasan Klasikal .

Menurut Depdikbud (Trianto, 2009:241) setiap siswa akan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban siswa lebih dari 65% dan satu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat lebih dari 85% siswa yang telah tuntas belajarnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dari prestasi balajar siswa, yaitu apabila peserta didik telah mencapai kritera ketuntasan klasikal 85% dari jumlah seluruh pesrta didik dengan nilai KKM 70. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar peserta didik, peneliti menggunakan statistik deskriptif dengan mencari prosentase dari hasil belajar peserta didik, sebagaimana dirumuskan:

(Aqib.dkk, 2009:40)

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan skripsi untuk mempermudah jalan pikiran memahami secara keseluruhan isi skripsi. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh, sistematika pembahasan skripsi ini dibagi dalam lima bab :

20 BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang Latar belakang masalah, rumusan masalah, Tujuan penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Kegunaan penelitian, Definisi oprasional, Metode penelitian, Sistematika penulisan.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan diuraikan pembahasan tentang pengertian Prestasi Belajar, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, tipe prestasi belajar. Selanjutnya Pendidikan Agama Islam membahas mengenai materi berwudhu, Membahas metode Talking Stick meliputi pengertian Talking Stick, langkah serta kelebihan dan kekurangan metode Talking Stick. BAB III: PELAKSANAAN PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan pembahasan yang berisi tentang gambaran umum SD Negeri Gogodalem 01 Kec. Bringin, Kab. Semarang. Memaparkan deskripsi pelaksanaan siklus awal, hingga siklus terakhir. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang analisis deskripsi per siklus, dan pembahasan tiap siklus.

BAB V : PENUTUP

21 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang terjadi melalui latihan atau pengalaman sebagai hasil interaksi dengan lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan prestasi belajar adalah sebagai hasil apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar (Tohirin, 2005:151).

Prestasi belajar juga dapat diartikan hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan (Seno, 2005:650).

Secara sederhana prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar ini diukur melalui tes. Tes ini bukan hanya untuk mengukur kemampuan individual melainkan juga untuk mengevaluasi keefektifan suatu progam pembelajaran. Dari skor tersebut dapat diperoleh informasi keterampilan yang telah diperoleh peserta didik. Dengan demikian, prestasi belajar memiliki fungsi untuk mengukur capaian kompetensi tertentu.

Hasil belajar peserta didik harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian standar kompetensi yang telah ditetapkan secara nasional. Penilaian pencapaian kompetensi peserta didik harus dilakukan secara

22

komprehensif selama proses pembelajaran berlangsung antara lain melalui ujian atau ulangan harian, mingguan, bulanan atau akhir semesteran.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai peserta didik setelah melakukan aktivitas belajar.

2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar peserta didik banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari diri sendiri atau internal maupun dari luar dirinya atau eksternal (Baharuddin danWahyuni,Nur. 2008:19).

a. Faktor Internal

1) Fisiologis dan Psikologis

Yang dimaksud faktor psikologis yaitu, kondisi jasmani dan keadaan fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatar belakangi aktifitas belajar. Keadaan jasmani yang kurang sehat sangat mempengaruhi aktifitas belajar. Untuk menjaga agar jasmani sehat, nutrisi harus cukup. Selain itu kondisi organ khusus peserta didik seperti tingkat kesehatan indra pendengaran, penglihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan dalam menyerap informasi dan pengetahuan dalam proses belajar.

Dalam perspektif Islam makanan yang harus dikonsumsi adalah makanan yang halal dan baik (halalan

23

toyyiban). Apabila terbiasa maka makanan yang haram, maka akan mengalir darah yang tidak baik pula yang manyababkan cara berfikir menjadi kurang baik, sulit berkonsentrasi (selalu merasa gelisah) (Tohirin, 2005:127).

2) Minat

Seseorang yang tidak berminat mempelajari sesuatu tidak akan berhasil dengan baik, tetapi kalau seseorang memiliki minat terhadap objek masalah, maka dapat diharapkan hasilnya akan baik. Permasalahannya adalah bagaimana seorang pendidik harus selektif dan menentukan atau memilih masalah atau materi pelajaran yang menarik bagi peserta didik, misalnya menggunakan media yang menarik. Oleh karena itu, pendidik perlu mengenali karakteristik peserta didik, misal latar belakang sosial ekonomi, keyakinan, kemampuan, dan lain lain.

3) Kecerdasan

Kecerdasan memegang peranan penting dalam menentukan berhasil tidaknya seseorang.

4) Bakat

Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu dilihat dan dikembangkan agar dapat terwujud. Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya akan memperbesar kemungkinan untuk berhasil.

24 5) Motivasi

Motivasi merupakan dorongan yang kuat pada diri anak untuk melakukan suatu tindakan. Besar kecilnya motivasi banyak dipengaruhi oleh kebutuhan peserta didik yang ingin dipenuhi.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar peserta didik, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.

1) Faktor yang Berasal dari OrangTua

Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah sebagai cara mendidik orang tua terhadap anaknya.

Prinsip pendidikan dalam Al Qur‟an sangat manusiawi, karena

peran orang tua bisa sebagai taladan, pendamping, ataupun pendorong bagi proses pendidikan anaknya. Dalam pendidikan

menurut Al Qur‟an ini berarti orang tua melakukan kebiasaan

yang positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga selalu memperhatikan anak selama belajar baik secara langsung maupun tidak langsung, dan memberikan arahan manakala akan melakukan tindakan yang kurang tertib dalam belajar.

2) Faktor yang Berasal dari Sekolah

Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari kualitas guru, mata pelajaran yang ditempuh, hubungan antara

25

anggota sekolah, kurikulum yang dipakai, kondisi gedung, fasilitas sekolah, suasana lingkungan sekolah dan media yang diterapkan, dan sebagainya.

3) Faktor yang Berasal dari Masyarakat

Anak sebagai makhluk sosial tidak lepas dari interaksi dengan orang lain beserta lingkungannya. Lingkungan yang turut mempengaruhi belajar antara lain, teman pergaulannya, adat/kebiasaan masyarakat, kondisi tempat tinggalnya, serta tata tertib yang berlaku di masyarakat (Sriyanti,Lilik.2003:7). Lingkungan masyarakat memberikan pengaruh yang sangat besar kepada anak.

4) Faktor yang berasal dari ruang lingkup Belajar

Proses pembelajaran merupakan sistem artinya setiap komponen saling berkaitan, terjadi hubungan interaktif yang saling mempengaruhi. Komponen dalam proses pembelajaran tersebut adalah:

a. Guru

Guru disebut juga seorang pendidik. Secara umum pendidik adalah orang yang bertanggung jawab untuk mendidik. Sedangkan secara khusus, perspektif Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi

26

afektif, kognitif, maupun psikomotorik dengan nilai nilai ajaran agama Islam (Nizar,Rasyidin. 2005:41).

Armai Arief (2002:72-73) berpendapat bahwa pendidik adalah orang dewasa yang bertaggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam perkembangan jasmani dan rohani agar mencapai kedewasaannya nanti mampu melaksanakan tugasnya sebagai mahkluk Allah, khalifah dimuka bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai mahkluk individu yang sanggup berdiri sendiri. Sedangkan tugas seorang pendidik adalah: 1) Membimbing, mengenal, mencari terhadap kebutuhan

dan kesanggupan peserta didik.

2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, dimana pembelajaran dapat berlangsung dengan baik sehingga mencapai hasil yang memuaskan.

3) Memiliki pengetahuan agama dan pengetahuan yang diperlukan untuk diamalkan dan diyakini.

Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Pertanggung jawaban hasil pembelajaran terletak ditangan guru. Sebagai seorang pendidik, guru harus menyiapkan lingkungan belajar yang merangsang dan menantang peserta didik dalam pembelajaran. Maka dari itu dalam

27

proses pembelajaran guru perlu menggunakan metode yang berfariasi, mempunyai kemampuan menerapkan strategi, serta bisa memahami kondisi kejiwaan peserta didik dan perkembangannya. Guru hendaknya mampu mengkomunikasikan materi dan menyampaikan informasi dengan menggunakan berbagai cara, agar peserta didik dapat menyerap dan memahami apa yang disampaikan oleh guru.

b. Peserta didik

Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang yang bertindak sebagai pelaku, pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan (Muslich,2007:196). Sedangkan Lilik Sriyanti (2003:14) mengatakan bahwa peserta didik merupakan subyek didik atau sentral aktivitas pendidikan yang pupil center atau children center, karena proses pembelajaran yang berlangsung harus mampu memenuhi kebutuhan peserta didik, selaras dengan perkembangannya serta memperhatikan perbedaan karakteristik masing masing. Peserta didik yang satu dengan yang lain tentu berbeda. Perbedaan itu dalam tingkat kecerdasan, minat, motivasi, serta perbedaan dalam latar belakang keluarga, dan lingkungan sosialnya. Guru harus mengkaji kelebihan

28

dan kekurangan menggunakan suatu metode tertentu bagi perkembangan jiwa peserta didik. Bukan saja karena peserta didik itu berkembang, melainkan juga karena metode harus dapat berfungsi sebagai sarana untuk mengembangkan sikap inovatif pada diri peserta didik.

c. Materi

Materi pelajaran merupakan bahan yang akan diajarkan pada peserta didik. Materi pelajaran meliputi semua hal atau topik yang diajarkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Materi harus diusahakan dengan modifikasi tertentu agar sesuai dengan tingkat pemahaman peserta didik. Penguasaan pelajaran merupakan suatu keberhasilan dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

d. Tujuan

Tujuan merupakan penentu arah dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Setiap aktivitas dan komponen pengajaran harus mengacu pada tujuan yang dirumuskan, baik materi, metode, alat bantu lain yang terlibat. Semua aktifitas pembelajaran harus sejalan dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan atau harus mendukung tercapainya tujuan.

29 e. Metode

Metode merupakan cara, tehnik yang digunakan guru dalam menyampaikan pelajaran. Metode bisa menyangkut pendekatan atau strategi yang digunakan untuk menyampaikan materi yang mendukung tujuan pembelajaran. Dalam pemilihan suatu metode harus

mempertimbangkan kemampuan guru dalam

melaksanakannya, kondisi peserta didik, keadaan lingkungan tempat pembelajaran, serta kesesuaiannya dengan tujuan dan materi pembelajaran.

f. Media

Alat bantu mengajar pada dasarnya bertujuan untuk mempermudah pemahaman peserta didik terhadap materi, serta membangkitkan gairah belajar, disamping itu juga untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran yang dirumuskan.

g. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan proses pembelajaran berjalan. Apa hambatannya dan apa kelemahannya. Dari hasil evaluasi ini guru bisa mengadakan perbaikan guna peningkatan pada pertemuan berikutnya. Alat yang digunakan untuk evaluasi bisa berupa tes dan non tes.(lilik,2003:15-18).

30 3. Tipe Prestasi Belajar

Tohirin (2005:151) menyatakan bahwa dalam sistem pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, rumusan tujuan pendidikan Nasional menggunakan klasifikasi tujuan dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni :

a. Ranah Kognitif (pengetahuan). b. Ranah Afektif (sikap).

c. Ranah psikomotoris (keterampilan).

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah proses membimbing dan membina fitrah peserta didik secara maksimal dan bermuara pada terciptanya pribadi peserta didik sebagai muslim yang sempurna (Nizar,Rasyidin. 2005:38).

Majid,Abdul. (2012:13) mengatakan Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Jadi pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dalam proses membimbing dan membina fitrah peserta didik yang dilakukan oleh pendidik dalam mempersiapkan peserta didik secara maksimal untuk

31

meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pendidikan Agama Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan di Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam Bab II pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sedangkan yang dimaksud Pendidikan Agama, yaitu seperti yang dijelaskan dalam UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 pasal 30 BAB IV Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai nilai ajaran agamanya dan menjadi ahli ilmu agama.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu secara keseluruhannya terliput dalam lingkup Al-Qur‟an dan Al-Hadis, keimanan, akhlak, fiqih/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup Agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah Swt, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (Hablun minallah wa hablun minannas).

32

Oleh karena itu, memahami Pendidikan Agama Islam, baik makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak (Majid,2012:18). 2. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi: a. Pengembangan

Sekolah berfungsi untuk menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

b. Penanaman Nilai

Sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

c. Penyesuaian Mental

Untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

d. Perbaikan

Untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

33 e. Pencegahan

Untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

f. Pengajaran

Sebagai ilmu pengetahuan keagamaan, sistem dan fungsionalnya.

g. Penyaluran

Untuk menyalurkan anak yang memiliki bakat khusus

Dokumen terkait